Anda di halaman 1dari 14

HADIST TENTANG DOSA BESAR

KELOMPOK 6 :

1. Mutiara ( 0502202096 )
2. Khairul Hasanah ( 0502202091 )
3. Aidila Rani ( 0502202079 )
4. Andini Eka Putri ( 0502202100 )

AKUNTANSI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Puji dan syukur senantiasa kami haturkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala,
yang telah memberi petunjuk berupa ilmu. Dengan ilmu- Nya sehingga manusia yang berakal
dan beriman mampu menjalankan perintahperintah- Nya dengan sempurna. Tak lupa pula kami
haturkan shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu
'Alaihi wa Sallam yang telah memperjuangkan Islam dan menuntun kita pada jalan yang di-
Ridhai Allah SWT. Dengan karunia Ilmu serta hidayah-Nya pula, kami dapat menyelesaikan
makalah yang merupakan tugas Makalah yang diampu oleh Muhammad Wahyu Ilhami, S.H.I,
M.H.I yang berjudul “Hadis Tentang Dosa Besar”.
Sebagai pembuat makalah, pertama-tama beristighfar kepada Allah, bilamana dalam
menyusun makalah ini ada kekhilafan yang tidak disengaja.Kemudian, kami memohon maaf
kepada para pembaca sekalian jika menjumpai tulisan-tulisan yang dianggap khilaf dan
mengganggu.Semua itu bukan karena disengaja, melainkan karena kelemahan sebagai insan.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.Amin.

Medan, November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan Masalah .............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 2
1. Pengertian Dosa Besar ................................................................... 2
2. Macam-Macam Dosa Besar ............................................................ 2
3. Sebab-sebab Dosa Besar ................................................................. 7
BAB III PENUTUP ................................................................................ 10
1. Kesimpulan .................................................................................... 10
2. Saran .............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah adalah satu-satunya makhluk yang paling sempurna di muka
bumi ini. Tidak ada satupun makhluk di dunia ini yang sempurna melebihi manusia.
Sebagaiman Allah berfirman dalam al-Qur’an surat At-Tin: 4, yang artinya “ kami
(Allah) benar-benar telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk”. Demikian
juga halnya dengan kejahatan dan dosa. Kebaikan apa saja yang mempunyai manfaat
besar, maka pahalanya di sisi Allah akan besar juga. Sedangkan kebaikan yang
manfaatnya lebih rendah, maka pahalanya pun seimbang dengan kebaikan tersebut.
Sebaliknya, setiap kejahatan yang mudharatnya lebih besar, maka ia disebut sebagai
dosa-dosa besar yang membinasakan dan siksanya pun sangat berat. Adapun kejahatan
yang mudharatnya lebih rendah dari itu, maka ia tergolong kepada dosa-dosa kecil yang
dapat terhapus dengan jalan menjauhi dosa-dosa besar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dosa besar?
2. Apa macam-macam dosa besar?
3. Bagaimana sebab-sebab dalam dosa besar?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian dosa besar.
2. Mengetahui macam-macam dosa besar.
3. Mengetahui sebab-sebab dalam dosa besar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dosa Besar


Menurut KBBI kata dosa mempunyai arti perbuatan yang melanggar hukum
Tuhan atau agama. Didalam agama islam dosa merupakan perbuatan yang dilakukan
seorang mukallaf yang melanggar hukum Allah SWT.
Kata dosa besar terdiri dari dua kata yaitu: dosa dan besar. Dosa adalah perbuatan
yang melanggar hukum tuhan atau agama. Sedangkan besar adalah lebih dari ukuran
sedang.Namun kata besar disini jika dihubungkan dengan kata dosa, maka dapat diartikan
dosa yang mengenai perkara yang besar (berat). Jadi dosa besar adalah perbuatan yang
melanggar hukum tuhan atau agama yang berkaitan dengan perkara yang besar (berat).
Dosa terbagi atas dua macam, yakni dosa besar dan dosa kecil. Pembagian ini
berdasarkan berat atau ringan hukuman yang Allah timpakan kepada pelakunya.
Semangkin berat sanksi yang Allah timpakan berarti semangkin besar kualitas suatu dosa.
Dosa besar adalah buah dari amal perbuatan yang sangat dilarang keras oleh nash
dan al-Quran dan Hadis Rasulullah baik bersifat larangan maupun perintah. Disebut dosa
besar karena bahaya yang di akibatkannya sangat keji dan besar. Sedangkan dosa kecil
adalah buah dari amal perbuatan yang tidak begitu sangat dilarang oleh nash-nash Al-
quran dan Hadis Rasulullah SAW. Dan tidak dilakukan berulang-ulang disebut dosa
kecil.

