: Kelompok 4
Taupik Hadian
Raden Annisa Octavia
M. Ferdandi
Herdin Martua
Aditya Ramdani
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat dan kuasa-Nya, kami dapat menyelesaikan
makalah tentang objek wisata alam dengan judul :
“Objek Wisata di Pulau Sumatera”
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita siswa/i
atau khususnya masyarakat Indonesia lebih bisa mengenal kawasan
obyek wisata yang ada di Indonesia selain di daerah masing-masing,
sekaligus juga agar lebih membuka wawasan bahwa Indonesia itu
kaya akan budaya dan Sumber Daya Alamnya. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa merestui segala
usaha kami.
1. Istana Maimun
Istana Maimun yang saat ini sudah menjadi ikon kota Medan, Sumatera Utara
adalah sebuah peninggalan Kerajaan Deli. Sejak tahun 1946, istana ini dihuni
oleh ahli waris kesultanan Deli. Istana seluas lebih dari 2,700 meter ini memiliki
lebih dari 30 buah ruangan dengan desain interior yang merupakan perpaduan
budaya Melayu, Islam, Itali, Spanyol, dan Italia. Selain berfoto-foto di
bangunan bersejarah ini, pengunjung juga dapat melihat-lihat koleksi
perabotan Belanda kuno, koleksi foto-foto kelaurga sultan, dan koleksi macam-
macam senjata. Berlokasi di Jalan Brigadir Jenderal Katamso, Kecamatan
Medan Maimun, Medan, Istana Maimun sudah menjadi salah satu tempat
wisata di Sumatera Utara yang selalu dikunjungi oleh orang yang datang ke
kota Medan. Harga tiket masuk Istana Maimun adalah 5,000 Rupiah per orang.
Air Terjun Sipiso-piso terletak dekat dengan Desa Tongging, Sumatera Utara.
Air Terjun Sipiso-piso dikelola sebagai salah satu tempat wisata di Sumatera
Utara oleh Pemerintah Kabupaten Karo. Kata piso berasal dari kata pisau
karena derasnya air terjun ini bagaikan pisau yang tajam. Air Terjun Sipiso-piso
adalah salah satu air terjun yang paling tinggi di Indonesia.
3. Danau Toba
4. Bukit Lawang
Bukit Lawang (pintu ke bukit) adalah sebuah desa kecil yang berlokasi di
Selatan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Desa ini merupakan pintu
gerbang masuk ke hutan Sumatera yang legendaris di mana terdapat Gunung
Leuser (3.404 meter). Kawasan TNGL membentang di pegunungan Bukit
Barisan, di sebelah Utara merupakan bagian dari wilayah Provinsi Aceh dan di
sebelah Selatan bagian dari wilayah Provinsi Sumatera Utara.
Di Bukit Lawang terdapat sebuah pusat rehabilitasi orangutan Sumatera yang
berdiri sejak tahun 1973. Orangutan merupakan daya tarik utama Bukit
Lawang di mana bisa disaksikan primata anggun yang langka ini berayun-ayun
di atas pepohonan hutan tropis yang lebat sebagai habitat aslinya.
Jarak Medan ke Bukit Lawang adalah sekitar 90 km yang dapat ditempuh
selama 2 jam.
5. Tangkahan
Tangkahan identik dengan panorama hutan hujan tropis yang indah dan sering
disebut sebagai surga tersembunyi di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
Tangkahan yang memiliki luas sekitar 17.000 ha merupakan kawasan kegiatan
konservasi. Gajah digunakan berpatroli untuk melindungi TNGL, dan
pengunjung dapat ikut serta menunggangi gajah menelusuri hutan.
Di lokasi ini, terdapat berbagai jenis flora dan fauna, gua dan air
terjun,pemandian air panas, arung jeram, tempat berkemah, jalur trekking baik
dengan berjalan kaki maupun dengan menunggangi gajah Sumatera. Selain itu,
terdapat dua sungai yang membelah TNGL yaitu Sungai Batang Serangan dan
Sungai Buluh yang airnya sangat jernih.
Jarak dari Medan ke Tangkahan sekitar 124 km, dengan waktu tempuh selama
3 jam.
6. Teluk Dalam
Teluk Dalam adalah sebuah kota yang berada di ujung Selatan Pulau Nias.Kota
ini merupakan pintu masuk bagi peselancar dunia yang datang pada musim
tertentu untuk berselancar. Teluk Dalam memiliki pantai-pantai yang indah
seperti Pantai Lagundri dan Pantai Sorake. Kedua pantai ini menjadi primadona
peselancar dunia karena gulungan ombaknya yang memiliki ketinggian
sempurna setara dengan yang terdapat di Hawaii.
Beberapa desa di sekitar Teluk Dalam masih kental dengan tradisi dan
arsitektur Nias yang unik, seperti Desa Bawomataluo yang berjarak sekitar 15
km dari Teluk Dalam. Desa ini berada di atas bukit dengan ketinggian 400
meter di atas permukaan laut. Rumah-rumah di desa ini memiliki arsitektur
rumah adat Nias yang dikenal dengan Omo Nifolasara yang sudah berusia
ratusan tahun. Rumah-rumah di desa ini dibangun saling berhadapan sehingga
menyisakan halaman luas yang digunakan sebagai tempat pertunjukan seni
tradisi Teluk Dalam seperti Lompat Batu (Hombo Batu) dan Tari Perang.
Di Teluk Dalam juga terdapat peninggalan Megalitik yang berada di Desa
Orahili, Kecamatan Gomo. Sejumlah batu berukuran besar berada di
perbukitan dekat dengan Sungai Gomo. Menurut sejarah perbukitan dan batu-
batu megalitik tersebut merupakan sebuah perkampungan yang berasal dari
Zaman Batu Muda (Neolithicum) sekitar 1000 hingga 1500 Masehi.
Teluk Dalam dapat ditempuh dengan penerbangan dari Medan ke Gunung
Sitoli dalam waktu 50 menit
Bika Ambon
Lemang
Mie Gomak
Dali Ni Horbo
Naniura
B. Rumah Adat