Anda di halaman 1dari 17

PERILAKU JUJUR

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:


Pendidikan Karakter

Dosen Pengampu :
Dedy Irwan, S.Pd.I

Disusun oleh :

Hafizatun Nadia
3061856092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
BANJARMASIN
2018

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar  belakang
Jujur   adalah  sifat  terpuji yang merupakan faktor terbesar tegaknya
agama dan dunia. Kehidupan dunia tidak akan baik, dan agama juga tidak bisa
tegak diatas kebohongan, penghianatan serta perbuatan curang.
Jujur dan mempercayai kejujuran, merupakan ikatan
yang  amat erat dengan para rosul dan orang-orang yang beriman. Sebagaimana
telah dijelaskan dalam firman Allah SWT bahwasannya jujur mempunyai
kedudukan yang amat tinggi dimata Allah SWT, juga dalam pandangan islam juga
dalam pandangan islam serta dalam pandangan orang-orang beradab dan juga
akibatnya yang baik, serta betapa bahayanya berbohong dan mendustakan
kebenaran.
Akan tetapi jikalau kita lihat dan perhatikan tentang kehidupan sosial
sekarang bahwa kejujuran sudah jarang ditanamkan pada jiwa dan karakter
seseorang, sudah jarang kejujuran diaplikasikan dan diterapkan pada kehidupan
keseharian seseorang. Bahkan sekarang kebohongan, lawan dari kejujuran malah
secara tidak langsung diajarkan kepada anak-anak. Seorang guru disekolah
dengan terang-terangan mengajarkan anak didiknya untuk bebohong, membiarkan
anak didiknya mencontek ketika ujian, bahkan yang sangat memprihatinkan
adalah sekarang banyak sekolah-sekolah yang mengkoordinasi pembelian kunci
jawaban atas para siswanya sebagai jalan pintas dan  sebagai bahan mencontek
untuk menjawab soal ujian negara.  Karena itu dalam makalah ini saya akan
mencoba membahs tentang kejujuran.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan perilaku jujur?
2.      Apa pentingnya perilaku jujur ?
3.      Sebutkan keutamaan perilaku jujur?
4.      Tuliskan macam-macam kejujuran?
5.      Apa saja hikmah dari perilaku jujur?
6. Apa saja jujur dalam kegiatan akademik?
7. Apa saja jujur dalam kegiatan non akademik?
D.    Tujuan 
            Untuk mengetahui pentingnya perilaku jujur agar Kita dapat saling
mengingatkan dan menyadarkan antara satu sama lain serta berfikir untuk hidup
dan berkarya lebih baik lagi dengan modal kejujuran. Serta dengan mengetahui
macam-macam dari kejujuran.
BAB II
PEMBAHASAN

HIDUP NYAMAN DENGAN PERILAKU JUJUR

A.    Pengertian jujur
Jujur  memiliki  arti  kesesuaian  antara  apa  yang diucapkan atau 
diperbuat  dengan  kenyataan  yang  ada.  Jadi,  kalau  suatu  berita  sesuai
dengan  keadaan  yang  ada,  dikatakan  benar/jujur,  tetapi  kalau  tidak, 
dikatakan  dusta.  Allah Swt.  Memerintahkan  kepada  kita  untuk  berlaku  benar 
baik  dalam  perbuatan  maupun  ucapan, sebagaimana firman-Nya dalam Al-
Quran surah at-Taubah ayat 119:
Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada   Allah, dan
bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.” (Q.S. at-Taubah/9:119)
Jujur jika diartikan secara baku adalah "mengakui, berkata atau
memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam
praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya
dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan
kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku
dan harfiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan
kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut
sudah dapaat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong,
munafik atau lainnya.

Menurut Al-Imam ar-Roghib al-Ashfahani rohimaullah dalam falsafah


akhlaq, “Jujur adalah kesesuaian ucapan dengan apa yang tersembunyi dan yang
akan dikabarkan secara bersamaan. Apabila tidak terpenuhi syarat ini maka bukan
sebuah kejujuran.”sedangkan menurut Al-Imam al-Jurjani rohimahullah, “Jujur
adalah kesesuaian hukum terhadap kenyataan, ini adalah lawan dari berdusta”.1

1
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn1
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn2
B. Keutamaan Jujur
Akhlaq atau Moral (jujur) merupakan faktor utama bagi kesuksesan
seseorang atau perusahaan yang bertahan lama. Kalau anda membaca buku-buku
biografi tokoh-tokoh besar dunia anda akan mendapati bahwa mereka mempunyai
karakter yang kuat dan bertingkah laku yang baik. Demikian juga dengan
perusahaan yan dapat bertahan puluhan hingga ratusan tahun mereka menganut
perilaku inti yang dijadikan moral penggerak perilaku organisasi.

Kesuksesan yang diraih seseorang di dunia tidak akan lepas dari perilakunya
setiap hari secara individu maupun perilaku sosial. Perilaku jujur tidak hanya akan
mendatangkan kebaikan didunia saja,tapi kebaikan yang lebih besar akan di tuai
ketika nanti di akhirat.

Seperti di ungkap dalam hadist riwayat bukhari dan Muslim dalam Imam Nawawi
Syarah Dan Terjemah Riyadhusshalihin Jilid 1 bahwa kejujuran akan membawa
kepada kebaikan dan kebaikan akan mengantar kepada syurga.

 Secara implisit Rasulallah SAW memerintahkan umatnya untuk berkata dan


berbuat jujur,karena kejujuran akan mendatangkan kebaikan.

Sifat jujur merupakan tanda sempurnanya keislaman, timbangan keimanan, dan


juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Karena itu orang yang
jujur akan mendapat tempat yang tinggi didunia maupun di akhirat. Dengan
kejujuran seseorang akan mencapai derajad orang-orang mulia dan selamat dari
segala keburukan.

Tidaklah kita dapati orang yang jujur melainkan orang lain akan senang
denganya,memujinya. Baik kawan maupun lawan merasa tenteram denganya.
Orang yang jujur diberi amanah berupa harta, hak-hak, dan juga rahasia. Kalau
kemudian melakukan kesalahan ataupun kekeliruan. Maka kejujuranya dengan
ijin Allah akan menolongnya.2

2
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn14
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn15
C.     Macam-Macam  kejujuran
Ada beberapa bentuk atau macam kejujuran yang harus senantiasa
dilakukan oleh seorang, baik muslim atau bukan. Jujur adalah sesuatu yang sangat
penting dalam kehidupan kita. Apalagi dalam kontek Indonesia. Penting bagi
Indonesia karena Negara ini banyak terjadi korupsi dalam berbagai lini dan
tingkatan. Baik yang individu maupun kolektif. 

Adapun bentuk, macam, dan aneka pegelompokan kejujuran. Menurut Yunahar


Ilyas dalam bukunya kuliah akhlaq laffazh shiddiq dipergunakan dalam 5 makna
yaitu sebagai berikut:

1.      Jujur niat dan kemauan (shidqu anniyah wa al azm)

Adalah melakukan segala sesuatu dilandasi motivasi yang hanya mengharap ridho
Allah SWT. Nilai perbuatan di hadapan Allah dinilai dari apa yang diniatkanya.
Dalam hadist yang sangat terkenal kita dapati kutipan arti bahwasanya segala
sesuatu itu tergantung kepada apa yang diniatkanya.

Selain niat tersebut diatas bahwa sebelum orang mukmin bertindak harus
menimbang-nimbang dan serta menilai apakah sesuatu yang akan dilakukana itu
akan mendatangkan manfaat atau sebaliknya. Apabila ia sudah yakin dan mantab
akan kemanfaatan dan kebenaran yang akan dilakukan maka tanpa ragu-ragu ia
akan melakukan. Kadang sesuatu yang benar itu belum tentu bermanfaat dalam
masyarakat,demikaian juga sesuatu yang bermanfaat juga belum tentu benar. Oleh
karena itu pertimbangan antara kebenaran dan kemanfaatan atas pertimbangan
harus dikedepankan.

2.      Jujur dalam perkataan (shidqu allisan)

Jujur dalam perkataan adalah bentuk kejujuran yang paling populer di dalam
asyarakat. Orang yang berkata jujur akan mudah dipercaya oleh orang lain.
Sehingga orang lainpun merasa tenang ketika bersmanya.  Dan sebaliknya orang
yang berdusta akan secara otomatis dijauhi dan dimusuhi oleh mnsyarakat. Jujur
dalam perkataan ibarat teko yang berisi. Jika isi teko itu kopi maka yang keluar
juga kopi,dan jika teko itu berisi susu maka yang keluar juga susu. Begitu juga
dengan manusia,denagn perkataan orang akan bisa menilai hati orang lain.
Rasulallah bersabda :

‫« اضْ َمنُوا لِى ِستًّا ِم ْن أَ ْنفُ ِس ُك ْم أَضْ َمنُ لَ ُك ُم‬: -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ت قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬ ِ ‫ع َْن ُعبَا َدةَ ْب ِن الصَّا ِم‬
‫ار ُك ْم َو ُكفُّوا أَ ْي ِديَ ُك ْم‬
َ ‫ص‬ َ ‫اؤتُ ِم ْنتُ ْم َواحْ فَظُوا فُرُو َج ُك ْم َو ُغضُّ وا أَ ْب‬
ْ ‫ْال َجنَّةَ اصْ ُدقُوا ِإ َذا َح َّد ْثتُ ْم َوأَوْ فُوا إِ َذا َو َع ْدتُ ْم َوأَ ُّدوا ِإ َذا‬

"Jaminlah kepadaku enam perkara dari dirt kalian, niscaya aku men-jamin bagi
kalian surga: jujurlah jika berbicara, pemihilah jika berjanji, tunaikan jika
dipercaya, jagalah kemahian kalian, tiinduk-kanlah pandangan, dan tahanlah
tangan kalian" (HR. Ahmad)3

3.      Jujur janji (shiddiq al wa’ad)

Seorang muslim yang jujur akan senantiasa menepati janji-janjinya kepada


siapapun, meskipun hanya terhadap anak kecil. Nabi bersabda:

‫عن أبي هريرة عن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم انه قال من قال لصبي تعال هاك ثم لم يعطيه فهي كذبة‬

"Barangsiapa berkata kepada anak kecil, kemari soya beri korma ini, kemudian
dia tidak memberinya, maka dia telah melakukan kebo-hongan" (HR. Ahmad).

Orang yang sering mengingkari janji juga akan kehilangan kepercayaan orang
lain, bahkan akan mendapatkan label munafik, sebagaimana sabda Rasulullah:

‫عن أبي هريرة عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال آية المنافق ثالث إذا حدث كذب وإذا وعد أخلف وإذا‬
‫ائتمن خان‬

“Ciri-ciri orang munafik ada tiga, yaitu: jika berkata ia dusta, jika berjanji, ia
ingkar, dan jika diper¬caya, ia berkhianat” (HR. Bukhari Muslim)

Sementara itu, Allah memberi pujian orang-orang yang jujur dalam berjanji. Dia
memuji Nabi Ismail a.s. yang menepati janji-nya sebagai berikut:

‫ق ْال َو ْع ِد َو َكانَ َرسُوالً نَّبِيًّا‬ ِ ‫َو ْاذ ُكرْ فِي ْال ِكتَا‬
َ َ‫ب إِ ْس َما ِعي َل إِنَّهُ َكان‬
َ ‫صا ِد‬

“Dan ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ismail di dalam al-Qur 'an.


Sesungguhnya ia adalah seorang yang jujur janjinya, dan dia adalah seorang Rasul
dan Nabi” (Qs. Maryam[19]:54)

3
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn6
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn7
‘Azam (keputusan hati) untuk melakukan sesuatu kebaikan dinilai sebagai
janji,menepatinya disebut wafa’(menepati janji) dan memungkirinya disebut
kadzib(bohong).

4. Jujur dalam bermu'amalah (shidq al-mu 'amalah)

Jujur dalam niat,lisan dan jujur dalam berjanji tidak akan sempurna jika tidak
dilengkapi dengan jujur ketika berinteraksi atau bermu'amalah dengan orang lain.
Seorang muslim tidak pernah menipu, memalsu, dan berkhianat sekalipun
terhadap non muslim. Ketika ia menjual tidak akan me-ngurangj takaran dan
timbangan. Pada saat membeli tidak akan memperberat timbangan dan menambah
takaran.
                 Orang yang jujur dalam bermu'amalah juga senantiasa bersikap santun,
tidak sombong dan tidak pamer (riya). Jika orang tersebut melakukan atau
meninggalkan sesuatu, semuanya dalam koridor Allah swt. Ia tidak tamak dan
serakah dalam bermu'amalah.
             

    Barang siapa yang selalu bersikap jujur dalam bermu'amalah maka dia akan
menjadi kepercayaan masyarakat. Semua orang akan merasa nyaman dan aman
berinteraksi dan bermu'amalah dengannya.4

5. Jujur dalam berpenampilan sesuai kenyataan (shidq al-hal)

4
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn9
Seorang yang jujur akan senantiasa menampilkan diri apa adanya sesuai
kenyataan yang sebenarnya. Ia tidak memakai topeng dan baju palsu, tidak
mengada ada dan menampilkan diri secara bersahaja. Rasulallah bersabda :

ِ ‫ْت ِم ْن زَ وْ ِجي َغ ْي َر الَّ ِذي يُع‬


‫ْطينِي‬ ُ ‫ي ُجنَا ٌح إِ ْن تَ َشبَّع‬ َّ َ‫ض َّرةً فَهَلْ َعل‬ ْ َ‫ع َْن أَ ْس َما َء أَ َّن ا ْم َرأَةً قَال‬
َ ‫ت يَا َرسُو َل هَّللا ِ إِ َّن لِي‬
ِ ِ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ْال ُمتَ َشبِّ ُع بِ َما لَ ْم يُ ْعطَ كَاَل ب‬
ٍ ‫س ثَوْ بَ ْي ُز‬
‫ور‬ َ ِ ‫فَقَا َل َرسُو ُل هَّللا‬

“Seorang perempuan bertanya, : Ya Rasulullah, aku mempunyai kebutuhan. Maka


apakah aku berdosa jika aku berpura-pura telah dicukupi kebutuhanku oleh
suamiku dengan apa yang tidak diberikan kepadaku? Rasul bersabda : orang yang
berpura-pura tercukupi dengan apa yang tidak diterimanya sama dengan orang
yang memakai dua pakaian palsu” (HR Bukhari)

Maksud hadits ini adalah orang yang berhias dengan sesuatu yang bu-kan
miliknya supaya kelihatan kaya, ia sama seperti orang yang memakai dua
kepribadian. Orang yang memiliki sifat shidq al-hal tidak akan memak-sakan diri
untuk memiliki dan menik-mati sesuatu yang di luar jangkauan kemampuannya.
Dia sudah merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang telah dimilikinya
sembari berikhtiar untuk menggapai keinginan-keinginan yang diharapkannya.

