Dosen Pengampu:
Drs. Khadirin, MSI
Disusun oleh:
1. Novia Wuriati (18014306)
2. Sarifatul Inayah (18014312)
3. Tri Kusumastuti N.H (18014319)
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Menurut istilah (terminologi), akidah adalah iman yang teguh dan pasti yang tidak
ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. Keyakinan itu dapat
menimbulkan berbagai perilaku. Apabila kita berkeyakinan pada hal hal yang baik maka
perilaku kita juga ikut baik ( perilaku terpuji). Dan begitu pula sebaliknya apabila kita
berkeyakinan pada hal hal yang buruk maka perilaku kita juga ikut buruk atau tercela,
misalnya dzalim.
Sejak awal, islam datang menyeru umat manusia untuk lepas dari kungkunan
kedzaliman dan kelaliman. Menyerukan persamaan derajat manusia di muka bumi serta
tak ada lagi kesewenang- wenangan kaum yang kuat, kelaliman penguasa serta kebengisan
golongan yang terpandang. Karenanya tidak heran kalau dalam waktu yang relative sangat
singkat, islam dapat mendapat tempat istimewa di hati manusia. Khususnya mereka yang
lemah dan terganggu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Dzalim?
2. Apa macam macam dzalim?
3. Bagaimana akibat orang orang yang melakukan kedzaliman?
4. Apa akibat dari orang yang didzalimi?
C. Tujuan
Dari rumusan yang telah penyusun cantumkan di atas, tujuan dari pembahasan
makalah ini adalah agar pembaca makalah ini dapat mengetahui seluk beluk mengenai
dzalim, serta untuk memperluas tentang akhlak yang baik dan buruk.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dzalim
Dzalim berasal dari kata dzolama-yadlimu-dzulman yang artinya aniaya. Dholim
juga diartikan meletakkan sesuatu/perkara bukan pada tempatnya. Orang yang berbuat
dzalim disebut zalimin. Di dalam al-Qur’an menggunakan kata zhulm selain itu juga
digunakan kata baghy, yang artinya juga sama dengan zalim yaitu melanggar haq orang
lain.
Kalimat zalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak
berperikemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan dan kesengsaraan,
melakukan kemungkaran, penganiayaan, kemusnahan harta benda, ketidak adilan dan
banyak lagi pengertian yang dapat diambil dari sifat zalim tersebut, yang mana pada
dasarnya sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina, dan sangat bertentangan dengan
akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya menggunakan akal untuk melakukan
kebaikan. Lawan dari dzalim adalah adil.
Berdasarkan Al-Quran sendiri, pengertian zalim sendiri terdiri dari beberapa jenis,
yaitu:
1. Menurut surat Huud ayat 101, yaitu manusia yang menyembah bukan kepada Allah.
2. Menurut surat Al-Kahf ayat 35, makna zalim sendiri merupakan sifat keangkuhan
maupun perbuatan dari kekafirannya.
3. Menurut surat Al-Maaidah ayat 47, makna kata zalim sendiri merugikan orang dan
menuruti amarah atau hawa nafsu.
4. Menurut surat Al-Ankabuut ayat 46, orang zalim menurut surat ini yaitu orang yang
masih tetap membantah meskipun sudah diberikan penjelasan dan keterangan
kepadanya melalui cara paling baik, serta tetap mengutamakan permusuhan
Menurut para Ulama, zalim artinya segala sesuatu tindakan atau perbuatan yang
melampaui batas, yang tidak lagi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
Allah SWT. Baik dengan cara menambah ataupun mengurangi hal-hal yang berkaitan
dengan waktu; tempat atau letak maupun sifat dari perbuatan-perbuatan yang melampaui
batas tersebut. Dan itu berlaku untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan ibadah
(hablum-minallah), maupun hubungan kemanusiaan dan alam semesta (hablum-
minannaas). Entah itu dalam skala kecil maupun besar, tampak ataupun tersembunyi.
B. Macam-Macam Dzalim
Rasulullah SAW bersabda “ dzalim ada tiga jenis : dzalim yang Allah tidak akan
ampunkan, dzalim yang Allah akan ampunkan, dzalim yang Allah tidak akan tinggalkan.
Adapun dzalim yang Allah tidak akan ampunkan adalah syirik. Allah berfirman :
Sesungguhnya syirik adalah dzalim yang amat besar (Luqman : 13) ; adapun dzalim
yang Allah akan ampunkan ialah kedzaliman manusia terhadap dirinya sendiri dengan
melakukan dosa-dosa antara dia denganTuhannya ; adapun dzalim yang Allah tidak akan
meninggalkannya adalah dzalim insan kepada sesama insan sehigga mereka diadili kelak
(diakhirat). (HR Al- Taualisiy dan Abu Ha’im dari Anas Bin Malik – Menurut Syeikh
Nasiruddin Albaniy – Hadis Hasan – Sahih Al-Jaami’ – No 3961 ).
Dalam Al Quran surat annisa ayat 48 Allah berfirman : sesungguhnya Allah tidak
akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Menurut Islam orang yang tidak berbuat
dzalim juga turut mendapat siksaan jika mereka membiarkan kedzaliman itu berleluasa
wajib bagi orang yang melihat kedzaliman dan mempunyai keupayaan untuk
mencegahnya. Islam juga melarang kita mempunyai kecenderungan hati dan
kebergantungan kepada orang dzalim.
Perbuatan dzalim tidak selalu identic dengan menyakiti orang lain. Bisa saja
karena mendzalimi diri sendiri. Di antara perbuatan dzalim terhadap diri sendiri adalah :
1. Tidak mensyukuri nikmat Allah
2. Tidak menafkahkan sebagian harta ke jalan Allah
3. Meninggalkan dzikrullah
e) Ghibah
Ghibah dalam bahasa arab artinya menyusup, terbenam, tersembunyi, fitnah,
umpatan. Secara istilah ghibah artinya menceritakan aib orang kepada orang lain.
Ghibah bisa bersifat positif maupun negative. Ghibah dengan tujuan negative disebut
namimah.
3. Zalim terhadap diri sendiri
Perbuatan zalim terhadap diri sendiri diantaranya : berbuat zina, meminum
khomr dan takabur (sombong atau membanggakan diri).
A. Kesimpulan
Secara terminologi, dzalim diartikan sebagai tindakan melampaui batas kebenaran
dan cenderung kepada kebatilan. Dalam bahasa jawa (tepa sahra), maksudnya adalah
seseorang yang berbuat kejam itu harus berpikir, bagaimana jika hal itu dikenakan pada
dirinya sendiri, akan tetapi dzalim juga mengandung pengertian sewenang-wenang, tidak
mengikuti norma susila, norma hukum, menurut kemauannya sendiri, tidak
mempertimbangkan hak-hak orang lain.
Kedzaliman yang terjadi dalam kehidupan manusia terdapat tiga macam, yaitu
dzalim kepada Allah SWT, dzalim terhadap diri sendiri, dan dzalim kepada sesama
manusia. Dari ketiganya perbuatan dzalim kepada Allah adalah kedzaliman yang tidak
akan diampuni, sedangkan kedzaliman yang lain adalah termasuk kedalam
pengampunan Allah.
Penyebab dari perbuatan dzalim terdapat beberapa faktor yaitu pertama, manusia
berbuat mengikuti hawa nafsunya sendiri, sedangkan orang orang yang mengikuti hawa
nafsu adalah yang disesatkan dari jalan yang benar. Kedua, memiliki sifat takabur atau
kesombongan, keangkuhan. Ketiga, watak manusia yang ketika diberi rahmat oleh
Allah, cenderung segera lupa dan larut dalam suka ria. Keempat, faktor lingkungan
adalah dimana seseorang sering terpengaruh akhlaknya dengan pergaulan di lingkungan
sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
bashri/