Anda di halaman 1dari 3

Nama : Hafizatun Nadia

Npm : 3061856092

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu

Tugas : Menanggapi Elegi “Pengakuan Para Matematika”

Terkait topik bahasan mengenai Elegi Pengakuan Para Matematika hal tersebut
cukup kongkrit sebab matematika termasuk ilmu pasti yang dibuktikan oleh
paham akzioma, akan tetapi Matematika sebagai sebuah bidang ilmu pengetahuan
yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian pelajar di dunia ini ternyata
menyimpan sebuah filosofi kehidupan yang sangat luar biasa. Pelajaran
matematika ternyata sarat makna, yang bisa kita ambil sebagai pelajaran hidup.
Jadi jika ada suatu perbuatan yang merupakan tindakan yang benar ataupun
tindakan yang salah, maka harus diselesaikan juga menjadi hal yang adil. Dan
misalnya jika suatu perbuatan yang SALAH, seperti mencuri tetapi malah disikapi
dengan tindakan yang BENAR dalam artian malah membela maling tersebut dan
menganggap maling tersebut tidak bersalah, itu sudah merupakan perbuatan yang
SALAH karena bisa menimbulkan perselisihan dan ketidak adilan yang
seharusnya suatu perbuatan salah harus diberikan hukuman yang setimpal, bukan
kebenaran yang diada-adakan. Jadi dalam melakukan kehidupan, harus berjalan
secara semestiya tanpa adanya perbuatan menyimpang yang negatif, serta
keadilan harus ditegakan agar semua tindakan tidak hanya sebuah rekayasa. Yang
terpenting adalaha bersikap jujur, karena dengan jujur semuanya akan berjalan
dengan semestinya tanpa adanya rekayasa yang bisa menimbulkan perselisihan.
Selannjutnya, terkait topik bahasan mengenai Elegi Pengakuan Para Matematika,
bahwa matematika sangat erat kaitannya dengan ilmu yang mempelajari hal-hal
seperti besaran, struktur, ruang, dan perubahan. serta Kini, matematika digunakan
di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu alam,
teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi, dan psikologi.
Matematika terapan, cabang matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan
matematika ke bidang-bidang lain, mengilhami dan membuat penggunaan
temuan-temuan matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada
pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru, seperti statistika dan
teori permainan, Hal tesebut sejalan dengan penggalan narasi pada tulisan ini,
bahwa "Aku adalah matematika. Aku bersifat abstrak, formal dan aksiomatik.
Untuk memahamiku diperlukan daya matematis tingkat tinggi, oleh karena itu
maka tempat tinggalku kebanyakan di Universitas atau perguruan tinggi. Aku
kurang cocok jika digunakan untuk mendidik anak sekolah SD atau SMP. Jika
dipaksakan, maka anak-anak akan ketakutan dengan diriku, bahkan mereka bisa
menganggapku sebagai monster. Konon aku dituduh sebagai penyebab kurang
berhasilnya pendidikan matematika di sekolah. Aku sering disebut sebagai Pure
Mathematics. Guruku hampir tersebar di seantero dunia".
Nama : Hafizatun Nadia

Npm : 3061856092

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu

Tugas : Pengertian dari ” KESESATAN FORMAL, KESESATAN


INFORMAL, KESESATAN RELEVANSI, KESESATAN PARALOGIS
DAN KESESATAN SOFISME”

Kesesatan formal (formal fallacy) adalah kekeliruan yang terjadi akibat


pelanggaran terhadap aturan-aturan definisi, silogisme kategoris dan silogisme
hipotetis.

Kesesatan informal (informal fallacy) atau kesesatan material adalah kekeliruan


yang terjadi akibat kekacauan konotasi atau denotasi term-term yang dipakai
karena asumsi-asumsi yang salah atas fakta atau realitas.

Kesesatan Relevansi adalah sesat pikir yang terjadi karena argumentasi yang


diberikan tidak tertuju kepada persoalan yang sesungguhnya tetapi terarah kepada
kondisi pribadi dan karakteristik personal seseorang (lawan bicara) yang
sebenarnya tidak relevan untuk kebenaran atau kekeliruan isi argumennya.

Kesesatan Paralogis adalah kesesatan yang tidak disadari (tidak disengaja), dan


terjadi karena pembicara kurang menguasai hukum-hukum penalaran atau karena
keterbatasan lain.

Dan orang yang dengan sengaja menggunakan kesesatan untuk tujuan tertentu
dinamakan sofis/kesesatan sofisme. Seorang sofis memiliki dasar-dasar logika dan
argumentasi yang kuat, dan sebab itu bisa menjebak lawan bicara dengan mudah.
Jadi, dia dengan sengaja mengemukakan penalaran sesat untuk kepentingannya
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai