Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Batang merupakan wilayah kabupaten yang terletak di sebelah barat
Provinsi Jawa Tengah. Mayoritas penduduk Kabupaten Batang tinggal di
pedesaan dengan mata pencarian sebagian besar petani dan nelayan. Batang
merupakan suatu Kabupaten yang sampai sekarang belum banyak dikenal
oleh masyarakat luar. Namun, Batang menyimpan kekayaan pariwisata dan
budaya yang sangat beragam.
Pagilaran yang merupakan salah satu tempat wisata terbaik di Batang
ini terletak 10 Km dari jantung Kota Batang, tepatnya di Desa Keteleng
Kecamatan Blado Kabupaten Batang Jawa Tengah.
Pagilaran memiliki daya tarik yang besar dalam bidang pariwisata.
Kebun teh pagilaran memiliki potensi pengembangan wisata yang sangat
tinggi yang dapat dilihat dari banyak factor. Dimulai dari factor alam yang
sangat indah, factor lahan yang luas, factor masyarakat yang masih memiliki
ikatan kuat dan factor pabrik teh Pagilaran. Dan dengan potensi besar yang
dimiliki itulah pengembangan pariwisata di pagilaran dapat juga ikut
mengembangkan dan memajukan kehidupan masyarakat setempat terutama
dalam bidang ekonomi.sehingga pariwisata tidak hanya dapat menyambut
tamu dengan baik tapi juga bias memberdayakan masyarakat sekitar.
Berdasarkan uraian di atas peneliti sangat tertarik dan perlu mengkaji
tentang Pengembangan Wisata Kebun Teh Pagilaran Berbasis Masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ada , maka dirumuskan
masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah sejarah Pagilaran ?


2. Apa saja daya tarik yang dimiliki Pagilaran ?
3. Bagaimanakah kondisi masyarakat sekitar Pagilaran ?
1

4. Bagaimana pengembangan pariwisata pagilaran berbasis masyarakat ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Mengetahui dan mendiskripsikan sejarah Pagilaran.


Mengetahui apa saja daya tarik wisata yang dimiliki Pagilaran.
Mengetahui bagaimanakah kondisi masyarakat sekitar Pagilaran.
Mengetahui bagaimana pengembangan wisata pagilaran yang berbasis
masyarakat.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi bagi
pembaca untuk menambah wawasan tentang pariwisata yang dimiliki
daerah sendiri sehingga pembaca bisa ikut mempromosikan wisata
setempat.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang kepariwisataan di
kabupaten Batang.
b. Bagi Masyarakat Batang
Penelitian ini diharapkan agar masyarakat batang lebih mengenal
wisata di Kabupaten Batang sehingga mereka lebih peduli untuk dapat
mengembangkan dan melestarikannya agar tetap dikenal dan lebih
terkenal.

E. Sistematika Penulisan
2

Sistematika Penulisan di buat dengan tujuan agar pokok-pokok masalah


dapat di bahas secara runtut dan terarah.
Adapun sistematika penulisan karya tulis ini dimulai dari bab I
Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.
Berikutnya bab II Landasan teori, yang berisi potensi wisata di
kabupaten Batang dan agrowisata Pagilaran.
Dianjutkan bab III Pembahasan, yang berisi sejarah Pagilaran, daya
tarik Pagilaran, kondisi masyarakat sekitar Pagilaran dan pengembangan
wisata Pagilaran berbasis masyarakat.
Diakhiri bab IV Penutup, yang berisi simpulan yang di dapat dari
pembahasan Pengembangan pariwisata Pagilaran berbasis masyarakat.

BAB II
3

LANDASAN TEORI
A. Potensi Wisata di Kabupaten Batang
1. Salak Sodong
Terletak di Desa Sodong Kecamatan Wonotunggal dengan jarak 17 km dari
ibu kota Kabupaten Batang dengan ketinggian 600 - 800 m dari permukaan laut.
Desa Sodong memiliki potensi yang dalam pembangunan yaitu Curug dan
Agrowisata Salak Sodong, selain itu juga dikenal sebagai penghasil kapulogo, panili,
dan cengkeh. Salak Sodong pada tahun 1999 pernah menjadi juara lomba buah
Tingkat Jawa Tengah.
2. Curug Genting
Curug Genting terletak di wilayah Kecamatan Blado, kurang lebih 38 km
ke arah selatan dari Kota Batang. Air terjun indah dengan ketinggian 40 m ini
dikelilingi hutan pinus. Dengan udara yang masih segar dan alam pedesaan alami
menghijau, Curug Genting sangat cocok sebagai tempat rekreasi yang
menyenangkan.
3. Curug Gombong
Air terjun dengan ketinggian 13 m membelah batuan berlapis rata alami
(batu rai). Terletak di desa Gombong 6 km sebelah selatan Kecamatan Subah.
Sejauh ini belum ada investor yang mengembangkan Curug Gombong sebagai
obyek wisata potensial.
4. Kolam Renang Bandar
Berada di daerah perbukitan tepatnya di Desa Wonokerto Kecamatan
Bandar. Sumber air dari mata air alam. Dilengkapi sarana kolam renang, tempat
parkir, kedai makanan, dll.
5. Rest Area Jatisari
Terletak di Desa Jatisari Kecamatan Subah. Lokasi ini strategis di tepi
jalan utama Jakarta-Surabaya. Nyaman untuk istirahat bagi yang melakukan
perjalanan jauh.
6. Pantai Sigandu
Panorama menawan pantai Kota Batang di sore hari, sementara perahu
nelayan pulang bersandar membongkar ikan hasil tangkapannya.
7. Pantai Ujungnegoro

Sebuah kawasan pantai utara Batang yang terletak 14 km arah timur laut
dari Kota Batang. Salah satu bagian tepi pantainya berketinggian 14 m dari
permukaan air laut, yang jarang terdapat di sepanjang pantai utara Jawa. Pada
dataran pantai yang tinggi terdapat Gua Aswotomo dan sebuah pemakaman kecil
peninggalan Syeikh Maulana Maghribi. Di sekitar daerah ini tersedia pula tempat
menarik untuk bersampan dan memancing.
8. Pantai Pelabuhan
Terletak di Desa Ketanggan Kecamatan Gringsing dengan jarak 50 km
dari pusat kota Batang. Pantai ini baik sebagai tempat untuk memancing dan
terdapat sumber air tawar di tepi pantai.
9. Agrowisata Pagilaran
Agrowosata Pagilaran di Desa Keteleng Kecamatan Blado Batang yang
terletak 41 Km dari Kota Batang ke arah selatan.

B. AGROWISATA PAGILARAN
Kawasan ini berupa perkebunan teh yang cukup luas yang
menghampar bagaikan karpet hijau yang menutupi lereng pegunungan serta
terdapat peninggalan perusahaan Inggris dan Belanda berupa kereta gantung
Kopel. Wisatawan dapat berjalan-jalan di perkebunan teh sambil melihat
prosesi pembuatan teh. Bagi wisatawan yang kemalamam bisa menginap di
penginapan Agrowisata PT Pagilaran.
Objek wisata ini mempunyai fasilitas : Home Stay, Tersedia juga
tempat untuk penyelenggaraan rapat, Tempat olahraga, Kolam renang mini,
Kesenian tradisional berupa lengger, Kuda lumping dan hiburan lain.

BAB III
PEMBAHASAN
5

A. SEJARAH PAGILARAN
Semasa penjajahan Belanda, Pagilaran ditanami Kopi dan Kina. Akan
tetapi hasilnya kurang memuaskan sehingga oleh E. Blink pemiliknya diganti
tanaman teh pada tahun 1899. Pada masa ini Perkebunan teh mengalami
perkembangan pesat yang ditandai dengan perkembangan perluasan areal
perkebunan. Namun, kegiatan usaha Maskapai ini berhenti total menyusul
musibah kebakaran yang terjadi pada tahun 1920. Kegiatan usaha baru
berjalan setelah diambil alih oleh Perusahaan Inggris pada tahun 1928
sehingga Perkebunan Pagilaran digabungkan dengan P dan T LAND's
(Pemanukan dan Tjiasem) dibawah manajemen yang sama.
Pada

masa

inilah

pembangunan

sarana

kabel

ban

untuk

mempermudah pengangkutan pucuk teh ke pabrik pengelolahan teh di mulai.


Setelah kekalahan sekutu dari Jepang pada perang Asia Timur Raya maka
perkebunan dikuasai oleh penduduk Jepang dan sebagai areal perkebunan
diganti dengan tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan tentara
Jepang dalam perang dunia II. Keadaan ini berlangsung hingga tahun 1947.
Pada kurun waktu 1947-1949 perkebunan kembali ke tangan perusahaan
Inggris dan dilakukan pembangunan dengan peralatan lama yang masih
tersisa akibat perusakan selama pendudukan Jepang.
Pada tanggal 23 Mei 1964 melalui keputusan menteri PTIP, Prof. Ir.
Toyib Hadi Wijaya perkebunan diserahkan kepada Fakultas Pertanian UGM
untuk dijadikan sebagai sarana penunjang penyelenggaraan pertanian.
Selanjutnya nama perusahaan diganti dengan Perusahaan Negara (PN)
Pagilaran dan pengelolahannya diserahkan kepada Yayasan Pembina Fakultas
Pertanian UGM. Kemudian pada tanggal 1 Januari 1974 status perusahaan
diganti dari PN Pagilaran menjadi PT Perkebunan, Perindustrian,
Perdagangan dan Konsultasi Pagilaran. Perusahaan itu akhirnya mengalami
perkembangan

yang

cukup

pesat

dan

menjadi

salah

satu

sentra

pengembangan perkebunan di Indonesia.

Sejak tahun 1985 dan masih berjalan hingga saat ini, pemerintah
mempercayakan pengembangan PIR di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur
kepada PT Pagilaran dengan fokus pada komoditas teh di dataran tinggi dan
kakao di dataran rendah. Tiga Pabrik pengolah teh hitam (satu di Batang, satu
di Pekalongan, dan satu di Banjarnegara) satu Pabrik pengelolahan teh hijau
dan satu pabrik pengelahan kakao di DIY.
B. DAYA TARIK PAGILARAN
Di samping harus tetap mempertahankan produk utamanya sebagai
sentra penghasil teh terbesar di Jawa Tengah, PT Pagilaran membuka kebun
yang terletak di Desa Keteleng, Kecamatan Blado, Batang sebagai areal
agrowisata.
Dalam sejarahnya, kebun ini didirikan pada tahun 1880 oleh sebuah
maskapai milik Belanda. Pada 1922, perkebunan ini dibeli Pemerintah Inggris,
dan digabung dengan PT Pemanukan and Tjiasem Land's hingga hak guna
usaha-nya habis pada 1964. Pemerintah Indonesia kemudian mengambil-alih
menyerahkan pengelolaan perkebunan tersebut kepada Fakultas Pertanian
UGM, dengan tujuan peningkatan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi,
sekaligus dijadikan sebagai perusahaan dengan nama PN Pagilaran dan
berubah menjadi Peseroan Terbatas.
Yang menarik dari Agrowisata Kebun Teh Pagilaran adalah sajian
atraksi alam yang memukau dilokasi dengan ketinggian antara 1000 - 1700
meter di atas permukaan laut,. Selain itu pengunjung yang datang bisa
mengetahui dan menikmati prosesing teh dari cara menanam hingga siap
disajikan di meja.
Tempat Menentramkan Bathin
AKTP secara tidak sengaja dirancang menjadi agrowisata ini memiliki
beberapa keunggulan yang diminati wisatawan manca negara dan nusantara.

