Anda di halaman 1dari 20

DESAIN PENELITIAN DAN VARIABEL PENELITIAN

Makalah Diajukan Pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian

DOSEN PENGAMPU: ZULTONI LUBIS, M. Pd

KELOMPOK 7:

1. Aidila Rani ( 0502202079 )


2. Dita Saharani ( 0502202081 )
3. Khairul Hasanah ( 0502202091 )
4. Muhammad Arief Pramusty ( 0502202114 )

KELAS AKS 5B
AKUNTANSI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
‫هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحي ِْم‬
ِ ‫ــــــــــــــــــم‬
ِ ْ‫ِبس‬

Alhamdulillah. Segala Puji hanya milik Allah subhanahuwata’ala. Dia-lah yang


telah menganugerahkan Al-Qur’an sebagai hudan li-annas (petunjuk bagi seluruh
manusia) dan rahmat li al-‘alamin (rahmat bagi segenap alam). Dia-lah Maha
Mengetahui makna dan maksud kandungan Al-Qur’an. Shalawat dan salam semoga
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW utusan dan manusia pilihan-Nya.
Atas pertolongan dan hidayah-Nya, tulisan ini dapat kami selesaikan. Tulisan ini
sengaja disusun sebagai bahan diskusi pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian yang
membahas tentang “Desain Penelitian dan Variabel Penelitian”.
Penulis berharap agar para pembaca dapat memberi kritik dan masukan yang positif serta
saran-sarannya untuk kesempurnaan tulisan ini. Merupakan suatu harapan pula, semoga tulisan
ini tercatat sebagai amal shaleh serta bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 19 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Identifikasi Masalah............................................................................................1

C. Batasan Masalah.................................................................................................2

D. Rumusan Masalah...............................................................................................2

E. Tujuan Masalah...................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................4

1. Pengertian Desain Penelitian .............................................................................4

2. Desain Penelitian yang Tepat .............................................................................4

3. Tipe-Tipe Desain Penelitian...............................................................................5

4. Konsep Desain Penelitian ..................................................................................8

5. Fungsi Desain Penelitian.....................................................................................9

6. Pengertian Variabel Penelitian............................................................................10

7. Klasifikasi Variabel Penelitian...........................................................................11

8. Pendefinisian Variabel Secara Operasional........................................................13

BAB III PENUTUP.....................................................................................................16

1. Kesimpulan.........................................................................................................16

2. Saran...................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Setelah seseorang menemukan hak yang hendak diteliti, merumuskan masalah


dan menyusun pernyataan dugaan, asumsi  perkiraan yang merupakan jawaban
sementara, hal yang selanjutnya dilakukan oleh peneliti tersebut adalah menentukan
desain penelitiannya. Desain penelitian erat hubungannya dengan proses penelitian
karena merupakan tuntunan bagi seorang peneliti agar bisa mendapatkan jawaban-
jawaban yang telah dimunculkan. Tidak hanya menjadi tuntunan bagi para peneliti,
desain penelitian juga mempermudah peneliti untuk menggunakan suatu metode dalam
mencari jawaban. Pada bagian desain penelitian terdapat tuntunan bagi peneliti mengenai
apa yang harus dicari untuk menyempurnakan komponen penelitian, maupun apa yang
seharusnya dikerjakan dan apa pula yang seharusnya tidak dikerjakan.
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Selain itu kriteria atau syarat suatu variabel yang baik
dalam pengembangannya harus dipahami dan dimengerti dengan baik sehingga menjadi
dasar identifikasi dan pengembangan variabel-variabel penelitian. Oleh karena itu, kami
akan membahas tentang desain penelitian dan variabel penelitian tersebut dalam makalah
ini.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi permasalahan dalam makalah ini, antara lain:

1 Perlunya desain penelitian untuk mempermudah peneliti dalam menentukan


metode mencari jawaban dalam sebuah penelitian
2 Variabel penelitian yang diperlukan peneliti dalam menelaah dan menemukan
informasi dari suatu hal yang akan diteliti

1
3 Berbagai macam tipe-tipe desain penelitian yang memiliki perbedaan keuntungan
maupun kelebihan dari setiap tipenya yang dapat digunakan dalam melakukan
sebuah penelitian

C. Batasan Masalah

1 Pada makalah ini, kami membahas tentang pengertian desain penelitian secara
umum dan seperti apa yang dikatakan desain penelitian yang tepat dalam
membuat sebuah penelitian dengan syarat-syarat yang sudah tertera dalam
makalah.
2 Didalam makalah dijelaskan macam-macam tipe suatu desain penelitian dari
desain penelitian tindakan sampai desain sequential, yang berisikan defenisi,
tujuan, dan juga perbedaan antara tipe desain penelitian yang satu dengan yang
lainnya.
3 Terdapat didalam makalah pengertian variable penelitian secara variable maupun
secara operasional, dan terdapat berbagai klasifikasi variable penelitian, yang
didalamnya juga memmiliki berbagai macam bentuk variable penelitian yang
dapat dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam membuat suatu penelitian.

D. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian desain penelitian ?


2. Apa saja desain penelitian yang tepat ?
3. Apa saja tipe-tipe desain penelitian ?
4. Bagaimana konsep desain penelitian ?
5. Apa fungsi desain penelitian ?
6. Apa pengertian variabel penelitian ?
7. Apa saja klasifikasi variabel penelitian ?
8. Bagaimana pendefinisian variabel secara operasional ?

2
E. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian desain penelitian.


2. Untuk mengetahui desain penelitian yang tepat.
3. Untuk mengetahui tipe-tipe desain penelitian.
4. Untuk mengetahui konsep desain penelitian.
5. Untuk mengetahui fungsi desain penelitian.
6. Untuk mengetahui pengertian variabel penelitian.
7. Untuk mengetahui klasifikasi variabel penelitian.
8. Untuk mengetahui pendefinisian variabel secara operasional.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Desain Penelitian


Desain penelitian pada hakikatnya merupakan suatu strategi untuk mencapai
tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun
peneliti pada seluruh proses penelitian.1
Menurut Sarwono desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang
menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, tanpa desain yang benar seorang peneliti
tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak
mempunyai pedoman arah yang jelas.2
Secara luas, desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam konteks ini komponen desain dapat
mencakup semua struktur penelitian yang diawali sejak ditemukannya ide sampai
diperoleh hasil penelitian.3
Dalam arti sempit, desain penelitian merupakan penggambaran secara jelas
tentang hubungan antara variabel, pengumpulan data, dan analisis data, sehingga dengan
desain yang baik peneliti maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran
tentang bagaimana keterkaitan antar variabel, bagaimana mengikutinya, dst.

2. Desain Penelitian yang Tepat


Kualitas penelitian dan ketepatan penelitian antara lain ditentukan oleh desain
penelitian yang dipakai. Oleh karena itu desain yang dipergunakan dalam penelitian harus
desain yang tepat. Suatu desain penelitian dapat dikatakan berkualitas atau memiliki
ketepatan jika memenuhi dua syarat yaitu :4

1
Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi,
Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan (Jakarta: Salemba Medika), h. 81.
2
Sarwono, S.W, 2006. Psikologi Remaja (Jakarta: Raja Grafindo Persada).
3
Sukardi, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya (Jakarta: Bumi Aksara), h.
183.
4
Machfoedz.I, 2007, Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, dan Kebidanan
(Yogyakarta: Fitramaya), h. 101-102.

4
a. Dapat dipakai untuk menguji hipotesis (khusus untuk penelitian kuantitatif
analitik)
b. Dapat mengendalikan atau mengontrol variabel.

3. Tipe-Tipe Desain Penelitian


Ada beberapa tipe desain penelitian yang umum dilakukan dalam penelitian.
Berikut penjelasan singkat mengenai tipe-tipe desain penelitian tersebut:
a. Desain Penelitian Tindakan (Action Research Design)
Esensi desain penelitian ini adalah tindakan mengikuti siklus sehingga
titik fokus adalah tindakan intervensi yang dilakukan selama waktu dalam
berbagai bentuk. Strategi intervensi baru dilakukan dan proses siklus berulang
sampai masalah terpecahkan. Protokol ini berulang-ulang atau siklus di alam
untuk mendorong pemahaman yang lebih dalam situasi tertentu dimulai dengan
konseptualisasi dan partikularisasi masalah dan bergerak melalui beberapa
intervensi dan evaluasi.
b. Desain Studi Kasus (Case Study Design)
Studi kasus merupakan penelitian mendalam tentang masalah penelitian
tertentu, bukan survei statistik atau pertanyaan komparatif. Tujuan desain ini
untuk mempersempit bidang yang sangat luas ke dalam satu atau beberapa hal
yang spesifik.
c. Desain Kausal (Causal Design)
Studi kausalitas dianggap sebagai pemahaman fenomena bersyarat dalam
bentuk, "Jika X, maka Y". Tujuan penelitian ini untuk mengukur dampak
perubahan tertentu terhadap norma-norma dan asumsi yang ada.
d. Desain Cohort (Cohort Design)
Sering digunakan dalam ilmu medis, tetapi juga ditemukan dalam ilmu
sosial terapan. Studi kohort mengacu pada penelitian yang dilakukan selama
periode waktu yang melibatkan anggota populasi atau sampel yang dipersatukan
oleh beberapa kesamaan atau kemiripan.

5
e. Desain Cross-Sectional (Cross-Sectional Design)
Desain cross-sectional memiliki tiga ciri khas yaitu ada dimensi waktu,
ada perbedaan, dan kelompok dipilih berdasarkan perbedaan. Desain cross-
sectional hanya mengukur perbedaan di antara berbagai orang, subyek atau
fenomena, bukan proses perubahan.
f. Desain Deskriptif (Descriptive Design)
Desain deskriptif menjawab atas pertanyaan-pertanyaan tentang siapa,
apa, kapan, di mana dan bagaimana keterkaitan dengan penelitian tertentu.
Penelitian deskriptif digunakan untuk memperoleh informasi mengenai status
fenomena variabel atau kondisi situasi.
g. Desain Eksperimental (Experimental Design)
Sebuah blue-print prosedur yang memungkinkan peneliti untuk
mempertahankan kontrol atas semua faktor. Dalam melakukan hal ini peneliti
menentukan atau memprediksi apa yang mungkin terjadi. Penelitian
eksperimental sering menggunakan prioritas waktu untuk konsistensi kausal dan
besaran korelasi. Desain eksperimen klasik menentukan kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
h. Desain Eksplorasi (Exploratory Design)
Desain eksplorasi dilakukan ketika tidak ada atau sedikit kajian penelitian
atas suatu masalah. Fokusnya adalah mendapatkan wawasan lebih ketika masalah
penelitian berada dalam tahap awal penyelidikan. Desain eksplorasi sering
digunakan untuk membangun pemahaman tentang cara terbaik untuk mempelajari
masalah atau metodologi yang paling cocok untuk mengumpulkan informasi
tentang masalah ini.
i. Desain Sejarah (Historical Design)
Tujuan desain ini adalah mengumpulkan, memverifikasi dan mensintesis
bukti dari masa lalu untuk membangun fakta sehingga menerima atau menolak
sebuah hipotesis. Sumber-sumber sekunder dan berbagai bukti dokumenter primer
yang otentik seperti buku harian, catatan resmi, laporan, arsip dan informasi non-
tekstual informasi (peta, gambar, audio dan rekaman visual).

6
j. Desain Longitudinal (Longitudinal Design)
Studi longitudinal mengikuti sampel yang sama dari waktu ke waktu
dalam jangka panjang dan membuat pengamatan berulang. Pengukuran diambil
berkali-kali pada setiap variabel dalam periode waktu yang berbeda.
k. Desain Meta-Analisis (Meta-Analysis Design)
Meta-analisis adalah metodologi analisis yang dirancang secara sistematis
untuk mengevaluasi dan merangkum hasil-hasil penelitian oleh para peneliti lain
sehingga meningkatkan ukuran sampel secara keseluruhan.
l. Desain Observasional (Observational Design)
Menarik kesimpulan dengan membandingkan subyek terhadap kelompok
kontrol dimana peneliti tidak memiliki kontrol atas percobaan. Ada dua jenis
umum desain ini yaitu pengamatan langsung dan pengamatan tersembunyi.
Keuntungan studi observasional memungkinkan wawasan yang berguna dalam
memahami fenomena dan menghindari kendala etis dan praktis dalam sebuah
proyek penelitian besar dan rumit.
m. Desain Filosofis (Philosophical Design)
Dipahami sebagai pendekatan luas untuk memeriksa masalah penelitian
dari desain metodologi, analisis filosofis dan argumentasi keras terhadap asumsi
yang mendasari. Pendekatan ini menggunakan alat-alat argumentasi yang berasal
dari tradisi filsafat, konsep, model dan teori kritis, misalnya, relevansi logika dan
bukti dalam perdebatan akademis untuk menganalisis argumen tentang isu-isu
fundamental.
n. Desain Sequential (Sequential Design)
Penelitian sequential dilakukan dengan sengaja pendekatan serial di mana
satu tahap akan selesai diikuti oleh tahap lainnya dan sebagainya. Setiap tahap
dibangun dari tahap sebelumnya sampai data cukup selama selang waktu untuk
menguji hipotesis.5

5
Dr. Drs. Ismail Nurdin, M.Si, dkk., Metodologi Penelitian Sosial (Surabaya: Media Sahabat Cendekia
Pondok, 2019), h. 36-38.

7
4. Konsep Desain Penelitian
Karena paradigma, proses, metode, dan tujuannya berbeda dengan metode
penelitian yang lain, desain penelitian Studi Kasus berbeda dengan desain penelitian
kuantitatif, tetapi kurang lebih sama dengan desain penelitian kualitatif pada umumnya.
Tidak ada pola baku tentang format desain penelitian Studi Kasus, sebab;
1) Instrumen utama penelitian adalah peneliti sendiri, sehingga masing-masing orang
bisa memiliki model desain sendiri sesuai seleranya.
2) Proses penelitian Studi Kasus berlangsung secara siklus, sebagaimana penelitian-
penelitian kualitatif pada umumnya.
3) Metode penelitian Studi Kasus berangkat dari kasus atau fenomena tertentu yang
dianggap akan memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Berkaitan dengan tipologi penelitian Studi Khusus, Yin mengajukan lima


komponen penting untuk penyusunan desain penelitian Studi Kasus, yaitu:

1) Pertanyaanpertanyaan penelitian
2) Proposisi penelitian (jika diperlukan), Proposisi ini diperlukan untuk memberi
isyarat kepada peneliti mengenai sesuatu yang harus diteliti dalam lingkup
studinya.
3) Unit analisis penelitian.
4) Logika yang mengaitkan data dengan proposisi.
5) Kriteria untuk menginterpretasi temuan. Komponen 1-3 membantu peneliti dalam
mengumpulkan data. Sedangkan komponen 4-5 membantu peneliti dalam
langkah-langkah analisis data.

Didalam konsep penelitian terdapat konsep unit analisis, setiap metode dan jenis
penelitian memiliki tingkat analisis berbeda-beda, mulai tingkat yang sangat kecil
(mikro), yaitu individu hingga tingkat yang luas (makro), seperti masyarakat luas, bahkan
negara. Unit analisis sangat terkait dengan lingkup dan strategi bagaimana data diperoleh.
Karena itu, betapa pentingnya bagi peneliti untuk memahami konsep unit analisis.
Konsep dasar dalam desain penelitian yaitu, tanpa memberikan perlakuan /intervensi

8
kepada subyek yang diteliti, dan tidak bisa digunakan untuk membuktikan hubungan
sebab akibat karena lemahnya validitas internal.6
Drucker memberi contoh menarik bagaimana ia menggambarkan unit analisis
dalam penelitiannya. Drucker menulis tentang perubahan-perubahan mendasar dalam
ekonomi dunia. Unit analisisnya bisa berupa ekonomi negara, industri di pasar dunia,
kebijakan ekonomi, atau perdagangan atau aliran modal antar dua negara. Masing-masing
unit analisis memerlukan desain penelitian dan strategi pengumpulan data yang agak
berbeda.7

5. Fungsi Desain Penelitian


a. Mengembangkan rencana operasional dalam melakukan berbagai langkah
penelitian
Rencana operasional penelitian merupakan jawaban yang menyeluruh dan
terperinci atas langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian guna
mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian. Rencana ini membantu peneliti
dan pembaca untuk mengetahui tentang proses pengambilan sampel, teknik
pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi.
b. Memastikan validitas, reliabilitas, dan keaslian dalam setiap langkah
penelitian
Fungsi penting lainnya dari desain penelitian adalah untuk memastikan
validitas, reliabilitas, akurasi dan keaslian penelitian dengan menggunakan alat
penelitian yang efektif. Peneliti menyusun bagian desain rencana penelitian yang
menurutnya bisa diterapkan, sehingga peneliti harus mendiskusikannya secara
menyeluruh dengan pembimbing penelitiannya atau ahli di bidangnya.8
c. Menguji Hipotesis Penelitian
Dalam hal ini, desain penelitian lebih mengarah pada teknik analisis
statistik yang tepat untuk menguji hipotesis sekaligus menjawab masalah yang

