DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................1
BAB I: PENDAHULUAN..................................................................................2
Latar Belakang................................................................................................2
Rumusan Masalah...........................................................................................2
Tujuan Penulisan............................................................................................3
Kesimpulan...................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini selain sebagai salah satu tugas mata
kuliah akhlak tasawuf yaitu sebagai sumber informasi pula kepada
pembaca, sehinggga pembaca dapat mengetahui apa itu penegertian akhlak
pribadi, macam akhlak pribadi baik itu yang buruk maupun akhlak pribadi
yang jelek serta contoh penerapan sseorang dalam kehidupan sehari-hari
sehingga di harapkan makalah ini setidaknya dapat menyadarkan kita
untuk memiliki akhlak kepribadian yang baik.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Luis Ma’uLuf, kamus al-Munajid, al-maktabah al-katulikiyah, beitut,
5
2
Ibid.
6
Sifat bohong adalah sifat yang sangat tercela. seorang muslim harus
menjauhi segala macam bentuk kebohongan, baik dalam
bentukpengkhianatan,mungkir janji, kesaksian, palsu, fitnah, gunjing, ataupun
bentuk bentuk lainnya. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk dari sifat
kebohongan :
a) Khianat
Sifat khianat merupakan sifat sejelek-jeleknya yang dimiliki orang karena
sifat khianat dapat membawa mudhorot kepada orang lain secara langsung.
Kalau sifat ini telah berkembang kedalam masyarakat maka lama-kelamaan
masyarakat itu akan hancur. Allah tidak menyukai orang yang memiliki sifat
khianat berdasarkan firmannya :
Artinya :
“ Dan janganlah kamu berdebat ( untuk membela ) orang-orang yang
menghianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berhianat lagi bergelimang dosa”
b) Mungkir janji
Mungkir janiji atau ingkar janji merupakan sebagai salah satu sifat orang-
orang munafik karena sifat mungkir janji menunjukkan sikap jiwa manusia
yang lemah, mungkir janji menyebabkan waktuterbuang sia-sia dan
melahirkan angan-angan kosong.3
c) Kesaksian palsu
Kesaksian palsu termasuk dalam dosa-dosa besar karena akan
mendatangkan kemudhorotan yang besar terhadap masyarakat, orang yang
tidak bersalah akan menanggung akibat baiknyawa, harta benda dan lain
sebagainya.
d) Gunjing
Sifat mengunjinag adalah sifat sikap seseorang yang meiliki jiwa sakit,
tidak ada keinginan dalam hidupnya yang ada hanya dia akan senang jika
melihat seseorang bermusuhan dan bertengkar. Allah memberi perumpamaan
3
Baca, Raid ‘Abdul Hadi, Mamarat al-Haq jilid IIIB, Hlm. 146-147
7
4
Al-Munjid Fi al-lughah wa al-i’lam (Beirut : Dar asy-Syuruq, 1986 ), hlm. 663
8
Artinya:
3. Istiqomah
Secara epistemologi istiqomah berasal dari istiqoma-yastaqimu yang
berarti tegak lurus. Daam terminologi akhlak istiqomah adalah sikap teguh
dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi
berbagai macam rintangan dan godaan. Perintah dalam beristiqomah
dinyatakan dalam al-Aquran dan sunnah :
Artinya :
“ Maka karna itu serulah ( mereka kepada agama itu ) dan istiqomahlah
sebagaimana diperintahkan kepadamu janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka..” ( Qs. Asy Sura : 42 : 15 )
5
Ilyas, Yunahar, 2009. “ Kurnia Akhlak”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar offset
9
Iman yang sempurna adalah iman yang mencakup tiga dimensi yaitu hati,
lisan dan amal perbuatan. Seorang yang beriman harus dapat beristiqomah
dalam tiga dimensi tersebut. Ibarat berjalan seorang yang beristiqomah akan
selalu berjalan kepada yang lurus yang cepat alam menghntarkan tujuan. Hal
ini tercermin dalam perkataan dan perbuatanya yang benar untuk mensucikan
hati dan dirinya. Tentulah orang yang berisitiqomah akan mengalami beberapa
ujian dari Allah, dalam firmannya:
Artinya :
a. orang yang beristiqomah akan dijauhkan oleh Allah dari rasa takut dan
sedih yang negatif. Misalnya takut mnghadapi masa depan, takut
menyatakan kebenaran namun orang yang beristiqomah senantiasa akan
mendapatkan kesuksesan dalm kehidupannya didunia karena akan
dilindungi oleh Allah.
b. Akan mendapatkan lindungan oleh Allah yang dijamin akan mendaptkan
kesuksesan dalam kehidupan perjuangan di dunia.