Yazid al harits berkata dalam sa’id hawwa “ apabila batin seorang hamba sama
dengan zhahirnya maka itu adalh kondisi yang seimbang. Jika batinya lebih utama
dari dzahirnya maka itu adalah keutamaan. Jika dzahirnya lebih utama daripada
batinya maka itu adalah kedzaliman” . maka dari itu hendaknya manusia lebih
mengutamakan batinya daripada bentuk dzahirnya,karena penampilan sesorang
terkada menipu dan sebatas pencitraan belaka.

Menurut sa’id hawwa dalam bukunya Intisari Ihya’ Ulumudin Al Ghazali


“Mensucikan Jiwa disebutkan makna satu lagi dari kata shiddiq yaitu shiddiq
dalam berbagai maqam agama. Dan ini merupakan shiddiq yang tingkatanya
paling tinggi, seperti shiddiq dalam khauf, raja’, zuhud, ridha, tawakkal, cinta dan
lain sebagainya.Berbagai derajat shiddiq ini tidak ada batas akhirnya. Bisa jadi
seorang hamba berperilaku shiddiq dalam sebagian perkara tetapi tidak demikian
pada perkara yang lainya. Jika ia berperilaku shiddiq pada semua perkara maka ia
adalah orang yang benar-benar shiddiq. Ibnu al musayyab berkata dalam Sa’id
Hawwa(1998)” aku tidak yakin bahwa sifat-sifat ini dapat berhimpun kecuali pada
diri rasulallah saw.5
5
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn10
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn11
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn12
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn13
D.    Petaka  kebohongan
Lawan dari jujur adalah dusta . dusta termasuk dosa-dosa yang amat buruk
dan aib yang keji. Seperti dikutip oleh sa’id hawwa(1998) bahwa Abu Bakar
Asshidiq ra berkutbah setelah wafat Rasulallah saw. Ia berkata” rasulallah pernah
berdiri ditempatku ini pada tahun pertama-kemudian Abu Bakar menangis-seraya
bersabda “ sesungguhnya dusta membawa kepada kedurhakaan,sedangkan
kedurhakaan menyeret kepada ke neraka dan sesungguhnya seseorang berdusta
hingga ditulis disisi Allah sebagai pendusta”

Bentuk bentuk ketidak jujuran di ketegorikan menjadi bebrapa sifak


khusus yaitu : khianat,mungkir janji, kesaksian palsu, fitnah dan
menggunjing. Sifat yang demikian ini senantiasa harus dihindari bagi tiap-tiap
orang muslim. Karena sifat-sifat semacam ini akan mendatangkan keburukan baik
itu keburukan terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Orang lain yang
bersama orang yang memiliki sifat semacam ini tidak akan percaya dan akan
dijauhi dalam bersosial di masyarakat.

            Orang yang berperilaku demikian tidak hanya akan merasakan keburukan
di dunia tapi balasan keburukan juga akan dirasakan di akherat. Oleh karena itu
pendidikan untuk menjauhi segala macam keburukan tersebut harus dimulai sejak
dini terutama dalam lingkup keluarga, sekolah, dan masyarakat.6

E.       Hikmah perilaku jujur


Beberapa hikmah perilaku jujur yang dapat dipetik antara lain sebagai berikut.

6
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn16
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn17
a.       Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat kita menjadi tenang, tidak
takut akan diketahui kebohongannya karena memang tidak berbohong.
b.      Mendapatkan kemudahan dalam hidupnya.
c.       Selamat dari azab dan bahaya.
d.      Dijamin masuk syurga.
e.       Dicintai Allah SWT dan Rasul-Nya
Kita harus menanamkan kesadaran pada diri kita untuk selalu berperilaku jujur,
baik kepada Allah Swt., orang lain, maupun diri sendiri. Jika kita sudah bisa
membiasakan berperilaku jujur, kita akan mendapatkan hikmah yang luar biasa
dalam kehidupan sehari-hari.

Kita harus menyadari dan mengetahui akibat dari kebohongan sehingga kita bisa
menjauhi sifat buruk tersebut. Contoh akibat dari kebohongan adalah hilangnya
kepercayaan orang lain terhadap kita, susah mendapatkan teman bahkan tidak
memiliki teman, susah mendapat pekerjaan karena tidak dipercaya. Berperilaku
jujur terkadang sangat pahit pada awalnya, tetapi percayalah, buah manis akan
didapat di akhirnya. 

Perilaku jujur bisa diterapkan dalam berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari,
baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat di mana kita tinggal.
Berikut ini cara menerapkan perilaku jujur. 

Di sekolah, kita bisa meluruskan niat untuk menuntut ilmu, mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan oleh ibu bapak guru, tidak menyontek pekerjaan teman,
melaksanakan piket sesuai jadwal, menaati peraturan yang berlaku di sekolah,
berbicara secara benar baik kepada guru, teman ataupun orang- orang yang ada di
lingkungan sekolah. 
Di rumah, kita bisa meluruskan niat untuk berbakti kepada orang tua,
memberitakan hal yang benar. Contohnya saat meminta uang untuk kebutuhan
suatu hal, tidak menutup-nutupi suatu masalah pada orang tua, tidak melebih-
lebihkan sesuatu hanya untuk membuat orang tua senang. 
Di masyarakat, kita bisa melakukan kejujuran dengan niat untuk membangun
lingkungan yang baik, tenang, dan tenteram, tidak mengarang cerita yang
membuat suasana di lingkungan tidak kondusif, tidak membuat gosip. Ketika
diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu yang diamanahkan, harus dipenuhi
dengan sungguh-sungguh, dan lain sebagainya. 
Berlaku jujurlah dari mulai sekarang, Insya Allah kalian akan memperoleh
hikmah dari perilaku jujur kalian tersebut.
Hikmah Perilaku Jujur - Kejujuran menyelamatkan dari murka Allah
Dalam sebuah hadis panjang yang berasal dari Syihab diceritakan bahwa ketika
Rasul kan melakukan ghazwah (penyerangan) ke Tabuk untuk menyerang tentara
Romawi dan orang-orang Kristen di Syam salah seorang sahabat yang bernama
Ka'ab bin Malik mangkir dari pasukan perang, Ka'ab menceritakan bahwa
mangkirnya ia dari peperangan tersebut bukan karena ia sakit ataupun ada suatu
masalah tertentu, bahkan menurutnya hari itu justru ia sedang dalam kondisi
prima dan lebih prima dari hari-hari sbelumnya. Tetapi entah mengapa ia merasa
enggan untuk bergabung bersama pasukan Rasul sampai akhirnya ia ditinggalkan
oleh pasukan Rasul. Sekembalinya pasukan Rasul ke Madinah iapun bergegas
menemui Rasul dan berkata jujur tentang apa yang ia lakukan, akibatnya Rasul
menjadi murka begitu pula shahabat-shahabat lainnya. Iapun dikucilkan bahkan
diperlakukan seperti bukan orang Islam, sampai-sampai Rasul memerintahkannya
untuk berpisah dengan istrinya. Setelah 50 hari berselang maka turunlah wahyu
kepada Rasul yang menjelaskan bahwa Allah telah menerima taubatnya Ka'ab dan
dua orang lainnya: 
“Allah benar-benar telah menerima taubatnya Nabi, orang-orang muhajirin dan
anshor yang mengikutinya dalam saat-saat sulit setelah hampir-hampir saja hati
sebagian mereka bermasalah lalu Allah menerima taubat mereka dan taubat 3
orang yang mangkir dari jihad sampai-sampai mereka merasa sumpek dan
menderita, sesungguhnya Allah maha pengasih dan penyayang” 

Ketika ia diberi kabar gembira bahwa Allah telah menerima taubatnya, dan Rasul
telah memaafkannya ia Ka'ab berkata: 
“Ka'ab berkata demi Allah tidak ada ni'mat terbesar dari Allah setelah ni'mat
hidayah Islam selain kejujuranku kepada Rasulullah dan ketidak bohonganku
kepada beliau sehingga saya tidak binasa seperti orang-orang yang berdusta,
sesungguhnya Allah berkata tentang mereka yang berdusta dengan seburuk-buruk
perkataan”

A. Jujur Dalam Kegiatan Akademik


       Sekolah merupakan suatu wadah untuk menciptakan sosok manusia yang
berpendidikan tanpa melihat latar belakang siswa yang terlibat didalamnya, baik
dari segi budaya, social maupun ekonomi. Sekolah menjadi suatu organisasi yang
dirancang untuk dapat memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kualitas
hidup masyarakat luas. Keharusan sekolah untuk menumbuhkan dan
mengembangkan budaya yang kondusif bagi peningkatan efektivitas sekolah pada
umumnya dan efektivitas pembelajaran pada khususnya, yang berpusat pada
pengembangan peserta didik, lingkungan belajar yang kondusif, penekanan pada
pembelajaran.
      Relasi pendidikan antara pendidik dengan anak didik merupakan hubungan
yang membantu karena selalu diupayakan agar ada motivasi pendidik untuk
mengembangkan potensi anak didik dan membantu anak didik untuk
memecahkan masalahnya. Dikeluarga, relasi antara orang tua dengan anak-anak
merupakan relasi yang membantu. Karena itu orang tua harus dengan sadar untuk
mengembangkan potensi anak. Cara utama adalah orang tua menciptakan situasi
rumah yang kondusif untuk berkembang, belajar, berinisiatif, berkreatif dan
sebagainya. Dunia pendidikan kita menghadapi berbagai masalah yang sangat
kompleks yang perlu diperhatikan. Salah satu masalah tersebut adalah
menurunnya tata karma kehidupan sosial dan etika moral dalam praktek
kehidupan sekolah yang mengakibatkan sejumlah tanggapan negative yang amat
merisaukan masyarakat. Dalam hal ini sangat berhubungan dengan iklim sekolah
jikalau hubungan sosial disekolah kurang baik maka tidak ada saling hormat
kepada kepala sekolah dengan guru, guru dengan pengawai sekolah, guru dengan
murid, murid dengan murid lainnya, kurang disiplin, kurang sopan berpakaian,
kurang disiplin menggunakan waktu dan tidak mengindahkan peraturan yang
sudah dibuat. Kurang memelihara keindahan dan kebersihan lingkungan sekolah
baik itu ruangan kelas siswa, maupun ruangan lainnya, perkelahian antar pelajar
dan menggunakan obat terlarang. Jikalau iklim sekolah kurang diperhatikan maka
sangat mempengaruhi hasil akademik siswa terutama nilai prestasi yang diterima
akan tidak jujur, kurangnya disiplin sekolah sehingga Siswa yang berhasil melalui
cara-cara yang tidak jujur dengan cara menyontek karya orang atau plagiasi hasil
karya akademiknya, akan senantiasa dirasakan dalam bentuk ketidak cakapan
(incompetency) dalam dunia kerja atau dalam praktek-praktek lainnya dalam
kehidupannya kelak. Dengan kata lain bisa jadi ia berhasil dalam nilai yang bagus,
namun tidak akan mendapat tempat dalam kapasitas hidupnya dimata orang lain,
lebih-lebih dalam dunia kerja. Sebab nilai yang diperoleh adalah palsu. 
        Nilai kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam lingkungan
sekolah, baik kejujuran pada diri sendiri maupun kejujuran kepada orang lain.
nilai kejujuran tidak terbatas pada kebenaran dalam melakukan pekerjaan atau
tugas tetapi mencakup cara terbaik dalam membentuk pribadi yang obyektif. tanpa
kejujuran, kepercayaan tidak akan diperoleh. oleh karena itu budaya jujur dalam
setiap situasi dimanapun kita berada harus senantiasa dipertahankan. Jujur dalam
memberikan penilaian pada siswa, jujur dalam mengelola keuangan, jujur dalam
penggunaan waktu serta konsisten pada tugas dan tanggung jawab merupakan
pribadi yang kuat dalam menciptakan budaya sekolah yang baik. suasana yang
baik sangat mendukung terciptanya sekolah yang bermutu. Walaupun sarana
prasarana lengkap dengan adanya guru yang profesional jika suasana sekolah
kurang baik maka sulit sekali sebuah lembaga sekolahan tersebut menciptakan
kejujuran akademik siswa. 
        Faktor dari masalah dalam iklim sekolah ini adalah kurangnya kerjasama
antar kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, dan guru dengan murid.
Dalam membangun iklim sekolah yang baik, Jika tidak ada saling kerjasama,
keterbukaan, kurang harmonis dan kurang komunikasi yang baik maka budaya
iklim sekolah tersebut tidak akan terwujud, namun sekolah tersebut menjadi
kacau, tidak teratur, siswa tidak berkembang dan nama baik sekolah tersebut
menjadi tidak baik. Selain masalah kurangnya interaksi antar kepala sekolah
dengan guru, dapat kita lihat masalah yang timbul didalam sekolah kurangnya
professional guru dalam membimbing anak baik itu dalam akademik maupun non
akademik, kebanyakan wali kelas sibuk dengan pekerjaannya sendiri sehingga
anak siswa tersebut tidak teratur dan tidak disiplin, berpakaian yang tidak rapi,
tidak memiliki sopan santun, berantam, dan sering cabut dan masalah itu
diserahkan begitu saja kepada guru BP tanda adanya kepedulian terhadap anak
didiknya.
        Salah satu masalah dalam kejujuran akademik ini adalah sikap kecurangan
dalam menghadapi ujian maupun kegiatan akademik lainnya. Kecurangan
akademik akan memunculkan dalam diri siswa perilaku atau watak yang tidak
percaya diri, tidak disiplin, tidak bertanggung jawab, tidak kreatif, tidak
berprestasi, tidak mau membaca buku pelajaran tapi siswa lebih rajin membuat
catatan kecil untuk bahan menyontek. Mengingat rumitnya masalah ini, perlu ada
upaya pelayanan untuk pengembangan diri dan potensi siswa yang terarah.
Dewasa ini sifat kejujuran dan semangat berusaha dikalangan siswa telah semakin
luntur. Mencontek pada saat ulangan adalah perbuatan tercela, maka sebaiknya
guru langsung tegas bertindak. Bukan malah memberi kebebasan anak untuk
mencontek. Selain sebagai tolak ukur seberapa tingkat kepahaman anak dalam
belajar, alangkah baiknya ulangan sebagai ajang kesadaran meningkatkan prestasi
anak dengan kemandirian, usaha belajar dan kejujuran anak). Manfaat pembiasaan
jujur dalam menghadapi ulangan adalah tumbuhnya budaya belajar yang tinggi
pada diri anak, sehingga ada kebanggaan tersendiri ketika mampu memetik nilai
yang memuaskan. Bila sikap jujur sudah terpatri, perilaku anak jadi berbeda
mengarah ke akhlak yang lebih baik dan berbudi pekerti siswa yang tidak lagi
khawatir untuk menghadapi ujian. Mereka dengan santai dan tenang menghadapi
pelajaran atau ujian walaupun tanpa persiapan. berapa banyak siswa yang tidak
khawatir akan diberi sanksi oleh guru jika mereka tidak mengerjakan tugas yang
diberikan oleh gurunya. berapa banyak siswa yang dengan tenangnya mencontek
teman atau membuat contekan pada saat ujian agar memperoleh nilai yang
memuaskan atau minimal mencapai batas ketuntasan. Sepertinya mereka tidak
mengenal kata malu. mereka tidak malu untuk tidak mengerjakan tugas, tidak
malu jika tidak dapat menjawab pertanyaan guru, dan tidak malu jika tidak dapat
menjelaskan materi yang telah dipelajarinya, dan tidak canggung untuk
mencontek pada saat ujian. Mereka “enjoy saja yang penting happy” seperti motto
sebuah iklan produk di televisi. Yang lebih hebohnya lagi sebuah instasi
pendidikan yang melakukan perbuatan curang dalam unas demi mengangkat nama
baik sekolah. Contohnya guru membantu dalam mengerjakan soal dan jawaban
disebarkan kepada siswa-siswanya, supaya nilai dari anakanaknya baik, sehingga
sekolah mendapat predikat tinggi.
1.   Untuk memahami lebih praktis perilaku kejujuran, seringkali akan lebih mudah
bagi kita menunjukkan macam tindakan-tindakan ketidakjujuran dalam kerangka
pendidikan. Perilaku tidak jujur dalam konteks pendidikan antara lain:
Plagiarisme (plagiarism). Sebuah tindakan mengadopsi atau mereproduksi ide,
atau kata-kata, dan pernyataan orang lain tanpa menyebutkan nara sumbernya.
Plagiarisme karya sendiri (self plagiarism). Menyerahkan/mengumpulkan tugas
yang sama lebih dari satu kali untuk mata pelajaran yang berbeda tanpa ijin atau
tanpa memberitahu guru yang bersangkutan.
2. Manipulasi (fabrication). Pemalsuan data, informasi atau kutipan-kutipan dalam
tugas-tugas akademis apapun.
3.  Pengelabuan (deceiving). Memberikan informasi yang keliru, menipu terhadap
guru berkaitan dengan tugas-tugas akademis, misalnya, memberikan alasan palsu
tentang mengapa ia tidak menyerahkan tugas tepat pada waktunya, atau mengaku
telah menyerahkan tugas padahal sama sekali belum menyerahkannya.
4.  Menyontek (cheating). Berbagai macam cara untuk memperoleh atau menerima
bantuan dalam latihan akademis tanpa sepengetahuan guru. Penyontekan yaitu
kegiatan yang dilakukan dengansadar (sengaja) atau tidak sadar  oleh seorang
pesertas ujiah. Kegiatan ini dapat mencakup : Mencontoh hasil kerja milik peserta
ujian lain, Berkomunikasi selama ujian berlangsung, baik secara langsung atau
dengan media lainnya tanpa seizin pengawas ujian, Memberikan hasil jawaban
ujian kepada siswa lainnya.
5.      Sabotase (sabotage). Tindakan untuk mencegah dan menghalang-halangi orang
lain sehingga mereka tidak dapat menyelesaikan tugas akademis yang mesti
mereka kerjakan. Tindakan ini termasuk di dalamnya, menyobek/menggunting
lembaran halaman dalam buku-buku di perpustakaan, ensiklopedi,dll, atau secara
sengaja merusak hasil karya orang lain.
6.      Perilaku ketidakjujuran akademis ini telah banyak terjadi di dalam lingkup
pendidikan, mulai dari lingkup sekolah dasar sampai perguruan tinggi, dengan
kadar pelanggaran yang berbeda. Pada masa kini, dalam lingkup akademik,
perilaku ketidakjujuran akademis seperti ini dipandang sebagai perilaku negatif
yang tidak terpuji.
7.      Pelanggaran Akademik
Perbuatan-perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggran akademik
antara lain sebagai berikut :
·         Menggunakan atau mencoba menggunakan bahan-bahan, informasi atau alat
bantu studi lainnya pada waktu ujian tanpa izin dari Instruktur atau Dosen yang
berkepentingan;
·      Mengganti, mengubah, memalsukan nilai atau transkrip akademik, Kartu Tanda
Mahasiswa (KTM), tugas-tugas dalam rangka perkuliahan, keterangan, laporan,
atau tanda tangan dalam lingkup kegiatan akademik;
·         Menyediakan sarana atau prasarana yang dapat menyebabkan terjadinya hal
yang tidak diperbolehkan dalam kegiatan akademik;
·         Menggunakan kata-kata atau karya orang lain sebagai kata-kata atau karya
sendiri dalam suatu kegiatan akademik;
·         Mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain dengan cara lain
dengan cara membujuk, memberi hadiah atau mengancam dengan maksud
mempengaruhi penilaian terhadap prestasi akademik;
·         Menggantikan kedudukan atau melakukan tugas/kegiatan untuk kepentingan
orang lain dalam kegiatan akademik, atas permintaan orang lain atau kehendak
sendiri, seperti; ujian, kegiatan atau tugas akademik lainnya;
·         Menyuruh orang lain baik sivitas akademika Ubaya maupun di luar Ubaya
untuk menggantikan kedudukan atau melakukan tugas-tugas atau kegiatan baik
untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan orang lain dalam kegiatan
akademik, seperti ujian, kegiatan atau tugas akademik lainnya;
·         Melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma-norma kepatutan dalam
kehidupan masyarakat akademik.

B. Jujur Dalam Kegiatan Non Akademik


           Kejujuran non akademik bearti : mengatakan sesuatu dengan benar, berarti:
tidak membohongi orang tua, tidak membohongi tetangga, tidak membohongi
teman, tidak membohongi mayarakat,tidak membohongi siapa pun “berkaitan
dengan kegiatan non-akademik”. Melakukan perbuatan dengan benar: tidak
menipu orang lain, tidak mengambil hak orang lain, tidak mencurangi orang lain,
tidak mengkhianati orang lain, tidak mengingkari janji , tidak korupsi.
Perbuatan-perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran non akademik
adalah sebagai berikut :
 Mengucapkan dan/atau menuliskan kata-kata kotor dan keji yang
ditujukan kepada lembaga, para dosen, karyawan, sesama mahasiswa dan tamu
Ubaya;
 Membawa senjata dalam bentuk apapun di dalam kampus maupun di
dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan atau yang menyangkut nama
Ubaya, kecuali mendapat izin dari Rektor;
 Membawa dan/atau menggunakan segala macam bahan kimia yang
berbahaya dalam bentuk apapun terutama napza (Narkotika, Psikotropika & Zat
Aditif) di dalam kampus maupun di dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh Ubaya atau yang menyangkut nama Ubaya, kecuali bahan
kimia yang digunakan untuk keperluan keperluan praktikum;
 Membuat keributan atau kegaduhan, pertengkaran atau perkelahian,
perusakan sarana dan prasarana kampus serta tindakan-tindakan lain yang dapat
menimbulkan terganggunya keamanan dan ketertiban kampus;
 Melakukan segala kegiatan dan/atau mengeluarkan ucapan atau tulisan
yang menjurus ke arah pertentangan suku, agama, ras dan antar-golongan;
 Melakukan perjudian di lingkungan kampus;
 Melakukan tindakan dan perbuatan pelecehan dan pelanggaran seksual
atau perbuatan yang bertentangan dengan kesusilaan.7

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN

7
http://cindyandilapgsd14.blogspot.com/2016/06/jujur-dan-tidak-jujur-dalam-kegiatan.html
1.      Jujur merupakan sifat mulia yang menunjukkan kesesuaian antara kebenaran
dengan apa yang diucapkan atau dilakukan oleh seseorang.

2.      Banyak di jumpai dalil dari Al Qur’an maupun Al Hadits yang


membicarakan masalah kejujuran.

3.      Macam-macam jujur (shiddiq) seperti yang di ungkap diatas ada 5 makna:

a.       Jujur dalam perkataan

b.      Jujur dalam niat dan kemauan

c.       Jujur dalam bermuamalah(pergaulan)

d.      Jujur dalam berjanji

e.       Jujur dalam kenyataan

Namun terdapat satu tambahan menurut sa’id hawwa yaitu jujur dalam menempuh
tangga- tangga agama.

4.      Orang yang berperilaku jujur akan senantiasa mendapat kepercayaan dari


orang lain. Orang lain akan merasa tenteram dan nyaman bersama orang yang
berperilaku jujur.

5.      Sedangkan orang yang berperilaku terbalik dari jujur akan senantiasa di


jauhi oleh orang lain. Irang lain akan senantiasa merasa was-was bersamanya.

6.      Orang mukmin harus senantiasa menjadikan jujjur sabagai pakaian


dimanapun dan kapanpun ia berada.

B.     SARAN-SARAN
Sebagai manusia biasa yang penuh kekurangan . kami menyadari bahwa
makalah hasil. Karya kami itu tidaklah sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan  pihak-pihak yang berkompoten untuk berkenan member masukan.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn1
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn2
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn14
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn15
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn6
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn7
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn8
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn9
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn10
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn11
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn12
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn13
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn16

http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7269257602797597350 - _ftn17

http://cindyandilapgsd14.blogspot.com/2016/06/jujur-dan-tidak-jujur-dalam-
kegiatan.html

Anda mungkin juga menyukai