Anda di halaman 1dari 22

TUGAS DASAR-DASAR EKOWISATA

INVESTIGASI KEGIATAN PARIWISATA DAN EKOWISATA


DI PANTAI GOA LAWAH

Dosen Pengampu

Ir. I Gusti Ngurah Putra Dirgayusa, M.T

Kelompok 29

Rayyani Eka Pujiyanti (2013511025)

Valennuel Aginta Sinuraya (2213511116)

Ida Ayu Komang Bintang Padmasari D (2213511117)

Ni Nyoman Septria Dewi (2213511118)

Ignatia Arantxa Susanto (2213511119)

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2022

i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Investigasi
Kegiatan Pariwisata dan Ekowisata di Pantai Goa Lawah” dengan baik serta tepat
waktu. Makalah ini dapat terselesaikan karena dorongan serta bantuan dari berbagai
pihak. Melalui kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Yang terhormat kepada Bapak Ir. I Gusti Ngurah Putra Dirgayusa, M.T
selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar-Dasar Ekowisata yang
menugaskan kami untuk membuat sebuah makalah mengenai tempat
ekowisata untuk memenuhi nilai mata kuliah Dasar-Dasar Ekowisata.
2. Pengelola Pantai Goa Lawah yang bersedia menjadi narasumber kami dalam
memperoleh informasi mengenai wisata di Pantai Goa Lawah.
3. Literatur dari buku maupun internet yang memberikan inspirasi untuk kami
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan para
pembaca. Namun tidak terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun bagi kami demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik.

Jimbaran, 02 Desember 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3

2.1 Ekowisata .................................................................................................. 3

2.2 Prinsip Ekowisata ...................................................................................... 3

2.3 Pariwisata .................................................................................................. 4

2.4 Pengembangan Pariwisata .......................................................................... 5

BAB III METODOLOGI ..................................................................................... 7

3.1 Waktu dan Tempat..................................................................................... 7

3.2 Metode Penelitian ...................................................................................... 7

3.3 Sampel Penelitian ...................................................................................... 7

3.2 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 7

BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................... 9

4.1 Kegiatan Wisata......................................................................................... 9

4.2 Pengelola................................................................................................. 12

iii
4.3 Waktu Ramai........................................................................................... 12

4.4 Wisatawan ............................................................................................... 13

4.5 Mata Pencaharian..................................................................................... 14

4.6 Problematika............................................................................................ 15

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 16

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 16

5.2 Saran ....................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 17

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pemandangan sunrise ........................................................................... 10

Gambar 2. Spot berfoto......................................................................................... 11

Gambar 3. Tempat peristirahatan........................................................................... 12

Gambar 4. Upacara Keagamaan ............................................................................ 13

Gambar 5. Pasir hitam .......................................................................................... 14

Gambar 6. Bale bengong....................................................................................... 14

Gambar 7. Warung ............................................................................................... 14

Gambar 8. Spot foto wisatawan............................................................................. 14

Gambar 9. Nelayan ............................................................................................... 15

Gambar 10. Warung ............................................................................................. 15

Gambar 11. Sampah ............................................................................................. 15

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekowisata adalah suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang
bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya)
dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan yang ko nservatif,
sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat. Purwanto et al.
(2014) mengungkapkan bahwa ekowisata tidak hanya diyakini dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi secara regional maupun lokal untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat, namun juga kelestarian sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati
sebagai obyek dan daya tarik wisata. Daya tarik utama dari ekowisata adalah
ketersediaan obyek dan daya tarik wisata alam yang bersumber dari keindahan dan
keunikan objek sumber daya alam dan sosial budaya masyarakat setempat, baik berupa
flora, fauna dan lanskap serta juga nilai tambah dari atraksi budaya yang ada.
Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi
pariwisata yang besar. Provinsi Bali banyak sekali memiliki daya tarik wisata yang
memotivasi wisatawan untuk datang berkunjung mulai dari alam (nature), budaya
(culture), kerajinan, kuliner, dan rekreasi. Sebagai suatu Daerah Tujuan Wisata, potensi
kepariwisataan di Provinsi Bali memiliki daya tarik yang cukup kuat bagi kunjungan
wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara (Kusuma & Suryasih,
2016). Salah satu daya tarik wisata yang banyak dikunjungi di Bali adalah wisata
pantainya. Wisata pantai umumnya menikmati keindahan alam, mandi, surfing, dan
kegiatan lain yang bersifat konvensional. Hal tersebut tidak lepas dari pengembangan,
pemanfaatan, dan pengelolaan sebuah objek wisata. Ekowisata dapat memberikan
wisatawan berbagai opsi atraksi wisata, tidak hanya sekedar atraksi wisata
konvensional, tetapi juga menambah wawasan wisatawan melalui pembelajaran
terhadap kawasan wisata tersebut.
Pantai Goa Lawah merupakan salah satu pantai yang berada di Pulau Bali dan
sering dikunjungi oleh wisatawan. Pantai Goa Lawah menjadi salah satu destinasi

1
wisata yang memikat hati di Bali yang memang sudah terkenal dengan keindahan
pantainya. Pantai Goa Lawah berlokasikan di Desa Pesinggahan Kecamatan Dawan
Kabupaten Klungkung, Bali dan diketahui pantai ini merupakan tempat wisata yang
terletak di bagian timur provinsi Bali.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dibuat adalah
sebagai berikut:
1. Apa kegiatan wisata yang dapat dilakukan di Pantai Goa Lawah?
2. Siapa yang mengelola objek wisata di Pantai Goa Lawah?
3. Kapan waktu ramai di Pantai Goa Lawah?
4. Wisatawan apa yang sering berkunjung ke Pantai Goa Lawah?
5. Bagaimanakah mata pencaharian di Pantai Goa Lawah?
6. Bagaimanakah mengatasi problematika ekowisata di Pantai Goa Lawah?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang dicapai adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui kegiatan ekowisata apa yang dapat dilakukan di Pantai Goa
Lawah.
2. Mengetahui pengelola dari objek wisata Pantai Goa Lawah.
3. Mengetahui waktu ramai di Pantai Goa Lawah.
4. Mengetahui kalangan yang sering berkunjung ke Pantai Goa Lawah.
5. Mengetahui mata pencaharian di Pantai Goa Lawah.
6. Mengetahui cara mengatasi problematika ekowisata di Pantai Goa
Lawah.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekowisata
Ekowisata diambil dari kata Ekologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang
habitat dari seluruh makhluk hidup yang ada dan berkembang biak didalamnya.
Ekologi itu sendiri berasal dari kata Eko yang artinya habitat dan lingkungan hidup,
sedangkan kata logia atau logos berarti ilmu pengetahuan. Kata ekowisata da lam
bahasa inggris yang sering digunakan adalah Ecotourism, sementara dalam tinjauan
ilmu Ekologi maka Ekologi tentang alam itu dibagi menjadi tiga, yaitu: ekologi
manusia, ekologi tumbuhan, dan ekologi hewan (Arsyad, 2015).
Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menarik perhatian besar terhadap
kelestarian sumber daya alam dan lingkungan sebagai salah satu isu utama dalam
kehidupan manusia, baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Ketergantungan
manusia terhadap sumber daya alam dan lingkungannya makin tinggi, keberpihakan
masyarakat kepada lingkungan makin meningkat. Pendekatan aspek yang menyangkut
kemampuan dan kebutuhan manusia dimasa mendatang akan keberadaan sumber daya
dan lingkungan makin tinggi. Dengan demikian guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pemerintah perlu melakukan pengelolaan lahan ekowisata lebih maksimal
(Sudirman, 2016).
Istilah “ekowisata” dapat diartikan sebagai bentuk baru dari perjalanan
bertanggung jawab ke area alami dan berpetualang yang dapat menciptakan industri
pariwisata dan perjalanan oleh seorang wisatawan ke daerah terpencil dengan tujuan
menikmati dan mempelajari mengenai alam, sejarah, dan budaya di suatu daerah, di
mana pola wisatanya membantu ekonomi masyarakat lokal dan mendukung pelestarian
alam. Para pelaku dan pakar di bidang ekowisata sepakat untuk menekankan bahwa
pola ekowisata sebaiknya meminimalkan dampak yang negatif terhadap lingkungan
dan budaya setempat dan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi bagi masyarakat
setempat (Arsyad, 2013).
2.2 Prinsip Ekowisata
Ada tujuh prinsip yang harus dipenuhi dalam ekowisata, yaitu:

3
a. Kesesuaian antara jenis dan karakteristik ekowisata.
b. Konservasi, yaitu mengawetkan, melindungi, dan memanfaatkan secara lestari
SDA yang digunakan untuk ekowisata.
c. Edukasi, yaitu mengandung unsur pendidikan untuk mengubah persepsi seseorang
agar memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian
alam dan budaya.
d. Ekonomis, yaitu memberikan manfaat untuk masyarakat setempat menjadi
penggerak pembangunan ekonomi.
e. Memberikan kepuasan dan pengalaman kepada pengunjung,
f. Partisipasi masyarakat, dan menampung kearifan lokal
Menurut Page and Ross (2002), ekowisata memiliki tiga prinsip utama, yaitu;
prinsip konservasi, prinsip partisipasi masyarakat, dan prinsip ekonomi. Adapun
penjelasan prinsip-prinsip ekowisata adalah sebagai berikut:
a. Prinsip Konservasi
Prinsip ini mengarah pada kepedulian, tanggung jawab, dan komitmen terhadap
pelestarian lingkungan alam dan budaya. Pada prinsip ini juga dilaksanakan
kaidah-kaidah usaha yang bertanggung jawab tanpa merusak alam dan nilai-nilai
budaya yang ada pada daerah pariwisata tersebut.
b. Prinsip Partisipasi Masyarakat
Prinsip ini melibatkan masyarakat yang ada di daerah pariwisata tersebut.
c. Prinsip Ekonomi
Prinsip ini mengembangkan ekowisata agar dilaksanakan secara efisien sehingga
pemanfaatan sumber daya alamnya dapat berkelanjutan untuk generasi di masa
depan.
2.3 Pariwisata
Pariwisata berasal dari bahasa sanskerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu
“pari” berarti penuh, sedangkan “wisata” artinya perjalanan. Sehingga secara
keseluruhan pariwisata diartikan sebagai segala fenomena atau gejala dan hubungan
yang ditimbulkan oleh perjalanan atau persinggahan yang dilakukan oleh seseorang
untuk berbagai tujuan. Secara etimologis pariwisata terdiri dari dua suku kata yaitu

4
“pari” dan “wisata”, pari berarti banyak, berkali-kali, berulang-ulang, sedangkan
wisata berarti perjalanan atau bepergian, jadi pariwisata adalah perjalanan yang
dilakukan berkali-kali atau berulang-ulang dari suatu tempat ke tempat lain (Suryani,
2017). Menurut Bakaruddin (2008), pariwisata merupakan suatu perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang maupun berkelompok untuk sementara waktu, dari suatu
tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha dan mencari nafkah di
tempat yang dikunjungi, akan tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut
guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang sangat terkenal dengan berbagai
macam adat dan budaya serta tradisi dan masih banyak keindahan alam lainnya. Hal
ini merupakan salah satu peluang yang dimanfaatkan Negara Indonesia terhadap
Industri Pariwisata. Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor industri yang
tumbuh dengan cepat. Sektor pariwisata sendiri merupakan salah satu penyumbang
devisa bagi negara Indonesia. Pariwisata Indonesia sangatlah maju dan unggul, karena
Indonesia sendiri memiliki banyak tempat serta adat dan budaya juga tradisi yang dapat
dijadikan sebagai daya tarik wisata. Selain sebagai sumber pendapatan devisa,
pariwisata juga memberikan kontribusi untuk penciptaan lapangan kerja, kegiatan
produksi dan pendapatan nasional (PDB), pertumbuhan sektor swasta dan
pembangunan infrastruktur. Pariwisata juga berpotensi mendorong peningkatan
penerimaan negara dari pajak, terutama pajak tidak langsung (Walakula, 2020).
2.4 Pengembangan Pariwisata
Menurut Yeoti, (2008) pengembangan adalah usaha atau cara untuk
memajukan serta mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Pengembangan pariwisata
pada suatu daerah tujuan wisata selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan dan
manfaat bagi masyarakat yang ada disekitarnya. Pengembangan pariwisata harus
sesuai dengan perencanaan yang matang sehingga bermanfaat bagi masyarakat, baik
dari segi ekonomi, sosial dan juga budaya.
Pengembangan pariwisata merupakan amanat UU No.10 Tahun 2009 tentang
kepariwisataan yang menyatakan bahwa pemerintah bersama lembaga yang terkait
dengan kepariwisataan menyelenggarakan kepariwisataan untuk mendukung

5
pembangunan kepariwisataan. Pengembangan pariwisata juga dapat diartikan sebagai
suatu usaha atau cara yang dilakukan untuk memaksimalkan proses dalam kegiatan
kepariwisataan sehingga mampu menarik kunjungan wisatawan dan dapat memberikan
keuntungan bagi seluruh pemangku kepentingan atau stakeholder pariwisata yang
terlibat di dalamnya. Terdapat empat komponen dalam pengembangan pariwisata,
yaitu : daya tarik, fasilitas, aksesibilitas, dan organisasi pariwisata (KEMENBUDPAR,
2014).

6
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Pengambilan data lapangan dilakukan pada Senin, 5 November 2022 di Pantai
Goa Lawah di Kabupaten Klungkung.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode
deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk menjelaskan atau
menggambarkan sesuatu yang terjadi pada masa sekarang atau yang sedang
berlangsung. Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang terjadi
sebagaimana mestinya pada saat penelitian dilakukan.
3.3 Sampel Penelitian
Sampel adalah perwakilan dari sebagian populasi yang diteliti. Sampel
penelitian ini bersifat representatif dan menggambarkan semua populasi sehingga dapat
dijadikan acuan dalam penelitian.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data pada investigasi kegiatan
wisata di Pantai Goa Lawah adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan dan pencatatan untuk mendapatkan data
serta informasi mengenai kegiatan wisata di Pantai Goa Lawah. Observasi
merupakan melakukan pengamatan yang secara sistematis dan sengaja,
mengenal fenomena social serta berbagai gejala psikis kemudian dilakukan
pencatatan. Untuk melihat kejadian yang komplek, serta alat yang digunakan
seperti kamera dan audio recorder
2. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data melalui kegiatan tanya-jawab
yang dilakukan secara lisan untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan
wisata di Pantai Goa Lawah. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian

7
ini adalah wawancara bebas terpimpin yaitu proses wawancara dimana peneliti
bertanya kepada responden, kemudian responden menjawab secara bebas.
Tujuannya agar mendapatkan informasi yang valid, menyangkut karakteristik
atau sifat permasalahan dari objek penelitian.

8
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kegiatan Wisata
Pantai Goa Lawah merupakan salah satu pantai yang berada di Bumi
Serombotan (sebutan untuk kabupaten Klungkung) yang kental dengan suasana
religiusnya. Hal ini disebabkan karena pantai ini sering digunakan untuk tempat
“nyegara gunung” yang merupakan rangkaian dari upacara ngaben (pembakaran
jenazah). Dinamakan pantai Goa Lawah karena tidak jauh dari lokasi pantai terdapat
sebuah gua yang bernama Goa Lawah. Goa ini lokasinya berada di dalam areal sebuah
tempat suci yang bernama Pura Goa Lawah. Pada hari-hari tertentu pantai ini dipadati
oleh pengunjung yang akan melakukan persembahyangan. Aktivitas warga yang
melakukan persembahyangan di pantai ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan
khususnya wisatawan mancanegara. Tidak mengherankan banyak wisatawan asing
yang mengambil gambar-gambar orang yang sedang melakukan aktivitas
persembahyangan. Adapun jenis kegiatan wisata yang terdapat di Pantai Goa Lawah
adalah sebagai berikut:
1. Menikmatí Pemandangan Sunrise
Tempat rekreasi alam pesisir seperti pantai Goa Lawah sendiri cukup menarik
untuk untuk dinikmati, hamparan laut biru serta pantainya yang terlihat lengang
menyuguhkan suasana damai dan ketenangan lebih, ideal untuk aktivitas wisata
keluarga dan anak-anak. Pantai Goa Lawah juga menyajikan fenomena matahari terbit
pada pagi hari. Tidak hanya menyajikan indahnya matahari terbit, di pantai ini juga
bisa melihat aktivitas penduduk setempat membuat garam dan para nelayan
menyandarkan jukungnya di siang hari. Waktu terbaik untuk menikmati keindahan
tersebut pada saat pagi atau sore hari, karena siang hari di tempat ini cukup menyengat,
selain itu pada pagi hari anda bisa menyaksikan indahnya alam sunrise dan bias cahaya
sunset di sore harinya.

9
Gambar 1. Pemandangan Sunrise

2. Tempat Berfoto Selfie


Pantai Goa Lawah semakin dipercantik untuk menarik minat pengunjung. Salah
satunya dengan dibangun sebuah ikon lettermark bertuliskan Pantai Goa Lawah.
Dengan adanya lettermark bertuliskan Pantai Goa Lawah membuat tempat ini menjadi
viral di media sosial. Tulisan ini cukup besar untuk dilihat dari berbagai arah sekitar
Pantai Goa Lawah sehingga pengunjung pun bisa menjadikannya spot foto sebagai
penanda telah berkunjung ke kawasan Pantai Goa Lawah. Tempat ini menjadi magnet
bagi wisatawan yang suka berfoto selfie. Pasalnya para wisatawan kini tidak hanya
memburu keindahan alam. Spot foto yang unik pun bisa menggaet banyak wisatawan.
Bahkan, orang-orang yang sembahyang ke Pura Goa Lawah pun, setelah sembahyang
menuju tempat ini untuk berfoto selfie.

10
Gambar 2. Spot Berfoto
3. Tempat Peristirahatan (Rest Area)
Pantai Goa Lawah terletak di Kabupaten Klungkung. Dengan hamparan pasir
hitam dan Pulau Nusa Penida terlihat di seberang lautan menghias pemandangan di
pantai ini. Dibangunya tempat peristirahatan atau rest area bagi pengendara kendaraan
bermotor di kawasan pantai Goa Lawah tentu menjadi tempat yang cukup diminati,
lokasinya memang strategis di pinggir jalan raya utama, serta berada di pinggir pantai.
Rest area pantai Goa Lawah di Klungkung ini ini terletak berdekatan dengan objek
wisata pura Goa Lawah, bahkan sekaligus nantinya bisa digunakan tempat parkir bagi
umat Hindu yang ingin bersembahyang di Pura Goa Lawah tersebut. Jarak pura dengan
rest area tersebut hanya sekitar 150 meter di sebelah timur pura, jadi kalau kekurangan
tempat parkir mobil, maka tempat parkir tersebut bisa dimanfaatkan, jaraknya juga
sangat terjangkau kalau berjalan kaki. Rest area di pantai Goa Lawah, baru selesai di
pertengahan tahun 2018 merupakan tempat baru di kawasan pariwisata Klungkung,
rest area Pantai Goa Lawah ini juga didesain cantik, desain tulisan pantai Goa Lawah
terpampang cantik dengan latar belakang pemandangan alam laut.

11
Gambar 3. Tempat Peristirahatan

4.2 Pengelola
Pengelolaan pariwisata adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh
masyarakat maupun Pemerintah dalam melestarikan Objek Wisata. Pengelolaan
pariwisata yang ideal perlu memperhatikan misalnya, terkait dampak dan
persinggungan adat istiadat atau budaya masyarakat di sekitar daerah tujuan Wisata.
Pengelola dari kawasan ekowisata di Pantai Goa Lawah ini adalah dikelola oleh
desa, yaitu di Desa Pesinggahan, Kabupaten Klungkung. Dalam pengelolaan kawasan
di objek ekowisata Pantai Goa Lawah ini mulai dari kebersihan, keamanan, hingga
fasilitas-fasilitas yang tersedia seluruhnya dikelola desa dan penduduk setempat di
Desa Pesinggahan, Kabupaten Klungkung.

