Anda di halaman 1dari 12

9 NILAI INTEGRITAS

ANTI KORUPSI
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

A. NILAI INTEGRITAS ANTI-


KORUPSI

1 2 3
KEJUJURAN KEPEDULIAN KEMANDIRIAN

4 5 6
TANGGUNG
KEDISIPLINAN KERJA KERAS
JAWAB

7 8 9
KESEDERHANAAN KEBERANIAN KEADILAN

JUPE MANDI TANGKER KEBEDIL


Kejujuran

Kejujuran merupakan nilai dasar


yang menjadi landasan utama
bagi penegakan integritas diri
seseorang. (Taja dan Aziz: 2016)
PENGERTIAN
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa (2005) menjelaskan, Kejujuran berasal dari
kata “jujur”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata jujur berarti tidak
bohong, tidak curang/khianat, sedangkan kejujuran bermakna sifat atau keadaan
jujur, ketulusan dan kelurusan hati.

Tentang konsep kejujuran, Baqi (2007) berpendapat bahwa jujur merupakan salah
satu karakter yang diajarkan dalam agama Islam, yang dalam bahasa Arab jujur
berasal dari kata asli shadaqa atau benar. Kata tersebut tertulis dalam al-Qur’an
dalam 50 bentuk kata.

Selanjurnya Suyadi (2015) berpendapat bahwa, Nilai karakter jujur adalah salah
satu nilai karakter yag tetap berlaku sepanjang zaman. Meskipun dalam praktiknya,
bentuk nilai kejujuran dapat berubah-ubah. Misalnya adalah “Pendidikan Anti
Korupsi” atau “Kantin Kejujuran”. Yang intinya adalah nilai karakter jujur.
1. Pentingnya Perilaku Jujur

Jujur adalah suatu  kebenaran yang sesuai antara


perkataan dan kenyataan yang ada di dalam hati. Jujur
tidak hanya diterapkan dalam perkataan namun juga
dalam perbuatan. Orang yang tidak jujur akan
menghilangkan kepribadian mukmin.
 
Rasulullah Saw juga bersabda mengenai pentingnya
kejujuran sebagaimana diriwayatkan oleh Hakim bin
Hizam: “Senantiasa kalian jujur, karena sesungguhnya
kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan
kepada surga.” Seseorang yang senantiasa jujur dan
berusaha selalu jujur, akhirnya ditulis Allah Swt sebagai
seseorang yang selalu jujur.  (Srijanti, d.k.k: 2006)
2. Keutamaan Perilaku Jujur
Sahal (2017) menjelaskan tentang keutamaan
kejujuran dalam kemauan. Kemauan haruslah
diikuti dengan kebenaran. Kutipan tersebut
berarti jujur dalam kemauan yang harus
diikuti dengan kebenaran. Maka menjadi salah
bila hanya jujur dalam kemauan sekalipun
kemauan itu bukan hal yang baik dan benar.
Atau jujur dalam kemauan yang dilaksanakan
dengan cara yang salah. Maka penting untuk
tahu kebenaran dari sebuah kemauan sebelum
mempercayainya.
3. Macam-macam Kejujuran

Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu jujur dalam
hati atau niat, jujur dalam perkataan atau ucapan, dan jujur dalam
perbuatan.
 Jujur dalam niat dan kehendak, yaitu motivasi bagi setiap gerak dan

langkah seseorang dalam rangka menaati perintah Allah Swt. dan ingin
mencapai riḍa-Nya. Jujur sesungguhnya berbeda dengan pura-pura
jujur. Orang yang pura-pura jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat.

 Jujur dalam ucapan, yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realitas


yang terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syari’at
seperti dalam kondisi perang, mendamaikan dua orang yang
bersengketa, dan semisalnya. Setiap hamba berkewajiban menjaga
lisannya, yakni berbicara jujur dan dianjurkan menghindari kata-kata
sindiran karena hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat
dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu, tidak
berkata kecuali dengan benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan
merupakan jenis kejujuran yang paling tampakdan terang di antara
macam-macam kejujuran.
 Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah
hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur
dalam perbuatan ini juga berarti melaksanakan suatu pekerjaan
sesuai dengan yang diriḍai Allah Swt. dan melaksanakannya secara
terus-menerus dan ikhlas.

Merealisasikan kejujuran, baik jujur dalam hati, jujur dalam


perkataan, maupun jujur dalam perbuatan membutuhkan
kesungguhan. Adakalanya kehendak untuk jujur itu lemah, adakalanya
pula menjadi kuat.Menurut objeknya, jujur itu ada beberapa macam,
yaitu jujur kepada Allah Swt., jujur kepada orang lain, dan jujur kepada
diri sendiri.
 Jujur dalam niat dan kehendak, contohnya pura-pura jujur. Orang

yang pura-pura jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat. 


 Jujur dalam ucapan, contohnya menghindari kata-kata sindiran

karena hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat


dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu,
tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur.
 Jujur dalam perbuatan, contohnya melaksanakan suatu pekerjaan

sesuai dengan yang diridai Allah Swt.


4. Petaka Kebohongan

Betapa berartinya sebuah kejujuran karena kejujuran akan


membawa kita kepada kebaikan, dan kebaikan akan membawa kita ke
surga. Sebaliknya, betapa berbahayanya sebuah kebohongan.
Kebohongan akan mengakibatkan pelakunya tidak dipercaya lagi oleh
orang lain. Ketika seseorang sudah menutupi sebuah kebenaran,
apalagi menyelewengkan kebenaran untuk tujuan jahat, ia telah
melakukan kebohongan. Kebohongan yang dilakukannya itu telah
membawa kepada apa yang dikhianatinya itu.

Allah Swt. berfirman dalam al-Quran :

Artinya: “Barangsiapa berkhianat, niscaya pada hari kiamat dia akan


datang membawa apa yang dikhianatkannya itu. Kemudian setiap
orang akan diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang
dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi.’’ (Q.S. Ali ‘Imran/3: 161)
5. Hikmah Perilaku Jujur

Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari perilaku jujur, antara


lain sebagai berikut.

1. Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat kita


menjadi tenang, tidak takut akan diketahui kebohongannya
karena memang tidak berbohong.
2. Mendapatkan kemudahan dalam hidupnya.
3. Selamat dari azab dan bahaya.
4. Dijamin masuk surga.
5. Dicintai oleh Allah Swt. dan rasul-Nya.
 
Kita harus menanamkan kesadaran pada diri kita untuk selalu
berperilaku jujur, baik kepada Allah Swt., orang lain, maupun diri
sendiri. Jika kita sudah bisa membiasakan berperilaku jujur, kita
akan mendapatkan hikmah yang luar biasa dalam kehidupan
sehari-hari.
6. Penerapan Perilaku Jujur

1. Di sekolah, kita bisa meluruskan niat untuk menuntut


ilmu, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh ibu
bapak guru, tidak menyontek pekerjaan teman,
melaksanakan piket sesuai jadwal, menaati peraturan yang
berlaku di sekolah, berbicara secara benar baik kepada guru,
teman ataupun orangorang yang ada di lingkungan sekolah.
2. Di rumah, kita bisa meluruskan niat untuk berbakti kepada
orang tua, memberitakan hal yang benar. Contohnya saat
meminta uang untuk kebutuhan suatu hal, tidak menutup-
nutupi suatu masalah pada orang tua, tidak melebih-lebihkan
sesuatu hanya untuk membuat orang tua senang.

Ketika diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu yang


diamanahkan, harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh,
dan lain sebagainya.
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai