Anda di halaman 1dari 12

AGAMA ISLAM IV

MACAM-MACAM DOSA BESAR


Dosen pembimbing:Achmad Junaidi,M.Pd

Disusun Oleh :
DIMAS EKA SAPUTRA
(14201.12.20008)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY

PESANTREN ZAINUL HASAN


PROBOLINGGO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya karena penulis dapat menyelesaikan materi ini. Tidak lupa sholawat
serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Pada materi ini penulis membahas mengenai “macam-macam
dosa besar”. Dalam menyusun materi ini, penulis menggunakan beberapa sumber
sebagai referensi, penulis mengambil referensi dari buku dan jurnal.

Penulisan materi ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar antara lain
tidak lepas dari dukungan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:

1. KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah, SH, MM. selaku Pengasuh


Yayasan Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong.
2. Dr. Nur Hamim, S.Kep., N.s M.Kes. selaku Direktur Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.
3. Iin Aini Isnawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen koordinator mata kuliah
Agama Islam IV.
4. Achmad Junaidi, M.Pd. selaku dosen pengajar mata kuliah Agama Islam
IV.

Seiring doa semoga semua kebaikan yang telah diberikan mendapatkan


balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.Dalam penulisan materi ini, kami
telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan yang terbaik, namun kami
menyadari bahwa materi ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan
keterbatasan pengetahuan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan materi ini.

Genggong,22 Juni 2022

Penulis
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Tidak akan luput


dari masalah dan dosa. Besar kemungkinan masalah-masalah ini sebab
tidak kuatnay seseorang dalam menahan hawa nafsu, terutama nafsu yang
mengajak kepada kesesatan (Nafsu Lawwamah).Setiap salah ataupun dosa
pasti akan menjadi tanggungan bagi si pelakunya baik di dunia maupun di
akhirat kelak, karena setiap perbuatan dosa pasti akan mendapatkan
balasan (siksa). Sekecil apapun perbuatan dosa pasti akan di pertanggung
jawabkan terlebih lagi perbuatan yang termasuk ke dalam dosa besar.
Apakah dosa itu? Dan, apa saja pulakah yang tergolong dosa-dosa besar?
Berkaitan dengan hal tersebut Pada kesempatan kali ini pemakalah
bermaksud memaparkan mengenai dosa-dosa besar menurut Hadist
bersasarkan Rosulallah SAW.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu dosa besar?
2. Apa saja macam-macam dosa besar?
a. Pengertian syirik kepada allah?
b. Pengertian putus asa dari rahmat allah?
c. Pengertian durhaka pada orang tua?
d. Pengertian berbuat zina?
e. Pengertian memakan harta anak yatim?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu dosa besar?
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam dosa besar?
a. Untuk mengetahui Pengertian syirik kepada allah?
b. Untuk mengetahui Pengertian putus asa dari rahmat allah?
c. Untuk mengetahui Pengertian durhaka pada orang tua?
d. Untuk mengetahui Pengertian berbuat zina?
e. Untuk mengetahui Pengertian memakan harta anak yatim?
D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Manfaat materi ini bagi Institusi adalah untuk mengetahui
tingkat kemampuan mahasiswa sebagai peserta didik dalam
pemahaman dalam mengetahui “macam-macam dosa besar”.

2. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan terhadap mata kuliah Agama Islam IV
dengan materi “macam-macam dosa besar”.
PEMBAHASAN

A.Pengertian dosa besar

Menurut KBBI kata dosa mempunyai arti perbuatan yang melanggar


hukum Tuhan atau agama. Didalam agama islam dosa merupakan perbuatan
yang dilakukan seorang mukallaf yang melanggar hukum Allah SWT. Kata
dosa besar terdiri dari dua kata yaitu: dosa dan besar. Dosa adalah perbuatan
yang melanggar hukum tuhan atau agama. Sedangkan besar adalah lebih dari
ukuran sedang (tinggi, luas, lebar, banyak, hebat, kuasa, mulia, dsb). Namun
kata besar disini jika di hubungkan dengan kata dosa maka dapat diartikan dosa
yang mengenai perkara yang besar (berat)1.