6
Ibid.
10
7
Ibid.
11
8
Asmaran, 1992. “Pengantar Studi Akhlak”. Jakarta : Rajawali Citra Pers
12
9
Ibid.
13
10
Darma. 2010. Akhalak pribadi. http://dafiyoe.blogspot.com/2010/11/akhlak-pribadi.html
15
c. Malu kepada orang lain ; setelah malu pada diri sendiri, dia akan malu
melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.11
Malu adalah salah satu refleksi iman. Semakin kuat iman seseorang,
semakin teballah rasa malunya, demikian pula sebaliknya. Rasulullah
Muhammad SAW dikenal sebagai pribadi yang pemalu, saking pemalunya
maka diandaikan bahwa beliau lebih pemalu ketimbang gadis pingitan. Sifat
malu ini dimiliki Rasulullah SAW semenjak kanak kanak , saat anak – anak
sebaya beliau kala itu saling berebut makanan maka beliau malu
melakukannya, jika pakaiannya tersingkap dan menampakkan auratnya maka
beliau akan segera bersembunyi karena malu. Jika hendak membuang air
maka diriwayatkan beliau menjauh atau pergi hingga tak seorangpun
melihatnya. Karena sifat pemalu ini beliau apabila melihat sesuatu yang tidak
disukainya maka terlihatlah dari roman mukanya, dan beliau senantiasa
menjauhkan pandangan matanya dari apa apa yang kurang baik. Bahkan
dalam hubungan suami istri sifat pemalu Rasulullah SAW tetap dominan,
dalam hadits yang diriwayatkan At Turmudzy dalam Asj Sjamaa il dari Siti
Aisyah RA , ummul mukminin, berkata “ Aku sekali kali belum pernah
melihat kemaluan Rasulullah SAW “ ( dalam riwayat lain ada ditambahkan “
Dan beliau pun tidak pernah melihat daripadaku “ ) sedangkan yang
diriwayatkan oleh Ibnul Djauzy dari Ummu Salamah RA “ Adalah Rasulullah
SAW itu apabila mendatangi seseorang dari istrinya beliau memejamkan
kedua matanya dan menutupi kepalanya “. Dua hadits ini sangat menguatkan
sifat pemalu beliau, kendati seorang istri sebenarnya halal hukumnya meski
terlihat auratnya oleh suaminya dan sebaliknya.
11
Ibid.
16
melakukan apa saja, tanpa mempertimbangkan halal haram, baik buruk dan
manfaat mudharat perbuatannya tersebut. Dia akan melakukan apa saja untuk
memuaskan hawa nafsunya. Segala macam cara dia halalkan untuk mencapai
tujuannya.
Malu, amanah, rahmah dan Islam adalah empat hal yang saling berkait.
Konsekuensi logis dari hilangnya malu adalah hilangnya amanah. Bila amanah
hilang, akan hilanglah rahmah, dan bila rahmah hilang, hilanglah Islam. Pada
akhirnya orang yang tidak punya rasa malu akan mengalami kehancuran dan
kebinasaan. Dan kalu sifat malu itu juga hilang dari masyarakat, maka
masyarakat itupun akan mengalami kehancuran dan kebinasaan.
9. Sabar
Secara etimologis, sabar (ash-shabr) berarti menahan dan mengekang (al-
habs wa al-kuf). Secara terminologis sabar berarti menahan diri dari segala
sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridha Allah. Yang tidak disukai
itu tidak hanya yang tidak disenangi, tapi juga hal – hal yang disenangi
misalnya segala kenikmatan duniawi yang disukai oleh hawa nafsu.12
Macam macam sabar.
