Tentang
Teknologi Tepat Guna
Kelas
X MIA I
SMAN 2 KOTA
BIMA
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
Halaman
Cover .............................................................................................................
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Is ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2
2.1. Pengertian Jenazah ................................................................................. 2
2.2. Memandikan Jenazah ............................................................................. 3
1. Orang yang utama memandikan jenazah .......................................... 3
2. Syarat bagi orang yang memandikan jenazah ................................... 4
3. Mayat yang wajib untuk dimandikan ................................................ 5
4. Tatacara memandikan jenazah .......................................................... 5
2.3. Mengkafani Jenazah ............................................................................... 6
1. Hal-hal yang disunnahkan dalam mengkafani jenazah ..................... 7
2. Tata cara mengkafani jenazah ........................................................... 7
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 9
3.2 Saran ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kata jenazah diambil dari bahasa Arab ( )حذ نجyang berarti tubuh mayat dan kata ذ نجyang
berarti menutupi. Jadi, secara umum kata jenazah memiliki arti tubuh mayat yang tertutup
Penyelenggaraan jenazah adalah fardu kifayah bagi sebagian kaum muslimin, khususnya
penduduk setempat terhadap jenazah muslim/ muslimah.
Namun, sebelum penyelenggaraan jenazah itu dimulai, maka ada beberapa hal yang
harus dilakukan terhadap jenazah tersebut, yaitu :
1. Dipejamkan matanya, mendo’akan dan meminta ampunkan atas dosanya.
2. Dilemaskan tangannya untuk disedekapkan di dada dan kakinya diluruskan.
3. Mengatupkan rahangnya atau mengikatnya dari puncak kepala sampai ke dagu
supaya mulutnya tidak menganga/terbuka.
4. Jika memungkinkan jenazah diletakkan membujur ke arah utaradan badannya
diselubungi dengan kain.
5. Menyebarluaskan berita kematiannya kepada kerabat- kerabatnya dan handai
tolannya.
6. Lunasilah hutang-hutangnya dengan segera jika ia punya hutang.
7. Segerakanlah fardu kifayahnya.
Menurut syari’at Islam, fardu kifayah dalam menyelenggarakan jenazah ada empat
macam, yaitu :
1. Memandikan jenazah
2. Mengkafani jenazah
3. Mensalatkan jenazah
4. Menguburkan jenazah
2
2.2. Memandikan Jenazah
Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan, dikafani dan
dishalatkan terlebih dahulu sebelum dikuburkan terkecuali bagi orang-orang yang mati
syahid. Hukum memandikan jenazah orang muslim menurut jumhur ulama adalah
fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat
itu, tetapi jika telah dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh
mukallaf. Adapun dalil yang menjelaskan kewajiban memandikan jenazah ini terdapat
dalam sebuah hadist Rasulullah SAW, yakninya:
ل اق ملس و هيلع ل ا ىلص يبنممل ا ن ا س ابممع نممب ا نممع (ملسممم ورخبممل ا همماور) ر دس و ء امممب ه: امف هتلح ا ر نع طقس ي ذل ا ىف
ولسغ ا ت
Artinya : “Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi SAW telah bersabda tentang orang
yang jatuh dari kendaraannya lalu mati, “mandikanlah ia dengan air dan
daun bidara.” (H.R Bukhari dan Muslim)
Adapun beberapa hal penting yang berkaitan dengan memandikan jenazah yang
perlu diperhatikan yaitu :
3
mempunyai istri, maka mayat tersebut tidak dimandikan tetapi cukup
ditayamumkan oleh salah seorang dari mereka dengan memakai lapis tangan.[3]
g. Siramlah dan ratakanlah airnya sambil ditekan pelan pelan pada bagian
perutnya supaya keluar sisa kotoran yang mungkin ada
h. Siram lagi dari arah kepala sampai kaki lalu dimiringkan ke kanan sambil
terus disiram kemudian kekiri dan pastikan bagian belakangnya kena air
dengan merata
i. Gosok pelan pelan dengan sabun sampai lapisan tubuhnya
j. Siram lagi dari arah kepala hingga kaki sambil membaca :
6
2.3. Mengkafani Jenazah
a. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan
menutupi seluruh tubuh mayat.
b. Kain kafan hendaknya berwarna putih.
c. Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis, sedangkan bagi
mayat perempuan 5 lapis.
d. Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani jenazah,
kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian terlebih dahulu.
e. Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.
a. Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih
lebar dan luas serta setiap lapisan diberi kapur barus.
b. Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan
diatas kain kafan memanjang lalu ditaburi wangi-wangian.
c. Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, kubul dan dubur) yang
mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
d. Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung
lembar sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti ini selembar demi
selembar dengan cara yang lembut.
e. Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah kain
kafan tiga atau lima ikatan.
f. Jika kain kafan tidak cukup untuk menutupi seluruh badan mayat maka
tutuplah bagian kepalanya dan bagian kakinya yang terbuka boleh ditutup
dengan daun kayu, rumput atau kertas. Jika seandainya tidak ada kain
7
kafan kecuali sekedar menutup auratnya saja, maka tutuplah dengan apa
saja yang ada.
8
C. Untuk Mayat Perempuan
Kain kafan untuk mayat perempuan terdiri dari 5 lemabar kain putih, yang
terdiri dari:
a. Lembar pertama berfungsi untuk menutupi seluruh badan.
b. Lembar kedua berfungsi sebagai kerudung kepala.
c. Lembar ketiga berfungsi sebagai baju kurung.
d. Lembar keempat berfungsi untuk menutup pinggang hingga kaki.
e. Lembar kelima berfungsi untuk menutup pinggul dan paha.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sepanjang uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya manusia sebagi makhluk
yang mulia di sisi Allah SWT dan untuk menghormati kemuliannya itu perlu mendapat perhatian
khusus dalam hal penyelenggaraan jenazahnya. Dimana, penyelengaraan jenazah seorang
muslim itu hukumnya adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh
mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban
seluruh mukallaf.
Adapun 2 dari 4 perkara yang menjadi kewajiban itu ialah :
1. Memandikan
2. Mengkafani
Adapun hikmah yang dapat diambil dari tata cara pengurusan jenazah, antara lain :
1. Memperoleh pahala yang besar.
2. Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesame muslim.
3. Membantu meringankan beban kelurga jenazah dan sebagai ungkapan
belasungkawa atas musibah yang dideritanya.
4. Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan mati
dan masing-masing supaya mempersiapkan bekal untuk hidup setelah mati.
5. Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia, sehingga
apabila salah seorang manusia meninggal dihormati dan diurus dengan
sebaik-baiknya menurut aturan Allah SWT dan RasulNya.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://fadhlihsan.wordpress.com/2011/08/01/tata-cara-pengurusan-jenazah-disertai-