KELAS : AKS 1B
MEDAN
2020/2021
I
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم
seluruh manusia) dan rahmat li al-‘alamin (rahmat bagi segenap alam). Dia-lah
Maha Mengetahui makna dan maksud kandungan Al-Qur’an. Shalawat dan salam
semoga tercurah kepada Nabi Muhammad صلى هللا عليه وسلمutusan dan manusia pilihan-Nya.
Tulisan ini sengaja disusun sebagai bahan diskusi pada mata kuliah Hadits yang
Penulis berharap agar para pembaca dapat memberi kritik dan masukan
suatu harapan pula, semoga tulisan ini tercatat sebagai amal shaleh serta
Kelompok 8
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A.Latar belakang............................................................................................................1
B.Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C.Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
A.Kesimpulan...............................................................................................................16
B.Saran.........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dituntut untuk bisa
beradaptasi dengan lingkungan yang ada. Ada hal pokok yang tidak bisa ditinggalkan
manusia dalam bersosialisasi dengan masyarakat, yaitu Akhlak. Manusia harus mengetahui
dan bisa memahami akhlak masyarakatnya. Dalam hidup, terdapat dua macam
akhlak/perilaku, ada akhlak terpuji dan ada juga yang tercela. Akhlak yang terpuji akan
berdampak positif pada pelakunya adapun akhlak tercela, akan membawa dampak negatif.
Dengan akhlak yang terpuji manusia dapat mendapatkan derajat yang tinggi, baik di
mata Allah swt, sesama manusia dan semua makhluk Allah swt yang lain termasuk jin dan
malaikat. Selain akhlak terpuji, manusia juga bisa memiliki perilaku tercela yang harus
ditinggalkan karena akan menurunkan derajatnya di mata Allah dan makhluk-makhluk-Nya
yang lain.
Dalam makalah ini penyaji akan memaparkan beberapa hadits dan penjelasan
berkenaan akhlak tercela, serta akan disinggung hadits , Setiap manusia mempunyai akal dan
tingkah laku yang berbeda-beda, terutama bagi orang yang telah baligh, maka ia mampu
membedakan perkara baik dan buruk. Sebagian dari kita telah mengetahui dasar atau
ilmunya.
Namun, dalam kehidupan ini banyak sekali orang yang melampaui batas dalam
pergaulan, sehingga banyak diantara kita yang melakukan perilaku tercela.
B.Rumusan Masalah
1
C.Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Disisi lain, Al-Qur’an juga mengemukakan dan memberi peringatan tentang akhlak-
akhlak buruk atau tercela yang dapat merusak iman seseorang dan pada akhirnya akan
merusak dirinya serta kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, iman merupakan suatu
pengakuan terhadap kebenaran dan harus dipelihara serta di tingkatkan kualitas nya melalui
sikap dan perilaku terpuji.
Sifat terpuji dan tercela yang tertanam dalam diri manusia selalu berdampingan dan
terlihat dalam perilaku sehari-hari. Apabila perilaku seseorang menampilkan kebaikan, maka
terpujilah sikap orang tersebut. Sebaliknya, apabila perilaku seseorang menmpilkan kebaikan
atau kejahatan, maka tercelalah sikap orang tersebut. Sifat tercela sangat dilarang oleh Allah
SWT dan harus dihindari dalam pergaulan sehari-hari karena akan merugikan diri sendiri
maupun orang lain.
Menurut bahasa akhlak merupakan tingkah laku, tabiat atau perangai. Sedangkan
akhlak menurut istilah merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan mengenai perbuatan
yang baik serta buruk, mengatur prilaku manusia, serta mampu menentukan perbuatan akhir.
Pada dasarnya akhlak sudah melekat pada diri seseorang yang berasal dari prilaku serta
perbuatan. Nah, jika perilaku yang ditunjukan buruk maka otomatis akhlak tersebut bisa
dikatakan akhlak buruk. Sedangkan jika yang ditampilkan baik, maka otomatis akhlak
tersebut baik.
