Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian kearifan lokal yang lain yakni, kearifan lokal merupakan bagian
dari budaya suatu masyarakat yang tidak bisa dipisahkan dari bahasa masyarakat itu
sendiri. Kearifan lokal umumnya diwariskan secara turun temurun melalui cerita dari
mulut ke mulut. Kearifan lokal berada dalam cerita rakyat, peribahasa, lagu dan
permainan rakyat. Kearifan lokal ialah sebagai pengetahuan yang ditemukan
masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan
diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana kearifan local yang terdapat di Kabupaten Sikka ?
 Bagaimana sistem pertanian masyarakat Kabupaten Sikka ?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui kearifan local yang terdapat di Kabupaten Sikka.
 Untuk mengetahui sistem pertanian masyarakat Kabupaten Sikka.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kearifan Lokal


1. Bukit Nilo

Obyek wisata yang membuat bukit ini terkenal adalah Patung Bunda Maria Segala
Bangsa setinggi 28 meter yang telah berdiri sejak tahun 2004. Tempat ini biasanya
didatangi oleh pelancong yang ingin berziarah sekaligus rekreasi karena kawasan
Bukit Nilo dikelilingi oleh pepohonan dan taman bunga yang indah. Anda dapat
memarkirkan kendaraan di kawasan pintu gerbang dan berjalan kaki sejauh 500
meter untuk sampai ke patung ini. Ketika sampai, Anda juga bisa melihat
pemandangan Kota Maumere dari atas karena lokasi patung ini berada di atas
ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut (mdpl).
2. Lopo Gete

Lepo Gete ini menjadi istana kerajaan Sikka dan sekaligus pusat pemerintahan
kerajaan Sikka dalam rentan waktu yang cukup lama terutama dalam masa
penjajahan Portugis abad ke XVI dan Belanda abad ke XVII. Dengan demikian Lepo
Gete pernah menjadi pusat kontak budaya antara penduduk lokal Sikka pada
umumnya dan orang asing.

Lepo Gete dalam bahasa Sikka diartikan sebagai rumah yang ditempati oleh
orang besar. Rumah ini ditempati oleh Raja Sikka sehingga biasa disebut Istana Raja.
Berada persis di bibir pantai selatan, Lepo Gete warisan kerajaan ini hancur bak
ditelan ganasnya ombak pantai selatan. Niat baik pemerintah Kabupaten Sikka
membangunnya kembali membuat Lepo Gete bisa disaksikan generasi muda saat ini.
Meski tidak sesuai aslinya, Lepo Gete tetap menjadi sebuah bangunan unik penuh
sejarah.
3. Gereja Tua Sikka

Gereja Tua Sikka Dirancang oleh arsitek yang juga merancang Katedral
Jakarta, gereja ini dibangun pada tahun 1983. Walaupun sudah berusia tua, namun
gereja ini masih berdiri kokoh dengan kubah setinggi 10 meter yang ditopang oleh
kuda-kuda atap berbahan kayu jati. Yang menark dari gereja ini adalah desain gereja
yang merupakan gabungan dari gaya bangunan Eropa dan Sikka. Kehadiran unsur
Sikka paling jelas terlihat saat Anda memasuki ruangan gereja di mana seluruh
dindingnya dihiasi oleh lukisan tenun ikat Sikka bermotif Gabar (motif khusus
pakaian raja) dan Wenda (motif pakaian yang dipakai masyarakat). Selain itu,
terdapat pula lukisan kaca di altar yang sudah ada sejak gereja ini berdiri yang
menambah keindahannya.
4. Pantai Koka – Paga

Pantai Paga adalah salah satu sudut terindah di Maumere, tepatnya berada
di Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Agar kamu bisa
melihat sendiri hamparan pasir putih dan kapal-kapal nelayan di atas lautan biru,
kamu harus menempuh perjalanan sejauh 48 km dari Maumere. Lokasinya mudah
ditemukan karena ada di dekat jalur yang menghubungkan Maumere dan Ende. Jadi
saat kamu lelah dalam perjalanan, bisa mampir ke tempat ini untuk beristirahat
sembari menikmati keindahan pantai. Kamu akan disambut dengan terpaan angin
yang berhembus membawa aroma laut.

5. Jong Dobo

Nama lengkap kampong Dobo sendiri tempat dimana 'Jong Dobo' berada
adalah “Dobo Dora Nata Ulu”, artinya Puncak Dobo Kampung pertama. Ada
beberapa perkampungan yang mesti Anda lewati jika ingin berkunjung ke Kampung
Dobo, yakni Kampung Habilopong, Apinggoot dan Wolomotong.Dengan kecepatan
motor hingga 60 km per jam, kita bisa tiba sekitar 30 menit dari Kota Kabupaten
Sikka, Maumere.Memasuki Kampung Dobo Anda akan disambut sebuah gapura
dengan tulisan dalam bahasa Sikka, Maumere berbunyi “Uhet Dien Dat Hading”
yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah Selamat datang, pintu
terbuka.Berdasarkan cerita lisan 'Kleten Latar', mitos “Jong Dobo” ini berawal dari
kutukan setelah melanggar perjanjian. Perjanjian itu adalah sebuah imbauan agar
segera meninggalkan 'Kampung Dobo' sebelum fajar menyingsing. Perjanjian ini tak
diindahkan dan akhirnya kapal tersebut berubah terkena kutukan menjadi miniatur
kecil dalam bentuk tembaga.

6. Gunung Egon

Pada awal tahun 2016, status Gunung Egon dinaikkan menjadi “siaga” akibat dari
aktivitas vulkanik yang meningkat pada saat itu. Gempa juga dirasakan para warga
setempat yang tinggal tepat di kaki Gunung Egon. Letusan dahsyat terakhir gunung
ini terjadi pada tahun 1925 dan letusan terakhirnya terjadi pada tahun 2008 lalu.
Walaupun aktivitas vulkaniknya seringkali meningkat dan menimbulkan keresahan,
dalam kondisi normalnya gunung ini merupakan salah satu gunung favorit bagi para
pendaki yang berkunjung ke Nusa Tenggara Timur.

Dengan ketinggian 1.703 meter di atas permukaan laut, Gunung Egon tentu
menyuguhkan pengalaman petualangan yang seru bagi para pendaki yang
berkesempatan menginjakkan kaki di gunung ini. Tersedia dua akses pendakian bagi
para pendaki yang ingin bercengkerama langsung dengan suasana alam Gunung
Egon. Pendakian dapat dimulai dari Posko Pengamatan Gunung Egon atau dari
Desa Blidit. Untuk mencapai lokasi dari Gunung Egon, para pendaki dapat
menempuh perjalanan dari tiga wilayah yang langsung berbatasan dengan
Kabupaten Sikka yaitu Kabupaten Ende, wilayah Flores Timur, dan Kabupaten
Ngada. Di punggungan pertama sebelum sampai di bibir kawah, terdapat beberapa
alat untuk mendeteksi aktivitas gunung api ini. Dari lokasi tersebut, para pendaki
cukup melewati satu punggungan yang cukup terjal untuk sampai di bibir kawah
Gunung Egon.

7. Pulau Pangabatang

Berjarak sekitar 1 jam perjalanan dari Pelabuhan Laurens Say di Kota


Maumere, destinasi ini cocok untuk Anda yang ingin menyepi. Di pulau yang hanya
memiliki penduduk sekitar 60-80 orang ini terdapat satu pelabuhan kecil tempat bagi
beberapa kapal nelayan untuk bersandar. Ketika sampai Anda akan merasa seperti
berada di pulau pribadi dan disambut oleh bentangan pasir putih yang berpadu
dengan air laut jernih berwarna biru toska yang masih perawan. Di Pulau
Pangabatang ini Anda bisa melakukan berbagai aktivitas seru untuk menikmati
keindahannya seperti berenang, berjemur, snorkeling, hingga diving untuk melihat
pemandangan bawah lautnya yang masih alami. Tidak perlu khawatir, ombak di
sekitar pulau ini tergolong kecil sehigga aman untuk Anda berenang tanpa perlu
takut terbawa arus.
2.2 Sistem Pertanian

 Sistem Pertanian Organik

Kelompok Tani Sinar Tani Detugau, Desa Bhera, Kecamatan Mego,


Kabupaten Sikka menjadikan pisang sebagai salah satu produksi pertanian yang
perlu dikembangkan. Kelompok Tani Sinar Tani Detugau beranggotakan 15 orang.

Selain produksi pangan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga, para petani


juga memiliki tanaman komoditi seperti kakao dan malah sekarang kelompok tani
ini memiliki kebun contoh pengembangan tanaman hortikultura (sayur mayur).

Dalam areal sehektar, para anggota kelompok tani sinar tani menanam
berbagai tanaman sayur seperti: sawi, paria, terung, lombok dan berbagai tanaman
hortikultura lain yang dianalisa bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan selebihnya
dipasok ke pasar. Karena itu, para anggota yang memiliki ternak itu di minta
menampung kotoran sapi, babi, kambing agar kemudian di pasok ke kebun
anggota.

 Pola Pertanian Secara Mandiri

Acara pengolahan hasil yang dikembangkan WTM bersama kelompok tani


dihadiri oleh Kosmas Wara, Ketua Kelompok Sinar Tani, Herry Naif, Koordinator
Advoakasi, Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Hasil WTM dalam Program
Miserior dan Ernesita DuaSina, Staf Keuangan WTM. Kegiatan yang
diselenggarakan di Sekretariat Gapoktan Sinar Tani Detugau sejak 4 Agustus 2016.

Menurutnya, selama ini WTM sejak lama dan sekarang WTM dengan pola baru
yang mana rakyat petani dimotifasi untuk mengembangkan sebuah pola pertanian
secara mandiri.

Herry Naif, dalam sambutan pembukaan, mengatakan bahwa WTM dalam


program ini sungguh mendorong kemandirian petani yang mana para petani
memanfaatkan potensi wilayahnya sebagai sumber daya yang dapat mendukung
pengelolaan pertanian di wilayahnya sambil mendorong keterlibatan berbagai
pihak terutama pemerintah desa untuk melihat petani sebagai salah satu kelompok
yang harus mendapatkan akses budged dalam APBDes.

Lebih dari itu, kata Heri, para petani perlu mengkapasitasi diri untuk mengelola
hasil pertanian yang dihasilkan agar mampu bersaing di pasar. Bila tidak, para
petani sebatas menjadi penjaga kebunnya para pihak yang beruang. Karena itu,
WTM secara kelembagaan dalam kerjasama WTM dengan Miserior Jerman dalam
program Peningkatan Kapasitas Masyarakat Tani dalam Adaptasi Perubahan Iklim
lewat Pendekatan Usahan Tani Berbasis.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kearifan lokal di setiap daerah memiliki keunikannya masing-masing. Kabupaten


sikka sendiri memiliki wisata-wisata yang unik. Misalnya bukit nilo, lopo gete, gereja tua
sikka, pantai koka, jong dobo, gunung egon, pulau pangabatang,dll.

Sistem pertanian pun unik di setiap daerah. Di kabupaten sikka sendiri menerapkan
organik serta pola pertanian secara mandiri.

3.2 Saran

Untuk melestarikan kearifan lokal maka dianjurkan agar para pengunjung menjaga
serta mengikuti aturan-aturan yang ada di tempat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://travel.kompas.com/read/2018/01/16/214700627 /

https://maumere-ku.blogspot.com/p/wisata-budaya-kabupaten-sikka.html?m=1

https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/wisata-rohani-di-patung-bunda-maria-bukit-
nilo-maumere

https://walhintt.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai