Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

PEMANFAATAN SUMBERDAYA LAHAN DI DESA KETENGER


SEBAGAI DESTINASI WISATA

Oleh:
1. Diah Yashinta Ruknih (A1D018142)
2. Kania Nicitta (A1D018164)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2021
MAKALAH
EVALUASI SUMBERDAYA LAHAN

PEMANFAATAN SUMBERDAYA LAHAN DI DESA KETENGER


SEBAGAI DESTINASI WISATA

Oleh:
1. Diah Yashinta Ruknih (A1D018164)
2. Kania Nicitta (A1D018164)

Diterima dan disetujui


Tanggal:......................

Mengetahui,
Dosen Pengampu

Sisno Sujana

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulisan Makalah Evaluasi Sumberdaya Lahan ini dapat
terselesaikan dengan baik. Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah sebagai
syarat untuk memenuhi komponen penilaian Mata Kuliah Evaluasi Sumberdaya
Lahan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan laporan praktikum sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik. Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih kurang sempurna.
Meskipun demikian, penulis berharap agar tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi
yang memerlukannya.

Purwokerto, Maret 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

halaman
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ v
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Tujuan dan Manfaat ....................................................................................... 2
1.3. Metode Kajian ................................................................................................ 3
II. PEMBAHASAN ............................................................................................ 4
2.1. Pertumbuhan Perekonomian Daerah Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19
........................................................................................................................ 4
2.2. Potensi Sumberdaya Lahan untuk Prospek Pengembangan Destinasi Desa . 4
2.3. Analisis SWOT untuk Alternatif Macam Destinasi Desa yang Dipilih......... 5
2.4. Peta Perencanaan Destinasi Desa................................................................... 6
2.5. Prospek Pengembangan ................................................................................. 6
III. KESIMPULAN .............................................................................................. 8
IV. SARAN DAN IMPLEMENTASI.................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10
LAMPIRAN ........................................................................................................ 11

iv
DAFTAR GAMBAR

halaman
1. Gambar 1. Peta perencanaan destinasi wisata Desa Ketenger ..........................6
2. Gambar 2. Foto Anggota Kelompok ...............................................................11
3. Gambar 3. Curug Bayan .................................................................................11
4. Gambar 4. Villa Curug Bayan.........................................................................11

v
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


a. Kondisi Umum
Desa Ketenger merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang memiliki luas wilayah
138.344 km2 dan berbatasan langsung dengan Hutan Lindung Gunung Slamet di
bagian utara, Desa Putaliman Kecamatan Kedung Banteng di bagian barat, Desa
Karang Tengah di bagian selatan, dan Desa Karang Mangu di bagian timur.
Wilayah Desa Ketenger terdiri dari 4 RW dan 17 RT, serta terbagi menjadi 3 dusun
yaitu Dusun Karangmule, Dusun Ketenger, dan Dusun Kalipagu. Dusun Ketenger
dan Dusun Kalipagu dikenal dengan potensi wisata alamnya, sedangkan Dusun
Karangmule dikenal dengan cinderamata.
Desa Ketenger berada dekat dengan kawasan wisata Baturraden, yaitu sebuah
kawasan wisata yang cukup populer di masyarakat Jawa Tengah. Karena
kepopuleran kawasan wisata Baturraden ini, maka dianggap perlu adanya sarana
penunjang yang berfungsi untuk menopang kawasan wisata utama Baturraden ini.
Salah satu bentuknya adalah Desa Ketenger ini direalisasikan menjadi sebuah desa
wisata di Kabupaten Banyumas. Desa Ketenger adalah desa yang unik dan memiliki
banyak kearifan lokal yang dinilai mampu menarik banyak wisatawan. Banyaknya
potensi wisata alam dan wisata sejarah seperti peninggalan masa penjajahan Jepang
dan Belanda menjadi daya tarik tersendiri yang menjadikan Desa Ketenger sebagai
desa wisata.
b. Pandemi Covid-19
Pandemi COVID-19 membawa banyak perubahan bagi masyarakat. Pandemi
COVID-19 dengan transmisi penularan yang masif dan tingkat kematian yang
tinggi berdampak pada penurunan perekonomian masyarakat. Hal tersebut
disebabkan karena peraturan pemerintah yang melarang masyarakat melakukan
aktivitas di luar, yaitu melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). PSBB

1
dilakukan dengan menutup sementara tempat wisata, termasuk di Desa Wisata
Ketenger.
c. Kebijakan Pemulihan Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19
Desa Wisata Ketenger yang ditutup sementara akibat pandemi covid-19,
sekarang sudah dibuka kembali di era new normal ini. Akibat ditutup sementara,
membuat penghasilan masyarakat yang bekerja di desa wisata tersebut menjadi
menurun. Wisatawan yang datang hanya sedikit bahkan ketika sudah dibuka
kembali di era new normal.
d. Sasaran dan Ruang Lingkup Kajian
Makalah ini dibuat dengan mengkaji pemanfaatan sumberdaya lahan sebagai
desa wisata oleh masyarakat. Lokasi yang diamati yaitu di Desa Ketenger,
Kecamatan Baturraden. Pemanfaatan sumberdaya lahan di desa ini dirasa sudah
sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari berkembangnya beberapa tempat wisata
yang ada di Desa Ketenger, salah satunya Curug Bayan. Sasaran dibuatnya makalah
ini adalah untuk mengetahui dampak dari adanya pandemi Covid-19 terhadap
perubahan perekonomian desa wisata di Ketenger.
e. Dasar Hukum
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang
kepariwisataan, wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
individu atau kelompok mengunjungi suatu tempat dan bertujuan untuk rekreasi,
pengembangan pribadi, atau untuk mempelajari keunikan daya tarik suatu tempat
wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara. Desa wisata merujuk pada suatu
objek sedangkan wisata desa merupakan kegiatannya. Keduanya merupakan
potensi besar yang dimiliki berbagai desa lain di Indonesia yang saat ini sedang
semarak berkembang menjadi potensi dalam peningkatan ekonomi pedesaan.
Berdasar dari konsep wisata bisa diambil kesimpulan bahwa, wisata desa adalah
kegiatan wisata yang berlangsung di desa atau kawasan pedesaan.
1.2. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
Mengetahui tentang pemanfaatan sumberdaya lahan di Desa Ketenger sebagai
destinasi wisata.

2
b. Manfaat
Diperoleh informasi mengenai pemanfaatan sumberdaya lahan yang ada di
Desa Ketenger sebagai destinasi wisata.
1.3. Metode Kajian
a. Kajian Pustaka
Mencari informasi dari sumber bacaan atau literatur mengenai pemanfaatan
sumberdaya lahan di Desa Wisata Ketenger.
b. Kajian Observasi
Melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek wisata yang terdapat
di Desa Ketenger yang memanfaatkan evaluasi sumberdaya lahan.

3
II. PEMBAHASAN

2.1 Pertumbuhan Perekonomian Daerah Sebelum dan Selama Pandemik


Covid-19
Desa wisata merupakan kawasan pedesaan yang menawarkan berbagai
kehidupan sosial, ekonomi dan budaya desa serta memiliki potensi untuk
dikembangkannya berbagai komponen pariwisata (Pamungkas & Muktiali, 2015).
Pengembangan desa wisata akan berhasil jika semua potensi desa seperti sumber
daya manusia dan potensi alam yang dimiliki dapat disinergikan secara maksimal.
Pengembangan desa wisata harus mendapat dukungan dan pemerintah desa
setempat dan masyarakatnya. Pengembangan desa wisata akan membuka peluang
penyerapan tenaga kerja, transaksi perdagangan produk asli daerah juga akan
meningkat yang pada akhirnya akan berimlikasi pada peningkatan ekonomi
masyarakat desa tersebut. Sebelum adanya pandemik covid-19, perekonomian
daerah di Desa Ketenger meningkat, namun selama pandemi covid-19 ini
perekonomian daerah semakin menurun karena di Desa Wisata Ketenger ditutup
sementara untuk menghindari penyebaran virus.
2.2. Potensi Sumberdaya Lahan untuk Prospek Pengembangan Destinasi Desa
Pengembangan destinasi desa didukung oleh tiga faktor. Pertama, wilayah
pedesaan memiliki potensi alam dan budaya yang relatif lebih otentik dari pada
wilayah perkotaan, masyarakat desa masih menjalankan tradisi dan ritual-ritual
budaya dan topografi yang cukup serasi. Kedua, wilayah pedesaan memiliki
lingkungan fisik yang relatif masih asli atau belum banyak tercemar oleh banyal
ragam jenis polusi dibandingkan dengan kawasan perkotaan. Ketiga, dalam tingkat
tertentu daerah pedesaan menghadapi perkembangan ekonomi yang relatif lambat,
sehingga pemanfaatan potensi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat lokal secara
optimal merupakan alasan rasional pengembangan pariwisata pedesaan (Andriyani,
2017).
Potensi yang dimiliki di Desa Ketenger sangat menunjang untuk pencapaian
tujuan tersebut. Potensi keindahan alam yang dimiliki Desa Ketenger seperti air

4
terjun serta keramahtamahan penduduknya merupakan modal besar bagi
pengembangan pariwisata di desa tersebut yang akan membuat daya tarik tersendiri.
Potensi lain yang dimiliki desa Ketenger adalah kondisi alam yang masih alami,
suasana yang masih asri dan sejuk serta pasokan air tawar yang melipah, bahkan
pada musim kemarau tidak kering. Masyarakat Desa Ketenger juga masih
melestarikan budaya dan tradisi nenek moyang seperti Sedekah Bumi, Ruwat,
Ngupati, Mitoni dan Iringan Sunatan serta beberapa kesenian daerah yang masih
dilestarikan seperti Gamelan, Calung, dan Kenthongan (Budiyah, 2020).
2.3. Analisis SWOT Perencanaan untuk Alternatif Macam Destinasi Desa
yang Dipilih
Desa Ketenger merupakan salah satu desa penyangga wisata di Kawasan
Wisata Baturraden. Dengan potensi wisata alam yang dimilikinya mulai dari air
terjun yang terbentang di dua sungai besar yang mengapit desa ini, yaitu Sungai
Gumawang dan Sungai Banjaran, hingga wisata sejarah yaitu sisa-sisa peninggalan
Belanda berupa rel Lori dan jejak-jejak peninggalan Jepang berupa dam atau
bendungan.
Pengembangan desa wisata di suatu daerah tentunya akan berimplikasi
kepada masyarakat lokal secara ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan sekitar.
Berbicara tentang implikasi pengembangan desa wisata terhadap peningkatan
ekonomi masyarakat lokal tidak terlepas dari keberadaan wisatawan yang datang
berkunjung ke desa wisata tersebut. Ketika ada wisatawan yang datang tentunya
akan terjadi perputaran ekonomi di desa tersebut. Besar kecilnya perputaran
ekonomi yang terjadi di wilayah desa wisata tergantung bagaimana pemerintah desa
dan masyarakatnya mengelola obyek wisatanya termasuk bagaimana
mempromosikan wisata yang ada di desa tersebut agar dikenal masyarakat luas.
Proses pengembangan Desa Ketenger menjadi desa Wisata menghadapi
beberapa kendala. Kendala pada sumber daya manusia dimana sumber daya
manusia yang dimiliki desa Ketenger yang masih rendah dan belum profesional
dalam mengelola desa Ketenger sebagai desa wisata. Selain kendala pada sumber
daya manusia, kendala lain yang dihadapi dalam pengembangan desa Ketenger

5
sebagai desa wisata adalah sarana dan prasarana pendukung tercapainya visi desa
Ketenger sebagai desa wisata (Budiyah, 2020).
2.4. Peta Perencanaan Destinasi Desa

Gambar 1. Peta perencanaan destinasi wisata Desa Ketenger


2.5. Prospek Pengembangan
Pengembangan pariwisata pedesaan merupakan dampak dari adanya
perubahan minat wisatawan terhadap daerah destinasi wisata. Tumbuhnya tren dan
motivasi perjalanan wisata minat khusus yang menginginkan wisata yang kembali
ke alam, interaksi dengan masyarakat lokal, serta tertarik untuk mempelajari
budaya dan keunikan yang terdapat di daerah lokal. Desa wisata merupakan suatu
bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan
dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan
tradisi yang berlaku. Suatu desa wisata memiliki daya tarik yang khas dikemas

6
secara alami dan menarik sehingga daya tarik perdesaan dapat menggerakkan
kunjungan wisatawan ke desa tersebut.
Pengembangan kepariwisataan di desa Ketenger dapat terwujud jika semua
elemen yang terkait seperti pemerintah desa dan masyarakat desa setempat serta
semua potensi desa disinergikan sehingga kepariwisataan bisa memberikan dampak
ekonomi yang tinggi bagi masyarakat di desa tersebut. Tentunya diharapkan dengan
adanya desa wisata maka dampak ekonomi tidak hanya dirasakan oleh masyarakat
desa tersebut tetapi bisa lebih luas sampai pada tingkat nasional (Budiyah, 2020).

7
III. KESIMPULAN

Desa Ketenger merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Baturraden
Kabupaten Banyumas yang memiliki potensi alam dan sumberdaya lahannya yang
melimpah, sehingga dapat dijadikan sebagai desa wisata. Pelibatan masyarakat desa
setempat dalam pengembangan desa wisata merupakan salah satu proses penguatan
potensi desa. Proses penguatan potensi desa merupakan sebuah keniscayaan yang
mutlak dilakukan dalam pengembangan sebuah kawasan menjadi desa wisata.

8
IV. SARAN DAN IMPLEMENTASI

Desa wisata yang telah dikunjungi adalah Desa Ketenger tepatnya di Curug
Bayan. Dari segi kebersihan dan perawatan sudah baik, namun dari segi pelayanan
masih harus ditingkatkan lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang RI No.10 Tahun 2009 tentang Pariwisata.

Pamungkas, I.T.D. & Muktiali, M. 2015. Pengaruh Keberadaan Desa Wisata


Karangbanjar terhadap Perubahan Penggunaan Lahan, Ekonomi dan Sosial
Masyarakat, Jurnal Teknik PWK, 4(2): 361-372.

Budiyah, F. 2020. Implikasi pengembangan desa wisata terhadap peningkatan


ekonomi masyarakat lokal studi kasus di Desa Ketenger. Jurnal Ekonomi,
Bisnis dan Akuntansi (JEBA), 22(2): 182-190.

Andriyani. 2017. Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata


dan implikasinya terhadap ketahanan sosial budaya wilayah (studi di Desa
Wisata Penglipuran Bali). Jurnal Ketahanan Nasional, 23(1): 1-16.

10
LAMPIRAN

Gambar 2. Foto Anggota Kelompok

Gambar 3. Curug Bayan Gambar 4. Villa Curug Bayan

11
Link Video Youtube

https://youtu.be/8T8v8SWIEnQ

12

Anda mungkin juga menyukai