Anda di halaman 1dari 21

UJIAN TENGAH SEMESTER (TAKE HOME)

AGROWISATA

Oleh :
Rio Putra Nusantara Pardede
1606541002

Dosen Pengampu
Prof. Dr. Ir. Indayati Lanya, M.S

Prodi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Udayana
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu objek wisata unggulan di wilayah Wonosobo adalah Wisata Agro Tambi.
Agrowisata ini merupakan objek wisata alam yang diusahakan oleh PT Tambi. PT Tambi
sendiri mengelola tiga unit perkebunan yang terletak di Desa Bedakah, Desa Tanjungsari dan
Desa Tambi dengan luas 829,14 ha. Wisata Agro Tambi merupakan agrowisata yang
dibangun di atas lahan perkebunan teh yang terdapat di Desa Tambi. Agrowisata ini menjadi
salah satu tujuan wisata alam unggulan di kabupaten Wonosobo karena berada pada jalur
yang strategis yaitu pada jalur wisata Wonosobo-Dieng. Fasilitas unggulan yang ditawarkan
agrowisata ini adalah perkebunan teh yang terhampar luas di lereng Gunung Sindoro.
Perkebunan teh ini mempunyai ketinggian 1200 – 2000 meter diatas permukaan laut dan
memiliki suhu udara rata-rata minimal 15 º C dengan suhu maksimal 24 º C. Wisata Agro
Tambi dilengkapi dengan fasilitas home stay, taman bermain, kebun dan pabrik teh. Di
Agrowisata ini pengunjung bisa mendapatkan penjelasan mengenai budidaya, pengolahan,
dan pemasaran teh melalui kegiatan menyusuri kebun dan pabrik teh.

Di Kabupaten Wonosobo, pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan


sumbangan cukup besar bagi pendapatan daerah, pada tahun 2011 sektor pariwisata
menyumbang 0,081 persen bagi Anggaran Pendapatan dan Kabupaten Wonosobo. 2010.
Wisata Alam Kabupaten Wonosobo. Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Wonosobo yang
mencapai Rp 983.836.167.553,00, bahkan sumbangan yang diberikan oleh sektor pariwisata
melebihi anggaran awal yang ditetapkan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Wonosobo.

1.2 Tujuan

Agar kita mengetahui kelayakan Agrowisata di Desa Tambi di Kabupaten Wonosobo


pada spesifik lokasi dan spesifik tema yang di tinjau dari :

 Kelayakan objek dan lokasi sesuai dengan potensi wilayah/daerah


 Keterkaitan obyek agrowisata yang dikaji dengan obyek wisata lainnya.
 Analisis SWOT
 Analisis Sapta/Nawa pesona obyek wisaya yang dikaji.
 Evaluasi kesesuaian dan rekomendasi untuk pengembangan dan keberlanjutan
agrowisata.
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Profil Desa Tambi

Desa Tambi merupakan salah satu dari 16 desa dan kelurahan di Kecamatan Kejajar.
Desa ini terletak di bagian barat Kecamatan Kejajar dengan ketinggian 1.369 meter di atas
permukaan laut.

Batas wilayah Desa Tambi adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kelurahan Kejajar


Sebelah Timur : Desa Sigedang
Sebelah Selatan : Desa Buntu
Sebelah Barat : Desa Kreo Luas wilayah

Desa Tambi adalah 480.371 Hektar (Ha) yang sebagian besar terdiri atas tanah
tegalan, sedangkan sisanya adalah bangunan, hutan, perkebunan, dan jalan raya. Potensi
ekonomi yang dimiliki oleh Desa Tambi adalah adanya Wisata Agro Tambi, kebun teh dan
Dam Serayu. Desa ini juga berada pada jalur alternatif Wonosobo menuju Kabupaten
Temanggung, Jawa Tengah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Desa Tambi memiliki potensi sebagai
jalur alternatif dan lokasi wisata yang dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi desa dan
masyarakat. Selain potensi sumber daya alam, kondisi perekonomian masyarakat suatu
wilayah juga dapat dilihat dari jenis pekerjaan peduduk. Data mengenai jumlah penduduk
dirinci menurut jenis pekerjaan di Desa Tambi, kecamatan Kejajar disajikan dalam

2.2 Profil Perusahaan

2.2.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan

Pada tahun 1865 PT Perkebunan Tambi merupakan perusahaan perkebunan milik


pemerintah Hindia Belanda yang kemudian disewakan kepada pengusaha swasta Belanda,
pada saat itu PT Perkebunan Tambi telah memiliki tiga unit perkebunan, yaitu Unit
Perkebunan di Tanjungsari yang kemudian disewa oleh D. Vander Ships serta Unit
Perkebunan di Tambi dan Bedakah yang kemudian disewa oleh W.D. Jong. Pada tahun 1880,
ketiga unit perkebunan tersebut dibeli olehM.P. Van Den Berg, A.W. Holle dan Ed.
Jacobson. Ketiga orang tersebut selanjutnya mendirikan Bagelen Thee en Kina Maatscappij
di Wonosobo, mereka bekerjasama dengan Firma John Peet dan Co dalam hal pengurusan
dan pengolahan perkebunan teh.

Pendudukan Jepang di Indonesia menyebabkan perkebunan Tambi kembali berganti


kepemilikan, pada tahun 1942 ketiga unit perkebunan (UP) Tambi diambil alih oleh Jepang.
Tanaman teh pada umumnya tidak dirawat dan sebagian diganti dengan tanaman lain seperti
palawija, ubi-ubian, pyretium, dan jarak. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, ketiga
UP Tambi secara otomatis menjadi milik Negara Republik Indonesia di bawah Pusat
Perkebunan Negara, kantor pusat UP Tambi pada saat itu bertempat di Magelang.

Hasil Konferensi Meja Budar pada November 1949 turut menentukan kepemilikan
ketiga UP Tambi, hasil KMB yang menyebutkan bahwa perusahaan- perusahaan asing yang
berada di Indonesia yang sebelumnya sudah diakui menjadi milik Negara harus dikembalikan
kepada pemilik semula. Hal ini berarti ketiga UP Tambi kembali menjadi milik Bagelen Thee
en Kina Maatschappij. Setelah diadakan koordinasi antara ketiga pengelola kebun tersebut
bersama para eks pekerja mereka sepakat untuk membentuk kantor bersama yang dinamakan
Perkebunan Gunung. Hanya beberapa tahun setelah membentuk Perkebunan Gunung,
Bagelen Thee en Kina Maatschappij merasa tidak mampu mengelola UP Tambi, ketiga unit
perkebunan ini kemudian diserahkan ke Indonesia dan diubah namanya menjadi Perseroan
Terbatas NV ex PPN Sindoro Sumbing pada 26 November 1954.

Tahun 1957, terjadi kesepakatan antara Pemerintah daerah (Pemda) Wonosobo dan
PT NV ex PPN Sindoro Sumbing untuk bersama-sama mengelola perkebunan tersebut, dalam
bentuk perusahaan baru dengan pembagian modal 50 persen dari Pemda Wonosobo dan 50
persen dari PT NV ex PPN Sindoro Sumbing. Perusahaan baru tersebut kemudian diberi
nama PT Tambi.

PT Tambi selanjutnya membangun tiga unit pengolahan teh, masing- masing di


Tanjungsari, Tambi, dan Bedakah. Pembangunan lokasi pengolahan teh di masing-masing
unit perkebunan ini dilakukan untuk menghemat biaya transportasi dikarenakan letak ketiga
UP Tambi saling berjauhan. Namun, sejak tahun 1981 UP Tanjungsari tidak mengolah
sendiri pucuk daun tehnya, pengolahan diserahkan kepada UP Tambi dan UP Bedakah. PT
Tambi juga membangun kantor direksi yang bertempat di pusat kota Wonosobo, tepatnya di
Jl. Tumenggung Jogonegoro No.39. Meskipun memiliki satu kantor pusat, tetapi di masing-
masing unit perkebunan memiliki kantor perwakilan yang memiliki otoritas sendiri untuk
mengelola perkebunannya (Zubaidah 2011).

2.3 Profil Wisata Agro

2.3.1 Sejarah Perkembangan Wisata Agro Tambi

PT Tambi sebagai perusahaan Agrobisnis Teh, pada saat-saat tertentu harus


menghadapi keadaan dimana peningkatan biaya produksi tidak sesuai dengan hasil yang
diperoleh, ditambah lagi dengan adanya pencabutan subsidi pemerintah terhadap komponen-
komponen bahan produksi yang banyak digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan
seperti bahan bakar minyak (BBM) dan pupuk. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
langkah yang dapat dilakukan diantaranya adalah meningkatkan efisiensi produktivitas dan
kualitas semua kegiatan operasional, atau justru melakukan diversifikasi usaha yang dianggap
memiliki prospek yang baik. Akhirnya pada tahun 2001, PT Tambi memilih alternatif strategi
yang kedua yaitu melakukan diversifikasi usaha dengan membangun sebuah unit usaha baru
di bidang pariwisata, unit usaha ini kemudian diberi nama Wisata Agro Tambi (Zubaidah
2011). Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk membangun dan mengembangkan
Agrowisata di Indonesia pada saat itu.
2.3.2 Gambaran Umum Wisata Agro Tambi

Wisata Agro Tambi merupakan bentuk usaha diversifikasi PT Tambi yang


memanfaatkan potensi alam yaitu pemandangan lingkungan kebun teh sebagai objek wisata.
Lokasi agrowisata ini sangat strategis karena terletak pada jalur wisata Wonosobo ke
Yogyakarta, Candi Borobudur, Magelang dan Dataran Tinggi Dieng. Fasilitas unggulan yang
ditawarkan agrowisata ini adalah perkebunan teh yang terhampar luas di lereng Gunung
Sindoro. Perkebunan teh ini mempunyai ketinggian 1200 – 2000 meter di atas permukaan
laut dan memiliki suhu udara udara rata-rata minimal 15 º C dengan suhu maksimal 24 º C.

Produk yang ditawarkan oleh Wisata Agro Tambi adalah paket kunjungan sehari dan
paket menginap. Terdapat lima jenis paket kunjungan sehari yaitu paket standar, paket
eksklusif, paket eksklusif pesanan, paket pendidikan, dan paket pertemuan, sedangkan untuk
paket menginap, pengunjung disediakan homestay dengan berbagai fasilitas dan ukuran.
Selain itu, terdapat pula fasilitas tambahan yang disediakan bagi pengunjung menginap, paket
tersebut diberi nama paket Genen yang terdiri atas Api Unggun, Bakar Jagung dan live music
and dance.

Fasilitas tambahan lain yang dapat dipesan oleh pengunjung baik yang menginap
ataupun tidak adalah fasilitas Guide, kendaraan untuk menuju Dieng, dan outbond. Pada
masa liburan, calon pengunjung harus melakukan reservasi minimal tiga hari sampai satu
minggu sebelum kunjungan, sistem ini diterapkan pengelola guna menghindari adanya
bentrokan dengan jadwal kunjungan lain.

2.3.4 Visi dan Misi Wisata Agro Tambi

Visi dan Misi Wisata Agro Tambi mengacu pada Visi dan Misi perusahaan utama
yaitu PT Tambi. Visi PT Tambi sendiri adalah mewujudkan perusahaan perkebunan teh
berproduksi tinggi, ramah lingkungan, kualitas sesuai dengan selera konsumen, kokoh, dan
lestari, sedangkan misinya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi dalam rangka
mendapatkan pajak dan devisa bagi negara, pelestarian alam, dan penyerapan tenaga kerja.

2.3.5 Struktur Organisasi Wisata Agro Tambi

Struktur Organisasi merupakan suatu kerangka yang menghubungkan antara tiap-tiap


bagian dalam suatu organisasi, struktur organisasi memberikan gambaran mengenai
bagaimana tiap bagian berkelompok dan berkoordinasi untuk mencapai tujuan organisasi.
2.3.6 Fasilitas Wisata Agro Tambi

Wisata Agro Tambi merupakan suatu objek wisata berbasiskan perkebunan yang
menawarkan konsep yang cukup unik dibandingkan dengan usaha sejenis di Indonesia. Salah
satu bentuk keunikan Wisata Agro Tambi adalah adanya fasilitas homestay bagi pengunjung
yang ingin menginap. Selain fasilitas homestay, di wisata agro ini juga terdapat fasilitas-
faslitas lain baik yang sifatnya utama maupun pendukung. Fasilitas Utama yang terdapat di
Wisata Agro Tambi ini antara lain perkebunan teh, pabrik teh, gedung pertemuan, homestay
dan guide, sedangkan fasilitas pendukung diantaranya Taman Bermain, Mushala, Toilet, cash
bar, toko cinderamata dan oleh-oleh, restoran, tempat parkir serta outbond.

 Fasilitas Utama

Wisata agro Tambi merupakan suatu objek wisata yang mengunggulkan potensi
perkebunan teh sehingga mengutamakan fasilitas-fasilitas yang berhubungan langsung
dengan teh, mulai dari fasilitas kebun teh dimana pengunjung dapat belajar mengenai
budidaya teh sampai ke cara pemanenan, dan fasilitas pabrik teh dimana pengunjung dapat
melihat langsung kegiatan pengolahan pucuk daun teh menjadi teh kering yang siap
dikonsumsi. Fasilitas utama lain adalah homestay dimana pengunjung dapat menginap
dengan nyaman.

 Fasilitas Pendukung

Fasilitas pendukung Wisata Agro Tambi dibutuhkan untuk membangun image wisata
Agro Tambi sebagai lokasi wisata dan tempat peristirahatan yang mengutamakan
kenyamanan, keamanan, dan kemudahan bagi pengunjung. Fasilitas pendukung Agrowisata
ini diantaranya adalah pos satpam, lapangan parkir, ruang tunggu supir, toko, kantor,
restoran, toilet, mushola, taman bermain dan outbond.
BAB III
ANALISIS LINGKUNGAN USAHA

3.1 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal memfokuskan kajian pada identifikasi dan evaluasi tren
serta kejadian yang berada di luar kendali perusahaan namun memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keadaan perusahaan. Lingkungan eksternal yang dikaji meliputi faktor
ekonomi, faktor sosial, budaya, dan demografi, faktor politik, pemerintahan, dan hukum,
faktor teknologi serta faktor lingkungan industri.

3.1.1 Ekonomi

Kondisi ekonomi merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap


eksistensi suatu bisnis. Keadaan ekonomi suatu negara, khususnya berpengaruh pada tingkat
daya beli konsumen dan pengambilan keputusan manajerial perusahaan. Faktor ekonomi
yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Wisata Agro Tambi diantaranya adalah
pertumbuhan ekonomi masyarakat dan tingkat Inflasi.

Salah satu indikator penting untuk menilai kondisi ekonomi suatu negara dalam suatu
periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto, baik atas dasar harga berlaku maupun
atas dasar harga konstan. PDB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh
unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir
yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi (Mankiw 2007). PDB atas dasar harga berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang
berlaku setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah
barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan dasar harga yang berlaku pada satu
tahun tertentu (tahun 2000). PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat
pergeseran struktur ekonomi, sedangkan PDB atas dasar harga konstan digunakan untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Faktor eksternal yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap keberadaan Wisata Agro Tambi adalah faktor pertumbuhan
ekonomi masyarakat, karena itu indikator yang kemudian digunakan adalah PDB atas dasar
harga konstan.

3.1.2 Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

Faktor sosial, budaya, demografi, dan sosial yang berpengaruh terhadap Wisata Agro
Tambi cukup banyak. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah loyalitas konsumen,
ketersediaan tenaga kerja, tren wisata, sikap masyarakat, pemandangan alam yang indah,
berhawa sejuk dan masih asri, infrastruktur/akses, curah hujan, penyebaran penyakit Cacar
Daun Teh, terjadinya bencana dan gangguan alam, pengelolaan limbah/sampah wilayah
sekitar, dan isu ancaman teroris di Indonesia.

 Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen yang tinggi merupakan suatu peluang yang harus dapat
dimanfaatkan suatu perusahaan. Loyalitas adalah suatu kondisi dimana pelanggan menjadi
setia kepada suatu produk sekaligus merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain,
walaupun dia tidak lagi menjadi konsumen dari produk tersebut. Berdasarkan pemaparan
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat dua jenis konsumen yang loyal, yaitu
konsumen yang masih menjadi pelanggan, atau konsumen yang merekomendasikan produk
dari suatu perusahaan walaupun dia sendiri mungkin bukan lagi menjadi pemakai produk
tersebut.

Banyak cara yang digunakan oleh perusahaan untuk menciptakan loyalitas dalam diri
konsumennya, tidak terkecuali bagi Wisata Agro Tambi. Langkah yang digunakan wisata
Agro Tambi dalam menciptakan loyalitas konsumennya adalah dengan membangun
komunikasi dua arah dengan pelanggan dan berupaya untuk membangun kecintaan pelanggan
terhadap Wisata Agro Tambi. Komunikasi dua arah dilakukan Wisata Agro Tambi dalam
upaya mendapatkan kritik dan saran dari pengunjung, agar mereka memiliki pegangan dalam
melakukan perbaikan-perbaikan dari sisi pelayanan maupun fasilitas.

Loyalitas konsumen Wisata Agro Tambi terlihat dari data historis pengunjung, yang
menunjukkan bahwa terdapat institusi-institusi yang secara berkala melakukan kunjungan ke
Wisata Agro Tambi seperti UPN Yogyakarta, Universitas Diponegoro Semarang, PLN,
Kejaksaan Negeri, dan lain-lain. Berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada pengunjung
juga dapat ditarik kesimpulan bahwa 29 orang (97 persen) pengunjung akan
merekomendasikan Wisata Agro Tambi kepada orang lain.

 Ketersediaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang direkrut oleh Wisata Agro Tambi sebagian berasal dari masyarakat
sekitar yaitu dari Desa Tambi, Kecamatan Kejajar. Alasan dipilihnya tenaga kerja yang
berasal dari wilayah sekitar adalah untuk mengantisipasi datangnya pengunjung pada malam
atau dini hari, lokasi tenaga kerja yang dekat dapat mempermudah komunikasi dan
mempercepat proses pelayanan kepada pengunjung. Sesuai dengan syarat minimal tenaga
kerja, Wisata Agro Tambi menetapkan kualifikasi minimal SMP untuk merekrut tenaga kerja
yang berasal dari wilayah setempat.

 Sikap Masyarakat

Keberadaan Wisata Agro Tambi dianggap menguntungkan bagi masyarakat karena


turut meningkatkan taraf hidup melalui pemberdayaan masyarakat dan munculnya usaha-
usaha kecil di sekitar wilayah agrowisata. Timbal balik yang diberikan masyarakat adalah
dengan memberikan dukungannya terhadap adanya Wisata Agro Tambi dan kepada
pengunjung yang datang. Dukungan masyarakat dapat dilihat dari adanya lingkungan yang
aman, sikap masyarakat yang ramah dan juga terbuka. Hal-hal tersebut menjadi peluang bagi
Wisata Agro Tambi karena dapat meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pengunjung.

 Pemandangan Alam yang Indah, Berhawa Sejuk dan Masih Asri

Wisata Agro Tambi terletak di lereng Gunung Sindoro dengan hamparan perkebunan
teh menampilkan pemandangan alam yang sangat indah, suhu udara 15-240C di ketinggian
2000 di atas permukaan laut menghasilkan hawa khas pegunungan yang sejuk. Selain itu
lokasi Wisata Agro Tambi juga berjarak cukup jauh dari jalan raya yaitu sekitar 800 meter,
lokasi ini membuat suasana Wisata Agro Tambi mejadi semakin nyaman karena tidak
terganggu oleh kebisingan lalu lintas jalan raya.

 Infrastruktur/Akses

Akses ke Wisata Agro Tambi cukup mudah dengan didukung oleh jalanan yang sudah
beraspal halus. Jarak antara lokasi Wisata Agro Tambi dengan pusat pemerintahan kabupaten
Wonosobo adalah sekitar 16 kilometer dan dapat ditempuh selama 20 menit dengan
menggunakan kendaraan pribadi. Jika menggunakan kendaraan umum, kendaraan yang dapat
digunakan adalah bus jurusan Wonosobo-Dieng sampai ke Desa Tambi kemudian dilanjutkan
dengan alat transportasi ojek ataupun berjalan kaki sejauh 800 meter

Ojek yang tersedia untuk mengantar pengunjung ke tempat tujuan cukup banyak,
yaitu berjumlah 25 buah dengan dua pangkalan yaitu di gerbang masuk Desa Tambi dan di
sebelah Wisata Agro Tambi. Keadaan jalan dan akses yang mudah ini menjadi peluang bagi
pengembangan Wisata Agro Tambi karena dapat mempermudah wisatawan yang ingin
berkunjung.

 Curah Hujan

Bagi Wisata Agro Tambi yang sebagian besar kegiatan wisatanya berada di alam
terbuka, faktor cuaca seperti hujan turut berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan. Curah
hujan yang tinggi di wilayah Wonosobo yaitu rata-rata mencapai 4088 milimeter per tahun11,
berpengaruh negatif atau menjadi ancaman bagi kelangsungan usaha Wisata Agro Tambi.
Hujan pada umumnya mempengaruhi aktivitas di luar ruangan seperti plantation tour dan
outbond. Ketika hujan turun, apabila memungkinkan paket wisata plantation tour dan
outbound dipindahkan ke waktu lain, namun apabila tidak memungkinkan, kedua kegiatan
tersebut terpaksa dibatalkan. Menurut Bapak Puji selaku Kasi Umum dan Tour Guide, hujan
cukup sering mengganggu aktivitas outdoor di Wisata Agro Tambi.

 Penyebaran Penyakit Cacar Daun Teh

Faktor lingkungan lain yang berpengaruh terhadap Wisata Agro Tambi adalah
penyebaran penyakit cacar daun yang menyerang teh. Cacar daun teh merupakan penyakit
yang disebabkan oleh bakteri Exobasidium vexans. Peningkatan serangan bakteri
Exobasidium vexans sendiri disebabkan karena penurunan kadar bahan organik tanah akibat
kurangnya konservasi lahan, penurunan keanekaragaman hayati, serta masih terbatasnya klon
teh yang tahan terhadap serangan penyakit ini. Faktor eksternal seperti perubahan iklim,
cuaca, dan lingkungan juga turut menjadi penyebab meningkatnya serangan penyakit cacar
daun teh. Umumnya serangan penyakit cacar daun teh terjadi pada pucuk peko (pucuk daun
teh), daun pertama, kedua dan ketiga. Gejala awal terlihat bintik-bintik kecil tembus cahaya,
kemudian bercak melebar dengan pusat tidak berwarna dibatasi dari cincin berwarna hijau,
lebih hijau dari sekelilingnya dan menonjol ke bawah, kemudian berubah warna menjadi
putih yang mengandung spora dan akhirnya pusat berwarna coklat tua, mati dan menjadi
lubang.

Penyebaran penyakit teh yaitu cacar daun teh yang seringkali menyerang saat
pergantian musim, menjadi ancaman bagi wisata agro Tambi, hal ini dikarenakan
pemandangan alam di wilayah kebun teh menjadi tidak sedap dipandang dan mengurangi
minat pengunjung untuk menelusuri tea walk. Sebanyak 21,18 persen dari jumlah total
tanaman teh PT Tambi terinfeksi oleh penyakit cacar daun teh pada saat pergantian musim
(Primanita 2010). Penyakit cacar daun teh ini juga berakibat pada penurunan produktivitas
dan mutu hasil pengolahan teh.

 Terjadinya Bencana dan Gangguan Alam

Terjadinya bencana dan gangguan alam menjadi ancaman karena hal ini berpengaruh
signifikan terhadap penurunan jumlah pengunjung wisata Agro Tambi. Isu yang berkembang
pada saat itu diantaranya adalah perubahan status Dataran Tinggi Dieng dan Gunung Sindoro
menjadi waspada pada tahun 2011. Adanya isu ini mempengaruhi jumlah kunjungan
wisatawan karena terkait pada kekhawatiran calon pengunjung akan adanya imbas bencana
terhadap diri mereka.

3.1.3 Persaingan/Industri

Kerangka yang digunakan untuk menganalisis tingkat persaingan adalah Kerangka


Analisis Lima Kekuatan Persaingan yang dikemukakan oleh Porter (1991). Lima kekuatan
persaingan Porter terdiri atas persaingan di antara perusahaan yang ada, ancaman masuknya
pendatang baru, ancaman produk/jasa substitusi, kekuatan tawar-menawar pemasok, dan
kekuatan tawar menawar pembeli.

