Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MENYUSUN RANCANGAN PENELITIAN

Penulisan ini digunakan sebagai salah satu tugas perkuliahan


Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Yang diampu oleh Dr. Moh. Agung Surianto, S.E, M.SM

Oleh :

KELOMPOK 8

1. Ni’matus Sholiha (190301044)


2. Enrico Julian Ekananda (190301032)
3. M. Novan Andi Setiawan (190301171)
4. Muhammad Hasyim (190301124)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian pada
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Gresik.
Dengan tersusunnya makalah ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada :
1. Bapak Suwarno, S.E., M.Si., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
2. Anita Handayani, S.E., M.Si., Selaku Ketua Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
3. Dr. Moh. Agung Surianto, S.E, M.SM Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Metodologi
Penelitian yang telah membimbing selama masa perkuliahan.
4. Rekan-rekan seangkatan Tahun Akademik 2022 yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Dalam menyusun makalah ini, penulis sangat menyadari banyaknya kekurangan yang
terdapat di dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak agar makalah ini lebih baik lagi dan bisa bermanfaat untuk orang banyak

Gresik, 25 Juni 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................3
C. Tujuan Pembahasan...............................................................................................................3
BAB II : PEMBAHASAN..............................................................................................................4
A. Pengertian Rancangan Penelitian..........................................................................................4
B. Tahap-tahap Rancangan Penelitian.......................................................................................5
C. Jenis-jenis Rancangan Penelitian Kuantitaif.........................................................................8
BAB III : PENUTUP....................................................................................................................18
A. Kesimpulan..........................................................................................................................18
B. Saran....................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu
yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Untuk
dapat menghasilkan suatu penelitian yang baik, maka si peneliti bukan saja harus mengetahui
aturan permainan, tetapi juga harus memiliki keterampilan-keterampilan dalam
melaksanakan penelitian. Untuk menerapkan metode ilmiah dalam praktek penelitian, maka
diperlukan suatu rancangan atau desain penelitian yang sesuai dengan kondisi, seimbang
dengan dalam dangkalnya penelitian yang akan dilaksanakan. Desain penelitian harus
mengikuti metode penelitian.
Setelah menemukan permasalahan yang akan diteliti, maka langkah selanjutnya
adalah merumuskan rancangan penelitian. Dalam rancangan penelitian tersebut, akan
tergambar langkah-langkah operasional yang akan dilakukan selama tahapan penelitian.
Dengan demikian, pembuatan rancangan penelitian adalah sesuatu yang harus didahulukan
oleh peneliti, sebelum melakukan serangkaian kegiatan penelitian.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini meliputi:

1. Apa Pengertian Rancangan Penelitian


2. Bagaimana Tahap-Tahap Rancangan Penelitian
3. Sebutkan Jenis-jenis Rancangan Penelitian

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengertian Rancangan Penelitian
2. Tahap-Tahap Rancangan Penelitian
3. Jenis-Jenis Rancangan Penelitian

3
4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian diartikan sebagai desain atau pola-pola operasional yang dapat
dijadikan panduan atau pedoman teknis oleh peneliti dalam melaksanakan rangkaian
kegiatan penelitian. Dikatakan sebagai pedoman teknis, mengingat dalam rancangan
penelitian tersebut, dijelaskan langkah-langkah operasional pelaksanaan penelitian, mulai
dari jenis penelitian yang digunakan, teknik pengumpulan data yang akan digunakan, teknik
pengolahan dan analisis data, serta proses penarikan kesimpulan penelitian. Dalam
pengertian lainnya, rancangan penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih sempit, rancangan
penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisa data saja. Dalam pengertian yang lebih
luas, rancangan penelitian mencakup proses-proses berikut.
a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.
b. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-
hubungan dengan penelitian sebelumnya.
c. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari
tujuan, lingkup (scope) penelitian, dan hipotesa untuk diuji.
d. Membangun penyelidikan atau percobaan.
e. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel.
f. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan.
g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.
h. Membuat coding serta mengadakan editing dan prosesing data.
i. Menganalisa data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan
generalisasi serta inferensi statistik.
j. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interpretasi
data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta
menganjurkan beberapa saran dan kerja penelitian yang akan datang.
Dari proses di atas, jelas terlihat bahwa proses tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu:

5
a. Perencanaan penelitian. Proses perencanaan penelitian dimulai dari identifikasi,
pemilihan serta rumusan masalah sampai dengan perumusan hipotesa serta
kaitannya dengan teori dan kepustakaan yang ada.
b. Pelaksanaan penelitian atau proses operasional penelitian. Proses selebihnya
merupakan tahap operasional dari penelitian.

B. Tahap-tahap Rancangan Penelitian


Sebagaimana telah disinggung di atas, rancangan penelitian secara garis besar terdiri dari
rancangan dalam merencanakan penelitian dan rancangan dalam pelaksanaan penelitian.
a) Rancangan dalam Merencanakan Penelitian
Dalam merencanakan penelitian, rancangan dimulai dengan mengadakan
penyelidikan dan evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui,
dalam memecahkan masalah. Dari penyelidikan itu, akan terjawab bagaimana
hipotesa dirumuskan dan diuji dengan data yang diperoleh untuk memecahkan suatu
masalah. Dari sini pula dapat dicari beberapa petunjuk tentang rancangan yang akan
dibuat untuk penelitian yang akan dikembangkan.
Pemilihan rancangan biasanya dimulai ketika seseorang peneliti sudah mulai
merumuskan hipotesis-hipotesisnya. Tetapi aspek yang paling penting adalah
berkenaan dengan apakah suatu hipotesis yang khas diterjemahkan ke dalam
fenomena-fenomena yang diamati dan apakah metode penelitian yang akan dipilih
akan dapat menjamin diperolehnya data yang diperlukan untuk menguji hipotesis
tersebut. Sampai pada taraf ini, peneliti dihadapkan kepada pilihan metode yang akan
digunakan dalam penelitian. Apakah akan digunakan metode survei, metode
eksperimen ataukah metode kualitatif yang tidak berstruktur. Juga telah dapat
dipertimbangkan apakah dengan biaya yang tersedia serta jumlah serta keterampilan
dari orang-orang yang akan dilibatkan dalam penelitian sudah cukup tersedia untuk
melaksanakan penelitian.
Desain untuk penelitian bertujuan untuk melaksanakan penelitian, sehingga
dapat membuat kesimpulan. Rancangan atau desain rencana penelitian yang baik
akan dapat menterjemahkan model-model ilmiah ke dalam operasional penelitian
secara praktis. Tiap langkah dari desain perencanaan penelitian memerlukan
pengambilan keputusan yang tepat oleh si peneliti. Keputusan yang diambil harus

6
merupakan kompromi antara penggunaan metode ilmiah yang sangat sukar dan
kondisi sumber yang tersedia. Kompromi-kompromi ini dapat menghasilkan rencana
penelitian yang cocok dengan masyarakat ilmiah setempat serta taraf pengembangan
ilmu itu sendiri.

b) Rancangan dalam Pelaksanaan Penelitian


Rancangan atau desain pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat
percobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran-pengukuran variabel,
memilih prosedur dan teknik sampling, alat atau teknik pengumpul data, kemudian
membuat coding, editing, dan memproses data yang dikumpulkan. Dalam
pelaksanaan penelitian termasuk juga proses analisis data serta membuat pelaporan.
Suchman (1967), desain dalam pelaksanaan penelitian, meliputi:
1) Desain Sampel
Desain sampel yang akan digunakan dalam operasional penelitian sangat
bergantung dari pandangan efisiensi. Dalam desain sampel ini termasuk:
a. Mendefinisikan populasi
b. Menentukan besarnya sampel, dan
c. Menentukan sampel yang refresentatif
Definisi dari sampling sangat bergantung dari hipotesa. Dalam
menentukan besar sampel, pemilihannya perlu dihubungkan dengan
tujuan penelitian serta banyaknya variabel yang akan dikumpulkan.
Dalam merencanakan desain dari sampling diperlukan teknik-
teknik untuk memperoleh samping yang refresentatif. Memang terdapat
perbedaan apakah sampling yang diambil harus probability sampling, atau
judgemental sampling, tetapi perbedaan di atas baru perlu
dipertimbangkan untuk disesuaikan dengan kesimpulan yang akan diambil
serta inferensi statistik yang akan dibuat. Kombinasi dari kedua teknik
sampling di atas dapat juga dilaksanakan. Jika metode penelitian yang
dipilih adalah metode eksperimental, maka dalam masalah desain
sampling, penekanan lebih diarahkan kepada pemilihan desain percobaan
yang cocok. Dalam pemilihan desain percobaan ini, peneliti selalu
dituntun oleh derajat akurasi yang diminimasikan. Kondisi homogenitas

7
dari media percobaan mana yang lebih baik dan lebih efisien untuk
digunakan.
2) Desain Alat (Instrumen)
Yang dimaksud dengan alat di sini adalah alat untuk
mengumpulkan data. Walau metode penelitian apa saja yang digunakan,
masalah desain terhadap alat untuk mengumpulkan data sangat
menentukan sekali dalam pengujian hipotesis. Alat yang digunakan dapat
saja sangat berstruktur (seperti check list dari questioner atau schedule),
kurang berstruktur seperti interview guide ataupun suatu outline biasa di
dalam mencatat pengamatan langsung.
Pemilihan alat harus dievaluasikan sebaik mungkin sehingga alat
tersebut relevan dengan informasi yang diinginkan untuk memperoleh
data yang cukup reliabel. Kecuali dalam penelitian eksperimen, maka alat
yang digunakan dalam penelitian sosial sukar menjamin terdapatnya
validitas mutlak dari observasi data. Satu alat bisa saja untuk satu
kegunaan, tetapi menjadi tidak valid untuk tujuan yang lain. Secara umum
desain dari alat haruslah diujicobakan sebelum digunakan untuk dapat
menjamin efisiensi dalam pengumpulan keterangan-keterangan (data)
yang diperlukan untuk menguji hipotesa.
3) Desain Analisa
Secara ideal, desain analisa sudah dikerjakan lebih dahulu
sebelum pengumpulan data dimulai. Jika desain dalam memformulasikan
hipotesa sudah cukup baik, maka desain analisa secara paralel dapat
dikembangkan dari desain merumuskan hipotesa tersebut. Hipotesa
tersebut dianggap baik jika ia konsisten dengan analisa yang akan dibuat.
Dalam desain hipotesa, juga harus sudah dispesifikasikan hubungan-
hubungan dasar yang akan dianalisa. Dalam analisa hubungan-hubungan
antara variabel bebas dan variabel dependen, maka variabel lain yang
mempengaruhi kedua variabel di atas perlu juga dianalisa.
Hipotesa merupakan titik tolak analisa, tetapi pemikiran
imaginatif serta pikiran-pikiran asli akan muncul dalam analisa dan
disesuaikan dengan data yang tersedia. Dalam analisa, peneliti akan

8
menocokkan data dengan hipotesa, menambah yang kurang atau
mengurangi yang lebih. Walaupun demikian, gambaran akhir yang
dihasilkan oleh analisa harus menyerupai gambaran yang dirumuskan
dalam hipotesa. Dalam desain analisa, maka diperlukan sekali alat-alat
yang digunakan untuk membantu analisa. Penggunaan statistik yang tepat
yang sesuai dengan keperluan analisa harus dipilih sebaik-baiknya.
Penggunaan statistik sebagai alat analisa telah sangat berkembang, tetapi
dalam analisa yang dilakukan, jangan dilupakan asumsi-asumsi dasar yang
dijelaskan dalam penggunaan statistik tersebut, serta ke arah mana
inferensi tersebut akan dibuat.

C. Jenis-jenis Rancangan Penelitian Kuantitaif


Rancangan penelitian kuantitatif berangkat dari telaah teori yang kemudian
memunculkan hipotesis untuk selanjutnya diuji secara empirik. Dengan demikian, rancangan
dalam penelitian kuantitatif berbasis pada paradigma pengujian konsep secara empiris,
berbeda dengan penelitian kualitatif yang menggali data lapangan untuk memunculkan
hipotesis. Atas dasar tersebut, maka sifat dari rancangan penelitian kuantitatif lebih
prosedural atau kaku dibandingkan dengan rancangan penelitian kualitatif. Dari pendapat
beberapa ahli, dapat dirumuskan beberapa karakteristik dari rancangan penelitian kuantitatif,
sebagai berikut:
a. Proposal penelitian dirumuskan dengan desain yang baku berdasarkan rencana
penelitian yang akan dilaksanakan.
b. Masalah yang diungkap berangkat dari kajian teori, yang kemudian memunculkan
hipotesis penelitian untuk dibuktikan secara empirik.
c. Instrumen penelitian dikonstruksikan melalui kegiatan try out (uji coba) dan memiliki
manual yang sudah dirancang secara prosedural, termasuk dalam teknik penskoran.
d. Sampel penelitian harus memenuhi batas-batas refresentatif, sehingga hasil penelitian
dapat ditarik generalisasi yang berlaku untuk populasi.
Termasuk ke dalam jenis rancangan penelitian kuantitatif ini, adalah penelitian
deskriptif dan eksperimen.