Menurut Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya Ash-Shabr fi Al-Qur’an, sabar dapat
dibagi kepada enam macam :
1. Sabar menerima cobaan hidup
2. Sabar dari keinginan hawa nafsu.
3. Sabar dalam taat kepada Allah SWT
4. Sabar dalam berdakwah
5. Sabar dalam perang
6. Sabar dalam pergaulan
Keutamaan Sabar
14:5), tawakkal (QS. An-Nahl 16:41-42), dan taqwa (QS. Ali ‘Imran 3:15-17).
Orang-orang yang sabar akan menempati posisi yang istimewa. Sifat sabar
memang sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat.
Dalam sejarah Islam diceritakan bahwa nabi sering kali diludahi oleh
orang kafir (non muslim) ketika beliau melewati tempat si orang tersebut,
namun nabi sendiri tidak pernah marah karena beliau tahu bahwa orang yang
sering meludahinya adalah orang yang belum tahu akan islam dan belum
mendapatkan hidayah, Namun alangkah takjubnya si kafir tadi yang sering
meludahi nabi muhamad saat ia jatuh sakit, orang yang pertamakali
menjenguknya adalah nabi muhammad yang sering ia ludahi. Alkisah
orang kafir tadi menangis dan langsung memeluk islam.
Jaza’u
10. Pemaaf
Pemaaf adalah sifat suka member maaf terhadap kesalahan orang lain
tanpa ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas. Dalam bahasa
Arab sifat pemaaf tersebut disebut dengan al-‘afwu yang secara etimologis
berarti kelebihan atau yang berlebih. Islam mengajarkan kepada kita untuk
dapat memaafkan kesalahan orang lain tanpa harus menunnggu permohonan
maaf dari yang bersalah. Sekalipun orang yang bersalah telah menyadari
kesalahahnnya dan berniat untuk meminta maaf, tetapi boleh jadi dia
mengalami hambatan psikologis untuk mengajukan permintaan maaf.
Barangkali itulah salah satu hikmahnya kenapa Allah memerintahkan kita
untuk member maaf sebelum dimintai maaf.
13
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/agama_islam/bab5-akhlak.pdf
18
Suatu teladan sikap pemaaf Rasulullah adalah ketika ada seorang lelaki
Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah pergi ke
Madinah dengan tujuan hendak membunuh Nabi, maka pada saat itu dihadang
oleh Umar dan diikat dengan tali. Rasulullah yang mengetahui orang itu malah
menyuruh Umar untuk memberinya makan dan melepaskannya. Umar yang
kaget tetap meyakinkan Rasulullah bahwa dia ingin membunuhnya. Namun
Rasulullah tidak menghiraukannya dan menyuruh Tsumamah untuk mengucap
kata “Laa ilaha illallah”, tetapi si lelaki tidak mau dan pergi. Keesokan harinya
dia datang kepada Rasulullah dan mengucap kata “Laa ilaha illallah”,
sehingga dia masuk Islam. Demikian contoh sikap Rasulullah yang pemaaf
dan tidak dendam sekalipun kepada orang yang hendak membunuhnya, yang
pada akhirnya membuahkan hasil yangbermanfaat.
Lapang Dada
Tindakan meminta maaf sebaiknya diikuti dengan tindakan berlapang
dada. Berlapang dada dalam bahasa Arab disebut dengan ash-shafhu yang
secara etimologis berarti lapang. Halaman pada sebuah buku
dinamai shafhah karena kelapangan dan keluasannya. Dari sini ash-
shafhu dapat diartikan kelapangan dada.
Ibarat menulis di selembar kertas, jika terjadi kesalahan tulis, kesalahan itu
akan dihapus dengan alat penghapus dengan alat penghapus. Tapi serapi-rapi
menghapus tentu akan meninggalkan bekas, bahkan barangkali kertas tersebut
menjadi kusut. Supaya lebih baik dan rrapi, sebaiknya diganti saja kertasnya
dengan lembaran baru. Menghapus kesalahan itulah yang disebut dengan
memaafkan, sedangkan berlapang dada adalah menukar lembaran yang salah
dengan lembaran yang baru. Jadi berlapang dada menuntut seseorang untuk
membuka lembaran baru hingga sedikitpun hubungan tidak ternodai, tidak
kusut dan tidak seperti halaman yang telah dihapus kesalahannya.
Dendam
Seorang yang pendendam tidak akan mau memaafkan kesalahan orang lain
sekalipun orang tersebut meminta maaf kepadanya. Baginya, tidak ada maaf
sebelum dia dapat kesempatan membalaskan sakit hatinya. Orang yang
enggan member maaf pada hakikatnya enggan memperoleh ampunan dari
Allah swt.
14
Ibid.
20
teman dapat mempengaruhi akhlak seseorang. Oleh karena itu kita harus
pandai-pandai dalam bergaul agar akhlak kita tidak terpengaruh kepada
orang lain. Tentunya akhlak yang tidak baik.
C. Faktor intern
Yaitu faktor yang timbul dari dalam diri manusia itu sendiri. Adapan
yang termasuk dalam faktor intern adalah sebagai berikut : Gharizah atau
naluri (instink) Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin gharizah adalah suatup
embawaan yang menyebabkan seseorang itu dapat berbuat apa yangdi
kehendakinya tanpa lebih dahulu melakukan apa yang akandi perbuatnya
untuk mengerjakan perbuatan ini.
Oleh karena ada beberapa cara agar akhlak pribadi seseorang terbentuk
baik diantaranya sebagai berikut :
1. Akidah (Keyakinan) Yang Benar
2. Berdo’a kepada Allah SWT
3. Mujahadah (Perjuangan)
4. Muhasabah (Intropeksi Diri )
5. Tafakkur (Merenung) Dampak positif dari Akhlak Mulia
6. Melihat dampak negatif dari akhlak tercela
7. Jangan Pernah Berputus asa
8. Bercita – cita yang Tinggi
9. Berpaling dari orang-orang yang bodoh (Jahil)
10. Terbuka dengan Kritikan dan Saran
11. Bersahabat dengan orang memiliki akhlak mulia
12. Membaca Buku Tentang Akhlak.15
15
Ibid.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak pribadi terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap
dirinya disertai dengan larangan merusak, meminasakan dan menganiyaya diri
sendiri baik secara jasmani maupun secara rohani. Akhlak pribadi seseorang
itu ada dua macam yaitu akhlak pribadi yang baik dan akhlak pribadi yang
buruk. Aklak pribadi yang baik misalnya sidiq, iffah, amanah, mujahadah,
istiqomah, saj’ah, tawadhu, malu, dan lain sebagainya. Akhlak pribadi yang
22
buruk misalnya suka berbohong, berkhianat, pantang menyerah tidak tau mali
dan lain sebagainya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi akhlak pribadi seseorang yaitu
antara lain, faktor intern yaitu faktor yang mempengaruhi dalam diri sendiri,
faktor ekstern yaitu faktor dari luar baik dari keluarga, kelpompok, sahabat
ataupun masyarakat. Oleh karena itu agar sifat pribadi seseorang muslim
selalu terjaga dengan baik ada beberapa cara agar akhlak pribadi seseorang
terbentuk baik diantaranya sebagai berikut : Akidah (Keyakinan) Yang
Benar, Berdo’a kepada Allah SWT, Mujahadah (Perjuangan), Muhasabah
(Intropeksi Diri ), Tafakkur (Merenung) Dampak positif dari Akhlak
Mulia, Melihat dampak negatif dari akhlak tercela , Jangan Pernah Berputus
asa, Bercita – cita yang Tinggi, Berpaling dari orang-orang yang bodoh
(Jahil) dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Luis Ma’uLuf, kamus al-Munajid, al-maktabah al-katulikiyah, beitut, t.t hlm. 194.
Baca, Raid ‘Abdul Hadi, Mamarat al-Haq jilid IIIB, Hlm. 146-147
Al-Munjid Fi al-lughah wa al-i’lam (Beirut : Dar asy-Syuruq, 1986 ), hlm. 663