BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Jujur adalah sifat terpuji yang merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan
dunia. Kehidupan dunia tidak akan baik, dan agama juga tidak bisa tegak diatas kebohongan,
Jujur dan mempercayai kejujuran, merupakan ikatan yang amat erat dengan para
rosul dan orang-orang yang beriman. Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah SWT
bahwasannya jujur mempunyai kedudukan yang amat tinggi dimata Allah SWT, juga dalam
pandangan islam juga dalam pandangan islam serta dalam pandangan orang-orang beradab
dan juga akibatnya yang baik, serta betapa bahayanya berbohong dan mendustakan
kebenaran.
Akan tetapi jikalau kita lihat dan perhatikan tentang kehidupan sosial sekarang bahwa
kejujuran sudah jarang ditanamkan pada jiwa dan karakter seseorang, sudah jarang kejujuran
kebohongan, lawan dari kejujuran malah secara tidak langsung diajarkan kepada anak-anak.
Seorang guru disekolah dengan terang-terangan mengajarkan anak didiknya untuk bebohong,
membiarkan anak didiknya mencontek ketika ujian, bahkan yang sangat memprihatinkan
adalah sekarang banyak sekolah-sekolah yang mengkoordinasi pembelian kunci jawaban atas
para siswanya sebagai jalan pintas dan sebagai bahan mencontek untuk menjawab soal ujian
negara. Karena itu dalam makalah ini saya akan mencoba membahs tentang kejujuran.
B. Rumusan masalah
C. Batasan masalah
D. Tujuan
Untuk mengetahui pentingnya perilaku jujur agar Kita dapat saling mengingatkan dan
menyadarkan antara satu sama lain serta berfikir untuk hidup dan berkarya lebih baik lagi dengan modal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian jujur
Jujur memiliki arti kesesuaian antara apa yang diucapkan atau diperbuat
dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada,
dikatakan benar/jujur, tetapi kalau tidak, dikatakan dusta. Allah Swt. Memerintahkan
kepada kita untuk berlaku benar baik dalam perbuatan maupun ucapan, sebagaimana
firman-Nya:
Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah
Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda kesempurnaan
bagi si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang tinggi di
dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-
Dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari bahwa orang yang jujur akan
dipermudah rezeki dan segala urusannya. Contoh yang perlu diteladani, karena
kejujurannya, Nabi Muhammad saw. Dipercaya oleh Siti Khadijah untuk membawa
barang dagangan lebih banyak lagi. Ini artinya Nabi Muhammad saw. Akan
mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi, dan tentu saja apa yang dilakukan
Sebaliknya, orang yang tidak jujur atau bohong akan dipersulit rezeki dan
segala urusannya. Orang yang pernah berbohong akan terus berbohong karena untuk
Bersyukurlah bagi orang yang pernah berbohong sekali kemudian sadar dan mengakui
percaya. Jujur membuat hati kita tenang, sedangkan berbohong membuat hati jadi was-
was. Contoh seorang siswa yang tidak jujur kepada orang tua dalam hal uang saku,
pasti nuraninya tidak akan tenang apabila bertemu. Apabila orang tuanya mengetahui
Nabi menganjurkan umatnya untuk selalu jujur . karena kejujuran merupakan akhlak
mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada kebajikan , sebagaimana dijelaskan oleh
jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga…. “ ( HR
.BUKHARI )
C. Macam-Macam kejujuran
Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu jujur dalam hati atau
1. Jujur dalam niat dan kehendak. Ini kembali kepada keikhlasan. Kalau suatu amal tercampuri
dengan kepentingan dunia, maka akan merusakkan kejujuran niat, dan pelakunya bisa
dikatakan sebagai pendusta, sebagaimana kisah tiga orang yang dihadapkan kepada Allah,
yaitu seorang mujahid, seorang qari’, dan seorang dermawan. Allah menilai ketiganya telah
berdusta, bukan pada perbuatan mereka tetapi pada niat dan maksud mereka.
2. Jujur dalam ucapan. Wajib bagi seorang hamba menjaga lisannya, tidak berkata kecuali
dengan benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling
3. Jujur dalam tekad dan memenuhi janji. Contohnya seperti ucapan seseorang, “Jikalau Allah
memberikan kepadaku harta, aku akan membelanjakan semuanya di jalan Allah.” Maka yang
seperti ini adalah tekad. Terkadang benar, tetapi adakalanya juga ragu-ragu atau dusta. Hal ini
janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada
(pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya).” (QS. al-
Ahzab: 23)
“Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah, ‘Sesungguhnya jika Allah
memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah
kami termasuk orang-orang yang saleh.’ Maka, setelah Allah memberikan kepada mereka
sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka
4. Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batin, hingga tidaklah berbeda
antara amal lahir dengan amal batin, sebagaimana dikatakan oleh Mutharrif, “Jika sama
antara batin seorang hamba dengan lahiriahnya, maka Allah akan berfirman, ‘Inilah hambaku
yang benar/jujur.’”
5. Jujur dalam kedudukan agama. Ini adalah kedudukan yang paling tinggi, sebagaimana jujur
dalam rasa takut dan pengharapan, dalam rasa cinta dan tawakkal. Perkara-perkara ini
mempunyai landasan yang kuat, dan akan tampak kalau dipahami hakikat dan tujuannya.
Kalau seseorang menjadi sempurna dengan kejujurannya maka akan dikatakan orang ini
dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa
mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. al-Hujurat: 15)
Realisasi perkara-perkara ini membutuhkan kerja keras. Tidak mungkin seseorang manggapai
kedudukan ini hingga dia memahami hakikatnya secara sempurna. Setiap kedudukan
(kondisi) mempunyai keadaannya sendiri-sendiri. Ada kalanya lemah, ada kalanya pula
menjadi kuat. Pada waktu kuat, maka dikatakan sebagai seorang yang jujur. Dan jujur pada
setiap kedudukan (kondisi) sangatlah berat. Terkadang pada kondisi tertentu dia jujur, tetapi
di tempat lainnya sebaliknya. Salah satu tanda kejujuran adalah menyembunyikan ketaatan
D. Petaka kebohongan
kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa ke surga.
apa yang dikhianatkannya itu. Kemudian setiap orang akan diberi balasan yang sempurna
sesuai dengan apa yang dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi.” (Q.S. Ali ‘Imran/3:161)
menunaikan dengan baik terhadap hak-hak Allah Swt. Dan hak-hak manusia tanpa
Beberapa hikmah perilaku jujur yang dapat dipetik antara lain sebagai berikut.
a. Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat kita menjadi tenang, tidak takut akan
Kita harus menanamkan kesadaran pada diri kita untuk selalu berperilaku jujur, baik kepada
Allah Swt., orang lain, maupun diri sendiri. Jika kita sudah bisa membiasakan berperilaku
jujur, kita akan mendapatkan hikmah yang luar biasa dalam kehidupan sehari-hari.
Kita harus menyadari dan mengetahui akibat dari kebohongan sehingga kita bisa menjauhi
sifat buruk tersebut. Contoh akibat dari kebohongan adalah hilangnya kepercayaan orang lain
terhadap kita, susah mendapatkan teman bahkan tidak memiliki teman, susah mendapat
pekerjaan karena tidak dipercaya. Berperilaku jujur terkadang sangat pahit pada awalnya,
Perilaku jujur bisa diterapkan dalam berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari, baik di
sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat di mana kita tinggal. Berikut ini cara
Di sekolah, kita bisa meluruskan niat untuk menuntut ilmu, mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh ibu bapak guru, tidak menyontek pekerjaan teman, melaksanakan piket sesuai
jadwal, menaati peraturan yang berlaku di sekolah, berbicara secara benar baik kepada guru,
Di rumah, kita bisa meluruskan niat untuk berbakti kepada orang tua, memberitakan hal yang
benar. Contohnya saat meminta uang untuk kebutuhan suatu hal, tidak menutup-nutupi suatu
masalah pada orang tua, tidak melebih-lebihkan sesuatu hanya untuk membuat orang tua
senang.
Di masyarakat, kita bisa melakukan kejujuran dengan niat untuk membangun lingkungan
yang baik, tenang, dan tenteram, tidak mengarang cerita yang membuat suasana di
lingkungan tidak kondusif, tidak membuat gosip. Ketika diberi kepercayaan untuk melakukan
sesuatu yang diamanahkan, harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh, dan lain sebagainya.
