Anda di halaman 1dari 10

PERAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBANGUNAN

EKONOMI ISLAM

Nur Nova Dilla


Fakultas Syariah, Hukum Ekonomi Syariah, IAIN Palangka Raya
Email: nurnovadilla@gmail.com

A. Pendahuluan
Islam sebagai sistem kehidupan yang universal, integral, dan
komprehensif telah menetapkan tatanan yang utuh untuk kehidupan manusia.
Apabila perekonomian suatu negara (ekonomi nasional) menerapkan dasar Al
Quran dan hadist sebagai dasar penerapannya, tentunya suatu perekonomian
nasional akan berjalan dengan baik dan terarah sesuai aturan. Namun
kenyataanya memang belum semua negara muslim di dunia menerapkan dasar
tersebut. Selanjutnya, di dalam artikel ini dijelaskan tentang bagaimana
Ekonomi Islam berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional,
khususnya Indonesia sebagai negara dengan basis muslim terbesar se-Asia.1
Norma hukum islam yang berbentuk perintah ataupun berbentuk
larangan, semua yang ada di dalamnya yang berbentuk teks bukan hanya
sebagai tulisan yang tanpa makna di dalamnya. Istilah hukum yang sering
dikenal di kalangan ushul fiqh yaitu maqashid al-syari’ah, yaitu suatu konsep
yang sangat penting dalam hukum islam. Karena maqashid al-syari’ah sangat
penting, sehingga digunakan oleh para mujtahid dalam ijtihadnya. Hukum
bertujuan untuk kepentingan manusia. Ibnu Qayyim al-Jauziyah, sebagaimana

1
Abu Bakar, ‘KONTRIBUSI EKONOMI ISLAM DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
NASIONAL MELALUI BANK BRI SYARI’AH BIMA’, SANGAJI: Jurnal Pemikiran Syariah dan
Hukum 3, no. 1 (22 March 2019): 1–21, https://doi.org/10.52266/sangaji.v3i1.425.
dikutip oleh Khairul Umam menyatakan, menyatakan bahwa tujuan syari’at
adalah kemaslahatan hamba di dunia dan di akhirat.2
Perubahan sosial yang saat ini dihadapi oleh umat islam akan
menimbulkan masalah yang serius bagi hukum islam. Dan metode yang
dikembangkan oleh para pencetus teori masih belum memuaskan. Yang mana
dikatakan oleh J.N.D. Anderson bahwa metode yang dikembngkan pemburu
islam dalam mengatasi isu-isu hukum bertumpu pada pendekatan yang dipilah
menggunakan eksploitasi prinsip takhayyar dan talfiq. Disini Al-qur’an dan
as-sunnah adalah landasan normatif bagi umat islam, bahwa semua tindakan
harus didasarkan kepada keduanya. Di masyarakat masih banyak yang
menganggap bahwa hukum islam itu menghambat perekonomian, hukum
islam masih dipandang sebagai sabda suci yang tidak sama sekali
diperdebatkan.3
Pada saat ini masih belum ditemukan jalan keluar untuk mengatasi
permasalahan tentang penerapan fiqh ke jurisdiksi modern. Karena fuquha-
fuquha muslim tidak mampu dalam keterkaitannya dengan sumber hukum
islam dengan sistem legislasi dan yudisial pemerintah modern. Sehingga
untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan upaya penyatuan fiqih dan
hukum modern dalam kesatuan organik. Sumber yang paling pokok dalam
syari’ah islam yaitu al-qur’an. Tetapi, al-qur’an masih bersifat kully dan
ijmaly, sehingga masih diperlukan tafsil dan tabyin. Di dalam hukum amaliah
ada terdapat dua ketentuan hukum, yaitu ibadah dan muamalah. Disini
muamalah diartikan sebagai ketentuan hukum yang mengatur antara manusia