1. Rancangan Penelitian Deskriptif

9
Penelitian deskriptif termasuk ke dalam jenis penelitian sosial, termasuk dalam
meneliti fenomena yang terjadi dalam kehidupan manusia. Banyak pakar penelitian
memberikan rumusan tentang pengertian penelitian deskriptif. Misalnya, Winarno
Surachmad (1990: 21) menjelaskan pengertian penelitian deskriptif sebagai berikut:
“Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian sosial yang ditujukan untuk mengungkap
fenomena aktual, menggambarkan, dan menganalisisnya sehingga diperoleh
generalisasi umum”. Dari batasan tersebut, dapat ditarik karakteristik penelitian
deskriptif, yakni sebagai berikut.
a. Masalah yang diteliti bersifat aktual.
Suatu masalah penelitian dikatakan aktual, manakala permasalahan
tersebut masih nampak eksistensinya, menjadi bagian integral dari suatu
sistem populasi. Misalnya, permasalahan aktual dalam penelitian
pendidikan seperti kinerja guru, kepemimpinan kepala sekolah,
pelaksanaan proses belajar mengajar, pengelolaan siswa, dan aspek lainnya
yang sedang berlangsung dalam praktek pendidikan.

b. Tujuan penelitian hanya menggambarkan fenomena yang sedang


berlangsung. Dalam penelitian deskriptif, yang menjadi tujuan utama
adalah menggambarkan berbagai fenomena yang menjadi obyek penelitian
sehingga diperoleh makna atau kesimpulan umum.

c. Peran peneliti dalam proses penelitian hanya sebagai observer, intervier,


dan tidak memberikan perlakuan atau manifulasi terhadap subyek
penelitian. Ketika penelitian berlangsung, peran peneliti hanya
mengungkap fenomena apa adanya, dan tidak memberikan perlakuan atau
eksperimen atau manifulasi terhadap subyek penelitian, sehingga data yang
diperoleh bersifat alamiah.

2. Penyusunan Rancangan Penelitian Deskriptif yang Menggunakan Pendekatan


Survey

Survey merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang ditujukan pada


sejumlah besar individu atau kelompok; unit yang ditelaahnya, apakah individu atau
kelompok, jumlahnya relatif besar. Karena jumlah unit yang ditelaah relatif besar,

10
tentunya mustahil untuk bisa menelaahnya secara intensif, mendalam, mendetail, dan
komprehensif seperti halnya yang dilakukan melalui pendekatan studi kasus. Pada
survey, fokus perhatiannya hanya ditujukan ke beberapa variabel saja, mengingat unit
yang ditelaahnya dalam jumlah besar.
Dengan survey, peneliti hendak menggambarkan karakteristik tertentu dari
suatu populasi, apakah berkenaan dengan sikap, tingkah laku, ataukah aspek sosial
lainnya, variabel yang ditelaah diselaraskan dengan karakteristik yang menjadi fokus
perhatian survey tersebut. Karena dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik
tertentu daru suatu populasi, maka individu atau kelompok yang diteliti haruslah bisa
mewakili populasi. Artinya, individu atau kelompok yang diteliti bersifat
refresentatif. Oleh sebab itu, teknik sampling (cara pengambilan sampel atau contoh
dari individu atau kelompok yang diteliti) merupakan persoalan penting pada setiap
survey. Ini bisa dimengerti, karena hasil suatu survey tidak hanya untuk
menggambarkan karakteristik tertentu dari individu atau kelompok yang menjadi
sampel penelitian, melainkan untuk diberlakukan bagi seluruh populasi, sehingga
generalisasinya (kesimpulan) berlaku bagi seluruh anggota populasi. Suatu survey
bisa digunakan untuk tujuan-tujuan deskriptif dan juga untuk tujuan-tujuan
eksplanasi. Bila tujuannya untuk maksud eksplanasi, sudah tentu harus sampai pada
pengujian hubungan antar variabel, tidak sekedar menggambarkan karakteristik
tertentu dari suatu populasi. Survey untuk tujuan deskriptif misalnya tentang
“kebiasaan membaca surat kabar dan majalah di kalangan mahasiswa di suatu
wilayah tertentu”, sedangkan survey untuk untuk tujuan eksplanasi misalnya tentang
“hubungan antara modern-tradisionalnya nama mahasiswa dengan tinggi- rendahnya
status orang tuanya”. Dari gambaran di atas, berikut dijelaskan langkah-langkah
menyusun rancangan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan survey.
a. Judul Penelitian
Judul penelitian dalam rancangan penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan survey, umumnya menggambarkan hubungan antar
dua atau lebih variabel, dengan subyek penelitian atau wilayah penelitian
bersifat umum. Sebagai gambaran, berikut disajikan beberapa contoh judul
penelitian:

11
1) Hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja dengan
kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan Antapani.
2) Hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kualitas
pengelolaan sekolah dasar se Kecamatan Andir.
b. Latar Belakang Penelitian
Latar belakang penelitian menggambarkan, hal-hal yang
melatarbelakangi diangkatnya permasalahan dalam penelitian. Dalam paparan
latar belakang, minimal menjelaskan tiga poin utama, yaitu:
1) Paparan normatif mengenai fenomena atau obyek yang akan diteliti.
2) Paparan yang menggambarkan kondisi obyektif dari fenomena yang akan
diteliti, sehingga nampak jelas adanya kesenjangan antara harapan yang
dipaparkan dalam paragraf normatif dengan kondisi di lapangan (lokasi
penelitian).
3) Paparan yang menegaskan adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, sehingga dirumuskan pernyataan pentingnya permasalahan
yang akan diteliti.
Dalam paparan latar belakang, perlu juga disertakan data lapangan
yang memperkuat pentingnya permasalahan yang diangkat dalam penelitian
untuk diteliti secara ilmiah. Tidak ada ketentuan mengenai berapa jumlah
paragraf yang harus ada dalam bagian latar belakang, tetapi yang penting
adalah bahwa paparan latar belakang tersebut harus menggambarkan minimal
tiga bagian sebagaimana dijelaskan di atas.
c. Rumusan Masalah
Masalah yang diteliti, bisa bersumber dari keragu-raguan atas konsep
yang dipelajari dari berbagai kejian pustaka, atau boleh juga berangkat dari
hasil studi pendahuluan atau telaah lapangan. Hal tersebut, tergantung dari
pendekatan penelitian yang digunakan, apakah menggunakan penelitian
kuantitatif atau kualitatif. Rumusan masalah penelitian, dapat dinyatakan
dalam kalimat pertanyaan atau dalam kalimat pernyataan. Sebelum sampai
pada kalimat rumusan masalah, biasanya peneliti memaparkan posisi
permasalahan yang akan diteliti. Setelah jelas posisi permasalahan yang akan

12
diteliti, maka peneliti merumuskan masalah penelitian, baik dalam kalimat
pertanyaan maupun pernyataan.
Contoh rumusan masalah yang dinyatakan dalam kalimat pertanyaan,
misalnya “apakah ada hubungan antara kualifikasi pendidikan dan
pengalaman kerja dengan kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di
Kecamatan Antapani?”. Atau rumusan masalah tersebut, dinyatakan dalam
kalimat pernyataan, misalnya dinyatakan dalam kalimat “Berdasarkan pada
paparan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini akan
mengungkap hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja
dengan kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan Antapani”.
d. Pertanyaan Penelitian atau Hipotesis Penelitian
Apakah mau menggunakan pertanyaan penelitian atau hipotesis
penelitian, tergantung pada pendekatan penelitian yang akan digunakan.
Untuk penelitian kualitatif misalnya, dapat menggunakan pertanyaan
penelitian sebagai berikut.
1) Bagaimana gambaran kualifikasi pendidikan guru-guru sekolah dasar di
Kecamatan Antapani?
2) Bagaimana gambaran pengalaman berkerja guru-guru sekolah dasar di
Kecamatan Antapani?
3) Bagaimana gambaran kompetensi mengajar guru-guru sekolah dasar di
Kecamatan Antapani?
4) Bagaimana hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja
dengan kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan
Antapani?
Sedangkan kalau kita menggunakan hipotesis penelitian, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
Ho : Tidak ada hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja
dengan kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan Antapani.
Hi : Ada hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja
dengan kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan Antapani.
e. Tujuan Penelitian

13
Tujuan penelitian menggambarkan apa yang hendak dicapai dari
penelitian yang akan dilaksanakan. Dalam rancangan penelitian tersebut,
tujuan dipaparkan dalam bentuk tujuan umum dan tujuan khusus.
f. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menggambarkan apa yang diperoleh dari
penelitian yang akan dilaksanakan, baik dalam tataran teoretis maupun
praktis. Paparan manfaat teoretis menggambarkan manfaat yang diperoleh
dari hasil penelitian yang bersifat teoretis. Manfaat teoretis dari suatu
penelitian misalnya memunculkan konsep-konsep baru, baik berupa
pengertian, prinsip, maupun strategi dan teknik dari suatu konsep. Sedangkan
manfaat praktis, menggambarkan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian
yang sifatnya praktis, seperti memberikan petunjuk teknis atau petunjuk
operasional.
g. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran atau disebut juga paradigma penelitian, dan ada
juga yang menyebutnya sebagai asumsi penelitian atau anggapan dasar.
Paparan dalam kerangka pemikiran menggambarkan keterkaitan konseptual
antar variabel yang diteliti. Dalam paparan kerangka pemikiran, biasanya
diakhiri dengan visualisasi dalam bentuk bagan yang menggambarkan alur
penelitian atau keterkaitan penelitian. Sedangkan kerangka pemikiran yang
menggunakan istilah asumsi penelitian atau anggapan dasar, biasanya cukup
dengan mengutif beberapa pernyataan atau batasan konseptual yang
memperkuat asumsi penelitian yang akan dilaksanakan. Batasan yang ditulis,
mengutif dari pendapat beberapa ahli atau pakar yang sesuai dengan variabel
yang akan diteliti.
h. Kajian Pustaka atau Landasan Teori
Paparan kajian pustaka atau landasan teori menjelaskan batasan-
batasan konseptual yang mendukung konstruksi variabel penelitian. Misalnya,
penelitian berjudul “hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman
kerja dengan kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan
Antapani”, maka dalam kajian pustaka, minimal harus menjelaskan konsep-
konsep tentang: (1) guru dengan berbagai variabel penyertanya seperti

14
kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja; (2) kompetensi profesional
guru.
i. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian atau ada juga yang menyebutnya sebagai prosedur
penelitian, akan memaparkan langkah-langkah operasional proses penelitian yang
akan dilaksanakan. Poin-poin yang dijelaskan dalam metodologi penelitian,
adalah: metode penelitian, subyek penelitian atau populasi dan sampel penelitian,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3. Penyusunan Rancangan Penelitian Deskriptif yang Menggunakan Pendekatan


Studi Kasus
Studi kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang penelaahanya
kepada satu kasus dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif.
Studi kasus bisa dilakukan terhadap individu, seperti lazimnya dilakukan oleh para
ahli psikologi analisis; juga bisa dilakukan terhadap kelompok seperti yang dilakukan
oleh beberapa ahli antropologi, sosiologi, dan psikologis sosial. Pada tipe penelitian
ini, seseorang atau suatu kelompok yang diteliti permasalahannya ditelaah secara
komprehensif, mendetail, dan mendalam; berbagai variabel ditelaah dan ditelusuri
termasuk juga kemungkinan hubungan antar variabel yang ada. Karenanya peneliti
suatu kasus, bisa jadi melahirkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat eksplanasi.
Akan tetapi eksplanasi yang demikian itu, tidak dapat diangkat sebagai suatu
generalisasi.
Latar belakang kehidupan dan lingkungan seseorang pecandu narkotika,
kehidupan intern sebuah gang, pembentukkan militansi pada suatu kelompok radikal,
faktor-faktor yang melatarbelakangi tingginya swadaya pembangunan di suatu desa,
merupakan beberapa contoh dari topik atau permasalahan yang bisa didekati melalui
rancangan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus.
Langkah-langkah penyusunan rancangan penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan studi kasus, tidak jauh berbeda dengan rancangan penelitian deskriptif
dengan menggunakan pendekatan survey sebagaimana dijelaskan di atas.
Perbedaannya, terletak pada wilayah penelitian. Kalau pada pendekatan survey,
wilayah penelitian bersifat umum dan luas, misalnya guru-guru SD se Kecamatan

15
tertentu sebagaimana dijelaskan di atas, maka dalam pendekatan studi kasus, masalah
penelitian bersifat spesifik, misalnya kinerja guru di SDN tertentu.
4. Rancangan Penelitian Eksperimen
Pada penelitian eksperimen, peneliti secara sengaja memanifulasi suatu
variabel (memunculkan atau tidak memunculkan suatu variabel), kemudian
memeriksa efek atau akibat yang ditimbulkannya. Artinya, melalui eksperimen, ingin
diketahui “apakah yang akan terjadi jika suatu variabel dikontrol atau
dimanifulasikan secara terkendali?”. Asumsinya, jika terdapat dua situasi atau kondisi
yang keadaannya serba sama, kemudian kepada salah satunya ditambahkan atau
dikurangi satu elemen, maka perbedaan yang berkembang di antara kedua situasi atau
kondisi tersebut merupakan akibat dari elemen yang ditambahkan (atau dikurangi)
tadi.
Sejalan dengan asumsi tadi, pada suatu eksperimen lazimnya terdapat
“kelompok kontrol” dan terdapat “kelompok eksperimen”. Katakanlah ingin
mengetahui efektivitas penyuluhan melalui metode permainan simulasi. Untuk
mengujinya, dipilih dua buah kelompok sasaran yang keadaannya relatif sama; pada
keduanya diberikan penyuluhan mengenai materi yang sama; oleh tenaga penyuluh di
“kelompok kontrol” digunakan metode penyuluhan konvensional, yaitu ceramah,
sedangkan tenaga penyuluh di “kelompok eksperimen” diadakan pre tes (untuk
mengetahui taraf penguasaan mereka mengenai materi yang akan disuluhkan) dan pos
tes (untuk mengetahui penguasaan mereka setelah berakhirnya penyuluhan mengenai
materi yang telah disuluhkan).
Sekiranya metode permainan simulasi lebih efektif dari metode konvensional
(ceramah), maka rata-rata perolehan kelompok eksperimen (penguasaan waktu II –
Penguasaan waktu I), akan lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan rata-
rata perolehan kelompok kontrol (penguasaan materi waktu II – penguasaan materi
waktu I). Tapi andaikan rata-rata perolehan (penguasaan materi) tidak berbeda secara
signifikan di antara “kelompok kontrol” dengan “kelompok eksperimen”, berarti
tidak ada perbedaan efektivitas antara metode penyuluhan konvensional dengan
metode penyuluhan yang menggunakan permainan simulasi. Rancangan penelitian
eksperimen juga merupakan pendekatan dalam penelitian yang dimaksudkan untuk
menarik generalisasi; untuk membangun dan mengembangkan teori. Karenanya,

16
teknik pengambilan sampel baik untuk kelompok kontrol maupun eksperimen,
merupakan persoalan yang harus dipertimbangkan sedemikian rupa, sehingga
kekuatan generalisasinya dapat diandalkan. Di samping itu, eksperimen dalam “dunia
sosial” juga dihadapkan pada persoalan validitas internal dan validitas eksternal.
Validitas internal berkaitan dengan keterandalan dalam mengendalikan
situasi/latar (setting) eksperimen, sehingga proses dan hasil eksperimen benar-benar
bersih dari pengaruh variabel imbuhan (extraneous variable). Bila validitas internal
ini hendak dicapai secara sempurna, mau tidak mau latar eksperimennya menjadi
sangat artifisial (sangat buatan); efek yang ditimbulkan oleh suatu variabel yang
dieksperimenkan, memang bisa diketahui secara lebih cermat. Akan tetapi, karena
latar eksperimennya sangat terkendali (berarti semakin jauh dari situasi wajar di
masyarakat), maka hasilnya belum tentu cocok dan terandalkan manakala diterapkan
dalam situasi wajar (bukan buatan) di masyarakat. Sebaliknya, bila validitas eksternal
yang dipentingkan, maka apa yang berlaku dan ditemukan sebagai hasil kesimpulan
eksperimen, juga diharapkan berlaku juga dalam situasi lain di liar eksperimen
(berlaku umum di masyarakat). Konsekuensinya, situasi atau latar eksperimen
haruslah lebih wajar (tak terlampau buatan); mau tidak mau intervensi variabel
imbuhan tak dapat sepenuhnya dikendalikan (berarti mengorbankan kepentingan
validitas internal). Dilema tersebut seyogyanya menjadi pertimbangan peneliti di
dalam merancang suatu eksperimen, sehingga sisi pengendalian tak terabaikan, dan
sisi “kepentingan generalisasi” juga tak terkorbankan.
5. Jenis-jenis Rancangan Penelitian Eksperimen
Suatu penelitian eksperimen pada dasarnya dimaksudkan untuk mengetahui
efek yang ditimbulkan (efek atau akibat pada variabel bebas) yang dilakukan secara
terkontrol atau terkendali. Dengan eksperimen, diharapkan bisa ditentukan efek
variabel bebas terhadap variabel tergantung, dimana pengaruh variabel-variabel lain
dieliminasi sedemikian rupa secara terkontrol. Oleh karena itu, sebagaimana
dinyatakan oleh Nan Lin, bahwa suatu eksperimen yang baik, harus mengandung tiga
elemen dasar, yaitu:
(1) merandom subjek/kelompok yang dikenai eksperimen
(2) mengontrol peluang pengaruh variabel-variabel imbuhan
(3) manipulasi variabel bebas.