Jadi dosa besar adalah perbuatan yang melanggar hukum tuhan atau
agama yang berkaitan dengan perkara yang besar (berat). Dosa yang identik
dengan sebuah siksa adalah jenis-jenis perbuatan yang balasannya adalah
neraka. Penegasan tentang siksa dari perbuatan menyimpang ini menurut Allah
adalah bagian dari hikmah pensyariaatan kebaikan untuk kemaslahatan semua
makhluk. Apa yang telah dijanjikan Allah kepadamanusia maupun yang
diancamnya tidak perlu diragukan, karena hati yang ragu akan membawa
akibat rusaknya iman dan lenyapnya sinar Allah dari hati kita, bahwa yang
telah dijanjikan Allah pasti akan ditertima oleh semua hamba.1

Dosa terbagi atas dua macam, yakni dosa besar dan dosa kecil.
Pembagian ini berdasarkan berat atau ringan hukuman yang Allah timpakan
kepada pelakunya. Semangkin berat sanksi yang Allah timpakan berarti
semangkin besar kualitas suatu dosa.

Dosa besar adalah buah dari amal perbuatan yang sangat dilarang
keras oleh nash dan al-Quran dan Hadis Rasulullah baik bersifat larangan
maupun perintah. Disebut dosa besar karena bahaya yang di akibatkannya
sangat keji dan besar. Sedangkan dosa kecil adalah buah dari amal perbuatan
yang tidak begitu sangat dilarang oleh nash-nash Al-quran dan Hadis
Rasulullah SAW dan tidak dilakukan berulang-ulang disebut dosa kecil.1

1. Lafal Hadis dan Terjemah

(Dari Anas ra, ia berkata, “Rasulullah saw. Pernah di tanya tentang


dosa-dosa besar. Nabi bersabda, Menserikatkan Allah, durhaka kepada
kedua orang tua, membunuh manusia dan saksi palsu).

2. Kandungan Hadis

1
Hasan, Ali. Dosa besar menurut Al Quran. Diss. IAIN Sunan Ampel Surabaya, 1998.
Ini merupakan salah satu hadis yang menjelaskan tentang
sejumlah dosa besar. Namun didalam hadis ini Nabi menekankan hanya
empat yaitu menserikatkan Allah, durhaka kepada ayah dan ibu, membunuh,
dan bersaksi palsu.

B.Macam-Macam dosa besar

1.Syirik (Menyekutukan Allah)

Syirik adalah salah satu jenis dari kekufuran yang terbesar. Ulama
membagi syirik kedalam dua bagian, syirik jali (syirik yang jelas) dan syirik
khafi (syirik yang tersembunyi).

a.Syirik jali

Syirik jali adalah perbuatan atau perkataan yang mempersekutukan


Allah dengan lainnya didalam ibadah-ibadah atau keyakinan. Misalnya :
menyembah matahari, patung, manusia, atau jin.

b.Syirik khafi

Syirik khafi adalah syirik yang tersembunyi seolah-olah


mempersekutukan Allah seperti riya. Syirik jali merupakan dosa besar yang
tidak diampuni Allah. Allah befirman di dalam surat an-Nisa’ ayat 48,yang
artinya:“(Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah,maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar).”

Di dalam Fath al-Majid Syarh kitab at-Tauhid. Syaikh Abdurrah


bin Hasan Alu asy-Syaikh mengatakan bahwa maksud firman Allah, “ Allah
tidak akan mengampuni dosa syirik,” adalah Dia tidak akan mengampuni
dosa pelaku dosa besar tersebut selama pelakunya tidak bertaubat. Jika
pelakunya bertaubat maka Allah akan mengampuninya. Berbeda dari dosa-
dosa selain syirik jali, yakni jika Allah mau menghapuskan dosa orang
tersebut tanpa bertaubat maka ia menghapuskannya dan jika ia tidak mau,
maka ia tidak menghapusnya. Pelaku syirik yang tidak bertaubat kepada
Allah maka balasannya tidak lain adalah neraka dan ia diharamkan Allah
untuk memasuki surga-Nya.2

2.Putus Asa Dari Rahmat Allah

Rasa putus asa dapat dialami manusia siapapun tanpa terkecuali,


bahkan seorang utusan sekalipun, putus asa yang merupakan bagian dari sifat
manusiawi seringkali terjadi pada manusia yang memiliki suatu keinginan,
2
Mufakir, Abdul. "Dosa dosa besar." (2020).
keraguan akan suatu hal, pesimis, merasa dirinya tidak berguna atau
hilangnya dukungan dari keluarga. Puncak dari putus asa yang dirasakan
manusia akan memilih bunuh diri sebagai solusi yang tepat (Hamka, 1992).

Putus asa sering kali disebut sebagai frustasi (Tristiadi Ardi Ardani,
dkk., 2007) Putus asa terkadang menimbulkan banyak gejolak, meskipun
cenderung ke hal negatif beberapa hal terkadang menimbulkan ke hal yang
positif, diantaranya mobilitas dan bertambahnya aktivitas, berpikir secara
mendalam disertai dengan wawasan yang jernih dan terakhir regignation
(Tristiadi Ardi Ardani, dkk., 2007)3

Bagi sebagian orang yang memiliki pikiran bersih tentu bisa


mengambil sikap bijak dengan apa yang dialaminya, akan tetapi bagi
kebanyakan manusia akan menimbulkan efek yang buruk akibat dari frustasi
yang mereka alami, bentuk pelarian diri dan menghindari terhadap sesuatu
(escapt mechanism) atau juga melakukan pertahanan diri terhadap sesuatu
(defense mechanism).

Diantara hal negatif yang terjadi pada seseorang sedang frustasi


adalah agresi, sifat tersebut menampakkan kemarahan yang membara,
melakukan tindakan diluar batas dikarenakan terdapat hambatan dalam diri.
Kemungkinan terburuk dari rasa frustasi adalah langkah yang dianggap
instan, seperti menghabisi sesuatu yang menyebabkan frustasi. Secara umum
munculnya tindakan agresi disebabkan karena seseorang sedang mengalami
frustasi, begitu sebaiknya, meski terkadang hal itu juga tidak selalu berkaitan
(Jeffrey S. Nevid, dkk., (2003).3

3. Durhaka kepada Ibu Bapak

Di antara kemaksiatan terbesar dipermukaan bumi ini adalah durhaka


kepada kedua orang tua. Durhaka kepada keduanya dalah tindakan kriminal
terbesar yang membuat bulu kuduk merinding, bahkan masyarakat jahiliyah
sendiri sekalipun tidak mengingkari keburukannya. Allah memberi ancaman
dengan azab yang pedih kepada pelakunya. Allah menggariskan dengan
firman-Nya yang artinya :

(“Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan


menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara kedunya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-
kali janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia”).

3
Nur, Azka. “Larangan Putus Asa dalam QS. Yusuf: 86-87.” MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan
Tafsir 6.2 (2021): 217-238.
Ucapan “cis atau ah” yang dinilai remeh oleh manusia tidak boleh
diucapkan, apalagi mengingkari hak-haknya, mengabaikannya dan
mendurhakainya. Di dalam al-quran terdapat banyak sekali ayat yang
menyuruh untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Dari Ibnu Abbas
diriwayatkan bahwa didalam al-quran ada tiga hal yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya, termasuk tidak menserikatkan Allah dan
berbuat baik kepada ibu bapak. Lebih jelas dapat dilihat di dalam kutipan
berikut ini:

- Taat kepada Allah dan Rasul-Nya

- Mendirikan Shalat dan menunaikan zakat

- Bersyukur kepada Allah dan berbuat baik kepada kedua orang tua.4

4.Berbuat Zina

Zina merupakan perbuatan hubungan intim yang dilakukan oleh dua


pasang manusia yang tidak memiliki hubungan perkawinan sebelumnya. Zina
termasuk salah satu perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh setiap manusia
dengan alasan apa pun. Setiap aspek di dalam kehidupan baik dari aspek
agama, budaya maupun sosial menyatakan bahwa zina merupakanperbuatan
yang tidak pantas untuk dilakukan oleh manusia.Zina secara etimologis
berasal dari bahasa Arab yang artinya persetubuhan di luarpernikahan.
Pengertian zina secara umum adalah persetubuhan priawanita tanpa
ikatanperkawinan yang sah.

Dari segi tata susila perbuatan ini sangat kotor, hina dan tercela dalam
pandangan masyarakat, sedangkan dari segi agama perbuatan ini terhukum
dosa. Tidak ada yang mengingkari dalam memberikan hukuman kecuali
mereka yang pikirannya beda di bawah kendali hawa nafsunya. Mereka
menganggap setiap pelanggaran hukum dan peraturan adalah suatu ciptaan
baru hasil falsafah hidup manusia.4

Kehidupan yang ada saat ini telah mengatur terkait dengan perbuatan
zina. Pengaturan tersebut dilakukan oleh setiap aspek yang ada di dalam
kehidupan. Aspek yang dominandalam mengatur terkait dengan perbuatan
zina ada tiga aspek antara lain aspek agama, aspek budaya atau adat istiadat
dan aspek hukum. Setiap aspek tersebut memiliki kesamaan terkait dengan
pernyataan bahwa zina merupakan perbuatan yang menyalahi kodrat manusia
dan tidak boleh dilakukan oleh setiap manusia. Hal ini memberikan gambaran
bahwa setiap aspek di dalam kehidupan tidak ada yang membenarkan

4
Subhi, TB Asep, and Ahmad Taufik. 101 Dosa-dosa besar. QultumMedia, 2004.
perbuatan zina, maka dari itu sudah selayaknya bagi manusia untuk
menjauhkan perbuatan zina dalam kehidupan.

Pengaturan zina di dalam aspek agama berpedoman dari aturan yang


diberikan oleh Tuhan dalam kitab suci masing-masing agama. Termasuk
Agama Islam sebagai agama mayoritas yang ada di Indonesia, memiliki
pengaturan zina di dalam kitab suci Al-Qur’an dan juga As-Sunnah. Zina di
dalam Agama Islam telah diatur terkait dengan larangan maupun
hukumannya. Dalam agama Islam hal ini disebut sebagai hukum Islam atau
syari’at Islam yang memiliki kekuatan mengikat bagi umat beragama Islam.4

Hukuman bagi pelaku zina yang belum menikah (ghoiru muhsan)


didasarkan pada ayat Al-Qur’an Surat An-Nuur ayat 2, yang artinya:

“Pezina perempuan dan pezina laki-laki deralah mereka masing-


masing seratus kali,dan dalam menjalankan ketentuan Allah jangan kamu
digoda rasa kasihan kalau betul-betul kamu beriman kepada Allah dan hari
yang akhir. Hendaknya ada kelompok yang mengawasi pelaksanaan hukuman
yang terdiri dari orang-orang beriman”.5

Bagi orang yang sudah menikah (muhsan) hukumannya menurut para


ahli hukum Islam adalah rajam (dilempari batu) sampai mati. Hukuman ini
disandarkan pada Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Muslim dari
‘Ubadah bin Shamit, yang artinya:

“Pezina perempuan dan pezina laki-laki deralah mereka masing-


masing seratus kali,dan dalam menjalankan ketentuan Allah jangan kamu
digoda rasa kasihan kalau betul-betul kamu beriman kepada Allah dan hari
yang akhir. Hendaknya ada kelompok yang mengawasi pelaksanaan hukuman
yang terdiri dari orang-orang beriman”.

Bagi orang yang sudah menikah (muhsan) hukumannya menurut para


ahli hukum Islam adalah rajam (dilempari batu) sampai mati. Hukuman ini
disandarkan pada Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Muslim dari
‘Ubadah bin Shamit, yang artinya:

“Dari Ubadah Ibn ash-Shamit ia berkata Rasulullah Bersabda:


ambillah dari diriku,ambillah dari diriku, sesungguhnya Allah telah memberi
jalan keluar (hukuman) untuk mereka (pezina). Jejaka dan perawan yang
berzina hukumannya dera seratus kali dan pengasingan selama satu tahun.
Sedangkan duda dan janda hukumannya dera seratus kali dan rajamZina
dapat dibuktikan baik dengan pengakuan maupun dengan persaksian.”6

5
Al-quran dan terjemahannya
6
BASRI, M.YUSRAN. "ZINA." (2020).
Dalam hal terdapat pengakuan, menurut Syafi’i dan Malik, bila
pelakunya dewasa dan berakal yang mengakui perbuatannya itu, maka
hukuman harus dijatuhkan. Abu Hanifah, Ahmad, dan Syiah Imamiah
berpendapat bahwa hukuman tidak dijatuhkan,kecuali pengakuan pelaku
diulang-ulang sebanyak empat kali.

