Anda di halaman 1dari 24

1

DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................1

BAB I: PENDAHULUAN..................................................................................2

Latar Belakang................................................................................................2

Rumusan Masalah...........................................................................................2

Tujuan Penulisan............................................................................................3

BAB II: PEMBAHASAN.....................................................................................

Pengertian Akhlak Pribadi..............................................................................4

Macam Macam Akhlak Pribadi......................................................................4

Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak Seseorang...........................................19

BAB III: PENUTUP.......................................................................................

Kesimpulan...................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA
2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Globalisasi telah melanda dunia dimana-mana yang selama ini


mapan mudah berubah akibat tidak ada batasan lagi antara ruang dan
waktu, sehingga nilai-nilai tersebut berubah menjadi relevan dan subjektif.
Semua yang berkaitan perilaku , budi pekerti, akhlak dan moral tidak bisa
dikatakan objektif, karena nilai yang dianggap sebagai landasan perilaku
itu sendiri mudah berubah.
Hal-hal yang belakangan ini muncul yaitu suatu perilaku batasan
antara pornografi dan pornoaksi dengan seni yang sangat tipis dan
berpakaian yang ketat, minim merupakan bagian dari pada seni yang saat
ini telah merajalela menjadi sebuah nilai budaya atau bagian dari seni yang
umum untuk masyarakat khususnya remaja muda. Kita juga sering
mendengar berita-berita tentang banyaknya akhlak-akhlak para pemuda
yang rusak. Di lingkungan pelajar dan mahasiswa misalnya, sering kita
dengar tawuran antar pelajar, siswa-siswi yang tidak berakhlak, dan
pergaulan bebas. Oleh karena itu dibutuhkan penguat kembali berdasarkan
Al-quran dan Al-Hadist. Akhlak inilah berperan sebagai cermin pribadi
seseorang apakah punya rasa malu, muru’ah, amanah, jujur, adil, lemah,
kasih sayang terhadap sesama, dermawan dan ikhlas dalam bernuat, suka
menolong dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Hakikat Akhlak Pribadi
2. Apa Saja Macam Akhlak Pribadi Yang Baik
3. Apa Saja Macam Akhlak Pribadi Yang Buruk
4. Bagaimana Contoh Dalam Penerapan Akhlak Pribadi Dalam
Penerapan Kesehariannya
3

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini selain sebagai salah satu tugas mata
kuliah akhlak tasawuf yaitu sebagai sumber informasi pula kepada
pembaca, sehinggga pembaca dapat mengetahui apa itu penegertian akhlak
pribadi, macam akhlak pribadi baik itu yang buruk maupun akhlak pribadi
yang jelek serta contoh penerapan sseorang dalam kehidupan sehari-hari
sehingga di harapkan makalah ini setidaknya dapat menyadarkan kita
untuk memiliki akhlak kepribadian yang baik.
4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Pribadi


Akhlak menurut kamus Al-munajid Akhlak adalah budi pekerti,
perangai tingkah laku  atau tabiat. Menurut Dr. Ahmad Amin mengatakan
bahwa akhlak adalah kebiasaan kehendak. Jadi pengertian akhlak adalah sifat-
sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu
ada padanya. Akhlak pribadi terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap
dirinya disertai dengan larangan merusak, meminasakan dan menganiyaya diri
sendiri baik secara jasmani maupun secara rohani.1
B. Macam Macam Akhlak Pribadi
Macam akhlak pribadi pada dasarnya ada akhlak pribadi seorang
muslim yang baik dan akhlak pribadi yang buruk. Berikut ini macam akhlak
pribadi yang baik:
1. Shiddiq
Shidiq artinya benar atau jujur. Seorang muslimin dituntut untuk selalu
berada dalam keadaan yang benar baik lahir dan batin, baik benar dalam hati,
benar perkataan dan benar perbuatan. Benar hati yaitu apabila hati dihiasi
dengan iman kepada Allah dan selelu bersih dari penyakit hati. Benar
perkataan adalah semua yang telah diucapkan dari mulut merupakan suatu
kebenaran bukan kebathilan.
Rosulullah saw telah memrintahkan setiap muslim untuk selalu jujur,
karena sikap sidiq membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan
menghantarkan ke surga. Ada lima bentuk shidiq yaitu :
a) Benar perkataan ( shidiq al hadist )
Orang ang selalu berkata benar akan dikasihioleh Allah dan akan
dipercaya oleh masyarakat, dan sebaliknya orang yang berdusa oleh