3
Akhlak buruk atau tercela merupakan suatu sikap serta perbuatan yang dilakukan jauh
dari apa yang dilarang agama. Karena pada dasarnya agama mengajarkan kita untuk selalu,
Tingkah laku tercela adalah akhlak tercela dan perbuatan yang tidak baik yang tidak disukai
Allah SWT. Di dalam Hadis nabi atau pun al- Quran ada menjelaskan tentang tingkah laku
tercela. Penjelasan dalil tersebut, merupakan peringatan terhadap kita agar menghindari
akhlak tercela sehingga dalam kehidupan sehari-harinya berakhlak terpuji, yang lebih sukai
oleh Allah SWT. Menurut imam al Ghazali berakhlak mulia dan terpuji artinya
menghilangkan semua adat kebiasaan tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam serta
menjauhkan diri dari perbuatan tercela, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang
baik.sedangkan akhlak tercela dikenal dengan sifat-sifat muhlikat, yakni segala tingkah laku
manusia yang dapat membawanya kepada kebinasaan dan kehancuran diri, yang bertentangan
dengan fitrahnya untuk selalu mengarah pada kebaikan.
Setiap manusia mempunyai akal dan tingkah laku yang berbeda-beda, terutama bagi
orang yang telah baligh, maka ia mampu membedakan perkara baik dan buruk. Sebagian dari
dari kita telah mengetahui dasar atau ilmunya. Namun, dalam kehidupan ini banyak sekali
orang yang melampaui batas dalam pergaulan, sehingga banyak diantara kita yang melakukan
perilaku tercela. Tingkah laku tercela adalah perbuatan yang tidak Allah ridhoi. Seseorang
yang melakukan perbuatan seperti : buruk sangka, ghibah atau buthon, boros, dan marah, dan
lain-lainnya. Semua itu adalah tingkah laku tercela, yang mana apabila melakukannya akan
berdosa.
1. Buruk sangka
Buruk sangka adalah menyangka seseorang berbuat kejelekan atau menganggap Jelek
tanpa adanya sebab-sebab yang jelas yang memperkuat sangkaannya. Perbuatan seperti itu
sangat dilarang oleh Allah SWT. Orang yang melakukannya berarti telah berbuat
dosa,Apalagi kalau berburuk sangka tersebut terhadap masalah-masalah aqidah yang
harusdiyakini apa adanya. Buruk sangka dalam masalah ini adalah haram. Sebaliknya,
buruksangka terhadap masalah-masalah kehidupan agar memiliki semangat untuk
menyelidikinyaadalah dibolehkan. Buruk sangka dinyatakan oleh Nabi SAW., sebagai
sedusta dusta ucapan. Orang yang telah berburuk sangka terhadap orang lain berarti telah
menganggap jelek kepadanya padahalIa tidak memiliki dasar sama sekali. Buruk sangka
biasanya berasal dari diri sendiri. Hal itusangat berbahaya karena akan mengganggu
hubungan dengan orang yang dituduh jelek,padahal belum tentu orang tersebut sejelek
prasangkanya. Itulah sebabnya, berburuk sangka sangat berbahaya, bahkan sebagian ulama
berpendapat bahwa buruk sangka lebih bahaya daripada berbohong.
4
2. Ghibah
b.meminta orang yang dianggap sanggup menasehatinya supaya menasehati orang yang
berbuat mungkar.
c.menasehati agar orang lain jangan tertipu oleh orang yang jahat itu.
d.terhadap orang yang terang-terangan melakukan kejahatan yang demikian ini tidaklah lagi
berlaku ghibah karena ia sering telah terang-terangan melakukankejahatan.
e.mengenal orang yang terkenal dengan suatu gelar seperti menyatakan: Al-A'msyi, Al-
A'ma,Al-Ashom, Al-Ahwal, semua itu merupakan gelar bagi orang-orang ahli hadis.
Menurut Al Faqih Abu Laits Samarqandi boleh membicarakan kesalahan tukang mengada-
ngada acara keagamaan yang tidak mempunyai dasar (bid'ah). Bahkan, perbuatantersebut
berpahala karena bertujuan memberantasnya dengan harapan supaya masyarakat menjauhi
perbuatan fasik tersebut. Namun demikian, tidak boleh menyebutkan pribadinyakarena hal itu
tetap saja dianggap ghibah. Ia mendasarkan pendapatnya para Nabi SAW. "sebutlah
keburukan dan bahayanya pelacur agar yang lain berhati-hati.”
5
3. Israf
Istilah israf berasal dari kata sarafa, yang berarti melampaui batas atau menyimpang
dari hal-hal yang semestinya. Secara istilah kata sarafa berarti melampaui batas atau perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh manusia baik dalam porsi maupun cara. Kata israf berarti
bersuka ria sampai melewati batas. Melampaui batas (berlebihan) dapat dimaknai sebagai
tindakan yang dilakukan seseorang di luar kewajaran ataupun kepatutan karena kebiasaan
yang dilakukan untuk memuaskan kesenangan diri secara berlebihan. Menurut bahasa, Israf
berarti menafkahkan (membelanjakan) sesuatu tidak dalam rangka melaksanakan ketaatan
(kepada Allah). Israfbisa juga berarti, berlebih-lebihan melewati batas.Israf dapat juga berarti
perbuatan melampaui batas dalam hal makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal, dan
lainnya, serta keinginan yang tersembunyi dalam jiwa manusia.sehingga dapat melanggar
norma-norma Susila,agama, dan hukum.
Israf adalah segala perbuatan yang dilakukan dengan tidak sewajarnya atau melewati batas
kelaziman dalam segala hal. Sebagai contoh adalah berlebihan dalam masalah
berpakaian,bertingkah laku, berhias, makan, minum dan lain sebagainya. Sikap israf
merupakan perbuatan yang sangat tidak disukai oleh Allah SWT karena pada hakikatnya israf
merupakan tindakan merusak diri. Salah satu sikap berlebihan yang dampaknya begitu besar
bagi diri manusia adalah berlebihan dalam hal makan.
Sikap israf ini adalah salah satu sikap tercela yang sangat merusak bagi pelaku sendiri
maupun orang lain yang terkena dampak tingkah lakunya. Sifat melampaui batas (berlebihan)
ini mengancam masa depan umat manusia, terutama kalangan generasi muda. Sebuah
perilaku dikatakan menyimpang dan melampaui batas jika perilaku tersebut tidak sesuai porsi
dan cara yang telah ditetapkan oleh agama, baik yang bersifat individual maupun sosial.
Perilaku menyimpang lebih berkaitan dengan hal-hal yang bersifat larangan. Sedangkan
perilaku yang melampaui batas berkaitan dengan hal-hal yang pada hakikatnya (semula)halal
atau diperbolehkan asalkan sesuai porsinya, oleh karena itusegala perbuatan merusak,
homoseks, lesbian, makan berlebihan, dapat disebut israf. Israf termasuk perbuatan yang
dipandang tidak baik, bahkan dalam beberapa hal dilarang oleh agama. Israf atau berlebih-
lebihan dilarang oleh agama. Israf dalam memenuhi hajat dan keinginan nafsu terhadap
segala sesuatu yang halal secara hukum syariat tidak haram, tetapi secara moral sikap ini
cenderung merusak tatanan akhlak dan etika hidup. Selain tidak pernah menemukan
kepuasan, sikap ini lambat laun akan membawa seseorang pada tindak penyalahgunaan hak
orang lain. Perilaku berlebihan ini dapat terjadi dalam berbagai hal, seperti makan, minum,
penggunaan harta atau materi, ucapan maupun tindakan merupakan perbuatan israf atau
mubazir.
6
4. Fitnah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa fitnah artinya perkataan
bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan
orang. Kata fitnah berasal dari bahasa Arab )ُ( ة َ ْنتِالفyang bermakna ujiandan cobaan. Di
dalam Al-Qur’an dan hadist sendiri ada banyak makna tentang fitnah, seperti fitnah
bermaksud Syirik Dalam Islam, berpaling dari jalan yang benar, sesat, pembunuhan dan
kebinasaan, perselisihan dan peperangan, kemungkaran dan kemaksiatan.Termasuk adalah
menyebar berita dusta atau bohong atau mengada-ngada yang kemudian merugikan orang
lain juga termasuk dalam fitnah,padahal Bahaya Berbohong Dan Hukumnya Dalam Islam
sudah jelas termasuk Fungsi Al-Quran dalam Kehidupan Sehari- hari.Fitnah merupakan suatu
kebohongan besar yang sangat merugikan dan termasuk dalam dosa yang tak terampuni oleh
Allah SWT
a. Fitnah Syubhat
Syubhat berarti samar-samar atau tidak jelas. Dalam fiitnah syubhat, seseorang menjadi rusak
ilmu dan keyakinannya sehingga menjadikan perkaran ma’ruf menjadi samar dengan
kemungkaran, sementara kemungkaran sendiri tidak ia hindari (dikerjakan). Fitnah syubhat
merupakan fitnah paling berbahaya oleh karena kurangnya ilmu dan lemahnya bashirah,
ketika diiringi dengan niat buruk dan hawa nafsu maka timbullah fitnah besar dan
keji.YangTermasuk dalam fitnah syubhat adalah;Kekafiran
b. Fitnah Syahwat
Fitnah syahwat merupakan segala perbuatan yang dapat melemahkan dan mengikis iman
seseorang disebabkan oleh mengikuti hawa nafsu. Mereka yang terkena fitnah syahwat
biasanya malas beribadah serta tidak segan melanggar menjadi samar dengan kemungkaran,
sementara kemungkaran sendiri perintah Allah dan mengerjakan apa yang dilarang. Hal ini
disebabkan oleh hawa nafsu beserta andil dari iblis yang senantiasa mengiringi dan membuat
iman semakin lemah.Umumnya, fitnah syahwat adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan dunia, kesenangan, dan yang membangkitkan hawa nafsu.
5. Ananiah
Ananiah atau egois adalah perilaku yang selalu tidak mau tahu dengan kepentingan
orang di sekitarnya. Egois juga dapat diartikan suatu sikap yang selalu mementingkan diri
sendiri. Perilaku ini juga cenderung hampir sama dengan perilaku angkuh atau sombong.
Sifat Ananiah akan mendatangkan kebinasaan bagi pemilik sifat tersebut. Ananiah termasuk
sifat tercela yang harus dijauhi oleh setiap orang mukmin. Sebab, dapat menjerumuskan
manusia kepada sikap individualistik (kesendirian) dan membuka jalan kepada sikap
permusuhan dan kebencian di antara sesama manusia.Sifat Ananiah selanjutnya dapat
menimbulkan sikap sombong. Kedua sifat ini, sama-sama tidak memperdulikan keadaan
7
orang lain dan cenderung mementingkan urusannya sendiri. Orang yang memiliki sifat
ananiah, selalu menilai sesuatu berdasarkan dirinya sendiri dan tidak memperdulikan orang
lain.Sikap Egoisme sangat bertentangan dengan kodrat manusia. Karena pada dasarnya,
manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berdampingan dengan sesamanya dalam
rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya
sendiri, melainkan selalu mau untuk bekerja sama dengan orang lain. Allah SWT
memerintahkan agar kita hidup untuk saling tolong-menolong dan memiliki kepedulian
terhadap orang lain.
6. Ghadab
Ghadab adalah perilaku tercela yang harus dihindari sikap ini dapat muncul jika
keinginannya tidak terpenuhi maka seseorang akan marah jika tujuan yang diinginkan tidak
tercapai.Ghadab (marah) secara harfiah berarti keras atau perbuatan yang kasardan akan
mengakibatkan marah hal ini juga mengenai tentang sikap seseorang karena sering tidak
senang terhadap perlakuan orang lain. Orang yang pemarah adalah orang yang lemah
imannya karena ia berpikiran sempit dan tidak dapat mengendalikan keinginannya sehingga
seseorang berpikir keinginannya dapat menyelesaikan masalah.Seorang mukmin yang baik
selalu siap untuk memaafkan kesalahan orang lain trutama saudaranya Allah SWT
menjelaskan bahwa menahan amarah adalah salah satu cara untuk bertakwa. Ghadab atau
marah juga sifat alamiah yang ada pada manusia dan islam mengajarkan untuk bisa
mengendalikan marah seperti apa yang sudah di ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, Orang
yang benar-benar takut akan dapat mengendalikan diri ketika mereka marah.Amarah itu
adalah suatu perbuatan yang terlarang Allah SWT sangat membenci orang yang memiliki
sifat gadab atau pemarah.
7. Namimah
8. Hasad
Kata hasad dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan iri atau dengki.
Seseorang yang dikatakan iri, berarti ia sedang dalam kondis itidak suka dengan sesuatu
berupa nikmat yang didapatkan oleh orang lain. Hasad adalah suatu sikap seseorang yang
8
tidak senang terhadap orang yang memperoleh keberuntungan, kenikmatan atau karunia
dariAllah swt. Sifat ini adalah penyakit mental yang melahirkan rasa sakit hati apabila orang
lainmendapatkan kesenangan dan kemuliaan itu hilang dari orang itu, dan pekerjaannya
hanya berusaha menghilangkan kesenangan dan kemuliaan itu supaya ia merasa tenang. Kata
hasad secara etimologi berarti menaruh perasaanmarah (benci, tidak suka) karena sesuatu
yang memberi keberuntungan terhadap orang lain. Hasad ialah rasa benci dalam hati terhadap
kenikmatan orang lain dan disertai dengan maksud agar nikmat itu hilang atau berpindah
kepadanya.
9. Sombong
Kesombongan, berasal dari kata sombong, juga angkuh, takabur, arogan, congkak,
dan tinggi hati merupakan suatu perasaan atau emosi dalam hati yang dapat mengacu pada
dua makna umum. Dalam konotasi negatif biasanya mengacu pada perasaan meningkatnya
status atau prestasi seseorang, sering kali disebut "keangkuhan".
10. Tabzir
ِ فَإِن الظن أ َ ْكذَب ْال َح ِد ْي، ِإياك ْم َوالظ ِِّن:م قَا َل.هللا ص
َ َول، َولَ ت َ َجسس ْوا، َولَ ت َ َحسس ْوا.ث ِ أَن َرس ْو َل: ض.َح ِديْث أ َ ِبي ه َري َْرة َ ر
هللا ِإ ْخ َوانًا
ِ َ َوك ْون ْوا ِع َباد، َولَ تَدَا َبر ْوا، َولَ ت َ َباغَض ْوا،سد ْوا
َ َولَ ت َ َحا،تَنَا َجش ْوا.
Artinya: Dari Abu Hurairah Nabi bersabda: “Jauhilah oleh kalian berprasangka (kecurigaan),
karena sesungguhnya prasangka itu adalah sedusta-dustanya pembicaraan.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
2.Larangan Ber-Ghibah
“Wahai Rosululloh, untukmu Shafiyah itu demikian dan demikian.” Salah seorang periwayat
hadits menjelaskan maksud ucapan ‘Aisyah bahwa Shafiyah itu orangnya pendek. Maka Nabi
bersabda: “Sungguh engkau telah mengucapkan sebuah kalimat yang seandainya dicampur ke
dalam lautan maka niscaya akan merubahnya.” (HR. Abu Dawud)
. قَا َل ِذ ْكركَ أَخَاكَ بِ َما يَ ْك َره. قَالوا ّللا َو َرسوله أ َ ْعلَم.ع ْن أَبِى ه َري َْرة َ أَن َرسو َل ّللاِ صلى هللا عليه وسلم قَا َل أَتَدْرونَ َما ْالغِيبَة َ
َ َ َ َ
)قِي َل أ َف َرأيْتَ إِ ْن َكانَ فِى أ ِخى َما أقول قَا َل ِإ ْن َكانَ فِي ِه َما ت َقول فَقَ ِد ا ْغت َ ْبت َه َوإِ ْن لَ ْم يَك ْن فِي ِه فَقَدْ بَ َهته (رواه مسلم
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bertanya: “tahukah kamu sekalian, apakah
menggunjing itu?” para sahabat berkata: “Allah swt dan Rasul-Nya lebih mengetahui’. Beliau
bersabda: “yaitu bila kamu menceritakan keadaan saudaramu yang ia tidak menyenanginya”.
Ada seorang sahabat bertanya: “bagaimana seandainya saya menceritakan apa yang
sebenarnya terjadi pada saudara saya itu?” beliau menjawab: “apabila kamu menceritakan
apa yang sebenarnya terjadi pada saudaramu itu, maka berarti kamu telah menggunjingnya,
dan apabila kamu menceritakan apa yang sebenarnya tidak terjadi pada saudaramu, maka
kamu bener-benar membohongkannya”. (H.R. Muslim).
10
3.Larangan Israf
صد ْق فِي ْ َ َو ْالب, ْ َوا ْش َرب, قَا َل َرسول َّللاِ صلى هللا عليه وسلم ( ك ْل: ع ْن َج ِدِّ ِه قَا َل
َ َ َوت,س َ ,ع ْن أ َ ِبي ِه َ ع ْن
َ ,ع ْم ِرو ب ِْن ش َعيْب َ َو
َاري ْ َ َو, َوأ َ ْح َمد,َ َو َل َمخِ يلَة ) أ َ ْخ َر َجه أَبو دَاود,س َرف
ِ علقَه اَلبخ َ غي ِْر
َ
Dari ‘Amr Ibnu Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya Radhiyallahu ‘anhum (semoga Allah
meridhai mereka) berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Makanlah dan
minumlah dan berpakaianlah dan bersedekahlah tanpa berlebihan (israf) dan tanpa
kesombongan”. (HR. Abu Dawud dan Ahmad dan Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan secara
ta’liq).