17
Merandom subjek-subjek yang tersebar ke dalam kelompok-kelompok yang
dikenai eksperimen, dimaksudkan supaya pengaruh variabel lain terhadap variabel
bebas dari variabel terikat, bisa dengan sendirinya terdistribusi ke setiap kelompok
yang dikenai eksperimen, ia akan berpengaruh pada semua kelompok yang dikenai
eksperimen. Variabel-variabel imbuhan yang diketahui berpotensi untuk
mempengaruhi variabel bebas atau variabel terikat, atau kedua-duanya (sejalan
dengan teori atau hasil-hasil penelitian yang ada), sebaiknya dikontrol dan
diperhitungkan di dalam menyusun rancangan eksperimentasi.
Manipulasi variabel bebas merupakan pembeda utama antara metode
eksperimen dengan metode lainnya di dalam cara mengumpulkan data. Pada
eksperimen, variabel bebas dimanipulasikan secara sengaja, yang dengan manipulasi
itu terbedakan variasi treatmen eksperimental (variabel bebas); dan variasi treatmen
terhadap variabel terikat. Ketiga karakteristik tadi (randomisasi, kontrol, dan
manipulasi), membuat demikian handalnya suatu eksperimen untuk menguji
hipotesis, oleh karena kesanggupannya yang sedemikian rupa untuk “menyendirikan”
variabel bebas dan variabel terikat; ada pengeliminasian dan pengontrolan pengaruh
dari variabel-variabel lain Rancangan dasar suatu eksperimen mengandung langkah-
langkah berikut.
a. Menyeleksi dan merandom subjek-subjek ke dalam kelompok-
kelompok yang akan dikenai eksperimen;
b. Pengukuran pretes terhadap variabel terikat;
c. Pemberian treatmen yang berbeda kepada kelompok-kelompok yang
dikenai eksperimen atau memanifulasi variabel bebas; dan
d. Pengukuran pascates terhadap variabel tergantung.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan penelitian merupakan aktifitas manusia  untuk memenuhi rasa ingin tahu
terhadap sesuatu. Rasa ingin tahu seseorang terhadap sesuatu, karena hal tersebut dirasakan
sebagai masalah atau hal yang menantang seseorang untuk mengetahui hal yang
sebenarnya  dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Kumpulan sesuatu yang diketahui
itulah yang disebut dengan pengetahuan.
Dalam kegiatan penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu harus mengetahui
masalah yang merupakan sasaran penelitian. Setelah mengetahui suatu masalah, maka
peneliti harus mengidentifikasi masalah tersebut apakah memenuhi kriteria penelitian ilmiah
atau tidak, bila ciri-ciri masalah itu memenuhi kriteria masalah yang memerlukan jawaban
atau penyelesaiannya melalui suatu penelitian ilmiah, maka peneliti harus merumuskan
masalah tersebut secara operasional agar dapat menentukan metode dan langkah-langkah
ilmiah pemecahannya.
Apabila cara yang digunakan untuk mencari pengetahuan itu menggunakan metode
ilmiah, maka hasil penelitian itu disebut pengetahuan ilmiah.

19
Demikianlah pemaparan makalah ini,  bila terdapat kekurangan dan kelemahan baik yang
berkaitan dengan sistematika penulisan maupun isinya, kami sangat mengharapkan
pemikiran dan pendapat pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum
dapat dikatakan sempurna maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dalam pembuatan makalah
selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA
Kountur, ronny. 2003. Metode Penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis.
Jakarta: CV Teruna Grafica.
Sugiyono. 2016. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Syaodih, Nana. 2009. Metode peneilitian pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Setyosari  Punaji  H, 2010 Metode Penelitian  Pendidikan Dan Pengembangan, Jakarta, Kencana
Prenada Media Group, cet. I

Tim Pustaka Phoenix, 2012, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta,  PT. Media Pustaka Phonix

Sukardi, 2013,  Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta, Bumi


Aksara, Cet. Ke 12

20
Suharsaputra Uhar, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan, Bandung, PT.
Refika Aditama,  Cet. I

Kasiram Moh. H, 2008, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, Malang, UIN Malang Press,
Cet. I

21

Anda mungkin juga menyukai