1
Luis Ma’uLuf, kamus al-Munajid, al-maktabah al-katulikiyah, beitut,
5

masyarakat akan dikucilkan dan selamnya tidak akan dipercaya seperti


peribahasa “Sekali lancung keujian seumur hidup orang tidak akan dipercaya”
b) Benar pergaulan( shidiq al mu’amalah )
Seorang muslim akan selalu bergaul dengan benar tidak menipu, tidak
berkhianat, dan tidak memalsu sekalipun kepadakaum non muslim. Dia akan
selalu bersikap melalui pergaulan dengan benar tanpa memendang kekayaan,
kekuasaan, ataupun status sosial.
c) Benar kemauan ( shidiq al-azam )
Seorang mukmin sebelum dia memutuskan sesuatu tentu ia harus
mempertimbangkan  dan menilai terlebih dahulu apakah terhdapa apa yang
dilakukan apakah akan mendatangkan mudhorot atau manfaat kepada orang
lain. Tetapi bukan berarti dia menutup diri terhadap masuka atau kritik dari
orang lain2
d) Benar Janji ( shidq al-wa’da.) 
Janji merupakan sebuah hutang yang harus dilaksanaka. Apabilaseorang
muslim berjanimaka ia akan selalu menepatinya seklipun dengan musuh
ataupun anak kecil. Karena mungkir janji merupakan salah satu sifat munafik
yang telah disebutkan dalam hadist ( HR. Hmad ). Karena sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang menepati janji dalam firmannya :
Artinya : 
“ Dan ceritakanlah ( Hai Muhammad kepada mereka) kisah ismail ( yang
tersebut) didalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seseorang yang benar
janjinya, dan dia adalah seorang Rosul dan Nabi.” (Qs .maryam 19 : 45 )
e) Benar kenyataan ( sidq al-bal )
Seorang muslim akan menampilkan diri seperti keadaan yang
sebenarnya. Dia tidak akan menipu kenyataan,tidak memakai baju kepalsuan,
tidak mencari nama, dan tidak pula mengada ada.
Lawan dari shidiq adalah kebohongan. Kebohongan yaitu mengatakan
sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataanya, entah itu di kurangi atau di
tambahi sehingga tidaksesuai dengan kebenarannya.

2
Ibid.
6

Sifat bohong adalah sifat yang sangat tercela. seorang muslim harus
menjauhi segala macam bentuk kebohongan, baik dalam
bentukpengkhianatan,mungkir janji, kesaksian, palsu, fitnah, gunjing, ataupun
bentuk bentuk lainnya. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk dari sifat
kebohongan :
a) Khianat
Sifat khianat merupakan sifat sejelek-jeleknya yang dimiliki orang karena
sifat khianat dapat membawa mudhorot kepada orang lain secara langsung.
Kalau sifat ini telah berkembang kedalam masyarakat maka lama-kelamaan
masyarakat itu akan hancur. Allah tidak menyukai orang yang memiliki sifat
khianat berdasarkan firmannya :
Artinya :
“ Dan janganlah kamu berdebat ( untuk membela ) orang-orang yang
menghianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berhianat lagi bergelimang dosa”
b) Mungkir janji
Mungkir janiji atau ingkar janji merupakan sebagai salah satu sifat orang-
orang munafik karena sifat mungkir janji menunjukkan sikap jiwa manusia
yang lemah, mungkir janji menyebabkan waktuterbuang sia-sia dan
melahirkan angan-angan kosong.3
c) Kesaksian palsu
Kesaksian palsu termasuk dalam dosa-dosa besar karena akan
mendatangkan kemudhorotan yang besar terhadap masyarakat, orang yang
tidak bersalah akan menanggung akibat baiknyawa, harta benda dan lain
sebagainya.
d) Gunjing
Sifat mengunjinag adalah sifat sikap seseorang yang meiliki jiwa sakit,
tidak ada keinginan dalam hidupnya yang ada hanya dia akan senang jika
melihat seseorang bermusuhan dan bertengkar. Allah memberi perumpamaan

3
Baca, Raid ‘Abdul Hadi, Mamarat al-Haq jilid IIIB, Hlm. 146-147
7

orang-orang yang memilik sifat gunjing seperti memakan bamgkai


saudaranya. Oleh karena itu sebaik-baik senjata melawan gunjing adalah
dengan tidak mendengarkannya.
2. Amanah (dipercaya)
Amanah dalam pengertian sempit adalah memelihara titipan dan
mengembalikannya kepada pemiliknya dalam bentuk semula. Dalam
pengertian luas amanah mencakup beberapa hal yaitu : menyimpan rahasia
dan kehormatan orang lain, menjaga dirinya, menunaikan tugas-tugas yang
diberikan oleh Allah ataupun manusi dengan baik. Bentuk-bentuk amanah
daoat dikemukakan sebagai berikut :
a. Memelihara titipan dan mengembalikan nya seperti semula
Sekalipun dalam penitipan tidak ada bukti atau transaksai tertulis dalam
penitipan tersebut maka seorang muslim akan mengembalikannya apa adanya.
Hal ini terlihat contoh pada barang berharga yang dititpkan karena akan
bebergian jauh, maka pada saatnya akan dikembalikan seperti semula.
b. Menjaga rahasia4
Seorang muslim akan dapat menjaga rahasianya baik itu rahasia pribadi,
keluarga, organisaisi, dan lain sebagainya agar tidak di ketahui orang lain.
Misalnya : dalam sebuah keluarga seorang suami isri harus dapat manjaga
rahasia keluarga apalagi rahasia dalam ranjang kecuali karena alasan medi
ataupun hukum.
c. Tidak menyalahgunakan jabatan
Jabatan adalah suatu amanah yang harus dijaga. Hukumnya wajib.
Penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan person , baik keluarga, pribadi
ataupun kelompok yang termasuk perbuatan tercela yang melanggar amanah
hukumnya haram. Misalnya seorang baigian storage di sebuah perusahan
membeli barang dan mendapatkan potongan harga kepada penjual, dari sisa
potongan harga tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi tidak
diserahkan oleh perusahaan maka hukum komisi tersebut adalah haram.
d. Menunaikan kewajiban dengan baik

4
Al-Munjid Fi al-lughah wa al-i’lam (Beirut : Dar asy-Syuruq, 1986 ), hlm. 663
8

Semua tugas yang diberikan kepada Allah ataupun manusia, maka


manusia wajib menjalankannya karrena itu semua sebuah pertanggung
jawaban dihadapan Allah Swt.
e. Memelihara nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Semua nikmat yang diberikan oleh Allah kepada manusia merupakan
suatu amanah yang harus dijaga dengan baik. Termasuk didalamnya umur,
kesehatan, rizki, nikmat, harta benda dan lain sebaginya. Misalnya harta benda
yang diberikan oleh Allah harus digunakan untuk mencari ridho Allah, selalu
bersyukur dan membiasakan bersedekah.
Lawan dari  sifat Amanah adalah khianat. Khianat adalah sifat munafik
yang dibenci oleh Allah apalagi jika yang dikhianati adlah Allah atau
Rosulnya. Dalam firman Allah :

Artinya:

“Hai orang, orang yang eriman janganlah kamu menghianati Allah,


dan rosul dan juga janganlah kamu menghianatiamanh-amanahyang
dipercayakan kepada kamu, sedangkan kamu mengetahuinya.” (Qs. Al anfal
8: 27)5

3. Istiqomah
Secara epistemologi istiqomah berasal dari istiqoma-yastaqimu yang
berarti tegak lurus. Daam terminologi akhlak istiqomah adalah sikap teguh
dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi
berbagai macam rintangan dan godaan. Perintah dalam beristiqomah
dinyatakan dalam al-Aquran dan sunnah : 

Artinya : 

“ Maka karna itu serulah ( mereka kepada agama itu ) dan istiqomahlah
sebagaimana diperintahkan kepadamu janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka..” ( Qs. Asy Sura : 42 : 15 )

5
Ilyas, Yunahar, 2009. “ Kurnia Akhlak”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar offset
9

Iman yang sempurna  adalah iman yang mencakup tiga dimensi yaitu hati,
lisan dan amal perbuatan. Seorang yang beriman harus dapat beristiqomah
dalam tiga dimensi tersebut. Ibarat berjalan  seorang yang beristiqomah akan
selalu berjalan kepada yang lurus yang cepat alam menghntarkan tujuan. Hal
ini tercermin dalam perkataan dan  perbuatanya yang benar untuk mensucikan
hati dan dirinya. Tentulah orang yang berisitiqomah akan mengalami beberapa
ujian dari Allah,  dalam firmannya:

 Artinya :

“Apakah manusia tidak mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan :


“ kami telah beriman’, sedangkan mereka tidak di uji lagi.”  ( Qs.Al Ankabut
29: 4 6

Ujian dari Allah tidaklah berupa kesedihan semata melainkan ujian


dari Allah termask kesenangan juga. Namun seorang yang istiqomah akan
akan tetap teguh dalam mengahdapi kedua ujian terebut. Dia tidak akan
pernah mundur terhadap ancaman, kemunduran, hambatan dan lain
sebagainya. Tidak terbujuk oleh harta benda, kemegahan, pujian, kesenangan.
Itulah yang di pesankan oleh Rosulullah Saw kepada Sufyan untuk selalu
beristiqomah. Dalam Qs. Funshshilat 41 : 30 – 32 dijelaskan beberapa buah
yang akan dipetik oleh orang yang beristiqomah baik didunia maupun di
akhirat. Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa buah dari istiqomah adalah :

a. orang yang beristiqomah akan dijauhkan oleh Allah dari rasa takut dan
sedih yang negatif. Misalnya takut mnghadapi masa depan, takut
menyatakan kebenaran namun orang yang beristiqomah senantiasa akan
mendapatkan kesuksesan dalm kehidupannya didunia karena akan
dilindungi oleh Allah.
b.  Akan mendapatkan lindungan oleh Allah yang dijamin akan mendaptkan
kesuksesan dalam kehidupan perjuangan di dunia.

