PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui kearifan local yang terdapat di Kabupaten Sikka.
Untuk mengetahui sistem pertanian masyarakat Kabupaten Sikka.
BAB II
PEMBAHASAN
Obyek wisata yang membuat bukit ini terkenal adalah Patung Bunda Maria Segala
Bangsa setinggi 28 meter yang telah berdiri sejak tahun 2004. Tempat ini biasanya
didatangi oleh pelancong yang ingin berziarah sekaligus rekreasi karena kawasan
Bukit Nilo dikelilingi oleh pepohonan dan taman bunga yang indah. Anda dapat
memarkirkan kendaraan di kawasan pintu gerbang dan berjalan kaki sejauh 500
meter untuk sampai ke patung ini. Ketika sampai, Anda juga bisa melihat
pemandangan Kota Maumere dari atas karena lokasi patung ini berada di atas
ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut (mdpl).
2. Lopo Gete
Lepo Gete ini menjadi istana kerajaan Sikka dan sekaligus pusat pemerintahan
kerajaan Sikka dalam rentan waktu yang cukup lama terutama dalam masa
penjajahan Portugis abad ke XVI dan Belanda abad ke XVII. Dengan demikian Lepo
Gete pernah menjadi pusat kontak budaya antara penduduk lokal Sikka pada
umumnya dan orang asing.
Lepo Gete dalam bahasa Sikka diartikan sebagai rumah yang ditempati oleh
orang besar. Rumah ini ditempati oleh Raja Sikka sehingga biasa disebut Istana Raja.
Berada persis di bibir pantai selatan, Lepo Gete warisan kerajaan ini hancur bak
ditelan ganasnya ombak pantai selatan. Niat baik pemerintah Kabupaten Sikka
membangunnya kembali membuat Lepo Gete bisa disaksikan generasi muda saat ini.
Meski tidak sesuai aslinya, Lepo Gete tetap menjadi sebuah bangunan unik penuh
sejarah.
3. Gereja Tua Sikka
Gereja Tua Sikka Dirancang oleh arsitek yang juga merancang Katedral
Jakarta, gereja ini dibangun pada tahun 1983. Walaupun sudah berusia tua, namun
gereja ini masih berdiri kokoh dengan kubah setinggi 10 meter yang ditopang oleh
kuda-kuda atap berbahan kayu jati. Yang menark dari gereja ini adalah desain gereja
yang merupakan gabungan dari gaya bangunan Eropa dan Sikka. Kehadiran unsur
Sikka paling jelas terlihat saat Anda memasuki ruangan gereja di mana seluruh
dindingnya dihiasi oleh lukisan tenun ikat Sikka bermotif Gabar (motif khusus
pakaian raja) dan Wenda (motif pakaian yang dipakai masyarakat). Selain itu,
terdapat pula lukisan kaca di altar yang sudah ada sejak gereja ini berdiri yang
menambah keindahannya.
4. Pantai Koka – Paga
Pantai Paga adalah salah satu sudut terindah di Maumere, tepatnya berada
di Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Agar kamu bisa
melihat sendiri hamparan pasir putih dan kapal-kapal nelayan di atas lautan biru,
kamu harus menempuh perjalanan sejauh 48 km dari Maumere. Lokasinya mudah
ditemukan karena ada di dekat jalur yang menghubungkan Maumere dan Ende. Jadi
saat kamu lelah dalam perjalanan, bisa mampir ke tempat ini untuk beristirahat
sembari menikmati keindahan pantai. Kamu akan disambut dengan terpaan angin
yang berhembus membawa aroma laut.
5. Jong Dobo
Nama lengkap kampong Dobo sendiri tempat dimana 'Jong Dobo' berada
adalah “Dobo Dora Nata Ulu”, artinya Puncak Dobo Kampung pertama. Ada
beberapa perkampungan yang mesti Anda lewati jika ingin berkunjung ke Kampung
Dobo, yakni Kampung Habilopong, Apinggoot dan Wolomotong.Dengan kecepatan
motor hingga 60 km per jam, kita bisa tiba sekitar 30 menit dari Kota Kabupaten
Sikka, Maumere.Memasuki Kampung Dobo Anda akan disambut sebuah gapura
dengan tulisan dalam bahasa Sikka, Maumere berbunyi “Uhet Dien Dat Hading”
yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah Selamat datang, pintu
terbuka.Berdasarkan cerita lisan 'Kleten Latar', mitos “Jong Dobo” ini berawal dari
kutukan setelah melanggar perjanjian. Perjanjian itu adalah sebuah imbauan agar
segera meninggalkan 'Kampung Dobo' sebelum fajar menyingsing. Perjanjian ini tak
diindahkan dan akhirnya kapal tersebut berubah terkena kutukan menjadi miniatur
kecil dalam bentuk tembaga.
6. Gunung Egon
Pada awal tahun 2016, status Gunung Egon dinaikkan menjadi “siaga” akibat dari
aktivitas vulkanik yang meningkat pada saat itu. Gempa juga dirasakan para warga
setempat yang tinggal tepat di kaki Gunung Egon. Letusan dahsyat terakhir gunung
ini terjadi pada tahun 1925 dan letusan terakhirnya terjadi pada tahun 2008 lalu.
Walaupun aktivitas vulkaniknya seringkali meningkat dan menimbulkan keresahan,
dalam kondisi normalnya gunung ini merupakan salah satu gunung favorit bagi para
pendaki yang berkunjung ke Nusa Tenggara Timur.
Dengan ketinggian 1.703 meter di atas permukaan laut, Gunung Egon tentu
menyuguhkan pengalaman petualangan yang seru bagi para pendaki yang
berkesempatan menginjakkan kaki di gunung ini. Tersedia dua akses pendakian bagi
para pendaki yang ingin bercengkerama langsung dengan suasana alam Gunung
Egon. Pendakian dapat dimulai dari Posko Pengamatan Gunung Egon atau dari
Desa Blidit. Untuk mencapai lokasi dari Gunung Egon, para pendaki dapat
menempuh perjalanan dari tiga wilayah yang langsung berbatasan dengan
Kabupaten Sikka yaitu Kabupaten Ende, wilayah Flores Timur, dan Kabupaten
Ngada. Di punggungan pertama sebelum sampai di bibir kawah, terdapat beberapa
alat untuk mendeteksi aktivitas gunung api ini. Dari lokasi tersebut, para pendaki
cukup melewati satu punggungan yang cukup terjal untuk sampai di bibir kawah
Gunung Egon.
7. Pulau Pangabatang
Dalam areal sehektar, para anggota kelompok tani sinar tani menanam
berbagai tanaman sayur seperti: sawi, paria, terung, lombok dan berbagai tanaman
hortikultura lain yang dianalisa bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan selebihnya
dipasok ke pasar. Karena itu, para anggota yang memiliki ternak itu di minta
menampung kotoran sapi, babi, kambing agar kemudian di pasok ke kebun
anggota.
Menurutnya, selama ini WTM sejak lama dan sekarang WTM dengan pola baru
yang mana rakyat petani dimotifasi untuk mengembangkan sebuah pola pertanian
secara mandiri.
Lebih dari itu, kata Heri, para petani perlu mengkapasitasi diri untuk mengelola
hasil pertanian yang dihasilkan agar mampu bersaing di pasar. Bila tidak, para
petani sebatas menjadi penjaga kebunnya para pihak yang beruang. Karena itu,
WTM secara kelembagaan dalam kerjasama WTM dengan Miserior Jerman dalam
program Peningkatan Kapasitas Masyarakat Tani dalam Adaptasi Perubahan Iklim
lewat Pendekatan Usahan Tani Berbasis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem pertanian pun unik di setiap daerah. Di kabupaten sikka sendiri menerapkan
organik serta pola pertanian secara mandiri.
3.2 Saran
Untuk melestarikan kearifan lokal maka dianjurkan agar para pengunjung menjaga
serta mengikuti aturan-aturan yang ada di tempat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://travel.kompas.com/read/2018/01/16/214700627 /
https://maumere-ku.blogspot.com/p/wisata-budaya-kabupaten-sikka.html?m=1
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/wisata-rohani-di-patung-bunda-maria-bukit-
nilo-maumere
https://walhintt.wordpress.com/