Anda di halaman 1dari 17

Makalah Tour & Travel Destinasi Wisata

“Pulau Sumatera Utara”

: Kelompok 4
 Taupik Hadian
 Raden Annisa Octavia
 M. Ferdandi
 Herdin Martua
 Aditya Ramdani
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat dan kuasa-Nya, kami dapat menyelesaikan
makalah tentang objek wisata alam dengan judul :
“Objek Wisata di Pulau Sumatera”
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita siswa/i
atau khususnya masyarakat Indonesia lebih bisa mengenal kawasan
obyek wisata yang ada di Indonesia selain di daerah masing-masing,
sekaligus juga agar lebih membuka wawasan bahwa Indonesia itu
kaya akan budaya dan Sumber Daya Alamnya. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa merestui segala
usaha kami.

Bandung, 08 Maret 2018



PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata merupakan satu usaha Pemerintah Propinsi Sumatera Utara dalam
meningkatkan potensi daerah yang mengalami perkembangan sangat pesat.
Perkembangan pariwisata akan memberikan pengaruh terhadap kehidupan
masyarakat setempat, yakni dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan,
baik itu sosial, ekonomi, budaya, religi, bahasa dan juga lingkungannya.
Luasnya pengaruh perkembangan pariwisata terhadap aspek kehidupan dapat
dikaji secara mandiri. Disamping itu, pariwisata juga berperan besar dalam
perluasan lapangan kerja, mendorong kegiatan-kegiatan industri penunjang,
memperkenalkan keindahan alam dan budaya yang tak terlepas dari rasa
untuk meningkatkan persaudaraan dalam lingkungan nasional dan
internasional. Hal ini dikarenakan pariwisata sendiri menciptakan dampak
ekonomi multiganda yaitu dampak langsung, tak langsung, ikutan, yang
memberi peluang bagi tumbuhnya usaha dan peran masyarakat lokal dalam
sektor kepariwisataan. Sumatera Utara yang mempunyai ragam icon
pariwisata dalam hal pengembangan objek-objek wisata di Propinsi Sumatera
Utara yang terdiri dari Alam (Nature), Budaya (culture) dan objek wisata
lainnya seperti Kuliner, kesehatan, pendidikan, religi, agro dan bisnis.
Pengembangan pariwisata diharapkan juga dapat menjadi Pro Poor
(Pengentasan Penanggulangan Kemiskinan), Pro Growth (Peningkatan
Pertumbuhan Ekonomi Kerakyatan) dan Pro Environment (Pembangunan
berbasis Lingkungan) sesuai Tujuan Pembangunan Kepariwisataan dalam UU
No.10 Tahun 2009 yaitu Peningkatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan
kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran,
melestarikan lingkungan, memajukan kebudayaan, meningkatkan cinta tanah
air, memperkokoh jati diri dan memperkuat persatuan antar bangsa.
A.Daerah Tujuan Wisata

1. Istana Maimun

Istana Maimun yang saat ini sudah menjadi ikon kota Medan, Sumatera Utara
adalah sebuah peninggalan Kerajaan Deli. Sejak tahun 1946, istana ini dihuni
oleh ahli waris kesultanan Deli. Istana seluas lebih dari 2,700 meter ini memiliki
lebih dari 30 buah ruangan dengan desain interior yang merupakan perpaduan
budaya Melayu, Islam, Itali, Spanyol, dan Italia. Selain berfoto-foto di
bangunan bersejarah ini, pengunjung juga dapat melihat-lihat koleksi
perabotan Belanda kuno, koleksi foto-foto kelaurga sultan, dan koleksi macam-
macam senjata. Berlokasi di Jalan Brigadir Jenderal Katamso, Kecamatan
Medan Maimun, Medan, Istana Maimun sudah menjadi salah satu tempat
wisata di Sumatera Utara yang selalu dikunjungi oleh orang yang datang ke
kota Medan. Harga tiket masuk Istana Maimun adalah 5,000 Rupiah per orang.