2
Abdul Waid and Niken Lestari, ‘TEORI MAQASHID AL-SYARI’AH KONTEMPORER DALAM
HUKUM ISLAM DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL’,
JURNAL LABATILA 4, no. 01 (30 December 2020): 94–110, https://doi.org/10.33507/lab.v4i01.270.
3
Waid and Lestari, 96.
dengan manusia, baik hubungan pribadi maupun hubungan dengan
masyarakat.4
B. Pembahasan
1. Peran Hukum Islam Terhadap Pembangunan Ekonomi Islam
Didalam islam sangat dilarang ekonomi yang bersifat ilegal dan juga
bertentangan dengan etika bisnis islam. Sehingga didalam praktek monopoli
maupun oligopoli sangat dilarang keras, karena bisa berdampak negatif
terhadap kesenjangan sosial dan juga ekonomi di masyarakat. Etika bisnis
islam tersebut akan dijadikan sebagai kerangka praktis yang berfungsi
diharapkan dapat menjadi suatu kesadaran dalam kegiatan ekonomi.
Kecenderungan pemikiran ekonomi secara garis besar terbagi menjadi dua
kelompok, yang pertama ada kecenderungan pragmatis yang mendirikan
prinsip syari’ah islam. Yang kedua yaitu, kecenderungan membangun bank-
bank yang berbentuk islami. Tetapi harus diberi pemisah antara fiqih
muamalah dengan sistem ekonomi islam. Karena hal ini menurut Monzer
Kahf, fiqih muamalah tugasnya menetapkan kerangka dalam bidang hukum
untuk kepentingan ekonomi islam, sedangkan ekonomi islam mengkaji semua
proses kegiatan manusia yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan
konsumsi masyarakat muslim.5
Dengan demikian dapat diketahui, bahwasanya fiqih muamalah bukan
sistem ekonomi islam sendiri tetapi adalah juga salah satu dari sistem
ekonomi islam, yaitu sebagai sumber hukum didalam ekonomi islam.6 Pada
dasarnya sistem ekonomi islam sama saja dengan ekonomi pancasila, karena
sistem yang dijalankan memuat nilai islam juga. Perekonomiam di indonesia
saat ini masih berkembang sangat labil, dikarenakan ada beberapa faktor
penghambat, baik dalam faktor politik maupun sosial dan hubungan yang
4
Moh Shofiyul Huda Mf, ‘PERANAN HUKUM ISLAM DALAM PENGEMBANGAN SISTEM
EKONOMI ISLAMI’, n.d., 3.
5
Mf, 5.
6
Mf, 7.
lainnya. Apalagi dengan adanya kenaikan harga BBM yang berpengaruh
kepada naiknya harga barang. Dengan adanya kenaikan harga ini juga jumlah
pengangguran di indonesia semakin membludak, dan juga jumlah taraf
pendidikan semakin menurun, sehingga ekonomi internasional semakin
memaksa untuk melangkah lebih jauh.7
Dalam perspektif hukum islam pembangunan adalah setiap tindakan
yang bertanggung jawab terhadap hakikat yang mengikuti urutan utama
dengan prilaku ikhlas, berani, dan lain-lainnya. Ada perbedaan antara konsep
pembangunan ekonomi konvensional dan konsep pembangunan ekonomi
islam, yang terletak pada penggunaan konsep perbedaan harta dan juga
konsep keadilannya. Pembangunan disini juga harus dibarengi dengan
konsep-konsep klasik dan modernisasi yang akan disesuaikan dengan masa
sekarang serta melihat negara lain yang berhasil dalam pembangunan
ekonomi islam. Manusia adalah orang utama yang akan menjalankan
pembangunan, sedangkan islam akan menjadi sebagai pedoman bagi manusia
untuk menjalankan suatu pembangunan islam. Salah satu kegiatan yang sering
dilakukan pemerintah serta beberapa kalangan masyarakat adalah melalui
pembangunan ekonomi agar kesejarteraan semakin meningkat. Disini peran
pemerintah dalam pembangunan ekonomi hanya sebagai katalisator dan
fasilitator. Jadi ekonomi dalam pandangan islam bukan merupakan tujuan
akhir melainkan untuk kelengkapan dalam kehidupan masyarakat untuk
tercapainya tujuan yang lebih luas serta lebih tinggi. Pembangunan ekonomi
dalam bentuk islam merupakan bentuk kegagalan dari pembangunan ekonomi
konvensional. Mengenai tujuan serta peran dari pembangunan ekonomi islam
yaitu untuk memperoleh kebaikan untuk banyak orang.8