Pemandangan alam di sekitarnya memang eksotik dengan hamparan kebun teh


yang mempesona di sebelah utara Pegunungan Dieng.
Dengan suhu 15-18 derajat Celcius pada malam hari, dan 21-25 derajat
Celcius pada siang hari. Wajar jika lingkungan menjadi sehat, alami, segar,
serta jauh dari kebisingan dan polusi kendaraan bermotor. Setiap pengunjung
akan merasakan hawa sejuk yang menenteramkan batin dan pikiran.
Pabrik teh yang ada di lokasi kebun juga merupakan daya tarik sendiri
karena pengunjung bisa melihat langsung proses pembuatan teh, mulai dari
pemetikan, pengolahan sampai pengepakan di pabrik. Obyek wisata ini bisa
menjadi ajang pembelajaran bagi siapa saja yang ingin melihat dari dekat
proses industri teh, mulai dari hulu hingga hilir,.
Di AKTP berbagai fasilitas juga bisa didapat pengunjung, mulai
penginapan yang mampu menampung 130 orang 8 lokasi penginapan, sarana
olah raga, arena berkemah, arena bermain anak-anak, gardu pandang, dan
dapur masak. Untuk mengantar pengunjung mengelilingi kebun, pihak
pengelola juga menyediakan sarana transportasi dan pemandu lokal.
Tak Hanya Jalan-Jalan di Kebun Teh
Selain wisata jalan-jalan di kebun teh pengunjung bisa juga mengikuti
berbagai paket wisata yang ditawarkan pengelola seperti wisata pendidikan,
wisata ke pabrik melihat procesing tea, hiking, treking, dan lain sebagainnya.
Bahkan, pengelola juga menyediakan arena wisata minat khusus berupa
kunjungan ilmiah mengenai tanaman teh.
Selain itu ada beberapa objek pendukung seperti Curung Binorong dan
Curung Kembar, hamparan cengkeh di sepanjang lereng pegunungan, objek
peninggalan sejarah seperti rumah peninggalan Belanda, kopel, kereta gantung,
dan bak air Sijegang.

AKTP dapat ditempuh dengan kendaraan umum dari Batang, dengan


rute Bandar - Blado - Pagilaran. Sedangkan untuk kendaraan pribadi dan
kendaraan khusus (misalnya rombongan wisata), objek ini bisa ditempuh
melalui beberapa rute.
Apabila kendaraan berangkat dari Yogyakarta, maka bisa melalui
Temanggung yang membutuhkan waktu tempuh sekitar 3,5 jam. Sedangkan
kendaraan dari Semarang bisa melewati Sukorejo, Kendal, yang mana hanya
memerlukan waktu sekitar 2,5 jam. Sedangkan kendaraan dari arah Solo
memerlukan waktu sekitar 4,5 jam.
Mentari Terbit dan Tenggelam di Kayu Landak
Sebagaian kecil kebesaran Illahi di AKTP bisa dinikmati dari mulai
matahari terbit hingga matahari terbenam. Untuk melihat suasana indah saat
matahari terbit bagi pengunjung yang menginap harus bersedia bangun pagi
(04.00), karena untuk bisa menyaksikannya tempat paling cocok adalah di
puncak tertinggi di lokasi Kayu Landak.
Untuk menuju Kayu Landak dibutuhkan waktu antara 30 menit hingga
90 menit. 30 menit bagi yang berkendaraan dan 1 jam 30 menit untuk yang
berjalan kaki. Untuk rute perjalanan menuju Kayu Landak bisa melintasi jalan
utama yang digunakan bagi kendaraan pabrik untuk mengankut teh setelah
dipetik atau melalui jalan setapak yang biasa dilalui pemetik teh.
Khususnya untuk mobil tidak bisa melintasi jalan pemetik teh karena
terlalu sempit. Jalanan menuju ke kebun teh hanya untuk satu mobil jadi kalau
ingin mengendarai mobil ke puncak tersebut, jika bertemu dengan mobil pabrik
jenis truck harus rela mengalah dan mundur cari tempat yang lebih luas untuk
memberikan kesempatan mobil pabrik melintas.
Melintasi jalan bebatuan dengan berkendaraan maka kelokan tajam,
tanjakan dan turunan yang terjal akan dijumpai dan bagi pemilik jiwa

petualang lokasi ini sangat sesuai sebagai tempat latihan. Namun bagi yang
hanya sekedar refreshing pengalaman baru ini tidak akan terlupakan.
Untuk menuju Kayu Landak dengan berbagai kondisi jalan maka jenis
kendaraan offroad sangat dianjurkan seperti ATV, motor trail, sepeda gunung
(sangat cocok untuk melintasi jalan-jalan di kebun teh atau melalui jalan
pemetik teh) dan mobil offroad kecil.
Segala capek penat setelah berkendaraan dan berjalan menuju puncak
Kayu Landak akan terbayar dengan keindahan yang memukau saat mentari
menyapa bumi di puncak tertinggi Provinsi Jateng ini. Saat itu pula burung
pentet, kutilang dan berbagai serangga saling bersahutan menyambut
datangnya sang pagi.
Bagi pengunjung yang tidak menginap di lokasi ini atau yang datang
siang hari, setelah melakukan tiwok, janganlah terburu untuk pulang. Atraksi
alam lain dari Sang Khalik pun bisa disaksikan di tempat yang sama. Kalau di
pagi hari tidak bisa menyaksikan matahari terbit, di puncak ini pula di sore hari
mentari yang turun keperaduan bisa disaksikan. Lengkap sudah perjalanan
wisata di AKTP, cobalah untuk datang dan menikmatinya.
Untuk tiket masuk per orang cukup menyediakan uang sebesar
Rp2.150 sudah termasuk asuransi. Bagi pengunjung yang jauh disediakan 3
buah Wisma untuk 100 orang dengan tarif 60.000 sampai 80.000 per malam
dan 4 homestay berkapasitas sampai 60 orang juga dilengkapi fasilitas air
panas dengan tarif Rp250 ribu per malam, ruang rapat dengan kapasitas 50
orang dan gedung pertemuan berkapasitas 500 orang.
Bila Anda pengemar olahraga, tersedia juga lapangan tenis, badminton,
sepakbola, volly ball dan billiard. Begitu juga bila Anda ingin menguji
andrenalin disediakan flying fox. Yang tak kalah menarik, Anda bisa memetik
teh sendiri kemudian melihat langsung produksinya setelah itu dapat segera
dinikmati teh asli Pagilaran.
10

Saat malam hari juga diramaikan dengan aksi-aksi kesenian tradisional


asli Pagilaran antara lain, Lengger Tradisional, Lengger Kesenian Baru,
Kuntulan, Kuda Lumping, Karaoke dan lainnya.
C. KONDISI MASYARAKAT SEKITAR PAGILARAN
Masyarakat sekitar Pagilaran adalah masyarakat desa yang memiliki ikatan
kekeluargaan yang kuat yang sebagian besar berada pada garis kemiskinan.
Sebagian besar dari mereka adalah bekerja sebagai pemetik teh di perkebunan
Pagilaran.
Dengan pendidikan mereka yang rendah menyebaban posisi pekerjaan
mereka dalam perkebunan pun sangat rendah. Mereka memetik teh dengan
upah Rp 445,- per kg. Pendapatan mereka yang sangat rendah itulah membuat
tingginya tingkat kemiskinan di masyarakat sekitar Pagilaran.
Padahal Pagilaran memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat
menyejahterakan masyarakat setempat, namun karena pengelolaannya yang
kurang tepat dan hanya mengutamakan pendapatan pabrik tanpa melihat
kondisi masyarakat setempat itulah yang membuat masyarakat Pagilaran masih
berada pada garis kemiskinan.
Oleh karena itu perlu diadakannya pengembangan terhadap Pagilaran yang
juga berdampak dan mengikutsertakan masyarakat setempat.
D. PENGEMBANGAN

PARIWISATA

PAGILARAN

BERBASIS

MASYARAKAT
Pengembangan pariwisata berbasis mayarakat adalah pengembangan
pariwisata dengan memperhatikan kondisi dan keikutsertaan masyarakat.
Pengembangan

pariwisata

berbasis

masyarakat

ini

bertujuan

untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Sehingga selain untuk

11

pariwisata yang semakin berkembang dan juga taraf kehidupan masyarakat ikut
meningkat.
Dalam hal ini perlu diadakan program-program baru guna adanya
pengembangan pariwisata berbasis masyarakat tersebut. Dimulai dari
diadakannya pelatihan-pelatihan terhadap mayarakat setempat sehingga
masyarakat memiliki kemampuan dasar yang lebih tinggi dan dapat membantu
maningkatkan taraf perekonomian mereka.
Dengan adanya pelatihan tersebut masyarakat dapat membuka lapangan
usaha baru, seperti membuat kerajinan tangan. Yang hasil dari kerajinan tangan
tersebut bisa dijual kepada para wisatawan yang datang ke Pagilaran. Selain
pelatihan kerajinan juga apabila diadakan pelatihan dasar untuk dapat menjadi
pemadu wisata bagi wisatawan asing sehingga pelatihan bahasa asing perlu
dilakukan dalam hal ini.
Dengan sambutan dan tujuan wisata nyaman akan membuat pengunjung
pun merasa senang dan akan kembali ke Pagilaran. Sehingga apabila
masyarakat setempat diberdayakan juga akan disambut dengan keramah
tamahan masyarakat pedesaan yang akan membuat pengunjung merasa
nyaman.
Selain dari sector itu, masyarakat Pagilaran juga memiliki kesenian
tradisional yang khas dan menarik dari Pagilaran. Apabila kesenian tersebut
ditampilkan di Pagilaran dan memiliki waktu atau jadwal tersendiri untuk
Pagilaran akan menarik wisatawan dengan sangat tinggi. Sehingga dengan
adanya hal tersebut selain dapat meningkatkan jumlah wisatawan di Pagilaran
juga dapat meningkatan taraf kehidupan masyarakat dan dapat meningkatkan
kekeluargaan antar masyarakat.
Pengembangan pariwisata tersebut harus terus ditingkatkan dan tetap harus
memperhatikan kondisi masyarakat. Agar semua pihak dapat ikut merasakan
dampak positif dari adanya pengembangan witasa.
12

BAB IV
PENUTUP

13

A. KESIMPULAN
Pagilaran merupakan salah satu wisata terbaik di Batang yang memiliki
potensi besar untuk dikembangkan guna meningkatkan pariwisata.
Selain dalam sector pariwisata, Pagilaran juga memiliki potensi besar
dalam bidang kebudayaan. Banyaknya kesenian yang berkembang disana dapat
menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan.
Untuk mengoptimalkan semua, Pagilaran juga memiliki SDM yang
besar sehingga perlu diadakannya pelatihan-pelatihan khusus terhadapnya agar
mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Dengan begitu, selain dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang
datang ke Pagilaran juga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.

B. SARAN
Pemerintah setempat perlu mengadakan tindak lanjut terhadap
pengembangan pariwisata di Pagilaran. Dengan cara, meningkatkan dan
memeperbaiki fasilitas wisata di Pagilaran dan mengikutsertakan masyarakat
dalam pengembangannya.

DAFTAR PUSTAKA

14

http://duniapertanian.blogspot.com/2007/10/agrowisata-kebun-teh-pagilaran.html
http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/commodityarea.php?
ia=3325&ic=1139
http://www.google.co.id/search?
q=pengembangan+pariwisata+berbasis+masyarakat&hl=id&gbv=2&oq=pengemb
angan+pariwisata+berbasis+&gs_l=heirloomserp.3.0.0l2j0i22i30.1142484.1150560.0.1152338.33.25.0.7.7.2.379.4183.7j7j9j2.
25.0....0...1ac.1.24.heirloom-serp..12.21.2070.sUNuXZcCEko
http://wisatasemarang.files.wordpress.com/2010/02/pagilaran1.jpg

LAMPIRAN
15

16

17

Anda mungkin juga menyukai