Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN & STATISTIK

DESAIN PENELITIAN

DISUSUN OLEH

1. CICI AGUSTINA (PO713241211006)


2. MUH. AJRUN ALFI SYAHR (PO713241211022)
3. REZKY NURAULIA (PO713241211038)
4. VONNI ASTUTI BATAN BULAWAN (PO713241211046)

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


PRODI D.III FISIOTERAPI
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang berkat limpahan
karunia kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penyususnan makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah “ Metodologi Penelitian dan Statistika“.
Dalam proses penyusunan tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai
pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di
dalam penyusunan makalah inin, baik dari segi tanda baca,tanda Bahasa maupun isi. Sehingga
kami secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.
Demikian apa yang kami dapat sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat umumnya, dan untuk kami khususnya.

Makassar, 19 September 2023

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................1
C. TUJUAN.........................................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
A. DEFINISI DESAIN PENELITIAN.................................................................................................2
B. MANFAAT, TUJUAN DAN CIRI DESAIN PENELITIAN............................................................3
C. JENIS-JENIS DESAIN PENELITIAN MENURUT PARA AHLI..................................................4
D. PERSYARATAN DESAIN PENELITIAN......................................................................................8
BAB III......................................................................................................................................................11
PENUTUP.................................................................................................................................................11
A. KESIMPULAN.............................................................................................................................11
B. SARAN.........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setelah seseorang menemukan hak yang hendak diteliti, merumuskan masalah
dan menyusun pernyataan dugaan, asumsi perkiraan yang merupakan jawaban sementara,
hal yang selanjutnya dilakukan oleh peneliti tersebut adalah menentukan desain
penelitiannya. Desain penelitian erat hubungannya dengan proses penelitian karena
merupakan tuntunan bagi seorang peneliti agar bisa mendapatkan jawaban-jawaban yang
telah dimunculkan. Tidak hanya menjadi tuntunan bagi para peneliti, desain penelitian
juga mempermudah peneliti untuk menggunakan suatu metode dalam mencari jawaban.
Pada bagian desain penelitian terdapat tuntunan bagi peneliti mengenai apa yang harus
dicari untuk menyempurnakan komponen penelitian, maupun apa yang seharusnya
dikerjakan dan apa pula yang seharusnya tidak dikerjakan. Pada makalah ini akan
dijelaskan lebih lanjut mengenai desain penelitian. Seperti upa definisi dari desain
penelitian, manfaat serta tujuan dari desain penelitian, macam-macam desain penelitian
yang dikemukakan oleh beberapa ahli, serta bagaimana membuat desain penelitian yang
baik.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang diatas, kami menarik rumusan masalah untuk makalah
ini sebagai berikut:
1. Apakah definisi dari desain penelitian?
2. Apakah manfaat, tujuan dan ciri dari desain penelitian?
3. Apa saja jenis-jenis desain penelitian menurut para ahli?
4. Apa saja persyaratan desain penelitian?

C. TUJUAN
Dari uraian rumusan masalah diatas, dapat ditarik tujuan makalah yang ingin kami
capai sebagai berikut:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan desain penelitian.
2. Mengetahui apa saja manfaar, tujuan serta ciri dari desain penelitian.
3. Mengetahui apa saja jenis-jenis desain penelitian yang dikemukakan para ahli.
4. Mengetahui apa saja syarat desain penelitian

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian adalah strategi yang dipilih oleh peneliti untuk


mengintegrasikan secara menyeluruh komponen riset dengan cara logis dan sistematis
untuk membahas dan menganalisi apa yang menjadi fokus penelitian. Deskripsi
pengertian integrasi yaitu seluruh komponen riset yang artinya desain riset merupakan
bentuk komprehensif dari rencana penelitian. Komprehensif ini tentu saja mencakup
semuanya, yaitu semua komponen riset yang diperlukan, dari pertanyaan penelitian,
jenis data, metode, sampai analisi yang hendak dilakukan.

Desain penelitian yang sering dugunakan baik riset kualitatif maupun kuantitatif
meliputi desain penelitian eksperimental, survey atau cross-sectional, longitudinal,
studi kasus, dan komparatif. Kita bisa menerapkan desain riset mana yang paling
sesuai diterapkan dalam riset kualitatif dan kuantitatif yang kita gunakan.

Desain penelitian merupakan cetak biru bagi pengumpulan, pengukuran, dan


penganalisaan data. Desain tersebut meliputi variabel-variabel kerja dan bagaimana
variabel tersebut dapat diukur, memilih sampel, mengumpulkan data yang digunakan
untuk uji hipotesis, dan analisis data atau hasilnya. Desain ini membentu ilmuwan
dalam mengalokasi sumber daya yang terbatas dengan mengemukakan pilihan-pilihan
penting (Thyer, 1993). Desain penelitian merupakan rencana dan struktur
penyelidikan yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan penelitian. Desain ini merupakan program menyeluruh dari penelitian.
Dalam rencana tersebut tercakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari
membuat hipotesis dan implikasinya sacara operasional sampai kepada analisis akhir
data. Suatu desain penelitian menyatakan baik struktur masalah penelitian maupun
rencana penyelidikan yang akan dipakai untuk memperoleh bukti empiris mengenai
hubungan dalam masalah (Keringler, 1986).

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian


merupakan sebuah rencana prosedural yang menjadi panduan peneliti untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti secara valid, obyektif, akurat dan
ekonomis. Dengan kata lain desain penelitian sangat diperlukan oleh peneliti untuk
mengarahkan kerja penelitian agar lebih efektif, efisien dan tepat sasaran.

Berikut beberapa pengertian desain penelitian:


1. Silaen (2018)
Menurut Silaen, desain penelitian adalah desain mengenai keseluruhan proses
yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

2
2. Umar (2007)
Menurut para ahli, desain penelitian dapat diartikan sebagai suatu rencana
kerja yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antara variabel secara
komprehensif agar hasil risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan riset. Rencana tersebut mencakup hal-hal yang akan dilakukan
preset, mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional
sampai analisis akhir

3. Nachmias dan Nachmias (1976)


Menurut Nachmias dan Nachmias, desain penelitian merupakan suatu rencana
yang membimbing peneliti dalam proses pengumpulan, analisis, dan
interpretasi observasi. Maksudnya, suatu model pembuktian logis yang
memungkinkan peneliti untuk mengambil inferensi mengenai hubungan
kausal antar variabel di dalam suatu penelitian.

B. MANFAAT, TUJUAN DAN CIRI DESAIN PENELITIAN

1. manfaat desain penelitian


a. Terkait dengan identifikasi dan/atau pengembangan prosedur dan pengaturan
logistik yang diperlukan dalam kerja penelitian.
b. Menekan pada pentingnya kualitas prosedur-prosedur tersebut dalam
kaitannya dengan validitas, obyektivitas, dan keakutan kerja penelitian.

2. Tujuan desain penelitian


a. Studi kasual yang bertujuan menjelaskan hubungan sebab-akibat (menjawab
pertanyaan apakah dan mengapa) atau berusaha untuk menjelaskan hubungan-
hubungan antara variable.
b. Studi korelasional yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara
variable yang diteliti (menjawab pertanyaan sejauh mana pengaruh).
c. Studi deskriptif yang bertujuan untuk mencari tahu tentang siapa, apa, dimana,
bilamana, dan berapa banyak.

3. Ciri-ciri desain penelitian


Desain penelitian tidak pernah dilihat sebagai ilmiah atau tidak ilmiah, tetapi
dilihat dari segi baik atau tidaknya saja. Karena desain juga mencakup rencana studi,
maka didalamnya selalu ada trade off antara kontrol ataupun tanpa kontrol, antara
subyektivitas atau obyektivitas. Desain tergantung dari derajat akurasi yang
diinginkan, level pembuktian dari tingkat perkembangan dari bidang ilmu yang
bersangkutan.

3
Desain yang tepat sekali tidak pernah ada. Hipotesis dirumuskan bisa dalam
bentuk alternatif, karena itu desain juga, dapat berbentuk alternatif-alternatif. Desain
yang dipilih biasanya merupakan kompromi, yang banyak ditentukan oleh
pertimbangan-pertimbangan praktis.
 Jenis-jenis Desain Menurut Para Ahli
Dalam penelitian ilmu sosial terdapat banyak jenis desain penelitian. Sedangkan
dalam ilmu eksakta terutama yang menggunakan metode ekperimen, lazimnya suatu
desain penelitian bersifat sangat spesifik bergantung pada bidang dan konsentrasi
peneliti. Seringkali desain penelitian yang digunakan oleh peneliti bidang eksakta
merupakan suatu langkah atau tahapan eksperimental yang sekali lagi sangat spesifik
bagi tiap-tiap bidang keahlian, schingga jarang atau mungkin tidak pernah ditemui
ada jenis atau sebutan khusus desain penelitian pada penelitian bidang eksakta,
meskipun sebenarnya ketika seorang peneliti bidang eksakta melakukan pekerjaan
dilaboraturium, peneliti tersebut juga sedang mengaplikasikan suatu jenis desain
penelitian.
Dalam penelitian bidang sosial yang lazimnya melibatkan penelitian terhadap
populasi atau masyarakat, Kumar (2005) menyebutkan terdapat berbagai desain
penelitian yang digolongkan berdasar tiga macam perspektif, yaitu berdasarkan :
1. Jumlah kontak dengan populasi studi
2. Periode waktu rujukan studi
3. cara penyelidikan

C. JENIS-JENIS DESAIN PENELITIAN MENURUT PARA AHLI

a. Desain Penelitian Cross-sectional


Studi cross-sectional yang juga dikenal sebagai studi one-shot atau studi kasus,
adalah desain yang paling banyak dimanfaatkan dalam penelitian sosial. Desain ini
sangat sesuai dengan studi atau penelitian yang bertujuan untuk menemukan suatu
kejadian pada suatu fenomena, situasi, masalah, prilaku, atau isu melalui pengambilan
cross-section (contoh yang representatif mewakili keseluruhan) dari suatu populasi.
Desain ini sangat berguna dalam memperoleh gambaran menyeluruh pada waktu saat
melakukan studi atau penelitian.

Desain cross-sectional sangatsederhana. Seseorang cukup menetapkan apa yang


hedak ditemukan jawabannya, identifikasi populasi, memilih sample dan memulai
kontak dengan para responden untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Semua
tahapan itu dilakukan hanya pada saat titik waktu tertentu saja.
Kelemahan desain cross-sectional adalah tidak mempunyai kemampuan dalam
menjelaskan kemungkinan adanya perubahan kondisi atau hubungan dari populasi
4
yang diselidiki dalam periode waktu yang berbeda. Kelemahan yang lainnya adalah
desain ini tidak mampu untuk menjelaskan proses yang terjadi dalam obyek/variable
yang diselidiki serta hubungan korelasinya. Desain cross-sectional mampu
menjelaskan hubungan antara dua variabel, namun tidak mampu menunjukan arah
hubungan kausal diantara kedua variabel tersebut (Shklovski, et al, 2004). Selain itu
desain ini juga tidak bisa mengukur atau menjelaskan adanya perubahan. Untuk
mengukur dan menjelaskannya, diperlukan paling tidak dua titk waktu, terhadap
populasi yang sama.
b. Desain Penelitian Sebelum dan Sesudah
Desain sebelum dan sesudah atau juga dikenal sebagai pre-test/post-test design
dapat digambarkan sebagai pengumpulan data dari dua set penelitian cross sectional
terhadap populasi yang sama untuk menemukan jawaban atau suatu perubahan dalam
fenomena atau variabel diantara dua titik waktu tersebut. Perubahan ditentukan atau
diukur dengan membandingkan perbedaan pada fenomena atau variabel sebelum dan
sesudah perlakuan intervensi.
Kelebihan dari desain ini dapat mengukur perubahan situasi, fenomena, isu,
prilaku dan permasalahan yang terjadi di suatu kelompok masyarakat pada dua titik
waktu yang berbeda, lazimnya pada sebelum dan sesudah diberlakukannya suatu
perlakuan. Desain ini seringkali digunakan dalam penelitian terkait dengan pengaruh
atau efektifitas suatu program di masyarakat. Kelemahan desain ini dapat terjadi
bergantung pada kondisi pengamatan atau penyelidikan, populasi, dan metode
pengumpulan data. Kumar (2005) menyebutkan beberapa kelemahan metode ini
antara lain:
1) Karena ada dua set data yang harus dikumpulkan, maka ada dua kontak dengan
populasi. Hal ini menyebabkan dana penelitian membengkak dan membutuhkan
waktu yang lebih lama.
2) Dalam beberapa kasus dapat terjadi kemungkinan adanya perubahan populasi
sebelum dan sesudah perlakuan. Misalnya dengan alasan tertentu ada anggota
populasi yang telah mengikuti pre-test terpaksa harus emnarik diri dari eksperimen
3) Dalam beberapa kasus dijumpai suatu keadan bahwa populasi yang mengikuti pre-
test berusia muda. Jika penelitian memerlukan waktu yang lama, maka populasi bisa
menjadi lebih matang atau dewasa. Hal ini dikenal sebagai efek kedewasaan atau
kematangan (mature effect)
4) Kadang-kadang instrumen yang digunakan peneliti juga mengedukasi responden,
sehingga responden akan memberikan perhatian lebih saat post-test. Hal ini disebut
efek reactif (reactive effect)
5) Kadang responden yang pada saat pre-test memberikan respon yang sangat negatif
terhadap pertanyaan kuisoner, karena beberapa alasan merubah menjadi cenderung
positif ketika post- test. Bila ini terjadi akan memberikan pengaruh terhadap hasil
penelitian dan hal ini disebut sebagai sebagai efek regresi (regression effect).

5
c. Desain Penelitian longitudinal
Desain sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan untuk menentukan tingkat
perubahan dalam fenomena, situasi, masalah, perilaku dan sebagainya, namun tidak
mampu menjelaskan pola perubahan yang terjadi. Untuk menentukan pola perubahan
terkait dengan waktu, dapat digunakan desain longitudinal.
Dalam studi longitudinal, studi populasi dilakukan secara berulang atau berkala
dalam interval waktu tertentu, biasanya dalam jangka waktu yang diaplikasikan
bervariasi bergantung pada informasi yang dibutuhkan dalam penelitian itu sendiri.
Desain longitudinal juga memiliki kelemahan, bahkan dalam beberapa kasus
derajatnya bisa lebih tinggi. Selain itu juga ada kelemahan tambahan yaitu adanya
kemungkinan terjadi efek pengkondisian. Efek tersebut menggambarkan situasi
ketika responden yang sama dikontak atau disurvei berulang kali, sehingga responden
mulai mengetahui apa yang diharapkan dari jawaban mereka, dan pada akhirnya
responden merespon pertanyaan tanpa berpikir dan berpotensi memberikan jawaban
yang selalu sama.
Kelebihan dari desain longitudinal adalah memungkinkan peneliti menentukan
pola perubahan dan memperolch informasi faktual secara berkesinambungan
sehingga lebih aktual. Metode longitudinal juga lebih andal dalam mencari jawaban
tentang dinamika perubahan dan berpotensi menyediakan informasi yang lebih
lengkap, bergantung pada oprasional teori dan metodologi penelitiannya.

d. Berdasarkan Periode Waktu Rujukan


1. Desain Penelitian Retrospektif
Studi retrospektif mengamati atau menyelidiki suatu fenomena, situasi
masalah atau isu yang telah terjadi pada masa lamapu. Lazimnya jenis studi ini
mengamati data yang tersedia pada masa lamapu atau didasarkan pada responden
yang diminta untuk merespon terhadap pertanyaan yang dirancang untuk
menggali kejadian, fenomena, situasi pada masa lampau. Penelitian yang banyak
menggunakan desain ini lazimnya adalah penelitian yang terkait dengan sejarah
atau yang terkait dengan sosiologi.

2. Desain Penelitian Prospektif


Studi prospektif merujuk pada kejadian suatu fenomena, situasi, masalah,
prilaku atau dampak pada masa akan datang. Penelitian eksperimen biasanya
digolongkan kedalam studi prospektif karena peneliti harus menunggu suatu
intervensi atau perlakuan memberi dampak atau oengaruh terhadap suatu
populasi.
3. Desain Penelitian Retrospektif-prospektif

6
Studi retrospektif-prospektif fokus pada kajian pola yang terjadi pada
suatu fenomena pada masa lampau dan mengamati atau mempelajarinya untuk
masa depan. Suatu penelitian dikatagorikan sebagai desain ini ketika seseorang
menentukan dampak suatu intervensi atau perlakuan tanpa adanya sebuah grup
kontrol. Dengan pengertian ini, hampir semua studi sebelum-dan-sesudah, jika
dijalankan tanpa adanya kontrol, yaitu ketika baselinenya dibangun dari populasi
yang sama dengan sebelum ada perlakuan atau intervensi, dapat dikategorikan
sebagai studi retrospektif-prospektif.

e. Berdasarkan Karakteristik Penyelidikan


Berdasarkan kategori ini, desain penelitian dapat digolongkan menjadi tiga
jenis, yaitu:
(1) penelitian ekperimental,
(2) penelitian non-ekperimental,
(3) penelitian quasi atau semi-ekperimental.

Jika suatu hubungan dipelajari dengan cara mencari sebab untuk


mengetahui atau menemukan efek, akibat dan dampaknya, penelitian tersebut
dikenal sebagai penelitian eksperimen. Sedangkan jika studi menggunakan cara
memulai dari efek, pengaruh atau dampak untuk menelusuri penyebabnya, maka
studi tersebut dikenal sebagai penelitian non-eksperimental.

Pada studi ekperimental, variabel bebas dapat diobservasi, dikontrol atau


bahkan dimanipulasi oleh peneliti untuk mengetahui dampaknya. Sedangkan pada
kategori non-eksperimental, hal pada studi ekperimental tidak dapat dilakukan
mengingat bahwa dampaknya telah terjadi. Sebagai gantinya, peneliti dapat
menghubungkan dampak pada penyebab secara retrospektif. Penelitian semi-
ekperimental memiliki karakteristik baik eksperimental maupun non-
eksperimental, sebagian studi dapat dilakukan secara non-eksperimental dan
sebagian lain dapat dilakukan secara eksperimental.
Penelitian eksperimental masih terbagi lagi menjadi banyak jenis desain
studi, antara lain:
1. Desain penelitian sesudah-saja
Dalam jenis studi ini, peneliti mengetahui bahwa populasi sedang dan
telah mendapatkan intervensi dan peneliti hanya melakukan studi terhadap
dampaknya pada populasi. Kelemahan utama dari desain ini adalah bahwa dua set
data yang diperoleh sebenarnya sangat tidak dapat diperbandingkan, mengingat
data awal bukanlah data yang tepat untuk diperbandingkan.
2. Desain penelitian sebelum dan sesudah
3. Desain penelitian grup-kontrol

7
Peneliti memilih dua grup populasi, yaitu grup eksperimen dan grup
kontrol. Kedua grup dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai kondisi yang
semirip mungkin dan sebanding. Satu hal yang berbeda adalah adanya intervensi
disalah satu grup, yaitu grup eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan
observasi "sesudah" terhadap kedua grup. Setiap hasil yang menunjukan adanya
perbedaan dari kedua grup dianggap sebagai akibat dari adanya intervensi pada
grup eksperimen.
4. Desain penelitian control ganda
Meskipun pada desain grup kontrol dapat membantu peneliti menentukan
secara kuantitas dampak yang dihasilkan oleh variabel tambahan, tetapi hal
tersebut tidak dapat menentukan secara terpisah apakah dampak tersebut
disebabkan oleh instrumen penelitian ataukah olch responden. Untuk dapat
mengetahui dampak secara terpisah, diperlukan desain kontrol ganda. Dalam
desain ini peneliti membuat dua grup kontrol sehingga total grup yang diobservasi
sebaanyak tiga grup.
5. Desain penelitian komparatif
Pada beberapa kasus, peneliti ingin membandingkan efektifitas dari
metode perlakuan yang berbeda. Untuk mengetahui hal ini lazimnya digunakan
desain penelitian komparatif. Dalam desain ini, peneliti membagi populasi
menjadi beberapa grup sebanyak metode perlakuan yang hendak
diperbandingkan. Selanjutnya dilakukan observasi 'sesudah untuk mengetahui
tingkat perbedaan tersebut,

6. Desain penelitian matched-control


Dalam studi matched, perbandingan ditentukan pada tiap individu
(individual by individual). Dua individual yang hampir mirip terhadap suatu
kharakteristik, misalnya usia, gender, jenis penyakit, dalam suatu populasi dibagi
dalam grup yang berbeda. Dalam kasus ini, begitu dua grup dibentuk, maka
peneliti harus menentukan secara acak grup mana yang merupakan grup
eksperimental dan mana yang merupakan grup.

D. PERSYARATAN DESAIN PENELITIAN

a. Desain sampel
Desain samplel yang akan digunakan dalam operasional penelitian amat tergantung
dari pandangan efisiensi. Dalam desain sampling ini termasuk:
 Mendefinisikan populasi
 Menentukan besarnya sampel, dan

8
 Menentukan sampel yang representatif
Definisi dari sampling sangat tergantung dari hipotesis. Dalam menentukan besaran
sampel, pemilihannya perlu dihubungkan dengan tujuan penelitian serta banyaknya
variabel yang ingin dikumpulkan
Jika metode penelitian yang dipilih adalah metode Eksperimental, maka dalam
masalah desain sampling, penekanan lebih diarahkan kepada pemilihan desain
percobaan yang cocok. Dalam pemilihan desain percobaan ini sipeneliti selalu
dituntut oleh derajat akurasi yang ingin dicapai.

b. Desain instrumen atau alat


Yang dimaksud dengan alat di sini adalah alat untuk mengumpulkan data. Wwalau
metode penelitian apa saja yang digunakan, masalah desain terhadap alat untuk
mengumpulkan data sangat menentukan sekali dalam pengujian hipotesis.
Pemilihan alat harus dievaluasikan sebaik mungkin sehingga alat tersebut cocok
dengan informasi yang didinginkan untuk memperoleh data yang cukup realiable.
Kecuali dalam penelitian percobaan, maka alat yang digunakan dalam penelitian
sosial (termasuk Pendidikan. Pen) sukar menjamin dapatnya validitas muthlaq dari
observasi data.

c. Desain administrasi
Desain administrasi sangat tergantung kepada orang yang meneliti, terhadap apa
yamh ia teliti, dan seberapa besar anggaran yang diperlukan oleh peneliti tersebut.
Maka di sini kami tidak akan membahasnya.

d. Desain analisis
Secara ideal desain analisis sudah dikerjakan lebih dahulu sebelum pengumpulan data
dimulai. Jika desai dalam memformulasikan hipotesis sudah cukup baik, maka desain
analisis secara paralel dapat dikembangkan dari desain merumuskan hipotesis
tersebut. Hipotesis tersebut dianggap baik jika ia konsisten dengan analisis yanmg
akan dibuat.