7
A Kumedi Ja’far, ‘PERANAN HUKUM ISLAM DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI
INDONESIA’, n.d., 6.
8
Tri Winarti, ‘Kontribusi Hukum Islam Dalam Pembangunan Ekonomi Di Indonesia’ 1, no. 1 (n.d.):
12.
Perkembangan praktek ekonomi islam di indonesia dapat dikatakan
semakin berkembang pesat, karena mendapatkan dukungan dari pemerintah
yang berbentuk politik ekonomi berprinsip pada ekonomi islam yang
diterapkan dalam bidang ekonomi islam. Bisa dilihat adanya perbankan
syariah, pasar modal syariah, sukuk, dan lain-lain. Pemerintah akan terus
didorong untuk menerapkan pembangunan ekonomi islam ini, salah satunya
seperti adanya zakat.9 Pembangunan ekonomi serta keuangan perbankan
syariah sampai saat ini masih tertinggal pada sektor visit ekonomic,
khususnya islamic economic develoment, fokus ekonomi pembangunan.
Karena melihat ekonomi saat ini, membuat perbankan hanya mampu jika
terdapat seseorang yang mengajukan kredit pada Bank tersebut. Masalahnya,
perbankan syariah masih sangat kecil perkembangannya yang berbentuk
syariah. Padahal, pemerintah sudh banyak melakukan kegiatan yang
membentuk Komite Nasional Ekonomi Syariah.10
2. Pembangunan Ekonomi Islam Menggunakan Metode Maqashid al-
Syari’ah.
Kaitannya dengan metode ini adalah untuk mencari hikmah dan tujuan
penetapan hukum, yang mana para ulama memberikan tiga cara sebelum al-
Syatibi, yaitu:
 Ulamayang berpendapat bahwa maqashid al-syari'ah adalah sesuatu yang
abstrak, sehingga tidak dapat diketahui kecuali melalui petunjuk Tuhan
dalam bentuk zahir lafal yang jelas. Cara ini digunakan oleh para ulama
Zahiriyah.

9
Hisyam Ahyani and Elah Nurhasanah, ‘PERAN STRATEGI POLITIK ISLAM TERHADAP
PEREKONOMIAN DI INDONESIA’, Mutawasith: Jurnal Hukum Islam 3, no. 1 (23 June 2020): 42,
https://doi.org/10.47971/mjhi.v3i1.185.
10
Humas FEB UI, ‘Peran Ekonomi Islam Dalam Mewujudkan Pembangunan Yang Adil Dan
Berkelanjutan’, 2017, https://www.feb.ui.ac.id/blog/2017/10/31/peran-ekonomi-islam-dalam-
mewujudkan-pembangunan-yang-adil-dan-berkelanjutan/.
 Ulama yang tidak mementingkan pendekatan zahir lafal untuk mengetahui
maqashid al-syari’ah. Kelompok ini terbagi lagi menjadi dua, yaitu
Kelompok ulama yang berpendapat bahwa maqashid alsyari'ah ditemukan
bukan dalam bentuk zahir lafal dan bukan pula dari apa yang dipahami dari
tunjukan zahir lafal itu. Kemudian, Kelompok ulama yang berpendapat bahwa
maqashid alsyari’ah harus dikaitkan dengan pengertian-pengertian lafal.
 Ulama yang melakukan penggabungan dua pendekatan (zahir lafal dan
pertimbangan makna/illat) dalam suatu bentuk yang tidak merusak pengertian
zahir lafal dan tidak pula merusak kandungan makna/illat, agar syari'ah tetap
berjalan secara harmonis tanpa kontradiksi Kelompok ini disebut kelompok
Rasikhin.11
Seperti hal nya, sudah dikemukakan kalau tujuan diturunkannya
syari’ah merupakan untuk menggapai kemaslahatan pada waktu yang berbeda.
Berarti perihal ini seluruh aspek dalam ajaran islam wajib tercapai, tidak
terkecuali aspek ekonomi. Yang berarti ekonomi islam harus menjadi pan-acea
dan juga solusi terhadap permasalahan ekonomi saat ini. Bahkan Syaikh
Muhammad Thahir ibn ‗Asyur pernah mengatakan bahwa melupakan
pentingnya sisi maqasid dalam syariah islam adalah faktor utama penyebab
terjadinya stagnasi pada fiqh. Ekonomi islam telah sejak lama terkubur sampai
sekarang menjadi fosil, karena menjadi tempat ijtihad. Yang mana ekonomi
islam dituntut untuk mencari nilai yang terkandung didalam al-qur’an dan as-
sunnah. Syed Nawab Heidar Naqvi mengatakan bahwa kaidah prilaku ekonomi
dalam ekonomi islam tidaklah dapat dipisahkan dari nilai etik. Ekonomi islam
dalam banyak makna di sebut reinkarnasi dari fiqh muamalat yang sudah

