Anda di halaman 1dari 3

Pinjaman online ilegal, atau biasa disebut dengan pinjol ilegal, kini kembali marak dengan

modus untuk menjebak korban semakin beragam. Keberadaan pinjol ilegal ini sangat
meresahkan masyarakat, yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat pengaduan
tentang penyalahgunaan data pribadi merupakan salah satu yang paling banyak dilaporkan oleh
masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tercatat terdapat 39,5% keluhan
terhadap cara penagihan yang tidak sesuai aturan, salah satunya dengan menggunakan pihak
ketiga sebagai debt collector.1

Berikut merupakan modus pinjol yang merugikan peminjam:2

1) Seluruh data pribadi diambil dari handphone milik peminjam.


2) Penagihan dilakukan tidak hanya kepada peminjam saja melainkan kepada seluruh nomor
kontak yang ada dalam handphone milik peminjam.
3) Penagihan dilakukan dengan cara memaki, mengancam bahkan dalam bentuk pelecehan
seksual.
4) Bunga pinjaman tidak terbatas.
5) Penagihan dilakukan tanpa kenal waktu.
6) Nomor kontak pinjol tidak selalu tersedia.
7) Alamat kantor pinjol tidak jelas.
8) Sudah melakukan pembayaran tapi tidak diakui karena alasan teknis.

Sistem pinjaman pada Aplikasi pinjaman online dilakukan dengan sistem “peer to peer lending”,
yaitu penyelenggaraan perjanjian pinjam-meminjam yang mempertemukan pemberi pinjaman
dengan penerima pinjaman melalui jaringan internet. Keberadaan sistem peer to peer lending di
Indonesia ini tentunya dapat memberi dampak yang positif, beberapa penduduk yang bertempat
tinggal di daerah-daerah terpencil atau pelosok-pelosok daerah kini dapat dengan mudah
melaksanakan proses pinjam-meminjam uang.3

1
Rayyan Sugangga, Erwin Hari Sentoso, “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Pinjaman Online (Pinjol) Ilegal”,
PAJOUL (Pakuan Justice Journal Of Law), Vol. 01 No. 01 (Januari-Juni, 2020), hlm
2
LBH Jakarta. https://www.bantuanhukum.or.id/web/tag/pinjol/ (Jahatnya Pinjaman Online, diakses pada tanggal
27 Desember 2021)
3
Ni Putu Maha Dewi Pramitha Asti, “Upaya Hukum Otoritas Jasa Keuangan dalam Mengatasi Layanan Pinjaman
Online Ilegal” Acta Comitas, Vol.05 No. 01 (April, 2020), hlm
Mengenai ketentuan pinjam meminjam sendiri diatur dalam Pasal 1754 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata yang menyatakan bahwa:

“Pinjam pakai habis adalah suatu perjanjian, yang menentukan pihak pertama yang
mengajukan barang yang dapat diselesaikan terpakai kepada pihak kedua dengan
persyaratan kedua akan membawa barang-barang ke jumlah pertama dan jumlah ke
dua.”

Pinjol illegal ini karakteristiknya mirip dengan rentenir. Masyarakat sebenarnya memiliki
kesadaran untuk memilih melakukan peminjaman melalui rentenir atau ke lembaga resmi.
Begitupun dengan pinjol illegal. calon peminjam juga memiliki kesadaran untuk melakukan
peminjaman melalui pinjol ilegal atau pinjol yang terdaftar di OJK. Dari pembahasan tersebut
dapat dilihat bahwa masyarakat melakukan peminjaman pada pinjol ilegal, maka status
peminjaman ini akan tetap ada dan sah sebagai sebuah kesepakatan, karena disini posisi
peminjam dengan sadar telah melakukan perjanjian pinjam meminjam dengan pihak pinjol
ilegal.

Kemudahan teknologi merupakan penyebab pinjol ilegal baru terus bermunculan, sehingga
membuat development aplikasi pinjol ilegal mudah dilakukan. Meskipun Otoritas Jasa Keuangan
atau biasa disebut dengan OJK sebenarnya sudah banyak melakukan pemblokiran. Disisi lain
banyak masyarakat yang mudah tergiur dengan penawaran yang diberikan oleh pinjol ilegal ini.
Dengan slogan mudah, cepat, dan praktis yang ditawarkan oleh pinjol illegal, padahal risiko
berbahaya dibalik slogan itu sangatlah besar.4

Diketahui lebih dari 50% responden mengajukan pinjaman online untuk keperluan sehari-hari,
lalu diikuti dengan keperluan untuk modal usaha. Kemudian lebih dari 80% responden
mengajukan pinjaman online karena prosesnya yang cepat dan persyaratan yang mudah. Hal ini
tercatat dalam Survey Pengguna Pinjol.

Keberadaan aplikasi pinjol memang memberikan alternatif dan kemudahan pinjaman untuk
masyarakat, namun seharusnya juga bisa menjadi solusi yang baik. Pada umunya konsumen

4
Muhammad Olifiansyah, ”Perlindungan Hukum Pencurian Data Pribadi dan Bahaya Penggunaan Aplikasi Pinjaman
Online”, Jurnal Hukum De’rechtsstaat, Vol. 07 No. 02 (September, 2021), hlm
lebih banyak bersifat pasif dan menerima saja ketika mendapat perlakuan yang merugikan saat
terjadi masalah dengan pinjol ilegal.

REFERENSI

https://journal.unpak.ac.id/index.php/pajoul/index

https://ojs.unud.ac.id/index.php/ActaComitas/artikel/downlod

https://ojs.unida.ac.id/LAW/articel/view

https://www.bantuanhukum.or.id/web/tag/pinjol

Anda mungkin juga menyukai