Sesuatu yang menarik dalam eksekusi hukuman rajam atas pelaku zina
muhsan adalah apabila pembuktian didasarkan pada pengakuannya sendiri.
Apabila ia kemudian melarikan diri pada saat hukuman dijatuhkan, menurut
mayoritas ahli hukum, tidak perlu dikejar.6

5.Memakan Harta Anak Yatim

Anak yatim adalah anak yang ditinggal mati ayahnya ketika ia masih
kecil atau dengan kata lain ditinggal mati oleh orang yang menanggung
nafkahnya. Dengan demikian, anak kecil yang ditinggal mati oleh ibunya
tidak dikatakan yatim. Ini karena dalam Islam, penanggung jawab untuk
mencari nafkah adalah ayah. Sebutan yang lazim dikalangan masyarakat bagi
anak kecil yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya adalah yatim piatu.6

Memakan harta anak juga salah satu bagian dari dosa besar. Anak
yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sedangkan ia belim
mencapai usia baligh. Di dalam islam anak yatim harus dilindungi dan harta
bendanya pemeliharaan yang baik dari walinya. Sebab didalam Al-Quran
surat an-Nisa’ ayat: 10 Allah berfirmanyang artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara


zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan
masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).”

Tidak hanya hartanya yang harus dilindungi tetapi juga pisik dan
pisikisnya haarus diperhatikan dan tidak boleh disakiti.Dengan
demikian, apabila dilakukan dengan cara yang patut (baik), orang yang
memelihara naka yatim tidak boleh mengambil sedikit harta anak tersebut
(Q.S. 6:152), yaitu mengambil sebatas biaya pemeliharaannya. Itu pun kalau
si anak sudah beranjak dewasa. Akan tetapi, apabila mampu, sebaiknya ia
tidak mengambil harta yatim tersebut.

PENUTUP

67
Imam Adz-Dzahabi, Dosa-Dosa Besar, CV Pustaka Arafah, Solo.
A.Kesimpulan

Perbuatan dosa besar adalah suatu larangan dari Allah dan Rasulullah dari
penjabaran hadist diatas, dosa besar itu jumlahnya banyak diantaranya : syirik,
durhaka terhadap kedua orang tua, membunuh jiwa tanpa hak, saksi palsu, sihir,
menuduh mukminat berzina, memakan harta anak yatim, memakan harta riba, lari
dari medan perang.
Dosa dosa tersebut merupakan dosa yang besar dan pastinya mempunyai
hukuman yang berat bagi pelakunya, baik hukum di dunia maupun di akhirat
kelak yang tidak dapat seorangpun yang dapat mengelak dari hukum Allah.

DAFTAR PUSTAKA
Al-quran dan terjemahannya
BASRI, M.YUSRAN. "ZINA." (2020).

Hasan, Ali. Dosa besar menurut Al Quran. Diss. IAIN Sunan Ampel


Surabaya, 1998.

Imam Adz-Dzahabi, Dosa-Dosa Besar, CV Pustaka Arafah, Solo.


Mufakir, Abdul. "Dosa dosa besar." (2020).

Nur, Azka. “Larangan Putus Asa dalam QS. Yusuf: 86-87.” MAGHZA:


Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir 6.2 (2021): 217-238.

Salim Banreisy, Tarjamah Al-Lu’lu wal Marjan, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2003.
Subhi, TB Asep, and Ahmad Taufik. 101 Dosa-dosa besar. QultumMedia,
2004.

Syafe’i Rachmat, 2000, Al-Hadist, CV Pustaka Setia, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai