Anda di halaman 1dari 20

HIDUP NYAMAN DENGAN

PERILAKU JUJUR DAN ADIL


PENGERTIAN
Jujur   adalah  sifat  terpuji yang merupakan faktor terbesar
tegaknya agama dan dunia. Kehidupan dunia tidak akan baik, dan
agama juga tidak bisa tegak diatas kebohongan, penghianatan serta
perbuatan curang.

Jujur dan mempercayai kejujuran, merupakan ikatan


yang  amat erat dengan para rosul dan orang-orang yang beriman.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah SWT bahwasannya
jujur mempunyai kedudukan yang amat tinggi dimata Allah SWT,
juga dalam pandangan Islam serta dalam pandangan orang-orang
beradab.
Akan tetapi jikalau kita lihat dan perhatikan tentang
kehidupan sosial sekarang bahwa kejujuran sudah jarang
ditanamkan pada jiwa dan karakter seseorang, sudah
jarang kejujuran diaplikasikan dan diterapkan pada
kehidupan keseharian seseorang.
1. Pentingnya Perilaku Jujur

Jujur adalah suatu  kebenaran yang sesuai antara perkataan dan


kenyataan yang ada di dalam hati. Jujur tidak hanya diterapkan
dalam perkataan namun juga dalam perbuatan. Orang yang tidak
jujur akan menghilangkan kepribadian mukmin.
 
Perilaku harus diterapkan sejak kecil agar terbiasa diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga,sekolah
maupun di lingkungan masyarakat. Berperilaku jujur dalam
kehidupan sehari-hari senantiasa membuat hati terasa nyaman dan
damai. Namun jika berbohong, hati selalu diliputi rasa resah,
gelisah dan ketidaktenangan dalam hidup.
 
Kita harus menanamkan dalam diri pentingnya berperilaku
jujur dan memikirkan akibat dari berbohong. Salah satu akibat
dari berbohong adalah hilangnya kepercayaan orang lain
terhadap diri kita.Perilaku jujur juga dapat mencegah adanya
tindak korupsi dalam masyarakat.

Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjunjung tinggi


kejujuran karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi
kejujuran adalah orang yang menjunjung tinggi keadilan. Jika
kita membiasakan hidup sehari-hari dengan berlaku jujur,
InsyaAllah hidup kita akan jauh dari kegelisahan.
 
Allah memerintahkan umatNya untuk mempunyai sifat ini yang tercantum
pada ayat dibawah ini :

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, danhendaklah


kamu bersama orang- orang yang benar (Jujur).” (QS At Taubah : 119)

(Yang lebih baik bagi mereka adalah) taat (kepada


Allah) dan bertutur kata yang baik. Sebab apabila
perintah (perang) ditetapkan (mereka tidak
menyukainya). Padahal jika mereka benar-benar
(beriman) kepada Allah, niscaya yang demikian itu
lebih baik bagi mereka. QS. Muhammad ayat 21
Berperilaku jujur sehari - hari penting, karena jujur adalah
sifat ahlakul karimah, yaitu sifat terpuji. Jika jujur sudah menjadi
kebiasaan sehari-hari kita, maka semua pekerjaan akan terasa
lebih tenang, semua masalah akan mudah terselesaikan.

Perilaku jujur bisa mendatangkan ketenangan dalam hati


karena tidak ada beban masalah. Jika kita suka berperilaku tidak
jujur maka hidup kita akan senantiasa resah dan gelisah.

Membisakan berperilaku jujur harus dari kecil agar tidak


susah melakukannya. Cara membiasakan berperilaku jujur sejak
kacil misalnya diajarkan untuk tidak mengambil barang orang lain
tanpa seijin pemiliknya, mengembalikan kembalian yang terlalu
banyak, mengatakan apapun sesuai dengan kenyataan, dan lain-
lain.
Kita harus menanamkan kesadaran untuk selalu
berperilaku jujur dan menyadari apa akibat dari kebohongan.
Jika kita sudah bisa membiasakan berperilaku jujur maka
kita mudah mendapat teman, mudah mendapat pekerjaan,
mudah mendapat kesuksesan, dipercaya oleh orang lain, dan
lain - lain.