11
Waid and Lestari, ‘TEORI MAQASHID AL-SYARI’AH KONTEMPORER DALAM HUKUM
ISLAM DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL’, 104.
semestinya mengembalikan elastisitas fiqh dengan menjadikan maqashid a[-
syari’ah sebagai tujuan akhir dari proses tersebut.12

Di dalam perkembangannya, Maqashid al-Syariah adalah kajian utama


dalam filsafat hukum islam. Karena maqashid al-syariah sangat berkaitan dengan
maksud dan tujuan syariah, sehingga pembahasan didominan dengan singgungan
mekanisme mencari hikmah dan ‘illat suatu hukum yang termuat filosofi di
dalamnya.13 Maqashid Syariah menurut Al-Ghazali merupakan kesejahteraan yang
akan meningkatkan semua manusia yang terletak dalam perlindungan keimanan, akal,
jiwa, dan sebagainya. Pada awal berkembangnya ekonomi islam, diwarnai dengan
aturan yang tidak tertulis yang mana sangat dijunjung oleh para generasi pertama
islam. Yang mana islam sangat berbeda dalam kekuasaan negara, karena sosialisme
sangat kuat di dalamnya.14 Tujuan penetapan hukum atau yang sering dikenal dengan
istilah maqashid al-syari’ah merupakan salah satu konsep penting dalam kajian
hukum Islam. Karena begitu pentingnya maqashid al-syari’ah tersebut, para ahli teori
hukum menjadikan maqashid al-syari'ah sebagai sesuatu yang harus dipahami oleh
mujtahid yang melakukan ijtihad. Dalam kaitannya dengan metode atau cara untuk
menemukan hikmah dan tujuan penetapan hukum, setidaknya ada tiga cara yang telah
ditempuh oleh ulama sebelum al-Syatibi. Cendekiawan muslim modern dan
kontemporer memperkenal konsep dan klasifikasi maqashid al-syari’ah yang baru
dengan memasukkan dimensidimensi maqashid yang baru yaitu pengembangan
ekonomi.

12
Eva Muzlifah, ‘MAQASHID SYARIAH SEBAGAI PARADIGMA DASAR EKONOMI ISLAM’
3, no. 2 (2013): 85.
13
‘Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif Maqashid Al-Syariah - Google Books’, accessed 12
January 2022,
https://www.google.co.id/books/edition/Prinsip_Dasar_Ekonomi_Islam_Perspektif_M/Vju2DwAAQB
AJ?hl=id&gbpv=1&dq=maqashid+syariah&printsec=frontcover.
14
Sofyan Rizal, ‘TITIK TEMU DAN SINERGI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI
KERAKYATAN’, no. 1 (2011): 18.
C. Penutup
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
Pada saat ini masih belum ditemukan jalan keluar untuk mengatasi
permasalahan tentang penerapan fiqh ke jurisdiksi modern. Karena fuquha-
fuquha muslim tidak mampu dalam keterkaitannya dengan sumber hukum
islam dengan sistem legislasi dan yudisial pemerintah modern. Dengan
demikian dapat diketahui, bahwasanya fiqih muamalah bukan sistem ekonomi
islam sendiri tetapi adalah juga salah satu dari sistem ekonomi islam, yaitu
sebagai sumber hukum didalam ekonomi islam. Dalam perspektif hukum
islam pembangunan adalah setiap tindakan yang bertanggung jawab terhadap
hakikat yang mengikuti urutan utama dengan prilaku ikhlas, berani, dan lain-
lainnya. Ada perbedaan antara konsep pembangunan ekonomi konvensional
dan konsep pembangunan ekonomi islam, yang terletak pada penggunaan
konsep perbedaan harta dan juga konsep keadilannya.
Seperti hal nya, sudah dikemukakan kalau tujuan diturunkannya
syari’ah merupakan untuk menggapai kemaslahatan pada waktu yang
berbeda. Berarti perihal ini seluruh aspek dalam ajaran islam wajib tercapai,
tidak terkecuali aspek ekonomi. Yang berarti ekonomi islam harus menjadi
pan-acea dan juga solusi terhadap permasalahan ekonomi saat ini. Bahkan
Syaikh Muhammad Thahir ibn ‗Asyur pernah mengatakan bahwa melupakan
pentingnya sisi maqasid dalam syariah islam adalah faktor utama penyebab
terjadinya stagnasi pada fiqh. Tujuan penetapan hukum atau yang sering
dikenal dengan istilah maqashid al-syari’ah merupakan salah satu konsep
penting dalam kajian hukum Islam. Karena begitu pentingnya maqashid al-
syari’ah tersebut, para ahli teori hukum menjadikan maqashid al-syari'ah
sebagai sesuatu yang harus dipahami oleh mujtahid yang melakukan ijtihad.
DAFTAR PUSTAKA

Ahyani, Hisyam, and Elah Nurhasanah. ‘PERAN STRATEGI POLITIK ISLAM


TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA’. Mutawasith: Jurnal
Hukum Islam 3, no. 1 (23 June 2020): 18–43.
https://doi.org/10.47971/mjhi.v3i1.185.

Bakar, Abu. ‘KONTRIBUSI EKONOMI ISLAM DALAM PEMBANGUNAN


EKONOMI NASIONAL MELALUI BANK BRI SYARI’AH BIMA’.
SANGAJI: Jurnal Pemikiran Syariah dan Hukum 3, no. 1 (22 March 2019):
1–21. https://doi.org/10.52266/sangaji.v3i1.425.

Humas FEB UI. ‘Peran Ekonomi Islam Dalam Mewujudkan Pembangunan Yang
Adil Dan Berkelanjutan ’,2017.
https://www.feb.ui.ac.id/blog/2017/10/31/peran-ekonomi-islam-dalam-
mewujudkan-pembangunan-yang-adil-dan-berkelanjutan/.

Ja’far, A Kumedi. ‘PERANAN HUKUM ISLAM DALAM PEMBANGUNAN


EKONOMI DI INDONESIA’, n.d., 8.

Mf, Moh Shofiyul Huda. ‘PERANAN HUKUM ISLAM DALAM


PENGEMBANGAN SISTEM EKONOMI ISLAMI’, n.d., 7.

Muzlifah, Eva. ‘MAQASHID SYARIAH SEBAGAI PARADIGMA DASAR


EKONOMI ISLAM’ 3, no. 2 (2013): 21.

‘Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif Maqashid Al-Syariah - Google Books’.


Accessed 12 January 2022.
https://www.google.co.id/books/edition/Prinsip_Dasar_Ekonomi_Islam_Persp
ektif_M/Vju2DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=maqashid+syariah&printsec=
frontcover.
Rizal, Sofyan. ‘TITIK TEMU DAN SINERGI EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI
KERAKYATAN’, no. 1 (2011): 18.

Waid, Abdul, and Niken Lestari. ‘TEORI MAQASHID AL-SYARI’AH


KONTEMPORER DALAM HUKUM ISLAM DAN RELEVANSINYA
DENGAN PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL’. JURNAL
LABATILA 4, no. 01 (30 December 2020): 94–110.
https://doi.org/10.33507/lab.v4i01.270.

Winarti, Tri. ‘Kontribusi Hukum Islam Dalam Pembangunan Ekonomi Di Indonesia’


1, no. 1 (n.d.): 12.

Anda mungkin juga menyukai