Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Nabi Muhammad SAW. Diutus ke bumi untuk menyempurnakan ahlak manusia.


Keluruhan ahlak merupakan cermin kepribadian seseorang. Di dalam Al-Qur’an telah dijelaskan
dalam ayat-ayat suci Allah SWT tentang ahlak-ahlak terpuji yang wajib dijalankan oleh setiap
mukmin yang beriman. Nabi Muhammad SAW. Bersabda “orang yang paling baik islamnya
adalah orang yang paling baik islamnya”, dengan kata lain hanya ahlak mulia yang dipenuhi
dengan sifat kasih sayang sajalah yang bisa menjadi bukti kekuatan akidah dan kebaikan ibadah.

Sifat jujur merupakan salah satu ahlak yang tepuji bahkan menjadi sifat wajib bagi setiap
nabi dan rasul. Jujur adalah sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu yang diamanatkan,
seseorang yang jujur disebut al-Amin. Sifat jujur merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
segala aspek kehidupan, sehingga perilaku jujur harus senantiasa diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari agar segala sesuatu yang dilaksanakan senantiasa memperoleh ridah dari Allah SWT.
Amin YaRabbal Alamin.

Kandis, 24 September 2018

penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………..

Daftar isi………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………

A. Latar Belakang………………………………………………………………..

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….

C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………

A. Pengertian Perilaku Jujur…………………………………………………….

B. Pembagian Perilaku Jujur…………………………………………………….

C. Ayat Dan Hadis Tentang Perilaku Jujur……………………………………..

D. Manfaat Perilaku Jujur……………………………………………………….

E. Pesan Teladan Rasulullah Tentang Perilaku Jujur…………………………...

F. Contoh Perilaku Jujur………………………………………………………...

BAB III PENUTUP………………………………………………………………….

A. Kesimpulan…………………………………………………………………...

B. Saran………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penulis kitab al-Manazil mengatakan bahwa jujur adalah istilah untuk mengungkapkan hakikat
sesuatu yang berwujud kejadian yang sesuai dengan kenyataannya. Makna lain kejujuran
adalah tercapainya sesuatu dengan sempurna, beserta kekuatan dan seluruh elemennya.

Seorang hamba wajib berperilaku jujur ketika ia bermunajat kepada Tuhannya. Misalkan ketika
ia berikrar, “sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhan yang telah menciptakan langit dan
bumi,” tetapi ternyata hatinya tidak pernah mengingat Allah SWT, dan sibuk dengan
kepentingan duniawinya. Itu berarti dia telah mendustai Allah SWT. Kejujuran bergantung pada
keikhlasan seseorang. Jika amalannya tidak murni untuk Allah Swt., tetapi demi kepentingan
nafsunya berarti dia tidak jujur dalam berniat, bahkan bisa dikatakan telah berbohong. Ini
adalah perkara yang berkaitan dengan niat yang tulus adalah pondasi untuk setiap amal.

Namun jika kita melihat realita disekitar kita, kejujuran kini menjadi sesuatu yang langka.
Banyak sekali orang-orang yang menyimpang dari jalan Allah dengan kebohongan yang
dilakukannya. Seperti para pejabat pemerintahan yang telah diberi kepercayaan menjadi Al-
Wakil bagi rakyat malah memanfaatkan amanat tersebut untuk kepentingan pribadinya.

Oleh karna itu, perlu pemahaman yang lebih mendalam tentang hakikat perilaku jujur. Karna
sesungguhnya dalam ayat-ayat Al-qur’an dan Hadis telah dijelaskan pula tentang sifat jujur.
Bahkan Nabi Muhammad SAW banyak memberikan pesan-pesan mulia melalui perilaku jujur
beliau.

Kejujuran seseorang akan mendatangkan banyak mudarat baik bagi dirinya, orang lain, maupun
lingkungan disekitarnya, bahkan kejujuran bisa menjadi cirri khas seseorang. Seperti Nabi
Muhammad yang diberi gelar Al-Amin karna kejujuran Beliau yang luar biasa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari makalah ini, rumusan masalah yang akan dikaji sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian perilaku jujur
2. Apa saja pembagian sifat jujur
3. Bagaiman Ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang perilaku Jujur
4. Apa saja manfaat dari perilaku jujur
5. Apa saja contoh pesan-pesan mulia Nabi Muhammad SAW melalui perilaku jujur
6. Apa saja contoh perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan perilaku
jujur

C. Tujuan Penulisan

Berkaitan dengan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan dari makalah ini antara lain:
1. Sebagai bahan diskusi
2. Mengkaji pengertian Ahlak mulia Jujur
3. Menguraikan pembagian perilaku sifat jujur
4. Memaparkan ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang perilaku jujur
5. Menguraikan Manfaat Perilaku Jujur
6. Memberikan contoh pesan teladan Nabi Muhammad SAW melalui perilaku jujur
7. Menguraikan contoh perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sifat Jujur

Dalam bahasa Arab, kata jujur sama maknanya dengan “ash-shidqu” atau “shiddiq” yang berarti
nyata, benar, atau berkata benar. Lawan kata ini adalah dusta, atau dalam bahasa Arab ”al-
kadzibu”. Secara istilah, jujur atau ash-shidqu bermakna:

(1) kesesuaian antara ucapan dan perbuatan;

(2) kesesuaian antara informasi dan kenyataan;

(3) ketegasan dan kemantapan hati; dan

(4) sesuatu yang baik yang tidak dicampuri dengan kedustaan.

Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan sesungguhnya dan
apa adanya, tidak ditambahi ataupun dikurangi. Sifat jujur harus dimiliki oleh setiap manusia,
karna sifat ini merupakan prinsip dasar dari cerminan ahlak seseorang. Bahkan jujur dapat
menjadi kepribadian sesorang atau bangsa, sehingga kejujuran bernilai tinggi dalam kehidupan
manusia.

Sikap jujur, merupakan salah satu fadhilah yang menentukan status dan kemajuan
perseorangan dan masyarakat. Menegakkan prinsip kejujuran adalah salah satu sendi
kemaslahatan dalam hubungan antara manusia dengan manusia dan antara satu golongan
dengan golongan yang lain.

Dampak dari sifat jujur adalah menimbulkan rasa berani, karena tidak ada orang yang merasa
tertipu dengan sifat yang diberikan kepada orang lain dan bahkan orang merasa senang dan
percaya terhadap pribadi orang yang jujur. Pepatah ada mengatakan “berani karena benar,
takut karena salah”.

Sifat Jujur tidak dapat dimiliki dan dilaksanakan dengan baik dan sempurna oleh orang yang
tidak kukuh imannya. Orang beriman dan takwa, karena dorongan iman dan taqwanya itu
merasa diri wajib selalu berbuat dan bersikap benar serta jujur.

Orang yang mempunyai sifat jujur akan dikagumi dan dihormati banyak orang. Karena orang
yang jujur selalu dipercaya orang untuk mengerjakan suatu yang penting. Hal ini disebabkan
orang yang memberi kepercayaan tersebut akan merasa aman dan tenang.
Jujur adalah sikap yang tidak mudah untuk dilakukan jika hati tidak benar-benar bersih. Namun
sayangnya sifat yang luhur ini belakangan sangat jarang kita temui, kejujuran sekarang ini
menjadi barang langka. Saat ini kita membutuhkan teladan yang jujur, teladan yang bisa diberi
amanah umat dan menjalankan amanah yang diberikan dengan jujur dan sebaik-baiknya. Dan
teladan yang paling baik, yang patut dicontoh kejujurannya adalah manusia paling utama yaitu
Rasulullah saw. Kejujuran adalah perhiasan Rasulullah saw. dan orang-orang yang berilmu.

B. Pembagian Sifat Jujur

Kejujuran menjadi buah bibir banyak orang. kejujuran hadir dengan gaung yang membahana.
Kita seakan baru mengenal kata dan sifat mulia, “jujur”. Entah karena seringnya ber dusta dan
kebohongan oleh perilaku kita sendiri ataukah karena seringnya kita dibohongi sehingga kita
menjadi heboh dengan “kejujuran.” Padahal, melakukan dan mengucapkan kebenaran telah
diajarakan dalam Al-qur'an. Melaksanakan dan melafalkan dengan penuh kejujuran telah
diungkap oleh Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam. Padahal, mengamalkan dan melontarkan
kebenaran telah disinggung oleh para Ulama".

Para Ulama berkata, “Langkah awal kejujuran itu adalah menjauhi dusta di semua ucapan.
Kejujuran menjadi pintu masuk dalam perbuatan, niat, kenyataan hidup, dan di semua lini
kedudukan.”

Jujur bukan hanya dalam perkataan, namun kejujuran juga dinilai mulai dari niat seseorang,
perbuatan, bahkan pikiran seseorang.

Imam Al-Ghazali menyebut ada Lima Bentuk Kejujuran. Yaitu :

1. Jujur dalam ucapan

Tiap kata yang meluncur dari bibir dan lisan seseorang wajib memuat dan mengandung
kebenaran. Bukan gunjingan, gosip, dan fitnah.

Jujur dalam perkataan adalah bentuk kejmasyhur. Setiap hamba berkewajiban menjaga
lisannya, yakni berbicara jujur dan dianjurkan menghindari kata-kata sindiran karna hal itu
sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada
saat-saat tertentu.

Jujur dalam perkataan hanya boleh dilanggar dalam 3 hal, yakni ketika Istri memuji suaminya
atau sebaliknya, ketika mengatakan orang yang dicari tidak ada ketika orang tersebut hendak
dihakimi namun tidak bersalah, dan ketika menyalahi kejujuran untuk mendamaikan orang
yang sedang berselisih hingga damai kembali.
Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan
hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari-Muslim)

2. Jujur dalam berniat

Tanda niat yang benar, salah satu tandanya, berbanding lurus dengan perbuatan di lapangan
kehidupan. Niat saja belum cukup jika tidak diiringi dengan kemauan dan kejujuran bahwa
dirinya akan berupaya sekuat tenaga mewujudkan niatnya tersebut.

Allah Swt. Mengingatkan orang-orang yang berjihad di jalan-Nya bahwa jika mereka berniat
mendapatkan Ridha-Nya, mengorbankan harta dan jiwanya demi tegaknya Agama Islam berarti
dia telah mempersembahkan yang terbaik bagi agama, dunia, dan akhirat mereka.

Misalnya jika seseorang telah berniat dan berikrar bahwa ia senantiasa menyembah kepada
Allah SWT., namun ternyata ia jarang mengingat Allah karna kepentingan Duniawinya maka
dikatakan orang tersebut tidak jujur dalam niatnya.

3. Jujur dalam kemauan dan merealisasikannnya

Jujur dalam kemauan merupakan usaha agar terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam
menyampaikan kebenaran. Berpikir masak-masak sebelum bertindak, menimbang baik-buruk
dengan ‘kacamata’ Allah adalah tanda jujur dalam kemauan ini.
Pada saat seseorang telah jujur dalam kemauan, tidak ada hal yang ingin ia gapai selain
melakukan perkara yang dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Kemauan atau tekad yang dimaksudkan adalah seperti perkataan seseorang, “jika Allah
memberiku harta, aku akan menginfakkan semuanya”. Keinginan seperti ini adakalanya benar-
benar jujur dan ada kalanya pula masih diselimuti kebimbangan. Kejujuran dalam
merealisasikan keinginan, seperti apabila seseorang bertekad dengan jujur untuk bersedekah.
Tekad tersebut bisa terlaksana juga bisa tidak karna tiba-tiba ia memiliki kebutuhan mendesak,
sehingga tekadnya hilang. Atau lebih mengedepankan kepentingan nafsunya. Berkaitan dengan
hal ini Allah Swt. Berfirman:

”Di antara orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan
kepada Allah Swt. Dan diantara itu ada yang gugur, dan ada pula yang menunggu-nunggu dan
mereka tidak sedikitpun mengubah (janjinya).” (Al-Ahzab 33/23.
4. Jujur dalam menepati janji

Janji adalah hutang, demikian kalimat yang sering terngiang. Karena hutang, maka wajib untuk
dibayar sesuai dengan nilainya. Menepati janji bukan sembarang sikap. Menepati janji berarti
mempertaruhkan harkat dan martabat dirinya di hadapan orang lain demi memberi keyakinan
pada orang tersebut bahwa ia sanggup untuk membayarnya. Dengan sikap jujur, janji akan
tertunai dan amanah akan dijalankan.

5. Jujur dalam perbuatan

Sebagaimana Al-Ghazali menyatakan makna jujur dalam niat dan perkataan, pada traktak
bentuk kejujuran yang kelima ini, Ghazali menggaris bawahi agar kita melengkapi diri dengan
jujur dalam perbuatan.

Ucapan yang baik dan niat tulus akan menjadi semakin indah jika ada wujud amal dalam
kenyataan. Jujur dalam perbuatan artinya memperlihatkan sesuatu apa-adanya. Tidak berbasa-
basi. Tidak membuat-buat. Tidak menambah dan mengurangi. Apa yang ia yakini sebagai
kejujuran dan kebenaran, ia jalan dengan keyakinan kuat bahwa Allah Subhannahu wa Ta'ala
bersama orang-orang yang benar-benar sebenar-benarnya.

C. Ayat-Ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang perilaku jujur

Perilaku jujur bukan hanya diatur oleh aturan duniawi, namun di dalam Al-Qur’an Allah Swt.
Sudah secara khusus berfirman tentang kewajiban untuk berperilaku jujur. Nabi Muhammad
SAW. Juga mengungapkan perilaku jujur dalam Ucapan-ucapan dan perbuatannya dalam
bentuk Hadis. Diantaranya ebagai berikut :

D. Manfaat Perilaku Jujur

Sikap dan perilaku jujur membawa banyak manfaat bagi orang yan melaksanakannya,
diantaranya yaitu:

1. Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat pelakunya menjadi tenang karena ia
tidak takut akan diketahui kebohongannya. Baginda Rasul SAW bersabda, ‘’Tinggalkanlah apa
yang meragukanmu menuju perkara yang tidak meragukanmu, sesungguhnya jujur adalah
ketenangan sedangkan dusta adalah keraguan.’’ (HR Turmudzi dari riwayat Hasan bin Ali).

2. Mendapat pahala seperti pahala orang syahid di jalan Allah SWT. Rasulullah SAW
bersabda, ‘’Barang siapa meminta mati syahid dengan jujur, maka Allah akan mengantarkannya
ke dalam golongan orang-orang syahid, walaupun ia mati di atas kasurnya.’’ (HR Muslim) .
3. Selamat dari bahaya. Orang yang jujur walaupun pertama-tama ia merasa berat akan
tetapi pada akhirnya ia akan selamat dari berbagai bahaya. Rasulullah SAW telah bersabda,
‘’Berperangailah selalu dengan kejujuran! Jika engkau melihatnya jujur itu mencelakakan maka
pada hakikatnya ia merupakan keselamatan.’’ (HR Ibnu Abi Ad-Dunya dari riwayat Manshur bin
Mu’tamir).

4. Dijamin masuk surga, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW, ‘’Berikanlah


kepadaku enam perkara niscaya aku akan jamin engkau masuk surga: jujurlah jika engkau
bicara, tepatilah jika engkau berjanji, tunaikanlah jika engkau diberi amanat, jagalah
kemaluanmu, tundukkan pandanganmu, dan jagalah tanganmu.’’ (HR Ahmad dari riwayat
‘Ubadah bin Ash-Shamit).

5. Dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda, ‘’Jika engkau ingin dicintai
oleh Allah dan Rasul-Nya, maka tunaikanlah jika engkau diberi amanah, jujurlah jika engkau
bicara, dan berbuat baiklah terhadap orang sekelilingmu.’’ (HR Ath-Thabrani). Demikianlah,
jujur penting sekali, terutama di masa ketika segala aspek kehidupan dipenuhi kepalsuan dan
dusta. Di manapun berada, kejujuran harus di atas segalanya. Jujur adalah simbol
profesionalisme kerja dan inti dari kebaikan hati nurani seseorang.

6. Dampak sikap jujur dalam keluarga tentunya membuat anggota keluarga tersebut menjadi
nyaman, karena antar keluarga dapat berinteraksi tanpa beban dan saling membantu apabila
ada maslah dalam satu pihak keluarga.

7. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tak merasa di bebani. Maksudnya bila kita jujur
tentunya tidak ada kebohongan yang harus di tutup-tutupi. Dalam hal lisan secara otomatis
dapat berbicara tanpa ada larangan atau pantangan yang harus dibicarakan dan bisa
mengungkapkan kata-kata secara leluasa dan mencritakan segala yang terjadi. Sedangkan
dalam hal perbuatan tidak ada yang harus disembunyi-sembunyikan. Secara leluasa dapat
bebas melakukan sesuatu tanpa takut ketahuan oleh siapapun.

8. Timbul rasa percaya diri pada diri sendiri. Merasa optimis mampu melakukan sesuatunya
tanpa ada rasa ragu dalam benak dengan dasar-dasar yang kuat walaupun hasil yang tidak
memuaskan. Segala apapun, apabila dilakukan dengan rasa percaya diri akan terasa senang
karena dapat sebagai ukuran kemampuaannya. Tentunya dimasa yang akan datang akan sangat
mempengaruhi dalam kehidupan di dalam banyak hal, mulai dari pekerjaan, hubungan
keluarga, hubungan masyarakat, hubungan pertemanan dan banyak lagi.
E. Pesan-Pesan Teladan Nabi Muhammad SAW Melalui Perilaku Jujur

Seperti dikatakan pada awal pembahasan, bahwa Nabi Muhammad SAW telah mencontohkan
perilaku Jujur dalam kehidupan sehari-hari melalui kisah-kisah teladan yang memberikan pesan-
pesan mulia bagi umatnya. Berikut beberapa kisah-kisah teladan tentang perilaku jujur:

F. Contoh Penerapan Perilaku Jujur Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Perilaku jujur bukan hanya dijadikan teori, namun harus dipahami dan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari kita. Penerapan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari baik di
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat misalnya sebagai berikut:

1. Meminta izin atau berpamitan kepada orang tua ketika akan pergi kemanapun, sehingga
orang tua kita akan percaya dan yakin bahwa kita pergi ketujuan yang baik.

2. Tidak meminta sesuatu diluar kesanggupan orang tua kita agar orang tua tidak terbebani.

3. Mengembalikan uang sisa belanja meskipun kedua orang tua tidak mengetahuinya,
sehingga orang tua akan percaya dan kadang memberi kita uang yang lebih lagi.

4. Melaporkan hasil belajar meskipun dengan nilai yang kurang memuaskan.

5. Tidak memberi atau meminta jawaban kepada teman ketika sedang ulangan atau ujian
sekolah meskipun teman akrab.

6. Mengatakan dengan sejujurnya alasan keterlambatan datang atau ketidakhadiran ke


sekolah, bukan dengan mengarang alasan.

7. Mengembalikan barang-barang yang dipinjam dari teman atau orang lain meskipun
barang tersebut tampak tidak begitu berharga.

8. Memenuhi undangan orang lain ketika tidak ada hal yang menghalangi.

9. Tidak menjanjikan sesuatu yang tidak dapat kita penuhi.

10. Mengembalikan barang temuan kepada pemiliknya atau melalui pihak yang bertanggung
jawab.

11. Membayar sesuatu sesuai dengan harga yang telah disepakati. Misalnya ketika membayar
makanan yang diambil tanpa mengurangi meskpiun si penjual tidak mengetahui.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan sesungguhnya dan
apa adanya, tidak ditambahi ataupun dikurangi. Sifat jujur harus dimiliki oleh setiap manusia,
karna sifat ini merupakan prinsip dasar dari cerminan ahlak seseorang. Bahkan jujur dapat
menjadi kepribadian sesorang atau bangsa, sehingga kejujuran bernilai tinggi dalam kehidupan
manusia.

Perilaku jujur mendatangkan banyak manfaat bagi kita yang melaksanaknnnya. Dan Allah Swt.
Pun telah menjelaskan kewajiban berperilaku jujur dalam Ayat-Ayat Al-Qur’an maupun dalam
Hadis Rasulullah Saw.

Rasulullah telah banyak mencontohkan sikap-sikap teladan melalui perbuatannya. Sehingga


kita sebagai umatnya harus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari kita juga.

B. SARAN

Perilaku jujur sangat penting bagi kehidupan kita dalam berbagai aspek sehingga perilaku jujur
wajib menjadi sikap setiap orang. Berdasarkan pembahasan sebelumnya, kita dapat membuat
beberapa solusi sebagai perubahan perilaku kita, diantaranya:

1. Menanamkan pentingnya perilaku jujur

2. Senantiasa melaksanakan kejujuran dimanapun dan kapanpun

3. Mempertahankan kejujuran dalam keadaan apapun

Dengan melaksanakan Kejujuran kita akan merasakan kasih dan Ridha Allah Swt. karna
sesungguhnya Allah Swt. Mencintai orang-orang yang jujur.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://detakberita.com/pengertian-dan-hakikat-jujur-menurut-islam/

2. https://www.facebook.com/Kaze.Kate/posts/491625004212737

3. http://norhaya-jujur.blogspot.co.id/2011/08/c-macam-macam-kejujuran-dan-makna.html

4. https://elhubeyyublog.wordpress.com/tag/manfaat-jujur/

5. http://tipstriksib.blogspot.co.id/2013/07/cerita-kisah-teladan-Nabi-Muhammad-
Rasulullah-SAW-dan-pemuda-yang-bertaubat.html

Anda mungkin juga menyukai