Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat
limpahan dan rahmat-Nya sehigga penulis mampu menyelesaikan tugas mata
kuliah ini dengan baik dan tepat waktu. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini :
1. Kepada dosen pembimbing mata kuliah.
2. Kepada orang tua yang telah memberikan dukungan dalam pengerjaan
karya tulis ini.
3. Kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam pengerjaan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidaklah sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................3

BAB II.....................................................................................................................4

PEMBAHASAN.....................................................................................................4

2.1 Spesifikasi Danau Kerinci........................................................................4

2.2 Misteri Pohon Bolong Danau Kerinci.......................................................7

BAB III..................................................................................................................11

KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................11

3.1 Kesimpulan..............................................................................................11

3.2 Saran........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau
peristiwa yang terjadi di muka bumi yang timbul dari aktifitas manusia
untuk memenuhi kebutuhannya, yaitu kebutuhan untuk memenuhi
kesenangan hati. Kegiatan pariwisataan banyak mendatangkan keuntungan
pada wilayah atau negara yang berusaha untuk mengembangkan, karena
sifat aktifitas kepariwisataan yang banyak menyerap tenaga kerja sehingga
dapat mendukung pembangunan (Sujali, 1989). Menurut Undang-undang
No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan pada pasal 4 disebutkan
diantaranya bahwa kepariwisataan bertujuan untuk meningkatkan
perekonomian, meningkatkan kesajehtaraan rakyat, melestarikan alam,
lingkungan, dan sumber daya serta memajukan kebudayaan (Ridwan,2017).
Sektor pariwisata di Indonesia pada saat ini menunjukkan peranan
yang berarti dalam pembangunan perekonomian nasional, pariwisata juga
sering disajikan sebagai jawaban atas beberapa masalah yang dihadapi
indonesia antara lain menciptakan lapangan kerja dan banyak peluang
ekonomi, menjaga dan memperbaiki lingkungan, serta mendorong
perekonomian regional. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial
untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha
memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan
pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan
dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.
Dalam upaya untuk mengembangkan pariwisata di suatu daerah maka
dapat dilakukan pengembangan atraksi wisata di suatu kawasan sebagai
daya tarik wisata. Pengembangan atraksi wisata ini harus direncanakan agar
sesuai dengan potensi dan kemampuan suatu wilayah sehingga
pengelolaannya dapat berjalan secara optimal sesuai sumber daya yang ada.
Pada umumnya, daerah tujuan wisata yang baik dikunjungi adalah daerah
yang tergantung atas alam yaitu tempat untuk berlibur, beristirahat dan

1
rekreasi guna kesehatan badan jasmani maupun rohani (Pendit dalam
Rahman, 2020).
Secara umum wilayah Kabupaten Kerinci dapat dikelompokkan dalam
beberapa satuan morfologi yaitu dataran, perbukitan yang begelombang
halus sampai perbukitan sedang dan pergunungan. Kondisi ini menyebabkan
wilayah Kabupaten Kerinci memiliki potensi sumber daya yang besar dan
keindahan alam yang sangat menakjubkan. Salah satu potensi yang sangat
besar dari Kabupaten Kerinci adalah menjadikan keindahan alam Kerinci
sebagai objek wisata. Sejak lama Kerinci merupakan daerah tujuan wisata
yang potensial di Provinsi Jambi.
Melihat banyaknya potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Kerinci,
pemerintah ingin menjadikan Kabupaten ini salah satu tujuan wisata dengan
berusaha mengoptimalkan objek-objek wisata yang ada di wilayah tersebut
agar bisa menarik sebanyak-banyaknya wisatawan untuk datang ke
Kabupaten Kerinci sehingga bisa meningkatkan pendapatan asli daerah
tentunya. Terutama objek wisata danau yang ada di Kabupaten Kerinci,
dalam pengembangannya objek wisata seperti danau di Kabupaten Kerinci
belum berjalan dengan maksimal, karena disebabkan oleh sumber daya
manusia yang kurang pengetahuan dan ketrampilan dalam mengembangkan
pariwisata sehinga objek wisata danau tidak bisa terkelola secara baik.
Dalam pengembangan pariwisata pemerintah Kabupaten Kerinci
belum bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk dapat memberi
promosi yang efektif dan efisien terhadap wisata yang ada di Kabupaten
Kerinci. Sedangkan pengawasan dan pengendaliannya, walaupun
pemerintah mengatakan telah memberi pengawasan yang optimal. Namun
dari pemeliharaan sarana dan prasarana serta fasilitas yang ada di objek
wisata danau terlihat banyaknya kerusakan terhadap fasilitas tersebut ini
membuktikan lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh aparatur
pemerintah dinas pariwisata. Selain itu kurangnya sarana penunjang
pariwisata seperti akomodasi, rumah makan dan sarana lainnya membuat
potensi objek wisata danau kurang menarik untuk dikunjungi sehingga para