َ ط ِن ِه َحسْب اب ِْن آدَ َم لقَ ْي َمات ي ِق ْمنَ ص ْل َبه فَإ ِ ْن لَ ْم َي ْف َع ْل فَثلث ِل
ط َعا ِم ِه َوثلث ِلش ََرا ِب ِه َوثلث ِلنَفَ ِس ِه ْ عا ًء ش ًَّرا م ِْن َب
َ َما َمل َ آدَمِي ِو
“Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya
memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan
tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan,
sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk nafasnya”. (HR. Ahmad (IV/132), Ibnu Majah
(no. 3349), al-Hakim (IV/ 121).
4.Larangan Fitnah
َ َم ْن تَشَر، َو ْال َماشِى فِي َها َخيْر مِنَ الساعِى، َو ْالقَائِم فِي َها َخيْر مِنَ ْال َماشِى، ست َكون فِت َن ْالقَاعِد فِي َها َخيْر مِنَ ْالقَائ ِِم
ف لَ َها َ
ْ ْ َ ً ْ
فَ َم ْن َو َجدَ فِي َها َمل َجأ أ ْو َمعَاذًا فَليَعذ بِه، ت َ ْست َ ْش ِر ْفه
“Akan terjadi fitnah, orang yang duduk lebih baik daripada yang berdiri, orang yang berdiri
lebih baik daripada yang berjalan, orang yang berjalan lebih baik daripada yang berlari,
barangsiapa yang mencari fitnah maka dia akan terkena pahitnya dan barangsiapa yang
menjumpai tempat berlindung maka hendaknya dia berlindung” (HR. Bukhari – Muslim)
11
ارب الز َمان َوي ْقبَض ْالع ِْلم َوت َْظ َهر ْال ِفت َن َوي ْلقَى الشح َويَ ْكثر
َ َ « يَتَق-صلى هللا عليه وسلم- ِأَن أَبَا ه َري َْرة َ َقا َل قَا َل َرسول ّللا
قَالوا َو َما ْال َه ْرج قَا َل « ْالقَتْل.» » ْال َه ْرج
Artinya: “Zaman akan semakin dekat, dicabutnya ilmu, akan timbul fitnah-fitnah,
dimasukkan (ke dalam hati) sifat kikir dan akan banyak al harj”, mereka (para shahabat)
bertanya: “Apakah al harj,wahai Rasulullah?”, beliau menjawab: “Pembunuhan”. HR.
Bukhari dan Muslim.
5.Larangan Ananiah
Artinya : “Jika engkau melihat kikir ditaati, hawa nafsu diikuti, dan kekaguman pemilik
pendapat, jagalah dirimu.” (HR Abu Daud)
6.Larangan Ghadab
7 َ ل: َ قَال،ًمِرارا
َ َضبْ فَ َردد ِ أ َ ْو:سل َم
َ لَ ت َ ْغ: قَا َل،صنِي َ علَ ْي ِه َو
َ صلى هللا ِّ ِع ْنه أَن َرجلً قَا َل لِلنب
َ ِي َ ي هللا ِ ع ْن أَبِي ه َري َْرة َ َر
َ ض َ
ضبْ [رواه البخاري ْ
َ ]تَغ
8.Larangan Hasad
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a bahawa Nabi bersabda: "Jauhilah hasad (dengki), karena
hasad dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar." (HR Abu Daud )
12
9.Larangan Sombong
َي َجواظ م ْست َ ْك ِبر َجماع َمناع َوأ َ ْهل ْال َجن ِة الض َعفَاء ْال َم ْغلوبون ِ ِإن أ َ ْه َل الن
َ ار كل َج ْع
ِّ ظ ِر
Artinya: “Sesungguhnya penduduk neraka adalah semua orang yang kasar lagi keras, orang
yang bergaya sombong di dalam jalannya, orang yang bersombong, orang yang banyak
mengumpulkan harta, orang yang sangat bakhil. Adapun penduduk sorga adalah orang-orang
yang lemah dan terkalahkan”. [Hadits Shahih. Riwayat Ahmad, 2/114; Al-Hakim, 2/499
مِن ْ َما م ِْن َرجل َيم ْوت حِ يْنَ َيم ْوت َو فِى قَ ْل ِب ِه مِثْقَا َل َحبة:هللا ص َيق ْول
ْ مِن خ َْردَل َ عامِر رض اَنه
ِ سمِ َع َرس ْو َل َ ع ْن ع ْق َب َة ب ِْن
َ
احمد فى الترغيب و الترهيب.ِكبْر تَحِ ل لَه اْل َجنة ا َ ْن َي ِر ْي َح ِر ْي َح َها َو لَ َي َراهَا
Artinya: "Dari Uqbah bin ‘Amir RA, sesungguhnya ia mendengar Rasulullah SAW,
bersabda, “Orang yang meninggal dunia, dan ketika ia meninggal itu di dalam hatinya masih
ada sebesar biji sawi dari sombong, maka tidaklah halal baginya surga, tidak mencium
baunya dan tidak pula melihatnya”. [HR. Ahmad, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 566]
10.Larangan Tabzir
ضى لَك ْم ا َ ْن ت َ ْعبد ْوه َ فَيَ ْر،ً َوي ْك ِره لَك ْم ثَلَثا،ًضى لَك ْم ثَلَثاَ إِن هللاَ تَعَالَى يَ ْر:.م. قَا َل َرس ْول هللاِ ص: قَا َل.ض.ع ْن أَبِى ه َري َْرة َ ر َ
( رواه.ال ْ
ِ عة ال َم َ ضا ِ ْ َ َ ْ َ ً ْ َ ً
َ َويك ِره لك ْم قِ ْي َل َوقا َل َوكَث َرة الس َؤا ِل َوا، َوان ت َ ْعت َِصم ْوا بِ َح ْب ِل هللاِ َج ِميْعا َول تَفَرق ْوا،شيْئا ْ َ
َ َول تش ِرك ْوا بِ ِه
)مسلم.
Sebagai manusia yang beragama, sudah sepatutnya kita menghindari perilaku tercela dalam
kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi di zaman sekarang ini, saat pergaulan bebas kian
merajalela.kita harus bisa menjaga diri agar tidak terseret dalam perilaku yang menyimpang.
13
Misalnya saja seks bebas, mabuk-mabukan, mengonsumsi narkotika, berpakaian tidak sopan,
dan sejenisnya.Semua itu tidak memberikan manfaat dalam kehidupan. Sebaliknya, justru
menghancurkan diri sendiri. kita juga berisiko dijauhi banyak orang. Bahkan, tak menutup
kemungkinan Kita harus berakhir di dalam jeruji besi.
Cara menghindari perilaku tercela yang pertama, yakni dengan berpegang teguh pada
agama. Kita tidak bisa mempelajari agama secara setengah-setengah.Misalnya saja, Kita
sholat tapi mencuri. Ya itu jelas tidak boleh. Dosa! Agama tidak hanya mencakup ibadah
saja, namun juga aspek kehidupan lainnya termasuk akhlak. Apabila Kita mau mempelajari
agama secara menyeluruh, lalu menjadikannya sebagai pedoman hidup, maka Kita akan
selamat dari hal-hal buruk yang membahayakan.Selain itu, kedekatan Kita dengan Tuhan
juga akan menuntun Kita menjadi pribadi yang lebih baik. Tanpa siapa pun menyuruh, Kita
pasti menghindari perilaku tercela, karena Kita tahu itu bertentangan dengan ajaran agama.
Untuk menghindari perilaku tercela dalam pergaulan, Kita harus punya prinsip hidup
yang kuat. Jangan mudah ikut-ikutan!Apabila Kita sudah berprinsip untuk menjadi orang
baik, nggak mau mencuri, nggak mau ngebully orang lain, nggak mau mabuk, maka
peganglah prinsip tersebut dengan teguh. Ikuti kata hati Kita. Sekalipun teman-teman Kita
merayu, jangan didengarkan.Kita tak perlu takut dibilang kuper atau nggak gaul. Biarkan saja
mereka memanggil Kita apa. Itu lebih baik daripada Kita harus ikut-ikutan jadi orang yang
berperilaku tercela.
Kebanyakan orang cenderung enggak sadar saat melakukan hal yang tercela. Mereka
menganggap apa yang diperbuatnya itu benar. Sehingga terus mengulanginya lagi-lagi,
sampai sikap tercela itu menjadi kebiasaan Selain tidak memberikan manfaat, tontonan
seperti itu juga bisa mempengaruhi pikiran Kita jadi keruh. Bahkan, bagi beberapa orang
yang masih labil, mereka yang nggak punya moral, bisa saja meniru adegan tercela itu lalu
14
6. Utamakan Pendidikan
Ilustrasi menghindari perilaku tercela Fungsi pendidikan itu enggak hanya untuk
mencari gelar dan pekerjaan semata. Tapi juga untuk mendidik perilaku diri agar lebih
beradab. Dalam artian bisa membantu Kita terhindarkan dari perbuatan menyimpang.Dengan
Kita bersekolah, maka wawasan Kita akan semakin luas. Kita akan memperoleh banyak ilmu
yang bermanfaat untuk hidup, mulai dari ilmu agama, ilmu tentang hukum, menggunakan
laptop, cara bersosialisasi, dan sebagainya.Ilmu-ilmu tersebut, secara nggak langsung akan
membentuk pribadi Kita menjadi seseorang yang lebih baik. Jika Kita sanggup
mengamalkannya dengan sungguh-sungguh, tentu Kita bisa menghindari perilaku tercela.
Daripada Kita menghabiskan waktu untuk nongkrong nggak jelas, ngerokok, gosipin
orang sekampung atau mungkin juga mabuk-mabukan, lebih baik Kita isi waktu luang
dengan kegiatan yang positif.Aktivitas yang bisa memberikan manfaat dalam hidup Kita.
Misalnya saja, membaca buku, mengikuti seminar, mendengarkan kajian agama, atau
melakukan hobi seperti memasak, nulis, ngelukis, menjahit, main sepak bola, atau apapun
yang Kita sukai. Semua itu jelas lebih menyenangkan, bahkan juga berguna untuk diri Kita.
So, semakin sering Kita menjalankan aktivitas positif dan berkumpul bersama orang-orang
baik, maka risiko Kita terjerat dalam perbuatan tercela juga akan semakin terminimalisir.
Usia remaja adalah masa-masa labil. Biasanya di usia tersebut, orang masih berusaha
mencari jati diri. Selain itu, prinsip hidupnya juga belum terlalu kuat, sehingga mudah
dipengaruhi.Jangan hanya karena Kita dilarang pulang malam, atau mungkin orang tua marah
dikit, lalu Kita men-judge mereka sebagai orang jahat. No! Itu tidak benar. Apapun yang
dilakukan orang tua itu demi kebaikan Kita.
Selanjutnya, cara menghindari perilaku tercela dengan mengingat tujuan Kita hidup di
dunia. Kita hidup di dunia ini, tujuannya tak lain untuk beribadah kepada
Tuhan.Mengumpulkan pahala sebagai bekal di akhirat kelak. Ingat lho, kehidupan ini enggak
akan berlangsung selamanya. Nikmat dunia hanyalah kefanaan semata.
15
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Akhlak tercela adalah semua sikap dan perbuatan yang dilarang oleh Allah, karena
akan mendatangkan kerugian baik bagi pelakunya ataupun orang lain. Akhlak, memiliki
sebab-sebab yang dapat menjadikannya tinggi dan mulia, dan sebaliknya juga mempunyai
sebab-sebab yang dapat menjadikannya merosot dan jatuh ke dalam keterpurukan.
Akhlaq tercela dapat menciptakan perilaku tercela. Perilaku tercela dapat di golongkan
menjadi dua macam, yaitu perilaku yang berdampak buruk bagi dirinya sendiri dan perilaku
tercela yang berdampak buruk bagi orang lain. Begitu banyaknya macam-macam akhlak
tercela yang terdapat dalam hati manusia. Beberapa akhlak tercela, yaitu ujub (berbangga
diri), takabur (sombong), putus asa, dusta dan iri/dengki (hasad).
Banyak sifat atau akhlak tercela yang belum temasuk atau tercantum di makalah kami,masih
banayak ahlak tercela yang perlu kita ketahui,maka dari itu kita harus meninggal sifat tercela
yang ada diri kita,karna jika tidak kita hilangkan sifat tersebut akan susah dihilangkan.
B. Saran
-Al-Qur’an menunjukkan cara melawan hawa nafsu dan setan dengan cara yang sangat
mudah yaitu dengan memohon perlindungan dan berpaling dari orang bodoh, dan menolak
perlakuan jahat mereka dengan berbuat baik.
-Bersyukurlah atas karunia yang telah Allah berikan, maka insyaallah, hati kita akan selamat
dari akhlak tercela.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://nurhasanahalharbi.blogspot.com/2018/12/makalah-tingkah-laku-tercela.html?m=1
https://www.tipspengembangandiri.com/cara-menghindari-perilaku-tercela/
https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/fitnah-dalam-islam
https://rumussoal.com/pengertian-ghadab/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesombongan
https://www.bacaanmadani.com/2020/04/pengertian-tabdzir-bahaya-perilaku.html
17