6
Ibid.
10

Demikianlah sikap istiqomah memang sangat diperlukan dalam kehidupan


ini. Karena tanpa sikap seperti itu seseorang akan cepat berputus asa dan cepat
lupa diri, dan mudah terombang ambing oleh berbagai macam arus. Orang
yang tidak beristiqomah ibarat baling-baling di atas bukit yang berputar
menuruti arah angin yang berhembus.
4. Iffah
Secara epistemologi, ‘iffah adalah bentuk masdardari affa-
ya’iffu ‘iffah yang berarti menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik. Dan
juga berarti kesucisn tubuh. Secara terminologi ‘iffah adalah memelihara
kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan
menjauhkannya.
Bentuk-bentuk iffah, alquran dan hadist mmberikan beberapa contoh dari
‘iffah diantara lain ;
a. Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan masalah
seksual, seorang muslim dan muslimah diperintahkan untuk menjaga
penglihatan, pergaulan, dan pakaiannya.tidak mengunjungi tempat-tempat
hiburan yang ada kemaksiatanya, dan tidak melakukan perbuatan-
perbuatan yang bisa mengantarkannya kepada perzinaan.  Dalam firman
allah artinya
“dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaknya menjaga
kesucian dirinya, sehingga allah memampukan mereka dengan karunia-
Nya,,,”(QS.An-Nur 23:33)7
b. Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan masalah
harta, islam mengajarkan, terutama bagi orang miskin untuk tidak
menadahkan tangan meminta minta. Al-Qur’an menganjurkan kepada
orang-orang berpunya untuk membantu orang-orang miskin yang tidak
mau memohon bantuan karena sikap mereka.
Meminta minta adalah perbuatan yang merendahkan kehormatan diri.
Dari pada meminta-minta seseorang lebih baik mengerjakan apa apa saja
untuk mendapatkan penghasilan asal halal.

7
Ibid.
11

c.  Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan kepercayaan


orang lain kepada dirinya, seseorang harus betul-betul menjauhi segala
macam bentuk ketidakjujuran.sekali-kali jangan dia berkata bohong,
mungkir janji, khianat, dan laian sebagainya.
5. Mujahada
Mujahadah berasal dari kata jahada yang berarti mencurahkan segala
kemampuan. Mujahadah adalah mencurahkan segala kemampuan untuk
melepaskan diri dari segala sesuatu yang menghambat dalam melakukan
pendekatan terhadap Allah swt. Untuk mengatasi dan melawan semua
hambatan tersebut diperlukan kemauan keras dan perjuangan yang sungguh-
sungguh, usaha inilah yang disebut mujahadah.  Apabila seseorang
bermujahadah untuk mencari keridhaan Allah swt., maka Allah berjanji akan
menunjukkan jalan kepadanya untuk mencapai tujuannya tersebut. Dalam hal
ini Allah swt. berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 69 :
”Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
(Q.S. Al-‘Ankabuut : 69)8

Secara terperinci objek mujahadah ada 6

a. Jiwa yang selalu mendorong seseorang untuk melakukan kedurhakaan.


Karena pada dasarnya manusiajuga diberi oleh Allah jiwa yang
mendorong manusia untuk melakukan kejahatan yang di dalam
Alquran disebut dengan nafsu ammarah bissuui.
b.   Hawa nafsu yang tidak terkendali sehingga seseorang melakukan apa
saja untuk memenuhi hawa nafsunya tanpa memperdulikan larangan
Allah swt. dan tanpa memperdulikan dampak bagi dirinya dan orang
lain.

8
Asmaran, 1992. “Pengantar Studi Akhlak”. Jakarta : Rajawali Citra Pers
12

c. Syaitan. Mereka selalu menggoda manusia untuk menuruti hawa nafsu


sehingga mereka lupa kepada Allah swt.
d. Kecintaan terhadap dunia yang berlebihan sehingga mengalahkan
kecintaannya kepada Akhirat, padahal keberadaan manusia didunia
hanya bersifat sementara, secara individual sampai maut datang
menjemput, dan secara umum sampai kiamat datang. Kehidupan yang
abadi adalah kehidupan di akhirat.
e. Orang-orang kafir dan munafik yang tidak pernah puas hati sebelum
orang-orang yang beriman kembali menjadi kufur.
f. Para pelaku kemaksiatan dan kemungkaran, termasuk dari orang-orang
yang mengaku beriman sendiri, yang tidak hanya merugikan mereka
sendiri, tapi juga merugikan masyarakat.
6. Sajaah
Syaja’ah berarti berani yang berlandaskan pada kebenaran dan
dilakukan dengan penuh pertimbangan. Ukuran keberanian adalah terletak
pada kekuatan hati dan kebersihan jiwa. Mengendalikan amarah adalah
salah satu contoh keberanian yang lahir dari hati.
Bentuk-bentuk keberanian yang disebutkan dalam Alquran dan Sunnah :
a. Keberanian menghadapi musuh dalam peperangan. Seorang muslim
harus berani membela agamanya hingga titik darah penghabisan dan
mati syahid.
Contohnya yaitu ketika Rasulullah melakukan perang Badar,
dengan kekuatan personil 300 orangberani menghadapi musuh dengan
kekuatan 1000 personil dan ternyata Rasulullah dan para sahabat
berhasil mencapai kemenangan.9
b. Keberanian menyatakan kebenaran. Bahwasannya kabenaran harus
disampaikan
sekalipun mengandung resiko.
c. Keberanian untuk mengendalikan diri tatkala marah.