2
wisatawan yang datang juga merasa tidak nyaman ini dapat memberi efek
terhadap penurunan pendapatan asli daerah.
Selain potensi wisata yang dimiliki oleh danau kerinci, rahasia dan
misteri di balik pohon bolong yang ada di kaki gunung kerinci adalah pohon
bolong. Cerita pohon bolong di jalur pendakian Gunung Kerinci, Kabupaten
Kerinci, Jambi, sudah tidak asing bagi kalangan pendaki. Saat melintas di
jalur pendakian sebagian besar pendaki pasti pernah melihat keberadaan
pohon itu. Keberadaan pohon bolong berdiameter besar itu berada di sisi
kanan jalur pendakian, atau tepatnya di antara jalur pos III menuju shelter I.
Jalur yang dilewati dari pintu rimba hingga sampai di shelter II merupakan
jalur yang bervegetasi hutan lebat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana spesifikasi danau kerinci?
2. Bagaimana misteri yang ada di pohon bolong danau kerinci?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana spesifikasi danau kerinci.
2. Mengetahui bagaimana misteri yang ada di pohon bolong danau
kerinci.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Spesifikasi Danau Kerinci


Kabupaten Kerinci terletak di Provinsi Jambi diantara 1°40‘ Lintang
Selatan sampai dengan 2°26‘ Lintang Selatan dan diantara 101°08‘ Bujur
Timur sampai dengan 101° 50‘ Bujur Timur. Daerah ini beriklim tropis
dengan suhu rata-rata sekitar 22° C dengan suhu Maksimum sebesar 28,9° C
terjadi pada bulan Mei, serta suhu minimum sebesar 16,6° C terjadi pada
bulan Februari. Kabupaten Kerinci mempunyai luas ± 3.808,50 Km2 yang
terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung
antara lain Gunung Kerinci yang tingginya 3.805m dan merupakan gunung
yang tertinggi di Pulau Sumatra, serta danau-danau seperti Danau Kerinci
dan Danau Gunung Tujuh, yang merupakan danau tertinggi di Asia
Tenggara.
Salah satu objek wisata unggulan Kabupaten Kerinci yang mempunyai
daya tarik dan potensial untuk menjadi terkenal yaitu Danau Kerinci. Danau
Kerinci berada di desa Sanggaran Agung Kecamatan Danau Kerinci dan
merupakan salah satu Danau terbesar di Sumatera serta mempunyai
pengaruh cukup besar dalam memenuhi kebutuhan air di daerah sekitar
Danau Kerinci baik untuk pertanian maupun kebutuhan air minum
masyarakat. Selain itu Danau Kerinci juga memiliki keberagaman sumber
daya alam, seperti sumber energi (PLTA), perikanan, pertanian serta
pertambangan.(Dinas pariwisata dan kebudayaan kabupaten Kerinrinci
2021) Objek wisata Danau Kerinci merupakan lokasi tempat
dilaksanakannya event festival kerinci yaitu acara yang telah masuk
kedalam calender of event kementrian pariwisata yang bertujuan untuk
menggenjot kunjungan wisata di Kabupaten Kerinci. Dilihat dari potensi
yang dimiliki Danau Kerinci apabila dikelola dengan baik pasti akan
berdampak pada kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dibalik
potensi yang dimiliki namun terdapat beberapa tantangan dan masalah yang

4
harus diselesaikan seperti masalah promosi wisata yang masih belum
optimal. Hal ini dapat dilihat dari belum optimalnya pemanfaatan teknologi
informasi dalam memberikan informasi kepada wisatawan yang
membutuhkan informasi kepariwisataan Kabupaten Kerinci serta banyaknya
asosiasi dan organisasi yang bergerak di bidang pariwisata yang belum
bersinergi dengan program kerja pemerintah. Permasalahan promosi
tersebut mempengaruhi kunjungan wisata di objek wisata Danau Kerinci.
berikut data kunjungan wisatawan ke objek wisata Danau Kerinci.
Danau Gunung Tujuh terletak di Desa Pelompek, Kecamatan Kayu
Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Indonesia. Danau Gunung Tujuh
terletak pada ketinggian 1.950 m dari permukan laut . Dengan ketinggian
tersebut Danau Gunung Tujuh tercatat sebagai danau tertinggi di Asia
Tenggara. Danau ini terbentuk karena letusan Gunung Tujuh pada ratusan
tahun silam. Bekas letusan tersebut membentuk sebuah kawah yang lama-
kelamaan penuh terisi oleh air hujan. Air Danau Gunung Tujuh menjadi
sumber mata air dari Air Terjun Gunung Tujuh, Air Terjun Telun Berasap,
dan Sungai Batang Sangir. Air Terjun Gunung Tujuh dan Air Terjun Telun
Berasap ini menjadi bagian lain dari wisata andalan yang terdapat
Kabupaten Kerinci. Kondisi alam Danau Gunung Tujuh masih asri dan
terjaga. Suasana alamnya menyejukkan, panorama indah dan alami, dan
airnya jernih. Kondisi ini memberikan ketentraman dan ketenangan bagi
siapa saja yang mengunjunginya. Keindahan Danau Gunung Tujuh
bertambah lengkap oleh barisan hamparan tujuh gunung yang
mengelilinginya. Ketujuh gunung tersebut meliputi Gunung Hulu Tebo
(2.525 m dpl), Gunung Hulu Sangir (2.330 m dpl), Gunung Madura Besi
(2.418 m dpl), Gunung Lumut (2.350 m dpl), Gunung Selasih (2.230 m dpl),
Gunung Jar Panggang (2.469 m dpl) dan Gunung Tujuh (2.735 m dpl).
Gunung Kerinci dengan ketinggian 3.805 m dari permukaan laut (dpl),
merupakan gunung berapi tertinggi di Indonesia. Gunung tersebut memiliki
kawah berbentuk kerucut dengan dinding bagian atas yang berukuran 600 x
580 meter dan 120 x 100 meter untuk dinding bagian bawah. Kawah

5
tersebut berisi air yang berwarna hijau kekuningkuningan.Gunung Kerinci
berada pada garis 10°45,50‗ Lintang Selatan dan 1010°160‗ Bujur Timur.
Yang membentang di antara dua kabupaten di Provinsi Jambi, yaitu
Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Sulak Deras. Lokasi dapat ditempuh
melalui jalur darat dengan dua alternatif: pertama, perjalanan dimulai dari
Kota Jambi ke Sungai Penuh dengan jarak sekitar 500 km, dengan waktu
tempuh sekitar 10 jam dengan menggunakan angkutan umum, mobil sewaan
atau mobil pribadi. Kedua, perjalanan bisa dimulai dari Kota Padang ke
Tapan kemudian dilanjutkan ke Sungai Penuh dengan jarak 278 km. Waktu
yang dibutuhkan sekitar 7 jam dengan menggunakan angkutan umum, mobil
sewaan atau mobil pribadi.
Air terjun ini bersumber dari sungai yang berhulu di Danau Gunung
Tujuh yang mengalir melewati tebing terjal dengan ketinggian sekitar 50 m.
Orang Jambi menyebutnya Air Terjun Telun Berasap karena besarnya debit
air yang turun sehingga menimbulkan ―kabut air‖ di sekelilingnya. Di balik
Air Terjun Telun Berasap, terdapat sebuah goa. Masyarakat setempat tidak
berani memasuki goa tersebut karena medannya begitu sulit dilalui. Air
terjun yang sangat deras dengan karang yang terjal, menyebabkan gua
tersebut.
Air terjun Telun Barasap menyuguhkan pemandangan yang indah,
dengan debit air yang deras sehingga membentuk percikan air yang lembut
mirip seperti asap putih atau dikenal juga dengan kabut air. Butiran-butiran
uap air yang terbentuk dari kabut air tersebut berwarna indah jika disinari
cahaya mentari dengan memantulkan kemilau cahaya yang berwarna-warni.
Pengembangan objek wisata tidak bisa terlepas dari peran dan
tanggung jawab pemerintah, swasta, dan masyarakat. Namun demikian
untuk menciptakan kesadaran akan peran serta tanggung jawab tidaklah
mudah, begitupun dalam pengembangan objek wisata Danau Kerinci masih
terdapat permasalah dalam tata kelola terutama dalam pengawasan serta
partisipasi masyarakat untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan
belum terealisasi secara optimal. Hal ini terbukti dari masih ramai terjadi

6
pungli yaitu dengan menaikkan tarif hampir 100 persen dari tarif yang telah
ditetapkan melalui peraturan daerah (perda). Permasalah pengembangan
objek wisata Danau Kerinci tidak hanya terdapat pada promosi,
pengawasan, ketersedian infrastruktur dan partisipasi dari masyarakat saja
namun terdapat pula masalah yang tak kalah penting dan telah menjadi isu
nasional yaitu pengembangan yang tidak berorientasi terhadap pengendalian
lingkungan. Hal ini terbukti dari masuknya danau kerinci kedalam 15 Danau
prioritas nasional yang harus diselamatkan dan menjadi tanggung jawab
Menko Marvest Luhut Binsar Pandjaitan dan telah dicantumkan dalam
peraturan presiden Nomor 60 tahun 2021 tentang penyelamatan Danau
prioritas nasional. Kawasan objek wisata Danau Kerinci belum menjadi
tanggung jawab bersama baik itu dari pemerintah, masyarakat dan pihak
swasta. Dampaknya dapat dilihat dari kerusakan ekosistem Danau Kerinci
yang diakibatkan oleh aktivitas industri, pemukiman, pertambangan, dan
kegiatan perikanan yang berdampak turunnya populasi ikan dan
menurunnya kualitas air danau.
2.2 Misteri Pohon Bolong Danau Kerinci
Cerita pohon bolong di jalur pendakian Gunung Kerinci, Kabupaten
Kerinci, Jambi, sudah tidak asing bagi kalangan pendaki. Saat melintas di
jalur pendakian sebagian besar pendaki pasti pernah melihat keberadaan
pohon itu.

Keberadaan pohon bolong berdiameter besar itu berada di sisi kanan


jalur pendakian, atau tepatnya di antara jalur pos III menuju shelter I. Jalur
yang dilewati dari pintu rimba hingga sampai di shelter II merupakan jalur
yang bervegetasi hutan lebat. Sekilas dari namanya, pohon bolong memang
agak sedikit mistis. Pohon tersebut juga menyimpan cerita yang tak asing
bagi pendaki.

Januari 2019 lalu, saya pernah mendaki Gunung Kerinci. Pendakian


dimulai dari R10 Desa Kersik Tuo menuju pintu rimba. Ketika sampai di

7
Pos III, saya bertemu dan berbincang singkat dengan seorang porter yang
hendak turun itu.

Porter di Gunung Kerinci tadi, yang namanya tak saya ingat,


mengatakan, para pendaki yang melihat pohon bolong tersebut dianjurkan
tidak berhenti untuk makan, foto-foto, atau buang air. Konon pohon bolong
tersebut, dulunya pernah dijadikan tempat untuk menyimpan jenazah
pendaki yang meninggal.

Cerita lain yang berkembang di kalangan pendaki, pohon bolong


tersebut banyak sosok penunggu. Salah satunya, sosok yang sering
menampakkan diri adalah sosok nenek tua serta genderuwo. Konon cerita
yang santer di kalangan pendaki, hilangnya Setiawan Maulana pada 2014
lalu memiliki hubungan dengan sosok penunggu di pohon besar. Salah
seorang pendaki dari Kota Jambi, Bima Putra pernah merasakan keanehan
pohon bolong tersebut. Ketika mendaki ke atas ia berjalan terus, tidak
berhenti melewati jalur di sisi kiri pohon bolong.

Selain menyimpan kemegahan dan keindahannya, Gunung Kerinci


juga memiliki jalur yang sulit. Cuaca di puncak Kerinci sulit untuk ditebak.
Banyak yang harus dihadapi pendaki, di antaranya badai dan kabut yang
bisa mengganggu jarak pandak saat mendaki ke atap Sumatera itu. Jika
tanpa persiapan yang matang, risiko bisa datang begitu saja. Dalam sebuah
artikel di laman kerinciparadise.com mencatat terdapat 9 orang pendaki di
Gunung Kerinci meninggal dunia, bahkan beberapa di antaranya sampai
sekarang ada yang belum ditemukan.

Masih dari artikel kerinciparadise, pendaki yang meninggal pertama


kali saat mendaki Gunung Kerinci itu adalah Adi Permana, ia meninggal
pada tahun 1983. Pendaki tersebut diduga terjatuh ke dalam jurang di sisi
timur shleter III. Kemudian selain Adi Permana, juga ada Yudha Sentika.
Nama pendaki tersebut diabadikan sebagai tempat, yakni Tugu Yudha. Tugu
tersebut berada di jalur sebelum menuju puncak. Tugu tersebut dibuat untuk

8
mengenang nama Yudha Sentika yang hilang saat mendaki Gunung Kerinci
pada tahun 1990. Hingga kini, Yudha Sentika belum ditemukan.

Selain itu, juga ada nama Dadang dan Nanang. Kedua pendaki
tersebut mendaki pada tahun 1997 dan dinyatakan hilang tanpa jejak. Tak
hanya pendaki nusantara yang hilang di Kerinci, pendaki Warga Negara
Asing (WNA) asal Swiss juga hilang di Kerinci. Pada tahun 2003 silam
Gunung Kerinci kembali digegerkan hilangnya tiga pendaki asal Jakarta
Utara. Wiwin, Tedi, dan Aloysius meninggal dunia setelah berhasil
dievakuasi selama 5 hari. Ada nama pendaki Setiawan Maulana. Pendaki
asal Bekasi itu dilaporkan hilang saat mendaki Kerinci. Pencarian terus
dilakukan setelah ia dinyatakan hilang. Namun, sampai sekarang keberadaan
Setiawan Maulana tidak ditemukan.

Gunung Kerinci, selain memiliki pesona pemandangan yang indah,


ternyata juga memiliki cerita dan kearifan lokal dari masyarakat setempat.
Cerita itu sarat akan misteri. Wahdi Septiawan, warga Kota Jambi yang
sudah beberapa kali mendaki Kerinci, meyakini setiap tempat wisata,
terutama wisata alam di Gunung Kerinci pasti memiliki cerita kearifan lokal
yang sudah melegenda di tengah masyarakat. Dari cerita dan kearifan lokal
itu, menurut dia, sebagai seorang pendaki bisa menjadikan wejangan agar
saat mendaki tidak melanggar dan menghormati aturan itu. Cerita kearifan
lokal menurutnya, pasti memiliki muatan pesan moril sehingga harus
dihargai.

Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BB-TNKS) masih


menutup jalur pendakian di Gunung Kerinci, Kabupaten Kerinci, Jambi.
Penutupan tersebut dilakukan sejak Maret 2020 untuk mencegah pandemi
Covid-19. Saat ini tim dari Balai TNKS tengah berkordinasi dengan
pemerintah setempat terkait mekanisme pembukaan jalur pendakian. Selain
berkordinasi, pihaknya juga sedang penyiapkan sarana protokol kesehatan.

9
Tak hanya Gunung Kerinci, seluruh destinasi wisata alam di kawasan
Taman Nasional Kerinci Seblat, seperti Danau Gunung Tujuh dan Danau
Kaco juga masih ditutup. Gunung Kerinci merupakan puncak tertinggi
gugusan Bukit Barisan di Sumatera. Gunung tersebut berada pada
perbatasan antara Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat, atau dekat
pantai barat, dan terletak sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Puncak
Kerinci terletak pada koordinat 1°41′48″ LS101°15′56″ BT. Puncaknya
berupa kawasan tidak bervegetasi yang mengelilingi kawah dalam selebar
600 meter. Puncak Kerinci sering disebut dengan julukan atap Sumatera.

10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian riset terapan pemerintahan pada dinas
pariwisata dan kebudayaan kabupaten kerinci terkait pengembangan objek
wisata danau kerinci oleh dinas pariwisata dan kebudayaan kabupaten
kerinci penulis mengambil kesimpulan bahwa:
1. Pengembangan objek wisata danau Kerinci belum berjalan secara
optimal yang disebabkan keterbatasan sumber daya manusia baik
secara kuantitas maupun secara kualitas seperti sumber daya umkm,
masyarakat sekitar, dan petugas pelayan kegiatan wisata yaitu petugas
parkir dan petugas keamanan masih belum profesional dalam
mendukung pengembangan objek wisata Danau Kerinci yang
disebabkan oleh kurangnya kegiatan pelatihan dan pengawasan serta
masih ada pelaku usaha umkm yang belum terdata secara formal
sehingga kegiatan pelatihan yang dilakukan tidak berjalan efektif dan
tepat sasaran.
2. Cerita pohon bolong di jalur pendakian Gunung Kerinci, Kabupaten
Kerinci, Jambi, sudah tidak asing bagi kalangan pendaki. Saat
melintas di jalur pendakian sebagian besar pendaki pasti pernah
melihat keberadaan pohon itu. Keberadaan pohon bolong berdiameter
besar itu berada di sisi kanan jalur pendakian, atau tepatnya di antara
jalur pos III menuju shelter I. Jalur yang dilewati dari pintu rimba
hingga sampai di shelter II merupakan jalur yang bervegetasi hutan
lebat. Sekilas dari namanya, pohon bolong memang agak sedikit
mistis. Pohon tersebut juga menyimpan cerita yang tak asing bagi
pendaki.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah
memiliki keterbatasan utama yang menjadi kekurangan penelitian yaitu

11
waktu pelaksanaan penelitian yang singkat sehingga membatasi pergerakan
peneliti untuk terjun langsung ke lapanganserta kesulitan untuk mengakses
data pendukung

12
DAFTAR PUSTAKA

Agmasari, S. (2018). 10 Negara Penghasil Devisa Pariwisata Terbesar Didunia.


Kompas.
Kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif (2021). Statistik Wisatawan
Mancanegara. Kemenparekraf.
Labolo, muhadam. (2014). memahami ilmu pemerintah: suatu kajian, teori,
konsep, dan pengembangannya. PT Raja Grafindo Persada.
Mardianis, M., & Syartika, H. (2018). Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap
Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Kerinci. Jurnal Ekonomi &
Kebijakan Publik, 09(1), 53–65.
Rahma, A. A. (2020). Potensi Sumber Daya Alam dalam Mengembangkan Sektor
Pariwisata di Indonesia. Jurnal Nasional Pariwisata, 12, 9–18.
Suwantoro, G. (2004). Dasar-dasar Pariwisata. andi. Undang-Undang Nomor 10
Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, (2009).
Diony Yoko Pradana. “Strategi Pengembangan Pariwisata Di Kawasan Gunung
Raung.” Universitas Muhammadiyah Malang, 2020.
Tri amriani amanda. “Strategi Pengembangan Pariwisata Di Kota Parepare Oleh
Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Kota Parepare.” Universitas
Hasanuddin, 2020. kusuma
Widya Rochmah., Damris., Rosyani. “Analisis Keberlanjutan Pengelolaan Danau
Kerinci.” universitas Jambi, 2021.

13

Anda mungkin juga menyukai