Anda di halaman 1dari 11

KARYA ILMIAH

POTENSI WISATA BAHARI INDONESIA

Di Susun Oleh :
Nama : Mega Nur Hidayah
Kelas : VIII B

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jambi


SMP NEGERI 13 TEBO
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa maka penulis dapat menulis dengan sukses,
sehingga penulis dapat menyelenggarakan karya tulis sekaligus merupakan laporan guna
menambah nilai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial serta Wawasan para pembaca.
Disini penulis telah menyadari akan pengetahuan yang ada pada diri penulis masih
kurang. Maka tanpa adanya bantuan dari pihak lain tak mungkin penulis dapat menyusun
dengan baik dan sempurna, dengan demikian penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada para Pembimbing dan rekan-rekan kelas VII.

Penyusun.

ii
DaftarIsi

Halaman judul .................................................................................................. i


Kata pengantar ................................................................................................. ii
Daftar isi........................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan ........................................................................................... 1


A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................. 1

Bab II Pembahasan .......................................................................................... 2


A. Potensi Wisata Bahari .......................................................................... 2
B. Upaya Pengembangan ......................................................................... 2
C. Langkah dan Kebijakan ....................................................................... 3

Bab III Penutup ................................................................................................ 6


A. Kesimpulan .......................................................................................... 6
B. Saran .................................................................................................... 6

Daftar Pustaka .................................................................................................. 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kekayaan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya yang terdiri dari sumberdaya
hewani, nabati, gejala dan keunikan alam atau keindahan alam yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Potensi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya tersebut, perlu dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan dan
kesejahteraan masyarakat tanpa melupakan upaya konservasi sehingga tetap tercapai
keseimbangan antara perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari.
Agar objek dan daya tarik wisata dapat dimanfaatkan secara nyata diperlukan modal dan
teknologi yang memadai, serta untuk menjaga kelestariannya diperlukan pengelolaan yang
arif agar tidak menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan kawasan dan social
budaya masyarakat Pemanfaatan jasa lingkungan untuk kepentingan wisata alam, perlu
memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan pariwisata alam yakni konservasi, edukasi,
ekonomi, rekreasi dan peran / partisipasimasyarakat.Diharapkan dalam pengembangan wisata
bahari tidak hanya melihat pada hasil jangka pendek, tetapi harus melihat pada kelangsungan
jangka panjang sehingga perlu perencanaan dan dukungan yang matang tidak hanya dari
swasta tapi juga pemerintah dan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Makalah ini disusun dengan rumusan masalah sebagai berikut:
A. Potensi Wisata Bahari di Indonesia.
B. Upaya pengembangan wisata bahari di Indonesia.
C. Langkah dan Kebijakan yang dapat diambil.
D. Contoh tempat wisata bahari yang ada di Indonesia.

C. Tujuan

Untuk menambah peningkatan daerah kepariwisataan yang lebih bagus di kawasan kelautan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. POTENSI WISATA BAHARI


Indonesia yang wilayah lautnya mencapai tiga perempat bagian dari luas wilayah secara
keseluruhan, wilayah daratnya terdiri dari pulau-pulau besar dan pulau-pulau kecil. Tercatat
ada 17.805 buah pulau-pulau kecil (sekitar 10.000 buah di antaranya tidak berpenghuni) yang
hingga saat ini belum digarap dan dikembangkan sehingga dapat mempunyai Andil bagi
perekonomian nasional.Selain itu pula garis pantai pulau di Indonesia begitu luas yang dapat
kita potensikan sebagai daerah wisata bahari yang saat ini sedang diposisikan untuk
menjadikannya sebagai “masa depan” pembangunan, dimana berbagai potensi yang
dimilikinya dipandang sebagai peluang untuk dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Rencana tersebut merupakan suatu tantangan yang “tidak” kecil, karena banyak sekali faktor
yang mempengaruhinya dan hingga saat ini belum ditemukenali secara jelas.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah munculnya berbagai pertanyaan yang sangat
mendasar, yakni layakkah pulau-pulau kecil dan pantai-pantai kita untuk dikembangkan dan
dijual atau dipromosikan? Memang dalam upaya membangun dan mengembangkan
dibutuhkan suatu pendekatan pemikiran yang agak sedikit “meloncat”. Pendekatan dan
pemikiran yang terjadi saat ini dinilai tidak akan mampu untuk menjawab ke arah
perkembangan pulau-pulau kecil tersebut.
Disisi lain, karakteristik pulau-pulau kecil dan pantai-pantai di Indonesia yang ada
menjadikan permasalahan yang dihadapi menjadi semakin kompleks, dimana keterbatasan
daya dukung lingkungannya mempunyai konsekwensi terhadap terbatasnya “skala ekonomi”
dari kegiatan yang akan dikembangkan dan produk yang dihasilkan, dan sekaligus menjadi
pembatas terhadap jenis-jenis kegiatan yang dapat dikembangkan (Clark J, 1996).
Sebaliknya bila kita ingin melakukan pembangunan pertimbangan kelestarian lingkungan
menjadi salah satu faktor utamanya dan didasarkan pada kondisi pulau-pulau kecil dan
pantai-pantai tersebut pada saat ini. Kemudahan atau dukungan kebijakan terhadap akses
pasar marupakan prasyarat yang seyogyanya harus dilakukan pemerintah agar tercipta iklim
investasi yang kondusif bagi masyarakat dan pihak swasta. Disamping itu, tersedianya sarana
dan prasarana juga perlu memdapatkan perhatian.