4.3 Waktu Ramai


Pantai Goa Lawah ramai dikunjungi pada saat hari-hari weekend lebih tepat
nya pada pagi hari saat Pantai Goa Lawah menyajikan fenomena matahari terbit. Pantai
Goa lawah juga Pantai yang masih kental dengan suasana religius nya. Hal ini
disebabkan karena pantai ini masih digunakan untuk sebagai tempat upacara adat.
Pantai Goa lawah ini ramai pada saat hari-hari tertentu, seperti pada saat Pantai Goa
Lawah dipakai untuk upacara adat. Pada hari tertentu juga pantai didapati ramai
pengunjung dikarenakan pengunjung yang akan melaku kan Persembahyangan.
Aktivitas warga yang melakukan Persembahyangan di pantai ini menjadi daya tarik

12
tersendiri bagi wisatawan khususnya wisatawan mancanegara. Tidak mengherankan
jika pantai Goa Lawah ramai wisatawan asing yang mengambil gambar-gambar/foto-
foto orang yang sedang melakukan aktivitas persembahyangan.

4.4 Wisatawan
Pantai Goa Lawah memiliki pasir hitam yang membuatnya terlihat sangat
eksotis. Apalagi, air di sini begitu jernih dan ombaknya sangat tenang. Pantai Goa
Lawah biasanya didatangi untuk upacara melasti, yaitu penyucian di laut. Meski begitu,
wisatawan mancanegara maupun domestik juga dapat datang ke pantai ini untuk
berwisata, terutama pada saat musim liburan dan hari raya besar. Pengunjung juga
dapat menyesuaikan waktu, yang jika bersamaan dengan kegiatan melasti akan menjadi
pengalaman tersendiri.

Gambar 4. Upacara keagamaan


Selain untuk upacara keagamaan Hindu, Pantai Goa Lawah ini bisa dikunjungi
untuk kita melakukan piknik bersama keluarga, teman-teman, maupun pacar. Karena
selain anginnya yang sejuk, disediakannya tempat untuk kita duduk seperti bale
bengong, parkir yang luas, adanya warung jadi kalau kita lapar tidak susah lagi untuk
mencari makanan, tempat spot foto, dan toilet yang sudah dijaga kebersihannya.

13
Gambar 5. Pasir hitam Gambar 6. Bale Bengong

Gambar 7. Warung Gambar 8. Spot foto wisatawan

4.5 Mata Pencaharian


Pantai Goa Lawah terdapat Pura Segara merupakan pura masyarakat sekitar
yang sebagian besar mata pencahariannya sebagai nelayan untuk memuja Tuhan
dengan sebutan Bhatara Baruna atau Dewa Laut. Di sepanjang jalan saat menuju ke
tempat ini, terdapat banyak warung-warung makan yang menawarkan menu dari ikan
laut, seperti pepes ikan, sup ikan, ikan bakar, lengkap dengan sambal khas Bali serta
sayur dan juga nasi, ditambah lagi dengan segelas es kelapa muda segar. Warung
makanan ringan juga banyak terdapat di seberang pura. Areal parkir yang tersedia
cukup luas yang berada di luar pura dan di tepi pantai.

14
Gambar 9. Nelayan Gambar 10. Warung

4.6 Problematika Ekowisata

Gambar 11. Sampah


Potensi wisata yang besar tentunya juga memiliki problematika ekowisata.
Problematika pada Pantai Goa Lawah ini yakni terkait masalah sampah yang dibuang
sembarangan. Permasalahan sampah ini sudah sangat umum, bahkan sering terjadi di
berbagai objek wisata. Sering kali permasalahan sampah ini dipicu oleh ketidaksadaran
para wisatawan akan dampak dari membuang sampah tidak pada tempatnya. Sampah
yang ada di pesisir Pantai Kelan juga berasal dari laut yang terbawa oleh hujan.
Permasalahan sampah ini dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan sekitar
wisata. Di Pantai Goa Lawah, untuk mengatasi problematika sampah ini biasanya akan
ada masyarakat sekitar yang akan membersihkan sampah di Pantai Goa Lawah.
Kemudian akan ada yang mengangkut sampah yang telah dikumpulkan.

15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a) Pantai Goa Lawah merupakan salah satu pantai yang berada di Bumi
Serombotan (sebutan untuk kabupaten Klungkung) yang kental dengan suasana
religiusnya. Jenis kegiatan wisata yang terdapat di Pantai Goa Lawah, yaitu
menikmati pemandangan sunrise, tempat yang menarik untuk mengabadikan
foto, dan tempat beristirahat (rest area).
b) Pengelola dari kawasan ekowisata di Pantai Goa Lawah ini adalah dikelola oleh
desa, yaitu di Desa Pesinggahan, Kabupaten Klungkung.
c) Pantai Goa Lawah ramai dikunjungi pada saat hari-hari weekend lebih tepat nya
pada pagi hari saat Pantai Goa Lawah menyajikan fenomena matahari terbit.
Pantai Goa lawah ini ramai pada saat hari-hari tertentu, seperti pada saat Pantai
Goa Lawah dipakai untuk upacara adat.
d) Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Goa Lawah adalah berasal dari kalangan
wisatawan mancanegara maupun domestik juga dapat datang ke pantai ini
untuk berwisata, terutama pada saat musim liburan dan hari raya besar.
e) Sebagian besar mata pencaharian masyarakat setempat adalah sebagai nelayan
dan sebagai pedagang yang menawarkan berbagai kuliner di sekitaran pantai
Goa Lawah kepada wisatawan yang berkunjung.
f) Problematika pada Pantai Goa Lawah ini yakni terkait masalah sampah yang
dibuang sembarangan.
5.2 Saran
Kawasan ekowisata merupakan salah satu kawasan untuk melakukan
konservasi maupun meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Sebagai
penduduk yang hidup di lingkungan yang terdapat kawasan ekowisata sudah menjadi
kewajiban kita untuk menjaga dan melestarikan kawasan ekowisata tersebut. Mulai
dari menjaga kebersihan, keamanan, hingga menjaga fasilitas-fasilitas yang tersedia
serta menambahkan destinasi wisata supaya kawasan wisata ini lebih dilirik lagi oleh
wisatawan.

16
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, M. 2015. Peranan Ekowisata Mamminasata Pada Pembangunan Kesejahteraan
Masyarakat Parangbanoa Kabupaten Gowa. Skirpsi. Makassar: Unismuh
Makassar.
Bakruddin. 1990.Pengembangan Objek-objek Wisata Alam dan Permasalahannya di
Kota Padang. Padang: HIPS IKIP Padang.
Kusuma, I. G. A. R. D., & Suryasih, I. A. (2016). Aktivitas Wisata Spiritual dan
Motivasi Berwisata di Daya Tarik Wisata Tanah Lot Kabupaten Tabanan.
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN, 2338, 8811.
Peraturan Pemerintah UU RI No. 10 pasal 11 tahun 2009.
Purwanto, S., Syaufina, L., & Gunawan, A. (2014). Kajian potensi dan daya dukung
Taman Wisata Alam Bukit Kelam untuk strategi pengembangan ekowisata.
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural
Resources and Environmental Management), 4(2), 119-119.
Sudirman, A. F. 2016. Pengembangan Ekowisata Berbasis Tradisional Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat di Kawasan Bantimurung Bulusaraung Kabupaten
Maros. Skripsi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Makassar.
Suryani, A. I. 2017. Strategi pengembangan pariwisata lokal. Jurnal Spasial:
Penelitian, Terapan Ilmu Geografi, dan Pendidikan Geografi, 3(1).
Walakula, Y. B. 2020. Analisis eksistensi pariwisata Indonesia di tengah situasi
pandemi Corona Virus Disease (Covid19). Noumena Ilmu Sos. Keagamaan,
1(1).
Yoeti Oka A. 2008. Pengantar Ilmu Pariwisata, Cetakan Pertama. Jakarta: Angkasa.

17

Anda mungkin juga menyukai