9
Ibid.
13

Menurut Raid Abdul Hadi, ada tujuh faktor yang meyebabkan


seseorang memiliki keberanian.
d. Rasa takut kepada Allah swt.
Takut kepada Allah swt membuat orang tidak takut kepada siapapun
selama dia yakin bahwa yang dilakukannya adalah dalam rangka
menjalankan perintah Allah swt. Allah berfirman
Artinya :
(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka
takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada
seorang(pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai
Pembuat Perhitungan.” (Q.S.AL-Ahzab:39)
e. Lebih mencintai akhirat daripada dunia
Akhirat merupakan tujuan akhir dari setiap kehidupan manusia,
dunia hanyalah jembatan menuju akhirat. Karena manusia tidak akan
ragu untuk meninggalkan dunia yang fana ini asalkan mendapatkan
kebahagiaan di akhirat.
f. Tidak takut mati
Kematian merupakan sesuatu yang sudah pasti bagi makhluk
hidup. Ketika ajal sudah datang maka tidak ada yang bisa
mencegahnya.bagi seorang pejuang agama, kematian merupakan
sesuatu yang didambakan. Semangat itulah yang menyebabkan para
pejuang memiliki keberanian luar biasa.
g.  Tidak ragu-ragu
Yang menyebabkan manusia memiliki rasa takut adalah rasa
keragu-raguan. Ketika seseorang sedang ragu akan kebenaran yang ia
miliki, maka ia akan takut menghadapi resiko yang ada, begitu juga
sebaliknya.
h. Tawakal dan yakin akan pertolongan Allah
i. Hasil pendidkan atau pembiasaan
j. Tidak menomorsatukan kekuatan materi
14

Lawan dari Syaja’ah adalah penakut (jubun). Penakut merupakan sifat


yang tercela.
7. Tawadlu
Merendahkan diri (tawadlu) adalah sifat yang sangat terpuji di hadapan
Allah dan juga di hadapan seluruh makhluk-Nya. Orang yang tawadlu adalah
orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari
Allah swt. Maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan
dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potensi dan
prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah diri dan selalu menjaga hati
dan niat segala amal shalehnya dari segala sesuatu selain Allah. Tetap
menjaga keikhlasan amalnya hanya karena Allah.
Lawan dari tawadlu’ adalah takabbur atau sombong yaitu suka
meremehkan orang lain.
8. Malu
Malu (al-haya’) adalah sifat atau perasaan yang
menimbulkan  keengganan melakukan sesuatu yang rendah atau tidak baik.
Orang yang memiliki rasa malu, apabila melakukan sesuatu yang tidak patut,
rendah atau tidak baik dia akan terlihat gugup, atau mukanya merah.
Sebaliknya orang yang tidak punya rasa malu, akan melakukannya dengan
tenang tanpa ada rasa gugup sedikitpun. Sifat malu adalah akhlak terpuji yang
menjadi keistimewaan ajaran Islam.10
Sifat malu dapat dibagi menjadi tiga jenis :
a. Malu kepada Allah ; seseorang akan malu kepada Allah apabila dia tidak
mengerjakan perintah-Nya, tidak menjauhi larangan-Nya serta tidak
mengikuti petunjuknya.
b. Malu kepada diri sendiri ; orang yang malu terhadap Allah, dengan
sendirinya malu terhadap dirinya sendiri. Ia malu mengerjakan pernuatan
salah sekalipun tidak ada orang lain yang melihat atau mendengarnya.
Penolakan datang dari dalam dirinya sendiri.

10
Darma. 2010. Akhalak pribadi. http://dafiyoe.blogspot.com/2010/11/akhlak-pribadi.html
15

c.  Malu kepada orang lain ; setelah malu pada diri sendiri, dia akan malu
melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.11
Malu adalah salah satu refleksi iman. Semakin kuat iman seseorang,
semakin teballah rasa malunya, demikian pula sebaliknya. Rasulullah
Muhammad SAW dikenal sebagai pribadi yang pemalu, saking pemalunya
maka diandaikan bahwa beliau lebih pemalu ketimbang gadis pingitan. Sifat
malu ini dimiliki Rasulullah SAW semenjak kanak kanak , saat anak – anak
sebaya beliau kala itu saling berebut makanan maka beliau malu
melakukannya, jika pakaiannya tersingkap dan menampakkan auratnya maka
beliau akan segera bersembunyi karena malu. Jika hendak membuang air
maka diriwayatkan beliau menjauh atau pergi hingga tak seorangpun
melihatnya. Karena sifat pemalu ini beliau apabila melihat sesuatu yang tidak
disukainya maka terlihatlah dari roman mukanya, dan beliau senantiasa
menjauhkan pandangan matanya dari apa apa yang kurang baik. Bahkan
dalam hubungan suami istri sifat pemalu Rasulullah SAW tetap dominan,
dalam hadits yang diriwayatkan At Turmudzy dalam Asj Sjamaa il dari Siti
Aisyah RA , ummul mukminin, berkata “ Aku sekali kali belum pernah
melihat kemaluan Rasulullah SAW “ ( dalam riwayat lain ada ditambahkan “
Dan beliau pun tidak pernah melihat daripadaku “ ) sedangkan yang
diriwayatkan oleh Ibnul Djauzy dari Ummu Salamah RA “ Adalah Rasulullah
SAW itu apabila mendatangi seseorang dari istrinya beliau memejamkan
kedua matanya dan menutupi kepalanya “. Dua hadits ini sangat menguatkan
sifat pemalu beliau, kendati seorang istri sebenarnya halal hukumnya meski
terlihat auratnya oleh suaminya dan sebaliknya.

Akibat Hilangnya Malu

` Rasa malu berfungsi mengontrol dan mengendalikan seseorang dari segala


sikap dan perbuatan yang dilarang oleh agama. Tanpa kontrol rasa malu,
seseorang akan bebas melakukan apa saja yang diinginkan oleh hawa
nafsunya. Dia akan menjadi manusia lepas kendali yang merasa bebas

11
Ibid.
16

melakukan apa saja, tanpa mempertimbangkan halal haram, baik buruk dan
manfaat mudharat perbuatannya tersebut. Dia akan melakukan apa saja untuk
memuaskan hawa nafsunya. Segala macam cara dia halalkan untuk  mencapai
tujuannya.

Malu, amanah, rahmah dan Islam adalah empat hal yang saling berkait.
Konsekuensi logis dari hilangnya malu adalah hilangnya amanah. Bila amanah
hilang, akan hilanglah rahmah, dan bila rahmah hilang, hilanglah Islam. Pada
akhirnya orang yang tidak punya rasa malu akan mengalami kehancuran dan
kebinasaan. Dan kalu sifat malu itu juga hilang dari masyarakat, maka
masyarakat itupun akan mengalami kehancuran dan kebinasaan.

9. Sabar
Secara etimologis, sabar (ash-shabr) berarti menahan dan mengekang (al-
habs wa al-kuf). Secara terminologis sabar berarti menahan diri dari segala
sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridha Allah. Yang tidak disukai
itu tidak hanya yang tidak disenangi, tapi juga hal – hal yang disenangi
misalnya segala kenikmatan duniawi yang disukai oleh hawa nafsu.12
Macam macam sabar.
Menurut Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya Ash-Shabr fi Al-Qur’an, sabar dapat
dibagi kepada enam macam :
1. Sabar menerima cobaan hidup
2.  Sabar dari keinginan hawa nafsu.
3.  Sabar dalam taat kepada Allah SWT
4.  Sabar dalam berdakwah
5. Sabar dalam perang
6. Sabar dalam pergaulan

Keutamaan Sabar

Sifat sabar dalam Islam menempati posisi yang istimewa. Al-Qur’an


mengaitkan sifat sabar dengan bermacam-macam sifat mulia lainnya. Antara
lain dikaitkan dengan keyakinan (QS. As-Sajdah 32:24), syukur (QS. Ibrahim
12
Ibid.
17

14:5), tawakkal (QS. An-Nahl 16:41-42), dan taqwa (QS. Ali ‘Imran 3:15-17).
Orang-orang yang sabar akan menempati posisi yang istimewa. Sifat sabar
memang sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat.
Dalam sejarah Islam diceritakan bahwa nabi sering kali diludahi oleh
orang kafir (non muslim) ketika beliau melewati tempat si orang tersebut,
namun nabi sendiri tidak pernah marah karena beliau tahu bahwa orang yang
sering meludahinya adalah orang yang belum tahu akan islam dan belum
mendapatkan hidayah, Namun alangkah takjubnya si kafir tadi yang sering
meludahi nabi muhamad saat ia jatuh sakit, orang yang pertamakali
menjenguknya adalah nabi muhammad yang sering ia ludahi. Alkisah
orang kafir tadi menangis dan langsung memeluk islam.