B. Macam – Macam Dosa Besar


1. Menyekutukan Allah (Syirik)
Syirik adalah salah satu jenis dari kekufuran yang terbesar. Ulama
membagi syirik kedalam dua bagian, syirik jali (syirik yang jelas) dan syirik khafi
(syirik yang tersembunyi).
a. Syirik jali adalah perbuatan atau perkataan yang mempersekutukan Allah
dengan lainnya didalam ibadah ibadah atau keyakinan. Misalnya :
menyembah matahari, patung, manusia, atau jin.

2
b. Syirik khafi adalah syirik yang tersembunyi seolah-olah mempersekutukan
Allah seperti riya.
Syirik jali merupakan dosa besar yang tidak diampuni Allah. Allah
befirman di dalam surat an-Nisa’ ayat 48
‫ى ِإثْ ًما‬
ٓ َٰ ‫ٱَّلل َف َق ِد ٱ ْفت ََر‬ َ ‫ٱَّلل ََل َي ْغ ِف ُر أَن يُ ْش َركَ ِب ِهۦ َو َي ْغ ِف ُر َما د ُونَ َٰذَلِكَ ِل َمن َي‬
ِ َّ ‫شا ٓ ُء ۚ َو َمن يُ ْش ِر ْك ِب‬ َ َّ ‫ِإ َّن‬
‫ع ِظي ًما‬
َ
(Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang
siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yanng
besar).
Di dalam Fath al-Majid Syarh kitab at-Tauhid. Syaikh Abdurrah bin
Hasan Alu asy-Syaikh mengatakan bahwa maksud firman Allah, “ Allah tidak
akan mengampuni dosa syirik,” adalah Dia tidak akan mengampuni dosa pelaku
dosa besar tersebut selama pelakunya tidak bertaubat. Jika pelakunya bertaubat
maka Allah akan mengampuninya. Berbeda dari dosa-dosa selain syirik jali, yakni
jika Allah mau menghapuskan dosa orang tersebut tanpa bertaubat maka ia
menghapuskannya dan jika ia tidak mau, maka ia tidak menghapusnya. Pelaku
syirik yang tidak bertaubat kepada Allah maka balasannya tidak lain adalah
neraka dan ia diharamkan Allah untuk memasuki surga-Nya.
2. Durhaka Kepada Ibu Bapak
Durhaka kepada keduanya dalah tindakan kriminal terbesar yang membuat
bulu kuduk merinding, bahkan masyarakat jahiliyah sendiri sekalipun tidak
mengingkari keburukannya. Allah memberi ancaman dengan azab yang pedih
kepada pelakunya. Allah menggariskan dengan firman-Nya di dalam surah Al-
Isra Ayat 23:

‫ف َو ََل‬ ٍّ ُ ‫سنًا ۚ ِإ َّما َي ْبلُغ ََّن ِعندَكَ ْٱل ِك َب َر أ َ َحدُهُ َما ٓ أ َ ْو ِك ََلهُ َما فَ ََل تَقُل لَّ ُه َما ٓ أ‬ ٓ َّ ‫ض َٰى َربُّكَ أ َ ََّل ت َ ْعبُد ُٓو ۟ا ِإ‬
َ َٰ ْ‫َل ِإيَّاهُ َو ِب ْٱل َٰ َو ِلدَي ِْن ِإح‬ َ َ‫َوق‬
‫ت َ ْن َه ْره َُما َوقُل لَّ ُه َما قَ ْو ًَل َك ِري ًما‬

(“Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.

3
Jika salah seorang diantara kedunya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepadanya
perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak keduanya, dan ucapkanlah
kedapa keduanya perkataan yang baik.
Ucapan “cis atau ah” yang dinilai remeh oleh manusia tidak boleh
diucapkan, apalagi mengingkari hak-haknya, mengabaikannya dan
mendurhakainya.
3. Membunuh Jiwa Manusia
Allah mengharamkan menumpahkan darah hambanya tanpa legimitasi
dari syariaat-Nya.pelaku pembunuhan sengaja diancam-Nya dengan neraka
jahannam. Hal ini sebagaimana disebutkan di dalam firman-Nya surah an-
Nisa’ayat: 93
‫ع ِظي ًما‬ َ َ ‫علَ ْي ِه َولَعَنَ ۥهُ َوأ‬
َ ُ ‫عد َّ لَ ۥه‬
َ ‫عذَابًا‬ َّ ‫ب‬
َ ُ‫ٱَّلل‬ ِ ‫َو َمن يَ ْقت ُ ْل ُمؤْ ِمنًا ُّمتَعَ ِمدًا فَ َجزَ آ ُؤ ۥهُ َج َهنَّ ُم َٰ َخ ِلدًا فِي َها َوغ‬
َ ‫َض‬
(Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannya ialah, jahannam, kekal ia didalamnya dan Allah murka kepadanya,
dan mengutuknya serta menyediakan azab yang besar baginya).
4. Kesaksian Palsu
Kesaksian palsu adalah seseorang yang memberikan kesaksian suatu
peristiwa yang ia ketahui, tetapi bertentangan dengan kenyataanya padahal ia
mengetahui kenyataan yang sebenarnya itu seperti ini, atau ia tidak mengetahui
kesaksian sesuai dengan faktanya. Ketiga macam bentuk persaksian ini hukumnya
haram dan seseorang tidak boleh memberiakn kesaksian kecuali dengan fakta
yang ia ketahui dan dengan cara yang benar. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: “dari Abdullah bin Mas’ud, dari Nabi SAW. Bersabda: sebaik-baik
manusia ialah pada abadku, kemudian mereka yang sesudahnya, dan mereka yang
sesudahnya lagi. Lalu datanglah satu golongan yang mendahulukan penyaksian
seseorang diantara mereka akan sumpahnya pada penyaksiannya.”
5. Menuduh Berzina Kepada Wanita Yang Baik Mukminah

4
Menuduh zina wanita-wanita mukmin yang senantiasa memelihara
dirinya: orang yang menuduh zina terhadap wanita baik-baik, yang wanita itu
tidak melakukan perzinaan, maka orang yang menuduh itu akan mendapat
kutukan, baik di dunia maupun di akhirat.
Perbuatan menuduh wanita berzina adalah penuduhan tersebut tidak
didasarkan pada bukti-bukti merupakan dosa-dosa besar. Allah berfirman artinya:
“Dan orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan
mereka tidak bisa mendatangkan empat orang saksi maka mereka (yang
menuduh) itu didera 80 kali. Dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat
selamanya-selamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik.”
Untuk mencagah hal tersebut Al-Quran Al-karim telah memperkeras
hukuman dosa (perbuatan menuduh zina) khasnya tersebut hampir sama dengan
hukuman zina yakni 80 kali cambuk, dan hukuman lain yang diterima yang
pertama kali adalah bersifat fasik.
6. Riba
Riba menurut bahasa adalah tambahan, menurut istilah Riba adalah
tuntutan dikembalikan hutang dengan meminta tambahan (bunga) yang
diharamkan dari hasil usaha orang yang meminjami. Riba merupakan tindakan
yang secara mendasar bertentang dengan kaidah-kaidah praktek kezhaliman yang
di dalamnya tidak terdapat penjagaan dan pemeliharaan. Islam mengharamkan
riba sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Imran ayat 130 yang artinya
sebagai berikut:
َ‫ٱَّلل لَعَلَّكُ ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬ ۟ ُ‫ضعَفَةً ۖ َوٱتَّق‬
َ َّ ‫وا‬ ْ َ ‫ٱلربَ َٰ ٓو ۟ا أ‬
َ َٰ ‫ض َٰ َعفًا ُّم‬ ِ ‫وا‬۟ ُ‫وا ََل ت َأْكُل‬
۟ ُ‫َٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمن‬
(“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda dan bertawakallah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
kebruntungan”.)
Hikmah diharamkan riba adalah agar pihak yang berhutang tidak semakin
terjepit di dalam kesusahan dengan semangkin bertambahnya hutangnya. Harta
riba adalah harta yang tidak halal, jika seseorang makan dan menafkahi
keluarganya dengan yang haram, maka bisa jadi dirinya dan keluarganya akan
menjadi mengikut setan, sebab dari makanan, pakaian, dan apapun itu yang

5
didapatkan dengan cara yang haram niscaya ia akan menjadi buruk hasilnya,orang
yang melakukan sesuatu yang buruk dan sesuatu yang keji, dan melawan perintah
Allah niscaya ia akan dimurkai Allah, doanya tidak akan dikabulkan, dan
hidupnya sengsara didunia dan di akhirat.
7. Memakan Harta Anak Yatim
Memakan harta anak juga salah satu bagian dari dosa besar. Anak yatim
adalah anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sedangkan ia belim mencapai usia
baligh.[10] Di dalam islam anak yatim harus dilindungi dan harta bendanya
pemeliharaan yang baik dari walinya. Sebab didalam Al-Quran surat an-Nisa’
ayat: 10 Allah berfirman:

َ َ‫صلَ ْون‬
‫س ِعي ًرا‬ ْ ‫س َي‬ ً ‫ِإ َّن ٱلَّذِينَ َيأْكُلُونَ أ َ ْم َٰ َو َل ْٱل َي َٰت َ َم َٰى ظُ ْل ًما ِإنَّ َما َيأ ْ ُكلُونَ ِفى بُطُو ِن ِه ْم ن‬
َ ‫َارا ۖ َو‬
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim,
sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke
dalam api yang menyala-nyala (neraka)”
Tidak hanya hartanya yang harus dilindungi tetapi juga pisik dan
pisikisnya haarus diperhatikan dan tidak boleh disakiti.
8. Sihir
Sihir termasuk ke dalam dosa yang besar karena di dalamnya terdapat
upaya iltibas (pencampur-adukan) dan menutupi apa yang sebenarnya. Bahkan
sihir ini bisa mengakibatkan penyesatan aqidah, baik dari sisi penyebabnya
maupun dari sisi perolehannya.
Di dalam Al-quran ditemukan ayat-ayat yang membicarakan tentang sihir,
yaitu surat Al-Baqarah ayat 102. Di dalam ayat ini dijelaskan bahwa sihir adalah
perbuatan dosa besar yang diharamkan oleh Allah Swt. Bahkan, di dalam
hadisnya, Nabi bersabda hukuman tukang sihir adalah di penggal. Di dalam hadis
lain dikatakan pula, pelaku sihir tidak akan memasuki surga Allah Swt.

6
C. Sebab – Sebab Dosa Besar
1. Terus-menerus berbuat dosa (Al-Ishraar)
Al-ishraar adalah konsisten dan terus-menerus melakukan perbuatan dosa
atau maksiat.Terus-menerus berbuat dosa kecil dan juga adanya tekad untuk
kembali melakukan dosa kecil, akan menjadikan dosa kecil tersebut dihukumi
sebagaimana dosa besar. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhu,
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

“Berikanlah kasih sayang, niscaya Engkau akan disayangi. Berilah maaf, niscaya

Allah akan mengampuni kalian. Celakalah orang-orang yang tidak


memperhatikan aturan syariat dan tidak beradab dengan adab-adab syariat. Dan
celakalah orang-orang yang berbuat ishraar, yaitu orang yang terus-menerus di
atas perbuatan (dosa) yang mereka lakukan, sedangkan mereka mengetahui.”
Ancaman yang terdapat dalam hadits tersebut adalah ancaman yang
sangat keras, yang tidak diberikan kecuali untuk dosa besar. Dari hadits tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa dosa kecil mendapatkan ancaman yang sama
seperti dosa besar (salah satunya) disebabkan oleh al-ishraar.
Sebaliknya, jika pelaku dosa besar bertaubat dan tidak terus-menerus
(mengulangi) dosa besar yang pernah dia lakukan, maka dia akan diampuni. Hal
ini tidak seperti pelaku dosa yang terus-menerus berbuat dosa, dia tidak akan
diampuni, meskipun yang dia lakukan tersebut pada asalnya adalah dosa kecil.
2. Meremehkan (Menganggap kecil) perbuatan dosa
Sebab ke dua yang menjadikan sebuah dosa kecil dapat dihukumi sebagai
dosa besar adalah meremehkan atau menganggap “enteng” dosa kecil. Sehingga
dia pun tidak merasa bersedih hati atas perbuatan dosa yang dia lakukakn. Hal ini
pada akhirnya menyebabkan orang tersebut mengulangi lagi perbuatan dosa yang
pernah dia lakukan dan lama-lama akhirnya menjadi sebuah kebiasaan.
Al-Ghazali rahimahullah berkata, ”Di antara sebab dosa kecil menjadi
besar adalah seorang hamba menganggap remeh dosa tersebut dan tidak bersedih
karena dosa (yang pernah dia lakukan).”

