WISATA DI INDONESIA
DANAU TOBA
Disusun Oleh:
MIRA MELIYANA
KELAS XI IPS 1
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
kasih karunia dan berkat-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “DANAU TOBA ”. Adapun tujuan dari
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Guru yang telah membantu
penulis dalam mengerjakan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada teman-teman yang telah memberi kontribusi baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Penulis mengakui ada banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan
bagi kita semua.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor yang dapatmenunjang
perekonomian di Indonesia. Menurut Wahab (2006) dalam Pardede dan Suryawan
(2016:p.14) Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu
mempercepat pertumbuhaan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan
penghasilan, standart hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya.
Sebagai sektor yang kompleks, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik
seperti industri-industri kerajinan tangan dan cinderamata. Penginapan dan
transportasi secara ekonomis juga dipandang sebagai industri. Pariwisata dapat
membawa pengaruh besar terhadap peningkatan perekonomian suatu daerah, karena
itu banyak upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan daya tarik suatu tempat
wisata. Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terkenal
dengan objek wisatanya yang indah dan tersebar di banyak kota dan kabupatennya.
Salah satu diantaranya adalah wisata Danau Toba yang berada di Kabupaten Samosir.
Kabupaten Samosir terkenal dengan wisata Danau Toba yang memiliki keindahan
alam yang memukau dan sejumlah situs budaya tradisional khas Batak, dengan
lokasi nya yang sangat strategis menjadi daya tarik bagi para wisatawan mancanegara
dan wisatawan nusantara untuk berwisata
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi potensi wisata Danau Toba sebagai daya tarik wisata alam di
provinsi Sumatera Utara kabupaten Samosir?
2. Bagaimana strategi pengembangan obyek wisata Danau Toba
dalammeningkatkan pendapatan asli daerah di kabupaten Samosir?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi potensi Danau Toba sebagai
dayatarik wisata alam di provinsi Sumatera Utara kabupaten Samosir.
2. Untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan obyek wisata Danau
Toba dalam meningkatkan pendapatan asli daerah di kabupaten Samosir.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Uraian Materi
1. Kawasan Danau Toba
Danau Toba adalah danau kaldera terbesar di dunia yang terletak di Provinsi
Sumatera Utara, berjarak 176 km ke arah Barat Kota Medan sebagai ibu kota
provinsi. Danau Toba (2,88o N – 98,5o 2 E dan 2,35o N – 99,1o E) adalah
danau terluas di Indonesia (90 x 30 km2) dan juga merupakan sebuah kaldera
volkano-tektonik (kawah gunungapi raksasa) Kuarter terbesar di dunia. Sebagai
danau volcano tektonik terbesar di dunia, Danau Toba mempunyai ukuran
panjang 87 km berarah Baratlaut-Tenggara dengan lebar 27 km dengan
ketinggian 904 meter dpl dan kedalaman danau yang terdalam 505 meter.
Kawasan Danau Toba merupakan bagian dari WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu
Metro Medan – Tebing Tinggi – Dumai – Pekanbaru yang memiliki luas 369.854
Ha. Secara administratif Kawasan Danau Toba berada di Provinsi Sumatera
Utara dan secara geografis terletak di antara koordinat 2°10’3°00’ Lintang Utara
dan 98°24’ Bujur Timur. Kawasan ini mencakup bagian dari wilayah
administrasi dari 8 (delapan) kabupaten yaitu Kabupaten Samosir, Kabupaten
Toba Samosir, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang
Hansudutan, Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Simalungun dan
Kabupaten PakPak Barat. Secara fisik, Kawasan Danau Toba merupakan
kawasan yang berada di sekitar Danau Toba dengan deliniasi batas kawasan
didasarkan atas deliniasi Daerah Tangkapan Air (Catchment Area) dan CAT.
Menurut Craig A. Chesner (1997), terjadi 3 letusan : 1.) 840.000 tahun lalu :
terjadi letusan di daerah Porsea yang kemudian membentuk Kaldera Porsea.