 Persaingan di Antara Perusahaan yang Ada

Wisata Agro Tambi sebagai usaha wisata yang mengedepankan konsep alam
menghadapi persaingan di wilayah Wonosobo. Namun, pada kenyataannya keberadaan objek
wisata lain di Wonosobo ini justru menjadi keuntungan bagi Wisata Agro Tambi, hal ini
terkait pada bagaimana menciptakan kegiatan pemasaran yang dapat menguntungkan banyak
pihak. Ini dikarenakan konsep usaha yang ditawarkan oleh masing-masing objek wisata
berbeda. Berdasarkan hasil wawancara dengan konsumen, sebagian besar pengunjung yang
berasal dari luar kota ingin menikmati keseluruhan objek wisata yang terdapat di Wonosobo,
pengunjung pada awalnya hanya berencana untuk berkunjung ke satu objek wisata,
contohnya Dieng, namun setelah sampai ke Wonosobo mereka merasa ingin mengunjungi
objek-objek wisata lain seperti Wisata Agro Tambi, Menjer, Kalianget dll. Persaingan yang
tinggi justru muncul dari lingkup wiayah yang lebih luas yaitu Jawa Tengah. Di Jawa Tengah
terdapat banyak perusahaan penghasil produk-produk pertanian yang kemudian melakukan
diversifikasi usaha ke sektor pariwisata dengan menciptakan agrowisata, selain itu
agrowisata- agrowisata ini juga didukung oleh letaknya yang dekat dengan daerah wisata
seperti Semarang dan Jogjakarta.
 Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Terdapat tujuh jenis hambatan masuk bagi pendatang baru dalam suatu industri,
antara lain skala ekonomi, diferensiasi produk, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok,
akses ke saluran distribusi, biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala (teknologi milik
sendiri, penguasaan bahan baku, lokasi, subsidi pemerintah, dan pengalaman), serta kebijakan
pemerintah. Untuk industri agrowisata sendiri, ancaman masuk pendatang baru termasuk
rendah, hal ini disebabkan karena tingginya kebutuhan modal yang diperlukan untuk
mendirikan usaha sejenis, adanya penggunaan teknologi tertentu dan adanya pengalaman
teknis yang harus dimiliki pengelola.

Pendirian Wisata Agro Tambi yang didukung oleh adanya perkebunan dan pabrik teh
yang sudah terlebih dahulu ada juga menjadi hambatan yang besar bagi pendatang baru.
Selain itu, apabila dikaitkan dengan diferensiasi produk atau hal yang membedakan produk
dengan pesaing, maka hambatan masuk untuk pendatang baru juga tinggi, karena produk
Wisata Agro Tambi yang mencakup objek wisata pertanian yang dilengkapi dengan
penginapan belum banyak dilakukan oleh objek wisata lain.

Mengenai aspek kebijakan pemerintah, di Wonosobo maupun Jawa Tengah hingga


saat ini tidak ada kebijakan pemerintah yang membatasi atau menghambat kemungkinan
munculnya agrowisata baru melalui peraturan- peraturan tertentu. Faktor lain yang
menentukan hambatan masuk pendatang baru adalah akses ke saluran distribusi, untuk
agrowisata yang lebih mengunggulkan produk berupa jasa yang langsung dinikmati di
tempat, akses ke saluran distribusi ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan.
BAB IV
PENGEMBANGAN DAN KEBERLANJUTAN AGROWISATA

4.1 Tahap Input

Tahap input berisi informasi input dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi.
Tahap input yang digunakan dalam kerangka perumusan strategi pada penelitian ini adalah
matriks EFE dan IFE. Matriks input ini berhubungan dengan tingkat kepentingan relatif dari
faktor-faktor peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan dari hasil analisis lingkungan
internal dan eksternal.

4.1.1 Identifikasi Peluang dan Ancaman

Analisis terhadap lingkungan eksternal menghasilkan 13 peluang yang dapat


dimanfaatkan serta tujuh ancaman yang harus diatasi atau dihindari oleh Wisata Agro Tambi.
Peluang dan ancaman yang dihasilkan merupakan hasil analisis terhadap lingkungan
ekonomi, lingkungan sosial, budaya, dan demografi, lingkungan politik, pemerintah, dan
hukum, lingkungan teknologi, serta lingkungan industri.

Tabel Faktor Peluang dan Ancaman Wisata Agro Tambi


4.1.2 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan

Analisis faktor internal menghasilkan sebelas kekuatan dan enam kelemahan yang
dimiliki oleh Wisata Agro Tambi yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang dan
mengatasi/menghindari ancaman. Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan tersebut merupakan
hasil analisis lingkungan internal yang mencakup aspek manajemen, pemasaran,
keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi
manajemen.

 Strategi S-O (Strengths-Opportunities)

Strategi S-O menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan


peluang eksternal. Alternatif strategi S-O Wisata Agro Tambi yang pertama adalah
menambahkan fasilitas baru di lingkungan Wisata Agro Tambi. Pangsa pasar yang dimiliki
oleh Wisata Agro Tambi pada tahun 2011 adalah sebesar 3,3 persen dari keseluruhan jumlah
wisatawan yang melakukan kunjungan ke Wonosobo. Dengan mempertimbangkan adanya
tren kenaikan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Wonosobo, maka peluang dan pangsa
pasar Wisata Agro Tambi ini masih dapat terus ditingkatkan dengan melakukan langkah-
langkah penetrasi pasar yang strategis.

Saat ini fasilitas yang terdapat di Wisata Agro Tambi merupakan fasilitas yang hanya
dapat dinikmati oleh pegunjung yang datang bersama rombongan ataupun pengunjung yang
datang untuk menginap, penambahan fasilitas berupa produk-poduk wisata yang dapat
dinikmati secara individual tanpa harus menginap dapat menjadi langkah yang tepat
dilakukan oleh Wisata Agro Tambi dalam rangka meningkatkan pangsa pasar dan
memperluas target pasarnya. Contoh wahana rekreasi yang dapat ditambahkan adalah kolam
renang air hangat dan Paint Ball.

Kolam renang air hangat dan taman bermain merupakan jenis wisata yang
membutuhkan lokasi yang cukup luas, di Wisata Agro Tambi sendiri masih terdapat tanah
kosong berukuran 15x30 meter yang sebelumnya merupakan lapangan tenis yang sekarang
sudah tidak aktif lagi. Dinilai dari ukuran dan pemanfaatannya, lokasi ini tentu cocok untuk
dimanfaatkan sebagai lokasi kolam renang dan taman bermain. Di Wonosobo juga terdapat
mata air yang secara kontinu mengeluarkan air hangat dengan debit yang cukup besar di
wilayah Kalianget (berjarak 11,5 kilometer), Bitingan (berjarak 22 kilometer), Siglagah
(berjarak 35,6 kilometer), dan Jojogan (berjarak 8,7 kilometer). Dilihat dari segijarak, maka
sumber mata air panas Jojogan yang paling efektif dan efisien untuk dimanfaatkan sebagai
sumber air bagi kolam renang air hangat Wisata Agro Tambi.

Alternatif penambahan fasilitas yang kedua adalah Paint Ball. Permainan ini
merupakan sebuah kegiatan simulasi pertempuran dengan menggunakan peluru cat (memakai
paint gun). Paint Ball merupakan permainan simulasi tempur dengan menggunakan peluru
berbentuk bulat yang berisi cat. Untuk satu permainan, terdiri dari 2 sesi permainan, dimana
satu sesi berdurasi kurang lebih 20 menit. Selama 20 menit itu pengunjung akan melakukan
pertempuran sesuai instruksi dari pemandu. Lokasi yang cocok untuk permainan ini adalah
hutan kecil yang berada di taman Wisata Agro Tambi, hutan tersebut memungkinkan
pengunjung untuk bersembunyi dan melakukan serangan. Namun tentunya sebelum kedua
strategi ini dijalankan harus ada penelitian dan perencanaan secara lebih matang mengenai
penambahan fasilitas kolam renang air hangat dan paint ball ini.

 Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities)

Strategi W-O bertujuan untuk mengatasi/mengurangi kelemahan internal dengan


memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi W-O bagi Wisata Agro Tambi adalah
menciptakan fasilitas penelitian dan pengembangan untuk memantau perkembangan
preferensi konsumen, pemasaran jasa, harga, dan tingkat persaingan.

Penelitian pasar bertujuan untuk memperoleh gambaran kondisi pasar sebagai dasar
pengambilan keputusan perusahaan. Dalam kaitannya dengan kondisi Wisata Agro Tambi,
maka jenis penelitian yang penting dilakukan adalah penelitian yang memiliki dampak
terhadap preferensi konsumen, pemasaran jasa, harga, tingkat persaingan dan pengembangan
produk.

Kegiatan penelitian dan pengembangan tidak harus didukung oleh fasilitas yang
memadai dan biaya yang tinggi. Wisata Agro Tambi dapat melakukan kegiatan penelitian dan
pengembangan pasar dengan kerjasama antara Wisata Agro Tambi dan Institusi Pendidikan
Tinggi terutama bagi mahasiswa Jurusan Sosial dan Ekonomi yang terdapat di Jawa Tengah
serta Yogyakarta. Kerjasama dapat berupa kontrak penelitian mahasiswa institusi yang dituju,
dalam hal ini Wisata Agro Tambi berperan sebagai penyedia tempat dan fasilitas, sedangkan
mahasiswa berperan sebagai peneliti. Selanjutnya hasil dari penelitian harus dilaporkan
kepada pihak Wisata Agro Tambi. Pembatasan ruang lingkup Institusi sebaiknya di wilayah
Jawa Tengah dan Yogyakarta dimaksudkan untuk menekan biaya penelitian. Pembatasan
ruang lingkup ini seharusnya tidak mengurangi kualitas hasil penelitian mahasiswa karena di
Jawa Tengah dan Yogyakarta sendiri sudah banyak Perguruan Tinggi berkualitas. Wisata
Agro Tambi dan Institusi yang dituju dapat membuat kontrak kerjasama mengenai besarnya
biaya, periode waktu penelitian, serta feedback yang diperoleh perusahaan.

 Strategi S-T (Strengths-Threats)

Strategi S-T menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau


mengurangi pengaruh ancaman eksternal. Alternatif strategi S-T bagi Wisata Agro Tambi
adalah meningkatkan loyalitas pengunjung Wisata Agro Tambi serta menjalin kemitraan
dengan objek wisata di Wonosobo, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo
serta Agen Wisata dalam hal menciptakan paket wisata Wonosobo-Dieng.

Usaha meningkatkan loyalitas pengunjung guna mengurangi atau meminimalkan


dampak adanya ancaman terbesar Wisata Agro Tambi yaitu isu mengenai bencana alam,
dapat dilakukan dengan memperbaiki keterampilan sumber daya manusia terutama dalam hal
pelayanan kepada pengunjung. Peningkatan keterampilan personil ini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan jasa training¸ mengikuti seminar, dan workshop. Wisata Agro Tambi juga
dapat menerapkan sistem keanggotaan bagi pengunjung dan memberikan keuntungan-
keuntungan tertentu bagi anggota seperti diskon, memberikan variasi/bonus kudapan, dan
memberikan gratis satu paket wisata setelah melakukan minimal lima kali kunjungan.

Langkah peningkatan loyalitas wisata pada dasarnya harus dilakukan bukan hanya
oleh objek wisata itu sendiri, melainkan kerjasama multisektoral antara objek wisata,
pemerintah dan masyarakat. Karena itu, selain memperbaiki kualitas internal Wisata Agro
Tambi, pengelola harus mampu berkoordinasi dengan pemerintah, terutama dengan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, serta merangkul masyarakat sekitar.

Strategi S-T yang kedua adalah menjalin kemitraan dengan objek wisata di
Wonosobo, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo serta Agen Wisata
dalam hal menciptakan paket wisata Wonosobo-Dieng. Tingkat persaingan antar wisata alam
yang terletak di satu jalur wisata Wonosobo-Dieng justru dapat menjadi keuntungan bagi
seluruh objek wisata yang ada di jalur ini. Letak objek wisata yang ada seperti Telaga
Menjer, Wisata Agro Tambi, Lembah Dieng dan Dieng yang berada pada satu jalur ini dapat
dimanfaatkan untuk menciptakan suatu bentuk kerjasama yang menguntungkan semua pihak.
Bentuk kerjasama ini adalah dengan menciptakan paket wisata Wonosobo-Dieng.

Adanya dukungan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo


menjadikan gagasan ini memiliki kemungkinan yang besar untuk direalisasikan. Paket Wisata
Wonosobo-Dieng memungkinkan Wisata Agro Tambi meningkatkan kendali atas pesaing
dan pemasar sekaligus memperluas pasarnya. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah
dengan membentuk suatu forum diskusi dan kerjasama antara Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan, pengelola objek wisata alam dan perwakilan dari Wisata Agro Tambi, melalui
forum ini dapat dirumuskan mengenai langkah-langkah strategis kerjasama, pembagian
tingkat keuntungan, dan langkah-langkah pemasaran paket wisata. Salah satu langkah
pemasaran yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan keberadaan agen-agen wisata
yang terdapat di pintu-pintu masuk kedatangan wisatawan di pulau Jawa. Pemasaran melalui
agen wisata ini merupakan langkah strategis dalam memperluas pasar sasaran karena dapat
menjangkau pasar yang sebelumnya tidak terjangkau oleh Wisata Agro Tambi maupun objek
wisata lain di wilayah Wonosobo. Strategi ini juga diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan Wisata Agro Tambi maupun objek wisata lain di Wonosobo dalam menghadapi
persaingan dengan objek wisata lain di Jawa Tengah.

 Strategi W-T (Weaknesses-Threats)

Strategi W-T diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan


menghindari/mengurangi ancaman eksternal. Alternatif strategi W-T bagi Wisata Agro
Tambi adalah menciptakan kegiatan promosi dan pemasaran yang lebih efektif dan intensif
serta menciptakan sistem manajerial terutama di bidang keuangan dan operasional yang
sesuai dengan perkembangan lingkungan eksternal maupun internal.

Saat ini upaya promosi yang Wisata Agro Tambi baru sebatas mengikuti kegiatan
pameran yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta liputan oleh
media, baik melalui media cetak dan visual. Untuk kegiatan promosi yang dilakukan sendiri,
Wisata Agro mempromosikan dirinya melalui leaflet, brosur, plang penunjuk jalan, dan
website. Namun, upaya promosi tersebut dirasakan masih kurang dapat memperkenalkan
Wisata Agro Tambi secara optimal, untuk itu diperlukan langkah-langkah promosi yang lebih
intensif lagi.

Langkah yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan memanfaatkan konsumen


sebagai sarana promosi, bukan hanya sebagai sarana bagi promosi word of mouth, namun
konsumen juga dapat menjadi sarana promosi visual melalui penempelan stiker di kendaraan
pribadi pengunjung, dengan adanya stiker tersebut, diharapkan pengetahuan masyarakat
mengenai keberadaan Wisata Agro dapat menyebar dengan lebih luas. Upaya lain adalah
dengan memaksimalkan pemanfaatan brosur dan leaflet, misalnya dengan menyebarkan
brosur dan leaflet secara berkala di sekolah-sekolah, instansi pemerintah ataupun di pusat-
pusat keramaiaan. Leaflet juga dapat dititipkan ke Agen/Biro perjalanan yang ada di
Wonosobo untuk memperluas penyebarannya. Perusahaan juga sebaiknya melakukan
perbaikan dan penambahan jumlah papan penunjuk jalan, karena papan yang ada saat ini
kurang terlihat dan sering tertutup poster kegiatan lain.

Strategi promosi yang telah dilakukan Wisata Agro Tambi melalui website
merupakan langkah yang tepat dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat mengenai
keberadaan wisata agro. Karena itu website harus menjadi salah satu perhatian utama wisata
agro Tambi, website yang telah ada harus di- update secara berkala agar masyarakat
mengetahui perkembangan wisata Agro Tambi baik dari segi fasilitas, kegiatan, maupun
harga.
Strategi W-T yang kedua adalah menciptakan sistem manajerial terutama di bidang
keuangan dan operasional yang sesuai dengan perkembangan lingkungan eksternal maupun
internal. Pengelolaan manajemen yang dilakukan oleh Wisata Agro Tambi saat ini memang
sudah cukup kompleks dan teratur. Hanya saja, Wisata Agro Tambi belum melakukan
penetapan persentase yang terstruktur terkait tingkat keuntungan dan pengalokasian
keuangan. Persentase tingkat keuntungan sangat penting dilakukan mengingat pengembangan
fasilitas wisata agro Tambi sepenuhnya dilakukan dengan menggunakan keuntungan Wisata
Agro.

Strategi penetapan harga yang dapat dilakukan oleh Wisata Agro Tambi adalah
strategi cost based pricing, buyer based pricing dan competitor based pricing. Strategi cost
based pricing merupakan strategi penetapan harga dimana perusahaan menentukan harga
berdasarkan biaya yang dibutuhkan kemudian ditambahkan dengan profit yang diinginkan.
Metode ini membantu perusahaan fokus pada profit, tapi dapat juga menyebabkan harga
diluar harapan konsumen dan harga dari perusahaan saingan. Dengan kata lain strategi ini
membebaskan perusahaan untuk menentukan berapa tingkat harga yang diinginkan.
Kebebasan menentukan keuntungan inilah yang kemudian harus dibatasi dengan
menggunakan strategi buyer dan competitor based pricing, keduanya memberikan batasan
tingkat harga perusahaan dengan memperhatikan nilai produk di mata konsumen dan harga
yang ditetapkan kompetitor, besarnya tingkat keuntungan harus dibandingkan dengan nilai
produk dan harga pesaing untuk menjaga pangsa pasar.

Wisata Agro Tambi sebaiknya juga melakukan pengalokasian keuangan secara lebih
terstruktur contohnya adalah dengan membuat perencanaan keuangan berupa berapa
persentase keuangan yang dianggarkan untuk tiap-tiap pos/bagian, perencanaan ini kemudian
diimplementasikan dan dievaluasi pada saat pelaporan keuangan. Pengalokasian keuangan
yang paling penting adalah yang akan digunakan untuk membiayai kegiatan operasional,
membayar gaji karyawan, pajak dan pengembangan usaha.
BAB V
ANALISIS SWOT

5.1 Pengertian Analisis Swot

Analisis Swot adalah sebuah analisa yang bersifat deskriptif (analisa berupa
gambaran) terhadap situasi ataupun kondisi sebagaimana merupakan sebuah masukan dengan
setiap fungsi yang berbeda yang akan dikelompokkan masing-masing. Analisa SWOT ini,
harus diingat, hanya bisa digunakan sebagai gambaran atas situasi maupun kondisi yang
sedang dihadapi dan bukan merupakan sebuah solusi atas permasalahan dalam bisnis yang
dihadapi setiap perusahaan.

5.1.1 Strenght (Kekuatan)

Faktor-faktor yang menjadi kekuatan Wisata Agro Tambi yaitu:

 Perusahaan telah melakukan perencanaan,


 Maksud, tujuan, dan perencanaan wisata agro terinformasikan kepada seluruh
pengelola,
 Terdapat langkah-langkah peningkatan motivasi karyawan,
 Terdapat standar pendidikan minimal bagi karyawan,
 Terdapat bentuk-bentuk pengendalian,
 Modal awal berasal dari hibah pemerintah provinsi, sedangkan untuk pengembangan
menggunakan keuntungan wisata agro,
 Terletak jauh dari kota besar,
 Seluruh pengelola berhubungan langsung dalam pelayanan kepada pengunjung,
 fasilitas terkelola dengan baik,
 Lay Out Wisata Agro Tambi efektif,
 Berkontribusi kepada pemerintah melalui pembayaran pajak secara kontinu.

5.1.2 Weaknesses (Kelemahan)

Faktor-faktor yang menjadi kelemahan Wisata Agro Tambi yaitu:

 Belum terdapat target pasar yang jelas dan spesifik,


 Belum melakukan riset pasar secara langsung kepada pengunjung dan masyarakat,
 Strategi promosi yang dilakukan sendiri belum efektif,
 Belum terdapat sistem pengalokasian keuangan yang sistematis,
 Belum terdapat penentuan tingkat keuntungan yang sistematis, serta
 Belum memiliki fasilitas penelitian dan pengembangan sendiri
5.1.3 Opportunities (Peluang)

Faktor-faktor yang menjadi peluang Wisata Agro Tambi yaitu:

 Pertumbuhan ekonomi,
 Loyalitas konsumen tinggi,
 Ketersediaan tenaga kerja,
 Tren wisata back to nature,
 Sikap masyarakat yang mendukung keberadaan Wisata Agro Tambi,
 Pemandangan alam yang indah, berhawa sejuk, dan masih asri,
 Akses ke Wisata Agro Tambi mudah,
 Pengelolaan limbah/sampah wilayah sekitar,
 Dukungan pemerintah terhadap pengembangan potensi daerah,
 Penetapan hari libur nasional,
 Perkembangan teknologi internet dan telepon seluler,
 Hambatan masuk pendatang baru tinggi, dan
 Kekuatan tawar- menawar pemasok rendah

5.1.4 Threats (Ancaman)

Faktor-faktor yang menjadi ancaman Wisata Agro Tambi yaitu:

 Tingkat Inflasi,
 Curah hujan yang tinggi,
 Terjadinya bencana dan gangguan alam,
 Isu ancaman teroris di Indonesia,
 Penyebaran penyakit teh,
 Kebijakan pemerintah terkait rencana kenaikan harga BBM, dan
 Tingkat persaingan dengan agrowisata lain di Jawa Tengah tinggi.
BAB VI
PENUTUP

Di Kabupaten Wonosobo, pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan


sumbangan cukup besar bagi pendapatan daerah, pada tahun 2011 sektor pariwisata
menyumbang 0,081 persen bagi Anggaran Pendapatan dan Kabupaten Wonosobo. 2010.
Wisata Alam Kabupaten Wonosobo. Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Wonosobo yang
mencapai Rp 983.836.167.553,00, bahkan sumbangan yang diberikan oleh sektor pariwisata
melebihi anggaran awal yang ditetapkan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Wonosobo.

Banyak cara yang digunakan oleh perusahaan untuk menciptakan loyalitas dalam diri
konsumennya, tidak terkecuali bagi Wisata Agro Tambi. Langkah yang digunakan wisata
Agro Tambi dalam menciptakan loyalitas konsumennya adalah dengan membangun
komunikasi dua arah dengan pelanggan dan berupaya untuk membangun kecintaan pelanggan
terhadap Wisata Agro Tambi. Komunikasi dua arah dilakukan Wisata Agro Tambi dalam
upaya mendapatkan kritik dan saran dari pengunjung, agar mereka memiliki pegangan dalam
melakukan perbaikan-perbaikan dari sisi pelayanan maupun fasilitas.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

Chamdani U. 2008. Aspek komunikasi dalam pengembangan agrowisata.

Damanik J, Weber HF. 2006. Perencanaan Ekowisata. Yogyakarta: Andi.

David FR. 2009. Manajemen Strategis. Ed ke-12. Sunardi D, penerjemah. Jakarta: Salemba
Empat. Terjemahan dari: Strategic Management, 12thed.

[Disbudpar]. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. 2009. Kabupaten dan
Kota di Jawa Tengah yang Mengalami Peningkatan Kunjungan Pariwisata Tahun
2006-2008. Semarang: Disbudpar Provinsi Jawa Tengah.

[Disbudpar]. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. 2010. Data
Perkembangan Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Jawa Tengah pada Tahun
2008-2009. Semarang: Disbudpar Provinsi Jawa Tengah.

[Disparbud]. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo. 2011. Data


Kunjungan Wisatawan ke Obyek Wisata Kabupaten Wonosobo Tahun 2007-2011.
Wonosobo: Disparbud Kabupaten Wonosobo.

Ernaldi ME. 2010. Analisis strategi pengembangan agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas
PTPN VIII Bogor, Jawa Barat.[Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Ilhami N, Sinaga MB. 2000. Penggunaan pangsa pengeluaran pangan sebagai indikator
komposit ketahanan pangan.

Kotler P, Keller KL. 2007. Manajemen Pemasaran. Ed ke-12. Jilid 1. Molan B, penerjemah.
Jakarta: PT Indeks. Terjemahan dari: Marketing Management Twelfth Edition.

Kuncoro M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Machrodji AM. 2004. Strategi pengembangan kampoeng wisata Cinangneng desa Cihideung
Udik, Ciampea, kabupaten bogor.[Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor, Bogor

Anda mungkin juga menyukai