Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sikap jujur merupakan sikap positif yang harus dimiliki setiap orang. Jujur

adalah sifat terpuji yang merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan dunia.

Kehidupan dunia tidak akan baik, dan agama juga tidak bisa tegak diatas

kebohongan, penghianatan serta perbuatan curang. Karena mulianya orang yang

jujur, baik di sisi Allah maupun di sisi manusia, kejujuran harus ditegakkan

meskipun berat dan susah. Allah SWT menyifatkan diri-Nya dengan kejujuran. Ini

merupakan bukti kesaktian jujur.

Namun jika kita melihat realita disekitar kita, kejujuran kini menjadi

sesuatu yang langka. Banyak sekali orang-orang yang menyimpang dari jalan

Allah dengan kebohongan yang dilakukannya. Seperti para pejabat pemerintahan

yang telah diberi kepercayaan menjadi Al-Wakil bagi rakyat malah memanfaatkan

amanat tersebut untuk kepentingan pribadinya.

Selain itu penerapan ketidakjujuran juga dilakukan disekolah seperti ada

oknum guru dengan terang-terangan mengajarkan anak didiknya untuk

berbohong, membiarkan anak didiknya mencontek ketika ujian, bahkan yang

sangat memperhatikan adalah sekarang banyak sekolah-sekolah yang

mengkoordinasikan pembelian kunci jawaban atas para siswanya sebagai jalan

pintas dan sebagai bahan mencontek untuk menjawab soal ujian negara.

Kejujuran seseorang akan mendatangkan banyak mudarat baik bagi

dirinya, orang lain, maupun lingkungan disekitarnya, bahkan kejujuran bisa

1
2

menjadi ciri khas seseorang. Seperti Nabi Muhammad yang diberi gelar Al-Amin

karna kejujuran Beliau yang luar biasa. Karena itu dalam makalah ini kami akan

mencoba membahas tentang kejujuran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari makalah ini, rumusan masalah yang akan

dikaji sebagai berikut:

1. Apa pengertian perilaku jujur ?

2. Apa saja macam-macam kejujuran ?

3. Bagaiman Ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang perilaku jujur ?

4. Apakah akibat dari perilaku berbohong ?

5. Apa saja manfaat dari perilaku jujur ?

6. Apa saja contoh perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari berkaitan

dengan perilaku jujur ?

C. Tujuan Penulisan

1. Menambah wawasan baru mengenai pentingnya sikap kejujuran dalam

berprilaku.

2. Menguatkan sifat kejujuran dengan didukung dengan ayat Al-Quran

dan Hadits yang jelas.

3. Melaksanakan tugas makalah Pendidikan Agama Islam.


3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Jujur

Dalam bahasa Arab, kata jujur sama maknanya dengan “ash-shidqu” atau

“shiddiq” yang berarti nyata, benar, atau berkata benar. Lawan kata ini adalah

dusta, atau dalam bahasa Arab ”al-kadzibu”. Secara istilah, jujur atau ash-shidqu

bermakna : kesesuaian antara ucapan dan perbuatan; kesesuaian antara informasi

dan kenyataan; ketegasan dan kemantapan hati; dan sesuatu yang baik yang tidak

dicampuri dengan kedustaan.

Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan

sesungguhnya dan apa adanya, tidak ditambahi ataupun dikurangi. Sifat jujur

harus dimiliki oleh setiap manusia, karna sifat ini merupakan prinsip dasar dari

cerminan ahlak seseorang. Bahkan jujur dapat menjadi kepribadian sesorang atau

bangsa, sehingga kejujuran bernilai tinggi dalam kehidupan manusia.

Sikap jujur, merupakan salah satu fadhilah yang menentukan status dan

kemajuan perseorangan dan masyarakat. Menegakkan prinsip kejujuran adalah

salah satu sendi kemaslahatan dalam hubungan antara manusia dengan manusia

dan antara satu golongan dengan golongan yang lain.

Sifat Jujur tidak dapat dimiliki dan dilaksanakan dengan baik dan sempurna

oleh orang yang tidak kukuh imannya. Orang beriman dan takwa, karena

dorongan iman dan taqwanya itu merasa diri wajib selalu berbuat dan bersikap

benar serta jujur.


4

Orang yang mempunyai sifat jujur akan dikagumi dan dihormati banyak

orang. Karena orang yang jujur selalu dipercaya orang untuk mengerjakan suatu

yang penting. Hal ini disebabkan orang yang memberi kepercayaan tersebut akan

merasa aman dan tenang.

Jujur adalah sikap yang tidak mudah untuk dilakukan jika hati tidak benar-

benar bersih. Namun sayangnya sifat yang luhur ini belakangan sangat jarang kita

temui, kejujuran sekarang ini menjadi barang langka. Saat ini kita membutuhkan

teladan yang jujur, teladan yang bisa diberi amanah umat dan menjalankan

amanah yang diberikan dengan jujur dan sebaik-baiknya. Dan teladan yang paling

baik, yang patut dicontoh kejujurannya adalah manusia paling utama yaitu

Rasulullah saw. Kejujuran adalah perhiasan Rasulullah saw. dan orang-orang

yang berilmu.

B. Macam-macam Kejujuran

Imam Al-Ghazali menyebut ada 5 (lima) bentuk kejujuran, yaitu :

1. Jujur dalam ucapan.

Tiap kata yang meluncur dari bibir dan lisan seseorang wajib memuat

dan mengandung kebenaran. Bukan gunjingan, gosip, dan fitnah. Jujur

dalam perkataan adalah bentuk kejmasyhur. Setiap hamba berkewajiban

menjaga lisannya, yakni berbicara jujur dan dianjurkan menghindari

kata-kata sindiran karna hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali

jika sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu.

Jujur dalam perkataan hanya boleh dilanggar dalam 3 hal, yakni ketika
5

Istri memuji suaminya atau sebaliknya, ketika mengatakan orang yang

dicari tidak ada ketika orang tersebut hendak dihakimi namun tidak

bersalah, dan ketika menyalahi kejujuran untuk mendamaikan orang

yang sedang berselisih hingga damai kembali. Rasulullah

Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang beriman

kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”

(HR. Bukhari-Muslim)

2. Jujur dalam berniat.

Tanda niat yang benar, salah satu tandanya, berbanding lurus dengan

perbuatan di lapangan kehidupan. Niat saja belum cukup jika tidak

diiringi dengan kemauan dan kejujuran bahwa dirinya akan berupaya

sekuat tenaga mewujudkan niatnya tersebut. Allah Swt. Mengingatkan

orang-orang yang berjihad di jalan-Nya bahwa jika mereka berniat

mendapatkan Ridha-Nya, mengorbankan harta dan jiwanya demi

tegaknya Agama Islam berarti dia telah mempersembahkan yang

terbaik bagi agama, dunia, dan akhirat mereka. Misalnya jika seseorang

telah berniat dan berikrar bahwa ia senantiasa menyembah kepada

Allah SWT., namun ternyata ia jarang mengingat Allah karna

kepentingan Duniawinya maka dikatakan orang tersebut tidak jujur

dalam niatnya.

3. Jujur dalam kemauan dan merealisasikannnya.

Jujur dalam kemauan merupakan usaha agar terhindar dari kesalahan-

kesalahan dalam menyampaikan kebenaran. Berpikir masak-masak


6

sebelum bertindak, menimbang baik-buruk dengan ‘kacamata’ Allah

adalah tanda jujur dalam kemauan ini. Pada saat seseorang telah jujur

dalam kemauan, tidak ada hal yang ingin ia gapai selain melakukan

perkara yang dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Kemauan atau

tekad yang dimaksudkan adalah seperti perkataan seseorang, “jika

Allah memberiku harta, aku akan menginfakkan semuanya”. Keinginan

seperti ini adakalanya benar-benar jujur dan ada kalanya pula masih

diselimuti kebimbangan. Kejujuran dalam merealisasikan keinginan,

seperti apabila seseorang bertekad dengan jujur untuk bersedekah.

Tekad tersebut bisa terlaksana juga bisa tidak karna tiba-tiba ia

memiliki kebutuhan mendesak, sehingga tekadnya hilang. Atau lebih

mengedepankan kepentingan nafsunya. Berkaitan dengan hal ini Allah

Swt. Berfirman: ”Di antara orang mukmin itu ada orang-orang yang

menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah Swt. Dan

diantara itu ada yang gugur, dan ada pula yang menunggu-nunggu dan

mereka tidak sedikitpun mengubah (janjinya).” (Al-Ahzab 33/23)

4. Jujur dalam menepati janji.

Jujur Menepati janji bukan sembarang sikap. Menepati janji berarti

mempertaruhkan harkat dan martabat dirinya di hadapan orang lain

demi memberi keyakinan pada orang tersebut bahwa ia sanggup untuk

membayarnya. Dengan sikap jujur, janji akan tertunai dan amanah akan

dijalankan.
7

5. Jujur dalam perbuatan.

Sebagaimana Al-Ghazali menyatakan makna jujur dalam niat dan

perkataan, pada traktak bentuk kejujuran yang kelima ini, Ghazali

menggaris bawahi agar kita melengkapi diri dengan jujur dalam

perbuatan. Ucapan yang baik dan niat tulus akan menjadi semakin

indah jika ada wujud amal dalam kenyataan. Jujur dalam perbuatan

artinya memperlihatkan sesuatu apa-adanya. Tidak berbasa-basi. Tidak

membuat-buat. Tidak menambah dan mengurangi. Apa yang ia yakini

sebagai kejujuran dan kebenaran, ia jalan dengan keyakinan kuat bahwa

Allah Subhannahu wa Ta'ala bersama orang-orang yang benar-benar

sebenar-benarnya.

C. Ayat dan Hadist tentang Perilaku Jujur

Perilaku jujur bukan hanya diatur oleh aturan duniawi, namun di dalam Al-

Qur’an Allah Swt. Sudah secara khusus berfirman tentang kewajiban untuk

berperilaku jujur. Nabi Muhammad SAW. Juga mengungapkan perilaku jujur

dalam Ucapan-ucapan dan perbuatannya dalam bentuk Hadis. Diantaranya

sebagai berikut :

1. Ayat Al-Qur’an tentang Kejujuran

a. Surat At-Taubah Ayat 119

َّ ْ‫َّٰيََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ٱتَّقُوا‬


َّ َّٰ ‫ٱَّللَ َو ُكونُواْ َم َع ٱل‬
َ‫ص ِدقِين‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada
Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (Q.S.
At-Taubah: 119)
8

b. Surat Az-Zumar ayat 33


َٰٓ
َ‫صدَّقَ ِب ِ َٰٓۦه أ ُ ْو َّٰلَئِكَ ُه ُم ۡٱل ُمتَّقُون‬ ِ ‫َوٱلَّذِي َجا َٰٓ َء ِب‬
ِ ‫ٱلص ۡد‬
َ ‫ق َو‬
Artinya: Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan
membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa (Q.S.
Az-Zumar: 33)

c. Surat Al-Maidah Ayat 8

ُ َ‫شن‬
‫ان‬ ُ ِ‫َّٰيََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ُكونُواْ قَ َّٰ َّو ِمينَ ِ ََّّلل‬
َ ‫ش َهدَآَٰ َء ِب ۡٱل ِق ۡس ِِۖط َو ََل يَ ۡج ِر َمنَّ ُك ۡم‬

ُ ُۢ ‫ٱَّللَ َخ ِب‬
‫ير‬ َّ ‫ٱَّللَ ِإ َّن‬ ۡ ْ‫علَ َّٰ َٰٓى أ َ ََّل ت َعۡ ِدلُو ْۚا‬
ُ ‫ٱع ِدلُواْ ُه َو أ َ ۡق َر‬
ْۚ َّ ْ‫ب ِللت َّ ۡق َو َِّٰۖى َوٱتَّقُوا‬ َ ‫قَ ۡو ٍم‬

َ‫ِب َما ت َعۡ َملُون‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi


orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah,
menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan (Q.S. al-Maidah :8)

d. Surat An-Nahl Ayat 105


َٰٓ
َ‫ٱَّللِ َوأ ُ ْو َّٰلَئِكَ ُه ُم ۡٱل َّٰ َك ِذبُون‬ َ ‫إِنَّ َما يَ ۡفت َِري ۡٱل َكذ‬
ِ َ‫ِب ٱلَّذِينَ ََل ي ُۡؤ ِمنُونَ بِا َّٰي‬
ِۖ َّ ‫ت‬

Artinya: Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan,


hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah,
dan mereka itulah orang-orang pendusta (Q.S. An-Nahl: 105)

e. Surat Al-Ankabut Ayat 3

َ‫صدَقُواْ َولَيَعۡ لَ َم َّن ۡٱل َّٰ َك ِذبِين‬


َ َ‫ٱَّللُ ٱلَّذِين‬
َّ ‫َولَقَ ۡد فَتَنَّا ٱلَّذِينَ ِمن قَ ۡب ِل ِه ِۡۖم فَلَيَعۡ لَ َم َّن‬
Artinya: Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang
sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-
orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang
yang dusta (Q.S. Al-Ankabut: 3)

2. Hadist tentang Kejujuran

a. Hadist dari Abdullah bin Mas’ud ra.


9

1) Diriwayatkan dari ‘Abdullah ra., Rasulullah Saw. bersabda,

“Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu

pada kebenaran, dan kebenaran menuntunmu ke surga. Dan

sesantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur sehingga dia

tercatat di sisi Allah Swt. sebagai orang yang jujur. Dan

hindarilah olehmu berlaku dusta karena kedustaan menuntunmu

pada kejahatan, dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dan

seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia

tercatat di sisi Allah Swt. sebagai pendusta.” (HR. Muslim)

2) Dari Abdullah ia berkata, "Rasulullah Saw bersabda: "Jauhilah

kebohongan, sebab kebohongan menggiring kepada keburukkan,

dan keburukkan akan menggiring kepada neraka. Dan sungguh,

jika seseorang berbohong dan terbiasa dalam kebohongan

hingga di sisi Allah ia akan ditulis sebagai seorang pembohong.

Dan hendaklah kalian jujur, sebab jujur menggiring kepada

kebaikan, dan kebaikan akan menggiring kepada surga. Dan

sungguh, jika seseorang berlaku jujur dan terbiasa dalam

kejujuran hingga di sisi Allah ia akan ditulis sebagai orang yang

jujur." (HR. Abu Dawud)

D. Petaka Kebohongan

Betapa berbahayanya sebuah kebohongan, kebohongan akan mengantarkan

pelakunya tidak dipercaya lagi oleh orang lain. Ketika seseorang sudah berani
11

Syaikh Muhammad al-Ghazali mengatakan, bahwa menjaga amanah ialah

menunaikan dengan baik terhadap hak-hak Allah Swt. Dan hak-hak manusia

tanpa terpengaruh oleh perubahan keadaan, baik susah maupun senang.

E. Manfaat Perilaku Jujur

Sikap dan perilaku jujur membawa banyak manfaat bagi orang yang

melaksanakannya, diantaranya yaitu:

yaitu:

1. Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat pelakunya menjadi

tenang karena ia tidak takut akan diketahui kebohongannya. Baginda Rasul

SAW bersabda, ‘’Tinggalkanlah apa yang meragukanmu menuju perkara

yang tidak meragukanmu, sesungguhnya jujur adalah ketenangan sedangkan

dusta adalah keraguan.’’ (HR Turmudzi dari riwayat Hasan bin Ali).

2. Mendapat pahala seperti pahala orang syahid di jalan Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, ‘’Barang siapa meminta mati syahid dengan

jujur, maka Allah akan mengantarkannya ke dalam golongan orang-orang

syahid, walaupun ia mati di atas kasurnya.’’ (HR Muslim) .

3. Selamat dari bahaya. Orang yang jujur walaupun pertama-tama ia merasa

berat akan tetapi pada akhirnya ia akan selamat dari berbagai bahaya.

Rasulullah SAW telah bersabda, ‘’Berperangailah selalu dengan kejujuran!

Jika engkau melihatnya jujur itu mencelakakan maka pada hakikatnya ia

merupakan keselamatan.’’ (HR Ibnu Abi Ad-Dunya dari riwayat Manshur

bin Mu’tamir).
12

4. Dijamin masuk surga, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW,

‘’Berikanlah kepadaku enam perkara niscaya aku akan jamin engkau masuk

surga: jujurlah jika engkau bicara, tepatilah jika engkau berjanji, tunaikanlah

jika engkau diberi amanat, jagalah kemaluanmu, tundukkan pandanganmu,

dan jagalah tanganmu.’’ (HR Ahmad dari riwayat ‘Ubadah bin Ash-

Shamit).

5. Dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda, ‘’Jika

engkau ingin dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka tunaikanlah jika

engkau diberi amanah, jujurlah jika engkau bicara, dan berbuat baiklah

terhadap orang sekelilingmu.’’ (HR Ath-Thabrani). Demikianlah, jujur

penting sekali, terutama di masa ketika segala aspek kehidupan dipenuhi

kepalsuan dan dusta. Di manapun berada, kejujuran harus di atas segalanya.

Jujur adalah simbol profesionalisme kerja dan inti dari kebaikan hati nurani

seseorang.

6. Dampak sikap jujur dalam keluarga tentunya membuat anggota keluarga

tersebut menjadi nyaman, karena antar keluarga dapat berinteraksi tanpa

beban dan saling membantu apabila ada maslah dalam satu pihak keluarga.

7. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tak merasa di bebani. Maksudnya

bila kita jujur tentunya tidak ada kebohongan yang harus di tutup-tutupi.

Dalam hal lisan secara otomatis dapat berbicara tanpa ada larangan atau

pantangan yang harus dibicarakan dan bisa mengungkapkan kata-kata

secara leluasa dan mencritakan segala yang terjadi. Sedangkan dalam hal
13

perbuatan tidak ada yang harus disembunyi-sembunyikan. Secara leluasa

dapat bebas melakukan sesuatu tanpa takut ketahuan oleh siapapun.

8. Timbul rasa percaya diri pada diri sendiri. Merasa optimis mampu

melakukan sesuatunya tanpa ada rasa ragu dalam benak dengan dasar-dasar

yang kuat walaupun hasil yang tidak memuaskan. Segala apapun, apabila

dilakukan dengan rasa percaya diri akan terasa senang karena dapat sebagai

ukuran kemampuaannya. Tentunya dimasa yang akan datang akan sangat

mempengaruhi dalam kehidupan di dalam banyak hal, mulai dari pekerjaan,

hubungan keluarga, hubungan masyarakat, hubungan pertemanan dan

banyak lagi.

9. Bersikap jujur dalam kehidupan masyarakat tentunya akan banyak

membawa dampak positif. Misal saja jika kita jujur dalam hal pemilu pasti

akan tidak ada lagi yang suap menyuap. Fakta dalam masyarakat kalau ada

pemilihan pemimpin baru, entah itu Presiden atau Gubernur atau Bupati

hingga sampai pemilihan ketua RTpun banyak yang melakukan suap agar

memenangkan dalam pemilihan. Bahkan yang menerima itu termasuk sama

dengan yang menyuap. Karena dengan menerima suap tadi, maka dengan

terpaksa harus memilih yang sudah diperintahkan orang yang meyuap, dan

bukan dari hati nurani sendiri.