B. UPAYA PENGEMBANGAN
Pada hakekatnya pengembangan wisata bahari merupakan respon dari perkembangan
deman wisatawan pada skala dunia. Hal ini disebabkan karena adanya pertumbuhan populasi
dunia yang relatif cukup tinggi serta meningkatnya pendapatan masyarakat dunia, sehingga
berpengaruh terhadap adanya peningkatan jumlah wisatawan international yang cukup besar.
Disamping itu terjadi pula peningkatan minat para wisatawan yang mengarah kepada
“bahari”.Saat ini kegiatan wisata bahari di Indonesia belum menggembirakan, dimana jumlah
kapal pesiar yang berlabuh di kawasan Asean masih didominasi oleh Singapura (58,7%);
Malaysia (16,3%); Thailand (16,1%); dan negara Asean lainnya (7,5%). Indonesia hanya
mampu menyerap sekitar 1,4%, padahal dengan keindahan alam dan pulau-pulau kecil yang
dimiliki oleh Indonesia. Mampukah kita bersaing? Ada empat masalah utama yang kurang
mendukung pengembangan wisata bahari di Indonesia,yakni:
 Belum adanya perencanaan terpadu antar berbagai sektor;
 Belum tersedianya infrastruktur pelabuhan khusus untuk kapal pesiar;
 Belum adanya tour operator yang khusus menangani wisata kapal pesiar,

2
 Kurangnya promosi obyek wisata bahari, dan Prosedur birokrasi yang panjang untuk
mendapatkan “Cruising Approval for Indonesian Territory – CAIT”(izin menjelajah di
wilayah Indonesia) (political clearance/izin politik; security clearance/izin keamanan;
and sailing permit/izin berlayar).
Padahal di sisi lain, ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan
mengembangkan wisata bahari di Indonesia, yakni:
1. Dapat mendatangkan wisatawan dalam jumlah besar, yang berarti mendatangkan
devisa bagi negara.
2. Mempromosikan Indonesia dengan memanfaatkan potensi wisata bahari.
3. Membuka akses ke objek-objek wisata.
4. Dapat mengembangkan potensi ekonomi pulau-pulau kecil. Khusus, terhadap aspek
ekonomi akan dapat meningkatkan ekonomi lokal dan nasional, terjadinya peningkatan
kesempatan kerja; mempercepat pertumbuhan kawasan di Indonesia. Karena memiliki
potensi wisata bahari yang sangat besar; dan pada umumnya tidak membutuhkan
infrastruktur pendukung yang kompleks.