Pada letusan ini, terjadi lontaran material sebanyak 500 km kubik andesit-riolit
dan menyisahkan lapisan tuff setebal 300 m; 2.) 501.000 tahun lalu : terjadi
letusan di daerah Haranggaol yang membentuk Kaldera Haranggaol. Pada
letusan ini, terjadi lontaran material 60 km kubik riolit dan menyisahkan lapisan
tuff setebal lebih dari 140 m; 3.) 74.000 tahun lalu : terjadi letusan yang
menyatukan Kaldera-Kaldera Toba dengan panjang 100 km dan lebar 30 km
(Ahmad Arif, Kompas, 119 Mei 2014). Letusan Gunung Toba merupakan
letusan gunung berapi yang paling dahsyat yang pernah diketahui di planet Bumi
2
ini dan hampir memusnahkan generasi umat manusia di planet Bumi. 74.000
tahun yang lalu, letusan dari supervolcano di Indonesia hampir memusnahkan
seluruh umat manusia, hanya sedikit yang selamat. Kedahsyatan letusan Gunung
Toba memang sangat terkenal dan merupakan 3 besar letusan volcano terdahsyat
di planet bumi. Dan dikabarkan juga matahari sampai tertutup selama 6 tahun.
Bersamaan dengan gelombang besar tsunami, ada 2.800 kilometer kubik abu
yang dikeluarkan, yang menyebar ke seluruh atmosfir bumi kita. Yang mungkin
telah mengurangi jumlah populasi manusia menjadi hanya sekitar 5000 sampai
10.000 manusia saja. Letusan Gunung Toba ini, yang menyebabkan timbulnya
Danau Toba, yang merupakan danau terbesar di Indonesia, bahkan di Asia
Tenggara dan memiliki pemandangan yang begitu indah. Di tengah danau ini
ada satu pulau yang di sebut dengan Pulau Samosir, yang merupakan asal
mulanya suku Batak berada. Pembangunan kepariwisataan pada umumnya
diarahkan sebagai sektor dalam untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,
peningkatan pendapatan daerah, memberdayakan perekonomian masyarakat,
memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan
pengenalan dan pemasaran produk dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pengembangan kawasan wisata harus merupakan pengembangan
yang terencana secara menyeluruh sehingga dapat diperoleh manfaat yang
optimal bagi masyaraka
3
Menara Pandang Tele, menara tempat memandang panorama Danau
Tobadari ketinggian Pegunungan Tele.
Partuko Ginjang di Desa Martahan.
Janji Martahan, tempat pendaratan penerbangan layang.
Air Terjun Sampurna Efrata.
Mata Air Pohon Pakki.
Pemandian Air Panas / Aek Rangat, yang mengandung belerang berjarak 3
km dari Kota Pangururan.
Danau Sidhoni, danau di tengah Pulau Samosir yang menjadi keunikan
tersendiri dengan sebutan danau diatas danau. Itulah salah satu keunikan
Kabupaten Samosir. Terdapat dua danau di pulau yang ada di tengah Danau
Toba. Danau Sidihoni dan Aek Natonang di Simanindo.
Aek Liang, sebuah fenomena alam mata air di dalam gua.
Gua Si Dam-dam, dan Batu Si Dam-dam (batu hitam yang dianggap
masihsuci dan sakral).
Air Panas Simbolon, kawasan berbatu belerang dimana terdapat mata
airpanas yang masih alami.
Lagundi Sitamiang, lokasi untuk perkemahan yang dilengkapi dengan
pondokremaja.
Tambun Surlan, tempat pemandian alam dengan air yang segar dan
udarayang sejuk.
Hariara na Bolon, fenomena alam dimana beberapa pohon beringin
(hariara)menyatu membentuk pohon yang sangat besar.
Pantai Bebas Sukkean, pantai dengan pasir putih yang masih alami dan
telahsering dikunjungi wisatawan mancanegara.
Pantai Maria Raja, pantai bebas di desa Maria Raja dengan pasir putih
danair danau yang jernih untuk pemandian dan rekreas
Batu Marhosa, berada di Sigarantung, Desa Parmonangan adalah
fenomenaalam batu bernafas atau dapat mengembuskan udara.
Gua Marlakkop di Desa Tanjung.
Pantai Ambaritta, tempat pemandian dan pemancingan.
Aek Natonang, berlokasi di Desa Tanjungan merupakan danau diatas
danaudan direncanakan sebagai areal hutan wisata.
4
Pulau Tao, restoran dan camping ground berada di Pantai Simanindo
Tuktuk Siadong, kawasan berbentuk tanjung peninsula yang strategis
sehingga saat ini menjadi pusat kegiatan wisata (central tourist district)
dipenuhi oleh usaha hotel dan restaurant serta pelukis dan pengukir
5
bersama petani tersebut. “Dia mungkin bidadari yang turun dari langit,” gumam
mereka. Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia
terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan
tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan
dalam hidupnya. Banyak orang iri, dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang
dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani. “Aku tahu Petani itu pasti memelihara
makhluk halus! ” kata seseorang kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani
dan Puteri. Namun mereka tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.
Setahun kemudian, kebahagiaan Petani dan istri bertambah, karena istri Petani
melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putera. Kebahagiaan mereka tidak
membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan
kuat. Ia menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang
membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang
seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri.
Lama kelamaan, Putera selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu
pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan Petani agar
bersabar atas ulah anak mereka. “Ya, aku akan bersabar, walau bagaimanapun dia itu
anak kita!” kata Petani kepada istrinya. “Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu.
Kanda memang seorang suami dan ayah yang baik,” puji Puteri kepada suaminya.
Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani itu.
Pada suatu hari, Putera mendapat tugas mengantarkan makanan dan minuman ke
sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi Putera tidak memenuhi tugasnya.
Petani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Ia langsung
pulang ke rumah. Di lihatnya Putera sedang bermain bola. Petani menjadi marah
sambil menjewer kuping anaknya. “Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri ! Dasar
anak ikan !,” umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan itu.
Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan istrinya
hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba
menyemburlah air yang sangat deras dan semakin deras. Desa Petani dan desa
sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk
sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal
dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama
Pulau Samosir.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dinas Pariwisata, seni dan Budaya mempunyai peran penting dalam
meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Samosir. Sebagai KSPN, kawasan
wisata Danau Toba merupakan wisata yang prioritas pembangunan destinasi wisata
yang memiliki skala pelayananan nasional dan internasional. Dengan status tersebut,
seharusnya wisata Danau Toba, khususnya kabupaten Samosir mampu memberikan
kontribusi dan harus lebih memadai dibandingkan kawasan pariwisata yang belum
masuk kedalam KSPN di Indonesia. Untuk meningkatkan perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat kabupaten Samosir dapat dilakukan dengan
memaksimalkan pembangunan pariwisatanya.
B. Saran
Adapun saran yang perlu disampaikan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah
Kabupaten Samosir adalah:
1. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya harus meningkatkan jumlah retribusi sebagai
sumber Pendapatan Asli Daerah
2. Penataan dan pengembangan potensi wisata harus dilakukan dengan
berkesinambungan dan merata pada setiap objek wisata sehingga akan mendukung
dalam peningkatan retribusi daerah
3. Pembinaan dan sosialisasi sadar wisata yang dilakukan oleh dinas ini harapannya
jangan hanya dilakukan sekali dalam setahun tetapi dilakukan secara
berkesinambungan.
4. Perlunya sinergitas yang baik dengan SKPD Samosir, pihak swasta/ pengusaha
wisata khususnya dalam membenahi sarana prasarana yang dibutuhkan dalam
menunjang perkembangan pariwisata ini.
7
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Jurnal :
Suprayitno, S., Riamona, S.T., Ira, Z. (2018). The Strategy to Increase the
Regional Revenue (PAD) of the Government of Central Kalimantan
through the Governor Regulation No. 16/2018. Policy & Governance
Review . 2. 245-260.DOI: https://doi.org/10.30589/pgr.v2i3.100