Jaza’u

Lawan dari sifat sabar adalah al-jaza’u yang berarti gelisah, sedih,


keluh kesah, cemas dan putus asa. Ketidaksabaran dengan segala bentuknya
adalah sifat yang tercela. Orang yang dihinggapi sifat ini bila menghadapi
hambatan dan mengalami kegagalan akan mudah goyah, berputus asa dan
mundur dari medan perjuangan. Sebaliknya apabila mendapatkan keberhasilan
juga cepat lupa diri.13

10. Pemaaf
Pemaaf adalah sifat suka member maaf terhadap kesalahan orang lain
tanpa ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas. Dalam bahasa
Arab sifat pemaaf tersebut disebut dengan al-‘afwu yang secara etimologis
berarti kelebihan atau yang berlebih. Islam mengajarkan kepada kita untuk
dapat memaafkan kesalahan orang lain tanpa harus menunnggu permohonan
maaf dari yang bersalah. Sekalipun orang yang bersalah telah menyadari
kesalahahnnya dan berniat untuk meminta maaf, tetapi boleh jadi dia
mengalami hambatan psikologis untuk mengajukan permintaan maaf.
Barangkali itulah salah satu hikmahnya kenapa Allah memerintahkan kita
untuk member maaf sebelum dimintai maaf.
13
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/agama_islam/bab5-akhlak.pdf
18

Suatu teladan sikap pemaaf Rasulullah adalah ketika ada seorang lelaki
Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah pergi ke
Madinah dengan tujuan hendak membunuh Nabi, maka pada saat itu dihadang
oleh Umar dan diikat dengan tali. Rasulullah yang mengetahui orang itu malah
menyuruh Umar untuk memberinya makan dan melepaskannya. Umar yang
kaget tetap meyakinkan Rasulullah bahwa dia ingin membunuhnya. Namun
Rasulullah tidak menghiraukannya dan menyuruh Tsumamah untuk mengucap
kata “Laa ilaha illallah”, tetapi si lelaki tidak mau dan pergi. Keesokan harinya
dia datang kepada Rasulullah dan mengucap kata “Laa ilaha illallah”,
sehingga dia masuk Islam. Demikian contoh sikap Rasulullah yang pemaaf
dan tidak dendam sekalipun kepada orang yang hendak membunuhnya, yang
pada akhirnya membuahkan hasil yangbermanfaat.
Lapang Dada
Tindakan meminta maaf sebaiknya diikuti dengan tindakan berlapang
dada. Berlapang dada dalam bahasa Arab disebut dengan ash-shafhu yang
secara etimologis berarti lapang. Halaman pada sebuah buku
dinamai shafhah karena kelapangan dan keluasannya. Dari sini ash-
shafhu dapat diartikan kelapangan dada.

Ibarat menulis di selembar kertas, jika terjadi kesalahan tulis, kesalahan itu
akan dihapus dengan alat penghapus dengan alat penghapus. Tapi serapi-rapi
menghapus tentu akan meninggalkan bekas, bahkan barangkali kertas tersebut
menjadi kusut. Supaya lebih baik dan rrapi, sebaiknya diganti saja kertasnya
dengan lembaran baru. Menghapus kesalahan itulah yang disebut dengan
memaafkan, sedangkan berlapang dada adalah menukar lembaran yang salah
dengan lembaran yang baru. Jadi berlapang dada menuntut seseorang untuk
membuka lembaran baru hingga sedikitpun hubungan tidak ternodai, tidak
kusut dan tidak seperti halaman yang telah dihapus kesalahannya.

Dendam

Lawan dari sifat pemaaf adalah dendam, yaitu menahan rasa


permusuhan di dalam hati dan menunggu kesempatan untuk membalas.
19

Seorang yang pendendam tidak akan mau memaafkan kesalahan orang lain
sekalipun orang tersebut meminta maaf kepadanya. Baginya, tidak ada maaf
sebelum dia dapat kesempatan membalaskan sakit hatinya. Orang yang
enggan member maaf pada hakikatnya enggan memperoleh ampunan dari
Allah swt.

Sifat pendendam tidak hanya merusak pergaulan bermasyarakat tapi


jiga merugikan dirinya sendiri. Energi akan terkuras dalam memelihara dan
berusaha untuk melampiaskan dendamnya. Andaikata seseorang tidak mampu
menguasai marahnya segera terhadap orang lain yang menyakiti atau
menyinggung perasaannya, dia boleh menghindar untuk menenangkan dan
menguasai nafsu marahnya. Rasulullah memberi waktu tiga hari, karena tiga
hari tersebut dianggap sudah cukup untuk meredakan kemarahan. Setelah itu
dia wajib kembali menyambung tali persaudaraan dan persahabatan sesama
Muslim.14

C. Faktor yang mempengaruhi akhlak seseorang


Akhlak Pribadi seseorang tidaklah selalu baik. Karena pada dasarnya
akhlak seseorang itu ada dua macam yaitu akhlak baik dan aklak buruk. Ada
juga akhlak pribadi seseorang yang baik kemudian dapat berubah menjadi
buruk karena iman seseorang yang kurang kuat dan terpengaruh oleh beberapa
faktor dari luar diantaranya.
A. Faktor Lingkungan
Jika kita hidup dalam lingkunga yang bukan kaum muslim, yang
keseharianya masyarakatnya berbuat maksiat, maka seseorang terkadang
imannya akan goyah. Oleh karena itu iman yang kuat dibutuhkan oleh
kaum muslim. Dan sebaiknya berhati-hatilah dalam memilih lingkungan.
B. Faktor teman
Teman dapat mempengaruhi akhlak seseorang ibaratnnya “ jika kita
dekat dengan penjual parfum maka kita akan harum, dan jika kita dekat
dengan penjual tembakau maka kita akan bau tembakau “ jadi pada intinya

14
Ibid.
20

teman dapat mempengaruhi akhlak seseorang. Oleh karena itu kita harus
pandai-pandai dalam bergaul agar akhlak kita tidak terpengaruh kepada
orang lain. Tentunya akhlak yang tidak baik.
C. Faktor intern
Yaitu faktor yang timbul dari dalam diri manusia itu sendiri. Adapan
yang termasuk dalam faktor intern adalah sebagai berikut : Gharizah atau
naluri (instink) Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin gharizah adalah suatup
embawaan yang menyebabkan seseorang itu dapat berbuat apa yangdi
kehendakinya tanpa lebih dahulu melakukan apa yang akandi perbuatnya
untuk mengerjakan perbuatan ini.
Oleh karena ada beberapa cara agar akhlak pribadi seseorang terbentuk
baik diantaranya  sebagai berikut :
1. Akidah (Keyakinan) Yang Benar
2. Berdo’a kepada Allah SWT
3. Mujahadah (Perjuangan)
4. Muhasabah (Intropeksi Diri )
5. Tafakkur (Merenung) Dampak positif dari Akhlak Mulia
6. Melihat dampak negatif dari akhlak tercela
7.  Jangan Pernah Berputus asa
8. Bercita – cita yang Tinggi
9. Berpaling dari orang-orang yang bodoh (Jahil)
10. Terbuka dengan Kritikan dan Saran
11. Bersahabat dengan orang memiliki akhlak mulia
12. Membaca Buku Tentang Akhlak.15

15
Ibid.
21

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak pribadi terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap
dirinya disertai dengan larangan merusak, meminasakan dan menganiyaya diri
sendiri baik secara jasmani maupun secara rohani. Akhlak pribadi seseorang
itu ada dua macam yaitu akhlak pribadi yang baik dan akhlak pribadi yang
buruk. Aklak pribadi yang baik misalnya sidiq, iffah, amanah, mujahadah,
istiqomah, saj’ah, tawadhu, malu, dan lain sebagainya. Akhlak pribadi yang
22

buruk misalnya suka berbohong, berkhianat, pantang menyerah tidak tau mali
dan lain sebagainya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi akhlak pribadi seseorang yaitu
antara lain, faktor intern yaitu faktor yang mempengaruhi dalam diri sendiri,
faktor ekstern yaitu faktor dari luar baik dari keluarga, kelpompok, sahabat
ataupun masyarakat. Oleh karena itu agar sifat pribadi seseorang muslim
selalu terjaga dengan baik ada beberapa cara agar akhlak pribadi seseorang
terbentuk baik diantaranya  sebagai berikut : Akidah (Keyakinan) Yang
Benar, Berdo’a kepada Allah SWT,  Mujahadah (Perjuangan), Muhasabah
(Intropeksi Diri ), Tafakkur (Merenung) Dampak positif dari Akhlak
Mulia, Melihat dampak negatif dari akhlak tercela , Jangan Pernah Berputus
asa,  Bercita – cita yang Tinggi, Berpaling dari orang-orang yang bodoh
(Jahil) dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
Luis Ma’uLuf, kamus al-Munajid, al-maktabah al-katulikiyah, beitut, t.t hlm. 194.
Baca, Raid ‘Abdul Hadi, Mamarat al-Haq jilid IIIB, Hlm. 146-147
Al-Munjid Fi al-lughah wa al-i’lam (Beirut : Dar asy-Syuruq, 1986 ), hlm. 663

Ilyas, Yunahar, 2009. “ Kurnia Akhlak”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar offset.


Asmaran, 1992. “Pengantar Studi Akhlak”. Jakarta : Rajawali Citra Pers
Darma. 2010. Akhalak pribadi. http://dafiyoe.blogspot.com/2010/11/akhlak-
pribadi.html di akses pada tanggal 20 Maret 2012 pada jam 21.00
23

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/agama_islam/bab5-akhlak.pdf di akses pada


tanggal 25 Maret 2012 pada jam 15.00
24

Anda mungkin juga menyukai