Mata Kuliah :
DISUSUN OLEH:
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................2
D. Metode Penulisan............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan.......................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dosa atau zanbun(bahasa Arab) adalah akibat dari tidak melakukan
kewajibankewajiban Allah atau melanggar keharaman-Nya. Dosa besar adalah dosa
yang ancamannya siksaan di dunia dan di akhirat serta dilaknat oleh Allah dan Rasul-
Nya. Dosa besar dapat dihapus atau diampunkan oleh Allah, tentunya dengan bertobat
yang sungguh-sungguh atau yang disebut dengan taubatan nasuha. Sebagaimana dalil
yang artinya:
“Orang yang telah bertaubat dari dosanya, seperti orang yang tak punya dosa.”
(H.R. Ibnu Majah) “Dari Nawwas bin Sim’an al-Ansari dia berkata: Akupernah
bertanya kepada
Rasulullah saw. tentang arti kebajikan dan dosa. Beliau menjawab, kebajikan itu
adalah budi pekerti yang baik, sedangkan dosa adalah perbuatan atau tindakan yang
menyesakkan dada dan engkau sendiri benci jika perbuatanmu itu diketahui orang
lain. (H.R. Muslim)”
Seseorang dianggap telah berbuat dosa, yaitu jika ia telah berbuat sesuatu yang
bertentangan dengan perintah Allah Swt. Dorongan untuk berbuat dosa adalah hawa
nafsu dan godaan setan sehingga berani meninggalkan perintah Allah Swt. Dosa dapat
dibagi menjadi dua, yaitu dosa kecil dan dosa besar. Akibat dari kedua dosa ini
samasama berbahaya karena menyebabkan kerugian dalam kehidupan di dunia dan
akhirat.
Allah SWT berfirman didalam Al-Qur’an Surat An-Nisaa:31, “Apabila kamu
menjauhi dosa-dosa besar yang telah dilarang bagimu untuk mengerjakannya, maka
Kami hapuskan dosa-dosamu yang kecil dan Kami masukkan kamu kedalam tempat
yang mulia (Surga).”
Dosa adalah segala perbuatan yang bertentangan dengan kehendak dan perintah
Allah SWT. Sampai disini belum dibedakan besar kecilnya dosa. Abdullah bin Abbas
berkata, “Setiap perbuatan menentang ajaran Islam adalah dosa besar.”
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yakni :
1. Bagaimanakah Pengertian Dosa Besar?
2. Bagaimanakah Pengertian Menyekutukan Allah?
1
3. Apasajakah 7 Macam Dosa Besar?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini, yakni:
1. Mengetahui dan memahami pengertian dosa-dosa besar
2. Mengetahui dan memahami pengertian menyekutukan Allah
3. Mengetahui dan memahami 7 macam dosa besar
D. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan dalam makalah ini adalah metode kualitatif dan
deskriptif.
BAB II
PEMBAHASAN
2
"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu
mengerjakannya, niscaya kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang
kecil) dan kami masukan kamu ke tempat yang mulia (surga).
Berdasarkan nash diatas, Allah menjamin surga bagi yang menjauhi dosa-dosa
besar. Allah juga berfirman :
"(yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang
selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya tuhan mu maha luas
ampunannya. Dan dia lebih mengetahui (tentang keadaanmu) ketika dia menjadikan
kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu'; Maka janganlah
kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang
bertakwa. 1
1
Imam Adz-Dzahabi, Dosa-Dosa Besar, CV Pustaka Arafah,Solo.
3
setan, atau mengharapkan sesuatu selain Allah, yang tidak kuasa memberikan manfaat
maupun mudharat.
2. Syirik kecil : yaitu tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama islam, tetapi
ia mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (perantara) kepada syirik besar. Dan
hadist tentang syirik ini bisa dilihat di H.R. Muslim dan H.R. Bukhari. 2
2
Abul 'Ala Maududi, Dasar-dasar Aqidah Islam, ter. Mufid Ridlo (Jakarta: Media Dakwah,
1996).
4
kenyamanan materian dan tidak menyadari bahwa dia terbelenggu
oleh dosa-dosanya.
3. Pembunuhan
Pembunuhan terhadap seseorang yang eksekusinya tidak
diperintahkan Allah dan Nabi saw. ayat Al-Qur’an telah
menyebutkan:
“dan Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja
Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah
murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang
besar baginya.”
4. Durhaka Terhadap Orang Tua
Durhaka adalah suatu dosa, siksa atasnya dijanjikan di dalam
Al- Qur'a :
" dan berbakti kepada ibuku, dan dia tidak menjadikan aku
seorang yang sombong lagi celaka."
5. Memakan Harta Anak Yatim
Memakan harta anak yatim dilarang apabila dilakukan secara
zalim. Seperti firman allah swt : “sesungguhnya orang-orang
yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka
itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk kedalam
api yang menyala-nyala.” (QS.An-Nisa:10).
6. Melarikan Diri Dari Perang
Islam melarang umatnya untuk berpaling atau melarikan diri dari
medan perang, sebagaimana firmannya : “barangsiapa yang
membelakangi mereka (mundur) diwaktu itu, kecuali berbelok
untuk (sisat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan
pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan
membawa kemurkaan dari allah,dan tempatnya ialah neraka
jahanam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.” (QS.Al-
Anfal:16)
7. Menuduh wanita mukminat yang baik-baik dengan tuduhan zina
Perempuan baik-baik dalam islam ialah seorang mukminat yang
senantiasa taat kepada allah swt dan menjaga kehormatannya dari
perbuatan keji (zina). Allah swt berfirman : “Dan orang-orang
5
yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan
mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah
mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan
janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan
mereka itulah orang orang yang fasik.” (QS.An-Nur:4).3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
3
Ismail Haqqi Al-Buruswi, Tafsir Ruhul Bayan, (Bandung: PT Diponegoro.1995)
6
DAFTAR PUSTAKA
Abul 'Ala Maududi, Dasar-dasar Aqidah Islam, ter. Mufid Ridlo (Jakarta: Media
Dakwah, 1996).