10. Bagi seorang pelajar tentunya mempunyai angan-angan untuk mendapatkan

sebuah pekerjaan yang enak tetepi dapat menghasilkan uang banyak. Nah,

dengan mempunyai perilaku yang jujur tentunya akan mempermudah untuk

mendapatkan dan lebih-lebih menciptakan sebuah pekerjaan yang di


14

inginkan. Hal ini dikarenakan seseorang yang mempunyai sikap jujur maka

ia akan mudah mengerti jika diberikan sebuah persoalan-persolan yang

ditugaskannya kepada seseorang tersebut. Kemungkinan besar akan

mempermudah menyelesaikan tugas-tugasnya dan cepat tanggap dengan

segala masalah-masalah yang menghadang.

F. Contoh Perilaku Jujur

Perilaku jujur bukan hanya dijadikan teori, namun harus dipahami dan

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Penerapan perilaku jujur dalam

kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat

misalnya sebagai berikut:

1. Meminta izin atau berpamitan kepada orang tua ketika akan pergi

kemanapun, sehingga orang tua kita akan percaya dan yakin bahwa kita

pergi ketujuan yang baik.

2. Tidak meminta sesuatu diluar kesanggupan orang tua kita agar orang tua

tidak terbebani.

3. Mengembalikan uang sisa belanja meskipun kedua orang tua tidak

mengetahuinya, sehingga orang tua akan percaya dan kadang memberi kita

uang yang lebih lagi.

4. Melaporkan hasil belajar meskipun dengan nilai yang kurang memuaskan.

5. Tidak memberi atau meminta jawaban kepada teman ketika sedang ulangan

atau ujian sekolah meskipun teman akrab.

6. Mengatakan dengan sejujurnya alasan keterlambatan datang atau

ketidakhadiran ke sekolah, bukan dengan mengarang alasan.


15

7. Mengembalikan barang-barang yang dipinjam dari teman atau orang lain

meskipun barang tersebut tampak tidak begitu berharga.

8. Memenuhi undangan orang lain ketika tidak ada hal yang menghalangi.

9. Tidak menjanjikan sesuatu yang tidak dapat kita penuhi.

10. Mengembalikan barang temuan kepada pemiliknya atau melalui pihak yang

bertanggung jawab.

11. Membayar sesuatu sesuai dengan harga yang telah disepakati. Misalnya

ketika membayar makanan yang diambil tanpa mengurangi meskpiun si

penjual tidak mengetahui.


16

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan

sesungguhnya dan apa adanya, tidak ditambahi ataupun dikurangi. Sifat jujur

harus dimiliki oleh setiap manusia, karna sifat ini merupakan prinsip dasar dari

cerminan ahlak seseorang. Bahkan jujur dapat menjadi kepribadian sesorang atau

bangsa, sehingga kejujuran bernilai tinggi dalam kehidupan manusia.

Perilaku jujur mendatangkan banyak manfaat bagi kita yang

melaksanaknnnya. Dan Allah Swt. Pun telah menjelaskan kewajiban berperilaku

jujur dalam Ayat-Ayat Al-Qur’an maupun dalam Hadis Rasulullah Saw.

Rasulullah telah banyak mencontohkan sikap-sikap teladan melalui

perbuatannya. Sehingga kita sebagai umatnya harus menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari kita juga.

B. Saran

Perilaku jujur sangat penting bagi kehidupan kita dalam berbagai aspek

sehingga perilaku jujur wajib menjadi sikap setiap orang. Berdasarkan


17

pembahasan sebelumnya, kita dapat membuat beberapa solusi sebagai perubahan

perilaku kita, diantaranya:

1. Menanamkan pentingnya perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.

2. Senantiasa melaksanakan kejujuran dimanapun dan kapanpun

3. Mempertahankan kejujuran dalam keadaan apapun

Dengan melaksanakan Kejujuran kita akan merasakan kasih dan Ridha

Allah Swt karena sesungguhnya Allah Swt mencintai orang-orang yang jujur.

Kami sangat berharap untuk memberikan kritik dan saran yang membangun .

Kami ucapkan terima kasih kepada para pembaca sekalian, kemampuan kami

tidak apa-apa tanpa dukungan teman-teman seperjuangan, ibu/bapak guru, dan

ridha Allah Swt.

Anda mungkin juga menyukai