Kita harus menyadari akibat dari kebohongan, sehingga


kita bisa menjauhi sifat buruk tersebut. Contoh akibat dari
kebohongan adalah hilangnnya kepercayaan orang lain
terhadap kita, susah mendapatkan teman bahkan tidak
memiliki teman, susah mendapat pekerjaan karena tidak
dipercaya.
2. Keutamaan Perilaku Jujur

Banyak orang mengajar kebahagiaan di balik kemegahan


materi. Padahal, itu semua hanyalah kesemuan belaka. Kalau
ingin bahagia jujurlah. Jujur kepada Allah sebagai hamba-
Nya, jangan basa-basi dan jangan setengah-setengah.

Jujur sebagai pemimpin maka selalu menjunjung


tinggi musyawarah dan bekerja keras untuk menegakkan
keadilan dan memastikan kesejahtraan rakyatnya. Bila
kejujuran seperti tersebut terwujud, banyak hikmah yang akan
dipetik.
Pertama, jujur akan mengantarkan ke surga. Rasulullah SAW
bersabda, “Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan
dan kebaikan akan mengantarkan ke surga dan sungguh kebohongan akan
mengatarkan kepada dosa, dan dosa akan mengantarkan kepada neraka”
(HR Bukhari-Muslim). Berdasarkan hal ini, jelas bahwa tidak mungkin
kebaikan akan datang jika manusia yang berkumpul di dalamnya adalah
para pembohong dan pendusta. Bila di tengah mereka menyebar
kebohongan maka otomatis dosa akan semakin merajalela.
Kedua, jujur akan melahirkan ketenangan. Rasulullah SAW bersabda,
“maka sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan dan kebohongan adalah
keraguan” (HR Turmidzi). Orang yang selalu jujur akan selalu tenang,
sebab ia selalu membawa kebenaran. Sebaliknya, para pembohong selalu
membawa kebusukan dan kebusukan itu membawa kegelisahan akibat
kebusukannya. Ia akan selalu dihantui dengan kebohongannya dan takut
hal itu akan terbongkar. Dan, bila seorang pembohong seperti ini menjadi
pemimpin maka ia tidak akan sempat mengurus rakyatnya, karena ia sibuk
menyembunyikan kebusukan dalam dirinya.
Ketiga, jujur disukai semua manusia. Abu Sofyan pernah ditanya oleh
Heraklius mengenai dakwah Rasulullah SAW.  Abu Sofyan menjelaskan bahwa di
antara dakwahnya adalah mengajak berbuat jujur. (HR Bukhari-Muslim).
Rasulullah SAW terkenal sebagai manusia yang paling jujur. Bahkan, sebelum
kedatangan Islam, beliau sudah masyhur sebagai orang yang jujur. Orang-orang
kafir Makkah pun mengakui kejujuran Rasulullah SAW, sekalipun mereka tidak
beriman. Bahkan, mereka memberi gelar al-Amin (orang yang tepercaya) kepada
Rasulullah. Selain itu, mereka juga selalu menitipkan barang berharga kepada
Rasul SAW.

Keempat, jujur akan mengantarkan pelakunya pada derajat tertinggi.


Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang memohon dengan jujur untuk mati syahid,
(maka ketika ia wafat) ia akan tergolong syuhada sekalipun mati diatas kasurnya.”
(HR Muslim).

Dan kelima, jujur akan mengantarkan pada keberkahan. Nabi Muhammad


SAW pernah mengatakan bahwa seorang pembeli dan pedagang yang jujur dalam
melakukan transaksi perdagangannya maka ia akan diberkahi oleh Allah.
Sebaliknya, jika menipu maka Allah akan mencabut keberkahan dagangannya.
(HR Bukhari Muslim).Wallahu a’lam.
3. Macam-macam Kejujuran

Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu jujur dalam hati
atau niat, jujur dalam perkataan atau ucapan, dan jujur dalam perbuatan.
• Jujur dalam niat dan kehendak, yaitu motivasi bagi setiap gerak dan langkah
seseorang dalam rangka menaati perintah Allah Swt. dan ingin mencapai
riḍa-Nya. Jujur sesungguhnya berbeda dengan pura-pura jujur. Orang yang
pura-pura jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat.

• Jujur dalam ucapan, yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realitas yang
terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syari’at seperti
dalam kondisi perang, mendamaikan dua orang yang bersengketa, dan
semisalnya. Setiap hamba berkewajiban menjaga lisannya, yakni berbicara
jujur dan dianjurkan menghindari kata-kata sindiran karena hal itu sepadan
dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan
pada saat-saat tertentu, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur.
Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling tampak dan
terang di antara macam-macam kejujuran.
• Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah hingga tidaklah
berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam perbuatan ini juga berarti
melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang diriḍai Allah Swt. dan
melaksanakannya secara terus-menerus dan ikhlas.

Merealisasikan kejujuran, baik jujur dalam hati, jujur dalam perkataan, maupun jujur
dalam perbuatan membutuhkan kesungguhan. Adakalanya kehendak untuk jujur itu
lemah, adakalanya pula menjadi kuat.Menurut objeknya, jujur itu ada beberapa macam,
yaitu jujur kepada Allah Swt., jujur kepada orang lain, dan jujur kepada diri sendiri.
1.  Jujur dalam niat dan kehendak, contohnya tidak berpura-pura jujur. Orang
yang pura-pura jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat. 

2. Jujur dalam ucapan, contohnya menghindari kata-kata sindiran karena hal


itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi
kemaslahatan pada saat-saat tertentu, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur.

3. Jujur dalam perbuatan, contohnya melaksanakan suatu pekerjaan sesuai


dengan yang diridai Allah Swt.
4. Petaka Kebohongan

Betapa berartinya sebuah kejujuran karena kejujuran akan membawa kita


kepada kebaikan, dan kebaikan akan membawa kita ke surga. Sebaliknya,
betapa berbahayanya sebuah kebohongan. Kebohongan akan mengakibatkan
pelakunya tidak dipercaya lagi oleh orang lain. Ketika seseorang sudah
menutupi sebuah kebenaran, apalagi menyelewengkan kebenaran untuk tujuan
jahat, ia telah melakukan kebohongan. Kebohongan yang dilakukannya itu
telah membawa kepada apa yang dikhianatinya itu.
Allah Swt. berfirman dalam al-Quran :

Artinya: “Dan tidak mungkin seorang nabi berkhianat barangsiapa berkhianat,


niscaya pada hari kiamat dia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya
itu. Kemudian setiap orang akan diberi balasan yang sempurna sesuai dengan
apa yang dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi.’’ (Q.S. Ali ‘Imran/3: 161)
Rasulullah Saw juga telah mengingatkan tentang petaka kebohongan dalam
hadist yang artinya : Petaka Kebohongan “Dari Abu Hurairah ra., dia berkata;
Rasulullah saw., bersabda, “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh
dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan, sedangkan orang yang jujur
malah didustakan, pengkhianat dipercaya, sedangkan orang yang amanah justru
dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu, Ruwaibidhah berbicara.” Ada sahabat
yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?” Beliau menjawab, “Orang
bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah)

Syaikh Muhammad al-Ghazali mengatakan, bahwa menjaga amanah berarti


menunaikan dengan baik terhadap hak-hak Allah Swt. dan hak-hak manusia tanpa
terpengaruh oleh perubahan keadaan, baik susah maupun senang.

Bohong sebenarnya adalah upaya seseorang untuk mengalihkan fakta yang


sebenarnya. Pada saat seseorang berbohong, maka petaka kebohongan akan terjadi
setelah itu. Sebenarnya dia sedang melawan tentang apa yang sebenarnya ingin
disampaikan. Saat berbohong sebenarnya terjadi konflik bathin dalam dirinya,
ingin berkata jujur atau berkata bohong. Karena sebenarnya hati nurani kita akan
berbicara sebenarnya, berbicara sejujurnya, tidak bisa berbohong.
5. Hikmah Perilaku Jujur

Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari perilaku jujur, antara lain
sebagai berikut.

1. Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat kita menjadi tenang,
tidak takut akan diketahui kebohongannya karena memang tidak berbohong.
2. Mendapatkan kemudahan dalam hidupnya.
3. Selamat dari azab dan bahaya.
4. Dijamin masuk surga.
5. Dicintai oleh Allah Swt. dan rasul-Nya.
  Kita harus menanamkan kesadaran pada diri kita untuk selalu
berperilaku jujur, baik kepada Allah Swt., orang lain, maupun diri sendiri.
Jika kita sudah bisa membiasakan berperilaku jujur, kita akan mendapatkan
hikmah yang luar biasa dalam kehidupan sehari-hari.
Kita harus menyadari dan mengetahui akibat dari
kebohongan sehingga kita bisa menjauhi sifat buruk tersebut.
Contoh akibat dari kebohongan adalah hilangnya
kepercayaan orang lain terhadap kita, susah mendapatkan
teman bahkan tidak memiliki teman, susah mendapat
pekerjaan karena tidak dipercaya.

Berperilaku jujur terkadang sangat pahit pada awalnya,


tetapi percayalah, buah manis akan didapat di akhirnya.
Perilaku jujur bisa diterapkan dalam berbagai hal dalam
kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, di rumah, maupun di
lingkungan masyarakat di mana kita tinggal.
6. Penerapan Perilaku Jujur

1. Di sekolah, kita bisa meluruskan niat untuk menuntut ilmu,


mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh ibu bapak guru, tidak
menyontek pekerjaan teman, melaksanakan piket sesuai jadwal, menaati
peraturan yang berlaku di sekolah, berbicara secara benar baik kepada
guru, teman ataupun orangorang yang ada di lingkungan sekolah.
2. Di rumah, kita bisa meluruskan niat untuk berbakti kepada orang tua,
memberitakan hal yang benar. Contohnya saat meminta uang untuk
kebutuhan suatu hal, tidak menutup-nutupi suatu masalah pada orang tua,
tidak melebih-lebihkan sesuatu hanya untuk membuat orang tua senang.
3. Di masyarakat, kita bisa melakukan kejujuran dengan niat untuk
membangun lingkungan yang baik, tenang, dan tenteram, tidak mengarang
cerita yang membuat suasana di lingkungan tidak kondusif, tidak membuat
gosip.
4. Ketika diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu yang
diamanahkan, harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh, dan lain
sebagainya.
ADIL

Adil adalah meletakkan sesuatu pada


tempatnya, atau memeberikan hak kepada
orang yang berhak menerimanya, orang
yang adil adalah orang yang berpihak
kepada kebenaran.
Dalil Tentang Perilaku Adil

ۖ ۤ ‫هّٰلِل‬
• ‫ بِالقِ ْس ِط‬6‫ ِ ُش َه َدا َء‬6‫ٰا َمنُ ْوا ُك ْونُ ْوا قَ َّوا ِم ْي َن‬6‫ا الَّ ِذ ْي َن‬6‫ٰيٓا َ ُّي َه‬
ْ
‫ َع ٰلٓى اَاَّل تَ ْع ِدلُ ْوا ۗاِ ْع ِدلُ ْو ۗا ُه َو‬6‫ قَ ْو ٍم‬6‫شنَ ٰا ُن‬
َ 6‫َواَل يَ ْج ِر َمنَّ ُك ْم‬
ۢ ‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ُ
‫ب لِلتَّ ْق ٰو ۖى َواتَّقُوا َ ۗاِ َّن َ خبِ ْي ٌربِ َما تَ ْع َمل ْو َن‬
َ ُ 6‫اَ ْق َر‬
Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak
keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih
dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh,
Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. QS. Al-Maidah
ayat 8

Anda mungkin juga menyukai