6
H Kuntoro, Konsep Desain Penelitian (Surabaya: 2014, Universitas Airlangga), h. 4
7
Mudjia Rahardjo, Desain Penelitian Studi Kasus (Malang: 2017, UIN Malang), h. 2-4
8
Rina Hayati, Pengertian Desain Penelitian, Jenis, Tujuan, Fungsi, dan Cara Membuatnya (2022,
Penelitian Ilmiah), h. 3

9
dibahas dalam penelitian tersebut. Tidak hanya itu saja, desain penelitian juga
berfungsi untuk penentuan dalam pengambilan kesimpulan.
d. Mengontrol VS (Variabel Sekunder)
Desain penelitian nantinya akan mengarahkan tentang bagaimana cara
meminimalisir variabel-variabel di luar variabel sekunder.
e. Sebagai Pegangan Bagi Peneliti
Dalam hal ini, desain penelitian dapat memberikan pegangan atau
pedoman yang lebih jelas terutama kepada peneliti ketika tengah melakukan
sebuah penelitian. Ibarat membangun rumah, kita tentu memerlukan desain yang
memuat bagaimana bentuk, ukuran, bahan, lama pelaksanaan, hingga biaya yang
akan diperlukan. Nah, ketika hendak melakukan sebuah penelitian juga harus
dipersiapkan sedemikian rupa.
f. Untuk Menentukan Batas-Batas Penelitian
Desain penelitian juga dapat berfungsi untuk menentukan batas-batas
penelitian yang berkaitan erat dengan tujuan. Apabila tujuan tidak dirumuskan
secara jelas, maka penelitian juga seakan-akan tidak ada ujung pangkalnya. Nah,
dengan perumusan tujuan yang jelas maka penyusunan desain penelitian juga
akan lebih mudah karena peneliti dapat memusatkan perhatiannya ke arah tujuan
yang lebih efektif.
g. Sebagai Gambaran Akan Kesulitan yang Mungkin Dihadapi
Desain penelitian juga dapat berfungsi untuk memberikan gambaran akan
kesulitan apa yang mungkin dihadapi oleh peneliti. Nah, melalui desain penelitian
ini nantinya peneliti dapat memikirkan cara-cara mengatasi pada kesulitan atau
masalah yang sekiranya akan dihadapi.9

6. Pengertian Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek,
organisasi, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya10.

9
Hamdani, Mohammad Ir, Desain Penelitian (Jakarta: Institut Sains dan Teknologi Nasional), h. 5
10
Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: PT Alfabet), h. 68.

10
7. Klasifikasi Variabel Penelitian
Variabel dapat diklasifikasikan berdasarkan skala pengukurannya, konteks
hubungannya, dan dapat tidaknya variabel dimanipulas.
a. Berdasarkan skala pengukuranya
1) Variabel nominal
Variabel nominal merupakan variabel dengan skala paling
sederhana karena fungsinya hanya untuk membedakan atau memberi label
suatu subjek atau kategori. Contoh variabel nominal: jenis kelamin (laki-
laki dan perempuan).
2) Variabel ordinal
Variabel ordinal adalah variabel yang dibedakan menjadi beberapa
secara bertingkat, contoh status sosial ekonomi: rendah, sedang, tinggi.
3) Variabel interval
Variabel interval adalah variabel yang selain dimaksudkan untuk
membedakan, mempunyai tingkatan, juga mempunyai jarak yang pasti
atau satu kategori dengan kategori lainnya, contoh prestasi belajar : 5, 6, 7,
8, dst.
4) Variabel rasio
Variabel rasio merupakan variabel selain berisfat membedakan,
mempunyai tingkatan yang jaraknya pasti, dan setiap nilai kategori diukur
dari titik yang sama, contoh : berat badan, tinggi badan, dst.
b. Berdasarkan konteks hubungannya
Variabel dalam suatu penelitian jumlahnya bisa lebih dari satu. Variabel-
variabel tersebut saling berhubungan dan jika ditinjau dari konteks ini variabel
dibedakan menjadi:
1) Variabel bebas atau independent variables
Variabel bebas adalah variabel yang nilainya mempengaruhi
variabel lainnya, yaitu variable terikat.
2) Variabel terikat atau dependent variabel

11
Variabel terikat merupakan variabel yang nilainya tergantung dari
nilai vaiabel lainnya.
3) Variabel moderator atau variable intervening
Variabel moderator merupakan variable yang juga mem-pengaruhi
variabel terikat, namun dalam penelitian pengaruhnya tidak diutamakan.
4) Variabel perancu (confuding variable)
Variabel perancu merupakan variabel yang berhubungan variabel
bebas dan variabel terikat, tetapi bukan variable antara.
5) Variabel kendali
Variabel kendali merupakan variabel yang juga mem-pengaruhi
variabel terikat, tetapi dalam penelitian keber-adaannya dijadikan netral.
6) Variabel rambang
Variabel rambang merupakan variabel yang juga ikut
mempengaruhi variabel terikat namun pengaruhnya tidak begitu berarti,
sehingga keberadaan variabel ini dalam penelitian diabaikan.
c. Berdasarkan dapat tidaknya variabel dimanipulasi
Ada variabel di mana peneliti dapat melakukan intervensi dan ada pula
variable di mana peneliti tidak dapat melakukan intervensi. Atas dasar tinjauan
ini, variabel dibedakan menjadi:
1) Variabel dinamis
adalah variabel yang dapat dimanipulasi atau diintervensi oleh
peneliti, contoh : metoda mengajar, teknik pelatihan, strategi pembiasaan,
dst.
2) Variabel statis
merupakan variabel yang tidak dapat diintervensi atau
dimanipulasi oleh peneliti, contoh: jenis kelamin, umur, status
perkawinan, dst11.

11
Ahmad amin dalimunte, M.Hum., Ph.D, 2020, Research Methodology (UINSU), h. 40-42.

12
8. Pendefinisian Variabel Secara Operasional
Operasional variabel penelitian menjelaskan tentang jenis variabel serta gambaran
dari variabel yang diteliti berupa nama variabel, sub variabel, indikator variabel, ukuran
variabel dan skala pengukuran yang digunakan peneliti. Definisi operasional adalah
mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati yang
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat
terhadap suatu objek atau fenomena.
Mendefinisikan variabel secara operasional adalah menggambarkan atau
mendeskripsikan variabel penelitian sedemikian rupa, sehingga variabel tersebut bersifat
spesifik (tidak beinterpretasi ganda) dan terukur (observ ble atau measurable). Definisi
operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian.
Sedangkan cara pengukuran adalah cara di mana variabel dapat diukur dan ditentukan
karakteristiknya.
Definisi Operasional mencakup penjelasan tentang :
a. Nama variabel
b. Definisi variabel berdasarkan konsep/maksud penelitian
c. Hasil ukur / Kategori
d. Skala pengukuran
Operasionalisasi variabel dibuat untuk memudahkan pengumpulan data dan
menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel. Variabel
yang dimasukkan dalam operasioanal adalah variabel kunci/ penting yang dapat diukur
secara operasional dan dapat dipertanggung jawabkan (referensi harus jelas).
Dengan definisi operasional maka dapat ditentukan cara yang dipakai untuk
mengukur variabel, tidak terdapat arti dan istilah-istilah ganda yang akan menimbulkan
tafsiran yang berbeda. Definisi operasional hendaknya memuat batasan tentang:
a. Variabel bebas dan variabel terikat
b. Istilah yang dipakai untuk menghubungkan variabel-variabel

Batasan atau arti suatu variabel dilakukan dengan merinci hal-hal yang harus
dikerjakan. Definisi operasional variabel merupakan pedoman bagi peneliti untuk

13
mengukur atau memanipulasi variabel tersebut. Definisi operasional variabel harus
spesifik (tidak berinterpretasi ganda) dan terukur (measurable dan observable).
Operasionalisasi variabel merupakan proses mengubah definisi nominal menjadi
definisi operasional. Contoh: Definisi Nominal Disiplin adalah "tingkat kepatuhan
seseorang kepada aturan-aturan yang dikeluarkan oleh organisasi."

Definisi operasionalnya antara lain:

a. Masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 14.00


b. Setiap tanggal 17 mengikuti apel
c. Tidak merokok di tempat yang ada larangan merokok
d. Meminta ijin kepada yang berwenang jika meninggalkan kantor pada saat jam kerja,
dan lain sebagainya.

Definisi operasional tidak boleh mempunyai makna yang berbeda dengan definisi
nominal. Oleh karena itu, sebelum menyusun defenisi operasional, peneliti harus
membuat definisi nominal terlebih dahulu variabel penelitiannya. Definisi nominal dari
variabel penelitian seharusnya secara eksplisit telah dinyatakan dalam kerangka
pemikiran. Definisi nominal dapat diangkat dari berbagai pendapat para ahli yang
memang banyak membicarakan, menulis tentang variabel yang ditelitinya.
Misalkan Variabelnya adalah "Kepemimpinan Kepala Desa", maka peneliti harus
mempelajari konsep "kepemimpinan Kepala Desa". Apa itu kepemimpinan?. Peneliti
tidak bisa hanya mengutip satu atau dua pendapat saja. Makin banyak pendapat para ahli
yang dikutip, makin besar kemungkinan kebenaran makna definisi nominal variabel
penelitiannya.
Langkah awal yang bisa diambil guna menyusun definisi nominal variabel
penelitian adalah melihat kamus umum. Kalau variabel tersebut berasal dari kata asing,
misalnya dari bahasa Inggris, maka kamus bahasa Inggris yang dipakai. Baru setelah itu
mencari dari bukubuku khusus yang membahas konsep atau variabel penelitiannya. Jika
buku yang dibacanya cukup tebal sehingga sulit menemukan kata yang dicarinya,

14
manfaatkan indeks yang ada di buku tersebut. Melalui indeks, peneliti dapat dengan
mudah menemukan nomor halaman di mana kata yang dimaksudkan dibahas.12

BAB III
12
Dr. Drs. Ismail Nurdin, M.Si, dkk., Metodologi Penelitian Sosial (Surabaya: Media Sahabat Cendekia
Pondok, 2019), h. 122-124.

15
PENUTUP
1. Kesimpulan
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian untuk mengarahkan kerja
penelitian agar lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Hasil penelitian bersifat terbuka
dan tidak membatasi variabel. Pengelompokan dapat dilihat dari sudut pandang
perumusan masalah, metode pengumpulan data, pengendalian variabel-variabel, oleh
peneliti, tujuan, dan lingkungan studi. Sumber potensial kesalahan dalam penelitian
adalah kesalahan dalam perencanaan, pengumpulan data, melakukan analisis dan
pelaporan.
Variabel penelitian adalah atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut hubungan antara satu variabel dengan
variabel yang lain maka macam macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan
menjadi: variabel independen, variabel dependen, variabel moderator, variabel
intervening, variabel kontrol.

2. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami menyarankan kepada para pembaca
bahwasanya segala sesuatu yang hendak dijadikan acuan di teliti terlebih dahulu untuk
kebaikan bersama, karena kami mengakui mungkin terdapat salah dan khilaf dalam
pembuatan makalah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad amin dalimunte, M.Hum., Ph.D, 2020, Research Methodology (UINSU), h. 40-42.

Dr. Drs. Ismail Nurdin, M.Si, dkk., Metodologi Penelitian Sosial (Surabaya: Media Sahabat
Cendekia Pondok, 2019), h. 36-38.

Dr. Drs. Ismail Nurdin, M.Si, dkk., Metodologi Penelitian Sosial (Surabaya: Media Sahabat
Cendekia Pondok, 2019), h. 122-124.

H Kuntoro, Konsep Desain Penelitian (Surabaya: 2014, Universitas Airlangga), h. 4

Hamdani, Mohammad Ir, Desain Penelitian (Jakarta: Institut Sains dan Teknologi Nasional), h.
5

Machfoedz.I, 2007, Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, dan Kebidanan


(Yogyakarta: Fitramaya), h. 101-102.

Mudjia Rahardjo, Desain Penelitian Studi Kasus (Malang: 2017, UIN Malang), h. 2-4

Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman
Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan (Jakarta: Salemba Medika), h. 81.

Rina Hayati, Pengertian Desain Penelitian, Jenis, Tujuan, Fungsi, dan Cara Membuatnya (2022,
Penelitian Ilmiah), h. 3

Sarwono, S.W, 2006. Psikologi Remaja (Jakarta: Raja Grafindo Persada).

Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: PT Alfabet), h.
68.

Sukardi, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya (Jakarta: Bumi
Aksara), h. 183.

17

Anda mungkin juga menyukai