2. Air Terjun Si Piso-Piso

Air Terjun Sipiso-piso terletak dekat dengan Desa Tongging, Sumatera Utara.
Air Terjun Sipiso-piso dikelola sebagai salah satu tempat wisata di Sumatera
Utara oleh Pemerintah Kabupaten Karo. Kata piso berasal dari kata pisau
karena derasnya air terjun ini bagaikan pisau yang tajam. Air Terjun Sipiso-piso
adalah salah satu air terjun yang paling tinggi di Indonesia.

3. Danau Toba

Danau Toba merupakan sebuah keajaiban alam yang mempesona yang


membentang sepanjang 100 km dengan lebar 30 km di atas pegunungan Bukit
Barisan. Letaknya yang berada pada ketinggian 900 meter di atas permukaan
laut (dpl) dan dikelilingi oleh kawasan hutan yang hijau menjadikan udara di
sekitarnya sejuk dan menyegarkan.
Danau Toba yang memiliki luas 1.145 km2dengan kedalaman 450 meter yang
terlihat seperti lautan, merupakan danau vulkanik terbesar dan terdalam di
dunia. Danau ini diperkirakan terbentuk dari letusan supervolcanoGunung
Toba yang terjadi sekitar 74.000 tahun yang lalu. Danau yang menjadi salah
satu ikon wisata Provinsi Sumatera Utara ini, merupakan sebuah tujuan wisata
yang menarik dan menantang untuk dikunjungi.
Di tengah Danau Toba terdapat Pulau Samosir pada ketinggian 1.000 dpl, yang
luasnya kira-kira sama dengan Singapura. Di pulau ini juga terdapat berbagai
obyek wisata seperti makam yang terbuat dari batu yang telah berusia sekitar
500 tahun dan desa-desa dengan rumah adat tradisional serta kebudayaan
Batak Toba yang unik dan kuno.
Jarak Medan ke Parapat, sebuah kota wisata di tepi Dana Toba adalah 180 km
dengan waktu tempuh 4 jam.

4. Bukit Lawang
Bukit Lawang (pintu ke bukit) adalah sebuah desa kecil yang berlokasi di
Selatan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Desa ini merupakan pintu
gerbang masuk ke hutan Sumatera yang legendaris di mana terdapat Gunung
Leuser (3.404 meter). Kawasan TNGL membentang di pegunungan Bukit
Barisan, di sebelah Utara merupakan bagian dari wilayah Provinsi Aceh dan di
sebelah Selatan bagian dari wilayah Provinsi Sumatera Utara.
Di Bukit Lawang terdapat sebuah pusat rehabilitasi orangutan Sumatera yang
berdiri sejak tahun 1973. Orangutan merupakan daya tarik utama Bukit
Lawang di mana bisa disaksikan primata anggun yang langka ini berayun-ayun
di atas pepohonan hutan tropis yang lebat sebagai habitat aslinya.
Jarak Medan ke Bukit Lawang adalah sekitar 90 km yang dapat ditempuh
selama 2 jam.

5. Tangkahan

Tangkahan identik dengan panorama hutan hujan tropis yang indah dan sering
disebut sebagai surga tersembunyi di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
Tangkahan yang memiliki luas sekitar 17.000 ha merupakan kawasan kegiatan
konservasi. Gajah digunakan berpatroli untuk melindungi TNGL, dan
pengunjung dapat ikut serta menunggangi gajah menelusuri hutan.
Di lokasi ini, terdapat berbagai jenis flora dan fauna, gua dan air
terjun,pemandian air panas, arung jeram, tempat berkemah, jalur trekking baik
dengan berjalan kaki maupun dengan menunggangi gajah Sumatera. Selain itu,
terdapat dua sungai yang membelah TNGL yaitu Sungai Batang Serangan dan
Sungai Buluh yang airnya sangat jernih.
Jarak dari Medan ke Tangkahan sekitar 124 km, dengan waktu tempuh selama
3 jam.
6. Teluk Dalam
Teluk Dalam adalah sebuah kota yang berada di ujung Selatan Pulau Nias.Kota
ini merupakan pintu masuk bagi peselancar dunia yang datang pada musim
tertentu untuk berselancar. Teluk Dalam memiliki pantai-pantai yang indah
seperti Pantai Lagundri dan Pantai Sorake. Kedua pantai ini menjadi primadona
peselancar dunia karena gulungan ombaknya yang memiliki ketinggian
sempurna setara dengan yang terdapat di Hawaii.
Beberapa desa di sekitar Teluk Dalam masih kental dengan tradisi dan
arsitektur Nias yang unik, seperti Desa Bawomataluo yang berjarak sekitar 15
km dari Teluk Dalam. Desa ini berada di atas bukit dengan ketinggian 400
meter di atas permukaan laut. Rumah-rumah di desa ini memiliki arsitektur
rumah adat Nias yang dikenal dengan Omo Nifolasara yang sudah berusia
ratusan tahun. Rumah-rumah di desa ini dibangun saling berhadapan sehingga
menyisakan halaman luas yang digunakan sebagai tempat pertunjukan seni
tradisi Teluk Dalam seperti Lompat Batu (Hombo Batu) dan Tari Perang.
Di Teluk Dalam juga terdapat peninggalan Megalitik yang berada di Desa
Orahili, Kecamatan Gomo. Sejumlah batu berukuran besar berada di
perbukitan dekat dengan Sungai Gomo. Menurut sejarah perbukitan dan batu-
batu megalitik tersebut merupakan sebuah perkampungan yang berasal dari
Zaman Batu Muda (Neolithicum) sekitar 1000 hingga 1500 Masehi.
Teluk Dalam dapat ditempuh dengan penerbangan dari Medan ke Gunung
Sitoli dalam waktu 50 menit

7. Salju Panas Dolok Tinggi Raja


Tempat Rekreasi Air Panas di Sumatera yang bernama Salju Panas
Dolok Tinggi Raja ini berlokasi di Desa Dolok Tinggi Raja, Sumatera
Utara. Salju Panas Dolok Tinggi Raja adalah sebuah kawasan bukit
kapur, menyerupai sebuah danau, dan memiliki warna tanah yan
gunik, yakni bewarna putih menyerupai salju.
Di tengah-tengah Salju panas Dolok Tinggi Raja, terdapat danau air
panas yang berwarna biru kehijauan. Salju Panas Dolok Tinggi
Raja adalah salah satu tempat wisata di Sumatera Utara yang belum
terkenal namun sangat menarik untuk dikunjungi. Berita miringnya,
berdasarkan info dari blog-walking, kondisi jalan menuju Salju Panas
Dolok Tinggi Raja kualitasnya kurang mendukung, bahkan banyak
warga setempat yang meminta uang.

B. Makanan Khas Daerah Sumatra Utara


 Anyang Pakis
Di provinsi Sumatera Utara tepatnya di kabupaten Asahan,
terdapat makanan khas daerah tersebut yang dinamakan
dengan anyang pakis. Makanan khas Sumatera Utara ini dibuat
dari tanaman pakis atau tanaman paku kemudian diberi bumbu
tambahan berupa kelapa hasil penyangraian. Sekilas
tampilannya mirip dengan urapan, namun penggunaan kelapa
sangrai yang mirip serundeng menjadi pembeda antara
keduanya. Padahal walau ditilik lebih lanjut, bumbu yang
digunakan sangatlah mirip, yakni ada daun jeruk, bawang
merah, ketumbar, dan serai.

Masalah pembuatannya sangatlah gampang, karena rempah-


rempah seperti daun jeruk dan teman-temannya di atas akan
dihaluskan kemudian akan disangrai bersama parutan kelapa
dan pakis tadi. Namun sebelum dimasukkan ke dalam wajan
berisi kelapa parut dan bumbu halus, pakis harus dikukus
terlebih dahulu. Jika ingin memperkaya menu isiannya, bisa
juga dengan ditambahkannya tauge, daun pepaya, hingga
kacang panjang bersama pakis yang juga harus dikukus dulu.
Makanan yang juga enak dikonsumsi tanpa nasi ini dapat
ditemukan di pusat jajajan ramadhan di Jalan Imam Bonkol dan
Jalan Rivai, namun saat bulan Ramadhan saja. Walaupun pakis
dan kelapa sangat melimpah di Asahan, namun jajanan
tradisional ini justru diabaikan, sehingga hanya muncul saat
bulan puasa atau acara tertentu saja.

 Bika Ambon

Nama bika ambon yang disematkan pada makanan daerah


Sumatera Utara ini dikarenaken dia adalah olahan bika yang
sedikit dimodifikasi dengan jalan Ambon sebagai tempat
pertama kali dijual dan dibuatnya makanan ini. Jalan Ambon
sendiri bukanlah jalan di kota Ambon-nya Maluku, melainkan
ada sendiri di Medan. Untuk lebih memperjelasnya, bika ambon
merupakan sejenis kue yang dibuat dari adonan berupa tepung,
santan, gula, dan kuning telur, namun nantinya akan
difermentasi dengan menambah air nira. Penggunaan air nira
kelapa itulah yang membuatnya berbeda dan menjadi produk
baru khas dari ibukota Sumatera Utara, Medan.
Bahkan menurut salah seorang penjualnya, untuk membuat
bika ambon agar bisa mengembang sempurna, telur yang
dipakai adalah telur ayam yang baru menetas satu hari dan
penggunaan santannya, harus berasal dari kelapa pinggir
pantai. Tidak hanya itu, adonan yang telah dibuat nantinya
harus melalui proses fermentasi air nira selama 7 jam agar
benar-benar enak. Baru setelah adonan lengkap telah dibuat,
nantinya akan diberi perasa makanan dan dioven selama satu
jam. Kue khas Sumatera Utara dengan warna umum kuning ini
dapat ditemui di jalan Majapahit, Medan Petisah, bahkan ada
sekitar 30 sampai 40 toko yang menjualnya, khususnya sebagai
oleh-oleh.

 Lemang

Lemang adalah makanan khas Sumatera Utara yang dikatakan


dibuat oleh bangsa Melayu, sehingga tersebar luas di
Indonesia, Singapura, Malaysia, bahkan Brunei Darussalam. Di
Indonesia, khususnya Sumatera Utara adalah salah satu
wilayah yang paling dikenal sebagai tempat termudah
mendapatkannya, bahkan salah satu kotanya bernama kota
Tebing Tinggi punya julukan ‘Kota Lemang‘. Apa sih Lemang
itu ? Lemang adalah makanan yang dibuat dari beras ketan
yang telah bercampur dengan santan dengan proses
pemasakan menggunakan perantara bambu. Biasanya
sebelum dimasukkan ke bambu, nasi ketan akan terlebih
dahulu dibungkus oleh daun pisang atau memasukkan daun
pisang dulu ke bambu baru dimasuki beras ketan.
Yang unik dari pemasakan lemang adalah cara membakarnya,
karena biasanya bambu akan dibakar dengan posisi tegak ke
arah bara api. Setelah matang lemang bisa disajikan dengan
cara langsung dimakan atau diberi tambahan lauk. Masyarakat
Tanah Air sendiri kerap mengonsumsinya dengan cara
memberi tambahan isian bercita rasa manis seperti kinca,
serikaya, dan selai. Namun ada pula yang menambahkan
rendang, telur, serta lauk pauk lain, bahkan bisa dikonsumsi
bersama buah seperti durian. Rasa lemang original tanpa
tambahan adalah rasa asin gurih karena ada santan yang
merasuk ke beras ketan, bahkan terkadang ada yang
menambahkan garam agar rasa dari makanan pokok Sumatera
Utara ini lebih terasa.

 Mie Gomak

Mie gomak merupakan olahan mie yang berasal dari Batak


Toba dengan bahan baku pembuatannya adalah mie lidi.
Penamaannya dengan sebutan mie gomak bukan tanpa alasan,
karena dulunya mie ini dibuat dengan cara digomak-gomak
atau digenggam dengan tangan, walaupun kini tidak lagi dibuat
dengan cara seperti itu. Bahkan mie tersebut mendapat
sebutan spagetti batak karena mirip dengan olahan mie
spagetti asal Negeri Pizza, Italia. Selain itu, mie ini memiliki dua
varian, yakni basah dengan ciri khasnya memiliki kuah yang
gurih dan goreng yang dibuat dengan cara digoreng.Akan
tetapi, kebanyakan mie gomak lebih dikenal dengan jenisnya
yang basah alias berkuah. Biasanya setelah mie lidi direbus,
nantinya akan diberi kuah berkaldu ayam yang diberikan bumbu
saus dan diisi dengan sayuran. Seperti kebanyakan olahan
Sumatera Utara, mie gomak juga memiliki rasa pedas dan ada
tambahan bumbu andaliman yang semakin mempertegas rasa
pedasnya. Untuk satu mangkuk mie gomak, dihargai cuma 5
ribu rupiah yang bisa ditemukan di kedai pinggir jalan hingga
sekolah-sekolah. Karena biasanya disantap dengan bakwan,
kerupuk, atau mendowan, kamu juga bisa membeli lauk
tersebut agar semakin mantap rasanya.