7
3. Bergembira (senang) atas perbuatan dosa yang dilakukan
Bergembira atau merasa senang atas perbuatan dosa yang dilakukan
menyebabkan dosa kecil tertentu dihukumi sebagai dosa besar. Seseorang yang
terjatuh dalam perbuatan dosa, ketika dia merasa senang atau gembira dengan
dosa yang dia lakukan, maka dia akan terus-menerus mengulangi lagi perbuatan
dosa tersebut. Bahagianya seseorang atas perbuatan yang dilakukan akan
memalingkan orang tersebut dari merenungi dan memikirkan hukuman dan
kemurkaan Allah Ta’ala. Sehingga dia pun tidak malu lagi ketika melakukan dosa
tersebut, yang pada akhirnya dia pun melakukan perbuatan dosa tersebut secara
terang-terangan (al-mujaaharah).
4. Meng-ekspos dosa
Meng-ekspos di sini bisa berarti melakukan dosa dengan terang – terangan
atau menceritakan/membongkar dosa yang telah dilakukan yang sebenarnya telah
ditutup atau dirahasiakan oleh Allah kepada orang lain tanpa rasa malu
sedikitpun. Menceritakan perbuatan atau melakukan dengan terang – terangan
dapat mengundang hasrat orang lain yang mendengar atau melihatnya untuk ikut
melakukan perbuatan dosa itu. Jadilah dua macam dosa terkumpul menjadi satu
sehingga konsekuensinya menjadi lebih berat. Jika masih ditambah lagi dengan
anjuran atau ajakan kepada orang lain untuk melakukannya, serta penyediaan
sarana untuk melakukannya, maka jadilah empat kejahatan dalam satu perbuatan.
Urusannya pun menjadi semakin jelek.
5. Pelakunya adalah orang alim yang jadi panutan atau dikenal keshalihannya
Apabila ia melakukan dosanya itu dengan disaksikan orang lain, dosanya
menjadi dosa besar. Seperti menggunjing orang atau berkata kasar dalam
perdebatan atau menyepelekan orang dengan sengaja atau sibuk mempelajari ilmu
yang bertujuan hanya untuk mencari kedudukan, seperti ilmu retorika perdebatan.
Kesemuanya itu adalah dosa- dosa seorang alim yang cenderung ditiru orang lain.
Ketika si alim meninggal dunia, kajahatannya tetap bertebaran di muka bumi
dalam jangka waktu yang panjang.

8
6. Merasa Tidak Apa-Apa
Sesuatu perkara mungkar yang mungkin karena telah biasa dan banyak
dilakukan orang sehingga dianggap bukan dosa lagi. Misalnya, berdusta saat
bersenda gurau atau yang seperti banyak nampak di televisi, cupika cupiki dan
peluk – pelukan dengan yang bukan muhrimnya. Dan pelakunya tampak tenang –
tenang saja. Sikap seperti ini sangat berbahaya karena cenderung menganggap
halal apa yang telah diharamkan Allah.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dosa-dosa besar merupakan segala larangan yang berasal dari Allah maupun
Rasul-Nya. Dosa terbagi atas dua macam, yakni dosa besar dan dosa kecil. Pembagian ini
berdasarkan berat atau ringan hukuman yang Allah timpakan kepada pelakunya
Semangkin berat sanksi yang Allah timpakan berarti semangkin besar kualitas suatu dosa
Dosa-dosa besar sangat banyak jumlahnya, diantaranya: syirik, durhaka terhadap kedua
orang tua, membunuh jiwa tanpa hak, saksi palsu, sihir, menuduh mukminat berzina,
memakan harta anak yatim, memakan harta riba,
Selain itu, durhaka terhadap orang tua juga merupakan dosa besar dan termasuk
dosa yang membinasakan. Sudah sepatutnya kita harus taat terhadap keduanya sesuai
dengan syariat Islam. Namun demikian, banyak penyebab yang timbul akibat dosa besar
diantaranya, Terus-menerus berbuat dosa (Al-Ishraar), Meremehkan (Menganggap kecil)
perbuatan dosa, dan masih banyak lagi.
Maka sebagai seorang muslim yang telah mengetahui apa saja macam-maacam
dosa besar beserta seluruh kerugian yang ditimbulkannya, kita harus berusaha untuk
menghindari perbuatan-perbuatan tersebut.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu hanya milik Allah SWT dan kekurangan adalah bagian dari kita. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah
berikutnya. Semoga memberi manfaat bagi kita semua.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://dewiagusiska.blogspot.com/2016/05/makalah-hadits-tentang-dosa-besar.html
https://astri360.wordpress.com/2016/11/23/makalah-hadits-dosa-besar/
http://herlindasuara.blogspot.com/2016/04/makalah-dosa-dosa-besar.html
https://moeflich.wordpress.com/2011/04/11/7-faktor-penyebab-dosa-kecil-menjadi-dosa-besar/
https://muslim.or.id/25403-sebab-sebab-yang-menjadikan-dosa-kecil-dihukumi-sebagai-dosa-
besar-1.html

11

Anda mungkin juga menyukai