Berlaku jujurlah dari mulai sekarang, Insya Allah kalian akan memperoleh hikmah dari
Dalam sebuah hadis panjang yang berasal dari Syihab diceritakan bahwa ketika Rasul kan
melakukan ghazwah (penyerangan) ke Tabuk untuk menyerang tentara Romawi dan orang-
orang Kristen di Syam salah seorang sahabat yang bernama Ka'ab bin Malik mangkir dari
pasukan perang, Ka'ab menceritakan bahwa mangkirnya ia dari peperangan tersebut bukan
karena ia sakit ataupun ada suatu masalah tertentu, bahkan menurutnya hari itu justru ia
sedang dalam kondisi prima dan lebih prima dari hari-hari sbelumnya. Tetapi entah mengapa
ia merasa enggan untuk bergabung bersama pasukan Rasul sampai akhirnya ia ditinggalkan
oleh pasukan Rasul. Sekembalinya pasukan Rasul ke Madinah iapun bergegas menemui
Rasul dan berkata jujur tentang apa yang ia lakukan, akibatnya Rasul menjadi murka begitu
pula shahabat-shahabat lainnya. Iapun dikucilkan bahkan diperlakukan seperti bukan orang
hari berselang maka turunlah wahyu kepada Rasul yang menjelaskan bahwa Allah telah
“Allah benar-benar telah menerima taubatnya Nabi, orang-orang muhajirin dan anshor yang
mengikutinya dalam saat-saat sulit setelah hampir-hampir saja hati sebagian mereka
bermasalah lalu Allah menerima taubat mereka dan taubat 3 orang yang mangkir dari jihad
sampai-sampai mereka merasa sumpek dan menderita, sesungguhnya Allah maha pengasih
dan penyayang”
Ketika ia diberi kabar gembira bahwa Allah telah menerima taubatnya, dan Rasul telah
“Ka'ab berkata demi Allah tidak ada ni'mat terbesar dari Allah setelah ni'mat hidayah Islam
selain kejujuranku kepada Rasulullah dan ketidak bohonganku kepada beliau sehingga saya
tidak binasa seperti orang-orang yang berdusta, sesungguhnya Allah berkata tentang mereka
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Jujur adalah mengatakan atau melakukan sesuatu sesuai dengan kenyataan. Lawan
jujur adalah dusta, yaitu mengatakan atau melakukan sesuatu tidak sesuai dengan apa
yang sebenarnya.
2. Jujur merupakan sebagian dari ruh agama. Barang siapa yang berbuat jujur, ia akan
4. Kejujuran bisa melemah karena melemahnya tekad, kejujuran juga bisa melemah
akibat pergaulan.
masyarakat.
B. SARAN-SARAN
Sebagai manusia biasa yang penuh kekurangan . kami menyadari bahwa makalah
hasil. Karya kami itu tidaklah sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan pihak-pihak
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Efek_kejujuran_islam
http://www.analisadaily.com/news/read/2011/06/12/3309/efek_keutamaan kejujuran
_di_masyarakat/
http://munawar.8m.net/rmh_islamiah.htm
http://maryah-ulfah.blogspot.com/2010/01/-di.html www.google.com
Diposkan oleh Nurul Hidayah di 17.40
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Poskan Komentar
Mengenai Saya
Nurul Hidayah
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2015 (4)
o ▼ November (2)
MAKALAH PERILAKU JUJUR '' SMABAR ''
Materi Laju Reaksi XI
o ► Oktober (2)
BAB I
PEENDAHULUAN
1. Apa arti perilaku jujur berdasarkan QS. Al-Maidah ayat 8 dan At-taubah ayat 119 ?
2. Bagaimana hikmah perilaku jujur dikaitkan dengan QS. Al-Maidah ayat 8 dan At-taubah ayat 119 ?
3. Bagaimana mengaplikasikan dan membiasakan berperilaku jujur sesuai dengan isi kandungan QS. Al-
Maidah ayat 8 dan At-taubah ayat 119 dalam kehidupan sehari-hari ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Sebagai wahana untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang nilai-nilai keislaman,
terutama bagaiman berprilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.
2. Sebagai bentuk tanggung jawab siswa dalam memenuhi tugas sekolah.
3. Untuk ikut berperan serta dalam kegiatan syiar Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Masalah QS. Al-Maidah ayat 8 dan AT-Taubah ayat 119
a. QS. Al-Maidah ayat 8
ْعلَ َّٰ َٰٓى أ َ ََّل ت َعۡ ِدلُو ْۚا
َ ان َق ۡو ٍم ُ َِّٰيََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ُكونُواْ قَ َّٰ َّو ِمينَ ِ َّّلِل
َ ش َهدَآَٰ َء ِب ۡٱل ِق ۡس ِِۖط َو ََل َي ۡج ِر َمنَّ ُك ۡم
ُ َشن
٨ َير ِب َما ت َعۡ َملُون ُ ُۢ ٱّلِلَ َخ ِب
َّ ٱّلِلَ ِإ َّن ُ ٱع ِدلُواْ ُه َو أ َ ۡق َر
ْۚ َّ ْب ِللت َّ ۡق َو َّٰ ِۖى َوٱتَّقُوا ۡ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan”.
b. QS. AT-Taubah ayat 119
1. Di sekolah, luruskanlah niat kita untuk menuntut ilmu, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
ibu bapak guru, tidak menyontek saat ujian, melaksanakan piket sesuai jadwal, menaati peraturan
yang berlaku di sekolah, berbicara dengan benar dan baik kepada guru, teman ataupun orang- orang
yang ada di lingkungan sekolah kita.
2. Di rumah, kita bisa meluruskan niat untuk berbakti kepada orang tua, memberitakan mereka hal-hal
yang benar. Contohnya saat meminta uang untuk kebutuhan suatu hal, tidak menutup-nutupi
masalah pada orang tua, tidak melebih-lebihkan sesuatu hanya untuk membuat orang tua senang.
3. Di masyarakat, kita dapat melakukan kejujuran dengan niat untuk membangun lingkungan yang baik,
tenang, dan tenteram, tidak mengarang cerita yang membuat suasana di lingkungan menjadi tidak
kondusif, tidak membuat gosip. Ketika diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu yang
diamanahkan, harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh, dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari materi dalam makalah ini adalah :
a. Jujur kepada Allah, yaitu menepati janji untuk taat terhadap semua perintah Allah dan meninggalkan
laranganNya. Larangan Allah yang berkaitan dengan kejujuran ialah sifat munafik. Sifat minafik
ditandai; apabila berbicara ia berbohong, kalau berjanji ia mengingkari janjinya, dan jika dipercaya ia
berkhianat. Sifat-sifat munafik ini kelihatannya tumbuh subur dan sangat mengakar sekali.
b. Jujur terhadap sesama manusia, yaitu menjaga sesuatu yang diterima dan menyampaikannya
kepada yang berhak menerimanya. Kejujuran seperti ini sangat dituntut untuk dapat diterapkan
terutama oleh para penguasa dan Ulama’ dalam membimbing masyarakat.
c. Jujur kepada diri sendiri. Allah telah membekali manusia dengan akal untuk membedakan yang hak
dan batil. Pada tataran ini, banyak manusia yang mengkhianati dirinya sendiri dengan mengambil
harta yang bukan miliknya. Prilaku seperti inilah yang membuat suburnya korupsi di tanah air ini.
d. Membiasakan perilaku jujur harus dilakukan dimana pun kita berada dalam kehidupan sehari-hari.
3.2 Saran
Jujur harus betul-betul kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari karena sifat jujur akan
mendatangkan kebahagiaan bagi diri kita maupun orang lain dan juga akan mendatangkan
pertolongan dan kasih sayang Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
http://detakberita.com/pengertian-dan-hakikat-jujur-menurut-islam/
http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2014/08/hikmah-perilaku-jujur.html
http://akmal-muballigh.blogspot.com/2012/02/meneladani-kejujuran-nabi-muhammad-saw.html
http://rockzandianto.blogspot.co.id/2013/11/prilaku-jujur-dalam-kehidupan-sehari.html
http://mulyanitanita.blogspot.co.id/2014/10/makalah-pendidikan-agama-islam-tentang.html
http://asbabunnuzulquran.blogspot.com/2014/07/quran-surat-at-taubah9-ayat-117.html
http://indonesian.irib.ir/islam/al-quran/item/54612-Tafsir_Al-Quran,_Surat_Al-Maidah_Ayat_7-11
http://titiantasbih.blogspot.com/2012/07/jujur-menuai-berkah.html
Poskan Komentar
► 2016 (10)
Daftar Blog Saya
Template Sederhana. Gambar template oleh Veronica Olson. Diberdayakan oleh Blogger.