C. LANGKAH DAN KEBIJAKAN


Di masa lalu memang perkembangan kepariwisataan di suatu ruang kawasan tertentu
memang sering tanpa kiprah perencanaan (yang matang). Perubahan lingkungan
hidup/sumber daya alam sebagai akibat dari suatu perkembangan kepariwisataan dan
merupakan dampak baik terhadap lingkungan hidup biogeofisik dan sumber daya alam,
maupun lingkungan hidup sosial ekonomi dan budaya penduduk setempat memang tidak
pernah secara metodologis dipertimbangkan sebagai bagian dari proses perencanaan yang tak
bisa terpisahkan. Apalagi menjadi bagian yang menyatu dengan upaya pengelolaan
kepariwisataan.
Apabila hal ini terus berlangsung dalam kecenderungan pariwisata pantai dan laut yang
makin cenderung menuju pairwisata-masal, dampak biogeofisik dan sosial ekonomi dan
budaya secara negatif dari kegiatan wisata pantai dan laut akan tak bisa terhindarkan lagi.
Yang patut diperhitungkan pula adalah kenyataan bahwa wisnus bukan hanya bisa
berkunjung secara masal, namun juga datang berbondong secara bermusim saja. Biasanya
wisnus datang berbondong-bondong secara masal hanya dalam suatu musim (libur) yang
relatif pendek sehingga upaya untuk mengatasi peningkatan pelayanan dan pengelolaan
wisata itu tak terhindarkan dan amat melonjak dan serentak.
Namun kemudian semua upaya itu mereda secara mendadak pula untuk keperluan
pemenuhan gejala masal berjangka pendek. Sambil para wisatawan-masal yang datang dan
pergi secara singkat ini meninggalkan tapak dan jejak yang mengotori, mencemarkan,
merusak DTW karena kedatangannya yang berbondong itu.
Karena itu, kewaspadaan terhadap dampak lingkungan dalam upaya menghadapi
pengembangan wisata pantai dan laut (WISATA BAHARI) untuk menerima kunjungan
wisatawan-masal menjadi sangat penting guna memelihara keberlanjutan kualitas lingkungan
hidup/sumber daya alam wisata tropika khususnya, dan menjamin pembangunan (ekonomi)
berkelanjutan umumnya.

3
Dari uraian tersebut di atas kewaspadaan terhadap dampak lingkungan dari
pengembangan wisata bahari tampak tidak hanya memerlukan pandangan tentang perlunya
proses perencanaan dan perancangan diperkenalkan dan digalakkan, melainkan juga
memerlukan cara pandang dan langkah-langkah strategis. Cara pandang ini harus mampu
mengantisipasi perkembangan wisata bahari ini sebagai potensi nasional dan global yang bisa
menerobos masalah lintas-sektor dan lintas-budaya (bangsa) dalam perjalanan ruang dan
waktu. Inilah tantangan berat yang akan dihadapi Indonesia. Terlebih-lebih penghayatan
terhadap pentingnya penataan ruang kebaharian dimulai dari titik nadir yang masih
memprihatinkan. Di ruang kawasan daratan yang sudah berkembang pun makna tata ruang
kawasan, kesulitan memandang pariwisata sebagai kiprah lintas sektor belum bisa benar-
benar berlangsung secara optimal.
Strategi pengembangan Wisata Bahari Indonesia patut dipandang dari tiga segi dasar
pemikiran dan kenyataan yang kini berlangsung:
1. Tidak ada orang yang berani menyangkal bahwa potensi Wisata Bahari Indonesia itu
besar dan beraneka. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa Indonesia memang
berwujud Negara Kepulauan itu.
2. Namun juga tidak ada orang yang berani mengatakan betapa besar dan betapa
beranekanya kekayaan alam bahri ini bisa diangkat melalui pengembangan Wisata
Bahari Indonesia itu secara nyata dan kongkrit ? Hal ini berarti bahwa penelitian dasar
tentang kekayaan hayati dan nir-hayati bahari nusantara masih pada tingkat minimum.
3. Inilah yang patut diperhatikan secara serius. Pada saat Bangsa Indonesia boleh berbesar
hati karena dianugerahi potensi Wisata Bahari Indoensia yang berlimpah, hanya
memang belum sempat mengkongkritkan limpahan potensi itu guna mampu menarik
manfaatnya yang nyata bagi bangsa dan negara. Pada saat yang sama, kenyataan pahit
membuktikan pula bahwa pencemaran dan perusakan lingkungan dan pemborosan
sumber daya alam bahari sudah dan sedang berlangsung dalam proporsi yang telah
memprihatinkan. Bahkan kenyataan ini sudah menarik perhatian dunia secara regional
dan global.
Karena itu, strategi pengembangan Wisata Bahari Indonesia harus memuat, yakni :
1. Proses persiapan, perencanaan dan perancangan Wisata Bahari Indonesia yang sesuai
dengan arahan Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan seperti
ditetapkan dalam Tap MPR No. II/1993.
2. Dengan demikian, pengembangan Wisata Bahari Indonesia akan sudah mengantisipasi
secara terpadu kemungkinan terjadinya dampak lingkungan hidup/sumber daya alam
sejak dini, yang digarap sejak tahap pra-rencana, sehingga upaya untuk mencegah dan
mengurangi serta mengendalikan dampak lingkungan hidup/sumber daya alam sebagai
bagian dari pengembangan Wisata Bahari Indonesia yang tak terpisahkan dapat
dilaksanakan.
3. Studi pra-rencana untuk mendukung Wisata Bahari Indonesia dalam PBBL
(Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan) tersebut, sekaligus akan
memberikan data dasar dan masukan yang berharga atas potensi Wisata Bahari

4
Indonesia itu sendiri khususnya, dan menambah hanya pengetahuan alam bahari
Nusantara pada umumnya yang memang masih sangat kurang.
4. Pengembangan Wisata Bahri Indonesia lebih diarahkan dan dipacu guna menuju upaya
pengembangan Ekowisata/Wisata Ramah Lingkungan yang justru berpola pada upaya
pemanfaatan optimal yang sekaligus menyelamatkan lingkungan daya alam bahari.
Pengembangan Wisata Bahari Indonesia tidak ditujukan untuk menambah parah
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dan pemborosan sumber daya alam
bahari.
5. Dalam rangka pengendalian dampak sosial ekonomi dan budaya, pengembangan
Wisata Bahari Indonesia harus ditujukan pada upaya meningkatkan pemerataan
kesempatan, pendapatan, peran serta dan tanggung jawab masyarakat setempat yang
terpadu dengan upaya pemerintah (Daerah) dan dunia usaha yang relevan, dalam
mengembangkan Wisata Bahari Indonesia maupun dalam pengelolaan lingkungan
hidup/sumber daya alam baharinya.

D. CONTOH TEMPAT WISATA BAHARI YANG ADA DI INDONESIA


1. Kepulauan Seribu, DKI Jakarta
Wisata bahari yang sangat ideal untuk di kepulauan Seribu adalah selancar, cruise
regional, memancing, dan olahraga bahari. Untuk itu program pengembangan di
kawasan ini antara lain perencanaan tata ruang yang sangat jelas antara arean
konservasi dan pengembangan yang disertai taman nasional. Serta pengembangan
untuk fasilitas air adalah marina, yacht, kapal phinisi dan sea plane untuk kegiatan olah
raga air.
2. Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat
Kawasan wisata bahari di kepulauan ini sangat ideal untuk kegiatan menyelam.
Pengembangan kawasan wisata bahari ini dengan pola partnership MNC (Multi
National Companies) yang melibatkan pelaku industri Wisata Bahari, pemerintahan
daerah dan masyarakat setempat.
3. Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara
Taman Nasional Wakatobi merupakan salah satu dari 50 taman nasoinal di
Indonesia, yang terletak di kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Taman nasional
ini ditetapkan pada tahun 2002, dengan total area 1,39 juta ha, menyangkut
keanekaragaman hayati laut, skala dan kondisi karang; yang menempati salah satu
posisi prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia. Kedalaman air di taman
nasional ini bervariasi, bagian terdalam mencapai 1.044 meter di bawah permukaan air
laut.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Banyaknya kendala yang akan menghadang kemajuan wisata bahari di Indonesia.


Sehingga untuk memajukan wisata bahari di Indonesia perlu langkah-langkah dan
strategi yang diharapkan secara garis besar dapat menciptakan dan mendorong
pertumbuhan ekonomi selain itu sebagai perwujudan untuk melestarikan kekayaan alam
sehingga tetap tercapai keseimbangan antara perlindungan, pengawetan dan
pemanfaatan yang lestari untuk diri kita, masyarakat, bangsa, dan generasi penerus
dimasa mendatang.

B. Saran
- Wisata bahari seharusnya lebih berkembang lebih baik

6
Daftar Pustaka

https://zonetugaskuliahku.blogspot.com/2017/04/makalah-potensi-wisata-
bahari-indonesia.html

7
BIOGRAFI PENULIS

Nama : Mega Nur Hidayah

Kelas : VIII B

Sekolah : SMP NEGERI 13 TEBO

Tempat/tanggal lahir : Rimbo Bujang, 10 Oktober 2004

Hobi : Menulis dan Membaca

Alamat : Jl. Marsawa 2

Anda mungkin juga menyukai