Dalam desain analisis maka diperlukan sekali alat-alat yang digunakan untuk
membantu analisis. Penggunaan statistik yang tepat yang sesuai dengan keperluan
analisis haarus dipilioh sebaik-baiknya. Penggunaan statistik sebagai alat analisis
telah sangat berkembang, tetapi dalam analisis yang dilakukan, jangan dilupakan
asumsi-asumsi dasar yang ditempelkan pada penggunaan statistik tersebut, serta
kearah mana inferensi tersebut akan dibuat.

9
10
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Desain penelitian adalah strategi yang dipilih oleh peneliti untuk mengintegrasikan secara
menyeluruh komponen riset dengan cara logis dan sistematis untuk membahas dan menganalisi
apa yang menjadi fokus penelitian. Deskripsi pengertian integrasi yaitu seluruh komponen riset
yang artinya desain riset merupakan bentuk komprehensif dari rencana penelitian. Komprehensif
ini tentu saja mencakup semuanya, yaitu semua komponen riset yang diperlukan, dari pertanyaan
penelitian, jenis data, metode, sampai analisi yang hendak dilakukan.
Desain penelitian yang sering dugunakan baik riset kualitatif maupun kuantitatif meliputi
desain penelitian eksperimental, survey atau cross-sectional, longitudinal, studi kasus, dan
komparatif. Kita bisa menerapkan desain riset mana yang paling sesuai diterapkan dalam riset
kualitatif dan kuantitatif yang kita gunakan.
Desain penelitian merupakan cetak biru bagi pengumpulan, pengukuran, dan penganalisaan
data. Desain tersebut meliputi variabel-variabel kerja dan bagaimana variabel tersebut dapat
diukur, memilih sampel, mengumpulkan data yang digunakan untuk uji hipotesis, dan analisis
data atau hasilnya. Desain ini membentu ilmuwan dalam mengalokasi sumber daya yang terbatas
dengan mengemukakan pilihan-pilihan penting (Thyer, 1993). Desain penelitian merupakan
rencana dan struktur penyelidikan yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Desain ini merupakan program menyeluruh dari penelitian.
Dalam rencana tersebut tercakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat
hipotesis dan implikasinya sacara operasional sampai kepada analisis akhir data. Suatu desain
penelitian menyatakan baik struktur masalah penelitian maupun rencana penyelidikan yang akan
dipakai untuk memperoleh bukti empiris mengenai hubungan dalam masalah (Keringler, 1986).
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan sebuah
rencana prosedural yang menjadi panduan peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
peneliti secara valid, obyektif, akurat dan ekonomis. Dengan kata lain desain penelitian sangat
diperlukan oleh peneliti untuk mengarahkan kerja penelitian agar lebih efektif, efisien dan tepat
sasaran.
Berikut beberapa pengertian desain penelitian:
1. Silaen (2018)
Menurut Silaen, desain penelitian adalah desain mengenai keseluruhan proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

2. Umar (2007)

11
Menurut para ahli, desain penelitian dapat diartikan sebagai suatu rencana kerja yang
terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antara variabel secara komprehensif agar hasil
risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset. Rencana tersebut
mencakup hal-hal yang akan dilakukan preset, mulai dari membuat hipotesis dan
implikasinya secara operasional sampai analisis akhir

3. Nachmias dan Nachmias (1976)


Menurut Nachmias dan Nachmias, desain penelitian merupakan suatu rencana yang
membimbing peneliti dalam proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi observasi.
Maksudnya, suatu model pembuktian logis yang memungkinkan peneliti untuk mengambil
inferensi mengenai hubungan kausal antar variabel di dalam suatu penelitian.

B. SARAN

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan pembuatan makalah ini dan bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya
untuk pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://penerbitdeepublish.com/desain-penelitian/

https://search.yahoo.com/search?fr=mcafee&type=E211US714G91790&p=manfaat+desain+penelitian

https://www.academia.edu/28455243/MAKALAH_METODOLOGI_PENELITIAN_DESAIN_PENELITIAN

https://penerbitdeepublish.com/desain-penelitian/

https://lp2m.uma.ac.id/2021/12/10/pengertian-desain-penelitian-karakteristik-dan-jenisnya/

13

Anda mungkin juga menyukai