100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
683 tayangan2 halaman
Teks menceritakan tentang tiga murid setia Bhagawan Dhomya yaitu Sang Arunika, Sang Utamanyu, dan Sang Weda. Bhagawan Dhomya menguji kesetiaan ketiga muridnya dengan berbagai cara. Karena kesetiaan dan dedikasinya, ketiga murid tersebut dianugerahi kekuatan saktinya oleh Bhagawan Dhomya.
Teks menceritakan tentang tiga murid setia Bhagawan Dhomya yaitu Sang Arunika, Sang Utamanyu, dan Sang Weda. Bhagawan Dhomya menguji kesetiaan ketiga muridnya dengan berbagai cara. Karena kesetiaan dan dedikasinya, ketiga murid tersebut dianugerahi kekuatan saktinya oleh Bhagawan Dhomya.
Teks menceritakan tentang tiga murid setia Bhagawan Dhomya yaitu Sang Arunika, Sang Utamanyu, dan Sang Weda. Bhagawan Dhomya menguji kesetiaan ketiga muridnya dengan berbagai cara. Karena kesetiaan dan dedikasinya, ketiga murid tersebut dianugerahi kekuatan saktinya oleh Bhagawan Dhomya.
Dikisahkan ada seorang Brāhmana yang tinggal di Ayodhya bernama Bhagawan
Dhomya. Beliau memiliki 3 orang murid yang sangat setia. Pertama muridnya bernama Sang Utamanyu, yang kedua bernama Sang Arunika dan yang ketiga bernama Sang Weda. Pada suatu saat Bhagawan Dhomya ingin menguji kesetiaan ketiga muridnya tersebut. Sang Arunika yang setiap harinya bekerja di sawah. Dengan hati-hati Sang Arunika merawat biji padi yang ditanamnya. Ketika biji-bijinya sudah mulai tumbuh dengan subur, tanpa disangka datanglah hujan yang sangat deras mengguyur pematah sawah. Hal tersebut menyebabkan terjadinya air bah dan mengakibatkan kerusakan pada pematang sawahnya. Sang Arunika merasa sangat khawatir jika air tersebut juga akan merusak tanamannya. “Wah kalau hujan terus lebat seperti ini, bagaimana dengan pematang sawah nanti yaa?” kata Sang Arunika di dalam hatinya. Maka Sang Arunika pun mencoba memperbaiki pematangnya. Namun berkali-kali usahanya selalu saja gagal dan akhirnya pematang sawah jebol juga. Sebagai pengganti pematang yang jebol tersebut, Sang Arunika merebahkan dirinya untuk menahan air bah dengan tujuan agar tanaman padi yang mulai tumbuh tidak rusak. Hal tersebut diketahui oleh Bhagawan Dhomya. Karena kesetiaan Sang Arunika maka diberikanlah anugerah kesaktian oleh Begawan Dhomya. Murid yang kedua yaitu Sang Utamanyu. Sang Utamanyu yang kesehariaanya sebagai penggembala lembu. Siswa yang satu ini melaksanakan tugasnya dengan penuh dedikasi dan menggembala dengan penuh kehati-hatian. Namun karena menggembala seharian penuh Sang Utamayu pun merasa kelaparan. Sang Utamanyu meminta- minta nasi kepada orang yang ada disekitar pengembala, namun nasi hasil meminta-minta itu tidak dihaturkan kepada Bhagawan Dhomya. Hal tersebut diketahui oleh Bhagawan Dhomya dan beliau bersabda: "Anakku Sang Utamanyu, apabila seorang siswa bhakti kepada gurunya maka ia menyerahkan hasil meminta-minta kepada Sang Guru. Ia tidak boleh memakan hasil meminta-minta tersebut". (Anaku sang Utamanyu, Krama ning sisya yan gurubhakti mawwat nasi solih niranasi krama nika. swayam asrayamakapa-jiwana, Solihtanasi tan yoga bhuktinta). “Baiklah guruku” jawab Sang Utamayu. Keesokan harinya Sang Utamanyu kembali mengembala, bersamaan dengan itu ia pun meminta-minta kembali pada warga sekitar. Hasil minta-minta tersebut ia serahkan kepada Sang Guru, namun setelah itu kembali meminta-minta kepada warga. Sang Guru mengetahui hal tersebut dan menasehatinya Sang Utamayu. “Hai anakku Sang Utamayu hal itu lobha namanya. Engkau tidak boleh meminta-minta untuk kedua kalinya". “Baiklah guruku” jawab Sang Utamayu. Sang Utamanyu menuruti perintah Sang Guru. Namun karena tidak bisa menahan lapar, maka Sang Utamayu pun meminum sisa air susu lembu yang jatuh setelah anak-anak lembu itu meminumnya. Hal itu pun diketahui oleh Bhagawan Domya. Kemudian Bhagawan Dhomya bersabda kepada Sang Utamayu: "Apa yang engkau lakukan itu adalah mengambil milik guru, karena seorang siswa tidak boleh memakan kepunyaan guru". “Baiklah guru” jawab Sang Utamayu. Sang Utamanyu pun tidak melakukan perbuatan itu lagi, sehingga siswa yang satu ini menjadi sangat kurus. Ketika mengembala kembali Sang Utamayu tidak memakan sesuatu lagi. namun ia mencari pohon maduri dan diminumlah getah pohon maduri tersebut. Apa yang akan terjadi? Sang Utamanyu pun menjadi buta karena getah pohon itu yang sangat panas dan berpengaruh pada penglihatannya. Ketika Sang Utmanyu kembali ke rumah, di tengah perjalan terjerembablah ke dalam sumur mati. Lembu peliharaanya pulang dengan sendirian ke kandangnya. Hal tersebut diketahui oleh Bhagawan Dhomya dan sangat terkejut karena siswanya tidak kembali. Bagawan Dhomya pun kemudian mencarinya dan ditemukanlah Sang Utamayu di dalam sumur mati. Karena kasihnya Sang Guru kepada siswanya maka Sang Utamanyu diberikan mantra Aswinodewarajani. Sebuah mantra yang dapat menghilangkan sakit termasuk menghentikan buta. Dengan menguncarkan mantra tersebut Sang Utamanyu pun segar bugar kembali. Bhagawan Dhomya merasa sangat bahagia memiliki seorang siswa yang bakti kepada gurunya.Karena kesetiannya terhadap kewajiban maka Sang Utamanyu dianugerahi oleh Bhagawan Dhomya mantra sakti yang mampu menyembuhkan penyakit. Sementara itu, Sang Weda disuruh tinggal di dapur untuk menyediakan hidangan yang terbaik untuk Bhagawan Dhomya. Sang Weda selalu menuruti perintah gurunya meski yang buruk sekalipun. Segala perintah gurunya dikerjakan dengan baik. Maka Sang Weda dianugerahi segala macam ilmu pengetahuan, mantra Veda, dan kecerdasan oleh Bhagawan Dhomya. Sejatinya seorang guru pengajian memiliki peran yang sangat penting serta strategis dalam tugasnya untuk melengkapi ajaran-ajaran kerohanian. Didalam kita melaksanakan sebuah tugas lakukanlah dengan tulus iklas dan tidak akan menyesal jika sebuah usahamu gagal. Karena kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Teruslah berusaha semampu kita dan percayalah usaha tidak menghianati hasil.