 Dali Ni Horbo

Makanan tradisional Sumatera Utara dengan nama dali no


horbo merupakan olahan dari susu kerbau yang dimasak
sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk susu yang
menggumpal seperti keju. Jika keju dibuat dengan bantuan
bakteri atau enzim tertentu, dali justru dibuat dengan cara
tradisonal tanpa bantuan bahan kimia apapun. Selain disebut
dengan dali, keju batak tersebut kerap disebut dengan bagot ni
horbo karena bagot berarti susu sesuai bahan utamanya.
Penggunaan susu kerbaunya juga tidak asal-asalan, karena
yang akan diambil hanya dari induk kerbau yang baru
melahirkan anak dengan umur 1 bulan. Begitu pula dengan
proses memerahnya yang hanya dilakukan saat pagi hari saja
dan setelah 5 bulan diperah, bulan selanjutnya tidak lagi
diperah.

Umumnya, untuk membuat makanan asal Sumatera Utara ini


hanya memerlukan susu kerbau bersama dengan air nenas dan
air hasil perasan daun pepaya. Susu kerbau nantinya akan
direbus sampai benar-benar mendidih, saat itu biasanya
perapian akan dikecilkan lalu ditambah dengan perasaan air
nenas. Tujuan penggunaan air nenas adalah agar susu kerbau
lebih mudah mengental, sedangkan air daun pepaya untuk
menghilangkan bau amis susu. Setelah air nenas masuk, baru
diberi air daun pepaya sampai susu mendidih. Baru kali ini dali
no horbo sudah siap untuk disajikan di atas piring, bila ingin
membelinya cukup membayar 10 sampai 20 ribu rupiah saja.
Sebagai makanan khas dan dibuat dengan cara tradisional,
uang sekecil itu tidak ada apa-apanya dari keju, padahal
rasanya hampir mirip, yakni gurih.

 Sambal Tuk Tuk

Sambal tuktuk adalah panganan dari daerah Tapanuli berupa


olahan sejenis sambal yang dibuat menggunakan ikan aso-aso
(ikan kembung yang dibuat dari proses pengeringan).
Penggunaan ikan untuk membuatnya adalah karena
melimpahnya ikan di daerah pesisir Tapanuli. Walaupun
bahannya hampir serupa dengan bahan pembuatan sambal
pada umumnya, namun adanya andaliman membuatnya
berbeda, termasuk rasanya. Selain ikan aso-aso yang akan
digunakan untuk membuatnya, ada pula ikan teri tawar yang
dijadikan sebagai alternatif bila ikan kembung tidak ditemukan.

Bahan yang digunakan untuk membuat sambal khas.Sumatera


Utara ini adalah ikan aso aso atau ikan teri, andaliman, kemiri,
bawang merah, bawang putih, garam, cabai merah, cabai
merah keriting, dan jeruk nipis. Dalam proses pembuatannya,
cukup dengan menggoreng ikan sampai matang lalu disuwir-
suwir. Bahan seperti bawang, andaliman, kemiri, dan bawang
setelah itu bisa disangrai sampai berbau harum. Setelah itu,
kesemua bahan yang telah disangari dhaluskan dan ditambah
dengan hasil suwiran ikan, tambahkan pula garam, jeruk nipis,
dan penyedap rasa agar rasanya semakin enak. Pedasnya yang
sangat dominan akan terasa lezat bila bercampur dengan
daging ikan yang enak dan bergizi.

 Naniura

Jika di Jepang ada yang namanya sashimi, yaitu ikan mentah


yang bisa langsung dimakan yang biasanya diberi penyedap
rasa berupa kecap asin, wasabi, dan parutan jahe. Sedangkan
di Sumatera Utara khususnya daerah Tapanuli, ada makanan
yang mirip makanan asal Jepang tersebut dengan nama
naniura. Naniura adalah makanan dari ikan mas yang diasami,
sedangkan yang membuatnya mirip sashimi adalah karena ikan
tersebut tidak dimasak sama sekali. Apakah bumbu asam ini
bisa membuat masak ikan ? Tentu saja, karena ikan tersebut
akan diolah secara kimiawi menjadi tidak amis dan membuat
bumbu meresap kedalamnya.

Makanan asli Sumatera Utara ini ternyata dulunya adalah


makanan untuk para raja dan bangsawan, salah satu
pengonsumsinya adalah Raja Sisingamangaraja. Bahkan orang
yang bisa memasaknya haruslah para koki kerajaan yang
sudah ahli untuk menyajikannya. Namun, kini makanan tersebut
telah dikonsumsi khalayak ramai dan bisa dibuat siapa saja.
Rasa dari ikan akan terasa sangat ketir di mulut, sehingga
masyarakat Tapanuli sering mengonsumsi dengan tuak (air
nira) dan minuman bersoda. Salah satu rumah makan yang
menyediakannya cukup banyak, diantaranya adalah Rumah
Makan Fly Over dan rumah makan lain yang menyediakan
masakan Batak.
C. Kebudayaan Sumatera Utara
A. Tarian Daerah

Berbicara tentang kebudayaan Sumatera Utara, erat


hubungannya untuk mengenal nama-nama tarian adat yang
mewarnai kebudayaan Sumatera. Ada lebih dari dua tarian
adat yang dapat Anda jumpai saat berkunjung ke sini. Seperti
Tari Serampang Dua Belas, Tari Tor-tor, Tari Marsia Lapari,
dan Tari Manduda. Tari Serampang Dua Belas merupakan
salah satu tarian adat Sumatera Utara yang paling terkenal.
Tarian ini merupakan tarian melayu yang diiringi dengan irama
musik joget. Dengan sentuhan pukulan-pukulan gendang ala
Amerika Latin, Tari ini asyik sekali untuk dinikmati sambil
berjoget ria.

Berbeda dengan Tarian Tor-tor yang merupakan tarian daerah


Batak dengan latar belakang falsafah peradatan yang disajikan
dengan suguhan tarian indah yang menarik. Tidak kalah
uniknya dengan Tarian Marsia Lapari. Tarian ini merupakan
tarian yang menggambarkan kegiatan gadis-gadis di Provinsi
Sumut yang senantiasa saling bahu-membahu dalam
menggarap sawahnya.
Tari Tradisional Sumatera Utara:
 Tari Tradisional Khas Melayu- Deli
– Tari Serampang Dua Belas
– Tari Persembahan
 Tari Tradisional Khas Batak
– Tari Tor – tor
– Tari Sigale – gale
– Tari Piso Surit
 Tari Tradisional Nias
– Tari Fataele
– Tari Moyo atau Tari Elang
– Tari Maena

B. Rumah Adat

Sumut memiliki rumah adat yang khas yang dikenal dengan


nama Parsakistan dan rumah adat Jabu Bolon. Untuk rumah
adat Parsakistan sendiri merupakan rumah adat Sumatera
Utara yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan barang-
barang pusaka.
Rumah adat ini terletak di daerah Batak Toba. Selain sebagai
penyimpanan barang-barang pusaka, rumah Jabu Parsakistan
juga merupakan tempat untuk pertemuan dalam membahas
hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan adat.
Sedangkan rumah adat Jabu Bolon merupakan rumah yan
dijadikan lokasi pertemuan suatu keluarga besar dimana
bentuk dari rumah adat ini berbentuk seperti panggung dengan
ruang bagian atas sebagai tempat tinggal bersama dan tempat
tidur yang didesain lebih tinggi dari posisi dapur.
Nama Rumah Adat Sumatera Utara:
 Bolon.
 Karo.
 Pakpak.
 Mandailing.
 Melayu.
 Nias.
 Angkola.
 Simalungun.

Anda mungkin juga menyukai