Oleh :
Kelompok 6A
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
2015
0
Kata Pengantar
Om Swastiastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya tugas ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Tugas ini membahas tentang
pemanfaatan dan permasalah pada area waterfront yang dimana semua ini dibahas pada mata
kuliah ekologi Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana. Bahasan materi
bersumber dari literatur buku dan kutipan dari internet, dan untuk objek studio . Tugas ini
diharapkan memiliki pembahasan yang berguna dan menjadi refrensi bagaimana syarat-
syarat mendesain di daerah waterfront.
Dalam penyusunan tugas yang berjudul Pemanfaatan dan Permasalahan Area
Waterfront Pada Bangunan Hotel The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa, Nusa Dua
Bali ini, tidak sedikit hambatan yang dialami terkait dengan sumber literatur terpercaya
dalam kaitannya terhadap pembuatan tugas ini. Dengan demikian dalam penyusunan tugas ini
mengambil materi dari beberapa sumber literatur yang diantaranya didapatkan dari tim dosen
pembimbing mata kuliah ini. Maka dari itu dengan kerendahaan hati kami mengucapkan
terimakasih kepada orang-orang yang terlibat dalam mendukung proses penyelesaian tugas
berjudul waterfront ini baik dalam bentuk dukungan materi, sumber literatur, maupun moral.
Adapun diantaranya :
Seluruh tim dosen mata kuliah Ekologi, yaitu :
1. Dr. Ir.Widiastuti, MT
2. I Nyoman Susanta, ST, M.Erg
3. Dr. Ir. Ni Ketut Ayu Siwalatri, MT
4. Ni Made Swanendri, ST,MT
Sangat disadari bahwa dalam tugas ini masing banyak terdapat kekurangan dari segi
materi maupun penulisan. Oleh sebab itu sangat diharapkan para pembaca dapat memberikan
masukan untuk tugas ini. Masukan pembaca akan sangat membantu dalam penyempurnaan
tugas yang berjudul waterfront ini agar menjadi sebuah refrensi literatur yang bisa
diandalkan dan bermanfaat bagi para pembaca.
ii
Demikian, sedikit prakata dari penulis, mohon kritik dan saran dari seluruh pembaca.
Semoga tugas ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembacanya.
Om Santhi,Santhi,Santhi,Om.
Penulis :
I Putu Agus Surya Dana I Gusti Ngurah Yoga Samadi Putu Surya Pranata Putra
NIM : 1204205105 NIM : 1304205008 NIM : 1304205017
iii
Daftar Isi
iv
4.2.Pemanfaatan Potensi Alam pada Area Waterfront ....................................................41
BAB V PENUTUP
5.1.Kesimpulan ................................................................................................................46
5.2.Saran .......................................................................................................................... 47
v
Daftar Gambar
vi
Gambar 4.1 Arah alur evakuasi .......................................................................................... 37
Gambar 4.2 Tanda Arah Evakuasi ......................................................................................38
Gambar 4.3 Posisi Titik Lift dan Tangga Darurat .............................................................. 38
Gambar 4.4 Lift dan Tangga Darurat yang Digunakan Sebagai Sarana Evakuasi .............39
Gambar 4.5 Area assembly point pada Lantai 4 ................................................................ 41
Gambar 4.6 Gudang Perlengkapan dan Perbekalan Guna Mendukung Proses Evakuasi ..41
Gambar 4.7 Area Mesin Reverse Osmosis ........................................................................43
Gambar 4.8 Diagram Reverse Osmosis .............................................................................43
Gambar 4.9 Sand Filter & Activated Carbon Filter ........................................................... 44
Gambar 4.10 SWRO Membrane ........................................................................................ 44
Gambar 4.11 Posisi Mesin Reverse Osmosis (kotak merah) dan jalur pipa sumber air ....45
Gambar 6.1 Layout kamar deluxe garden view ..................................................................51
Gambar 6.2 Foto interior kamar deluxe garden view ......................................................... 51
Gambar 6.3 Layout kamar deluxe lagoon view ..................................................................52
Gambar 6.4 View pada kamar deluxe lagoon view ............................................................ 52
Gambar 6.5 Layout deluxe studio room .............................................................................53
Gambar 6.6 Foto interior deluxe studio room.....................................................................53
Gambar 6.7 Layout kamar deluxe lagoon access................................................................ 54
Gambar 6.8 Foto interior kamar deluxe lagoon access ....................................................... 54
Gambar 6.9 Layout kamar deluxe studio lagoon access .....................................................55
Gambar 6.10 Foto interior deluxe studio lagoon access ......................................................55
Gambar 6.11 Layout kamar executive suites ......................................................................56
Gambar 6.12 Foto interior ruang tamu pada kamar executive suites ................................ 56
Gambar 6.13 Layout kamar lagoon access suites ............................................................... 57
Gambar 6.14 Foto interior kamar lagoon access suites ......................................................57
Gambar 6.15 Layout kamar ocean view suite .....................................................................58
Gambar 6.16 Foto interior ruang keluarga pada kamar ocean view suite .......................... 58
Gambar 6.17 Layout kamar deluxe ocean view suite ......................................................... 59
Gambar 6.18 Foto interior kamar deluxe ocean view suite ................................................59
Gambar 6.19 Layout kamar grande lagoon.........................................................................60
Gambar 6.20 Foto interior ruang tamu dari kamar tipe grande lagoon .............................. 60
Gambar 6.21 Layout hibiscus villa .....................................................................................62
Gambar 6.22 Foto interior kamar tidur pada hibiscus villa ................................................62
Gambar 6.23 Layout dari Pool Villas (One Bedroom) ......................................................62
vii
Gambar 6.24 Foto Eksterior Pool Villas (One Bedroom) ..................................................62
Gambar 6.25 Layout dari Pool Villas (Two Bedroom) .....................................................63
Gambar 6.26 Foto interior dari ruang tamu pada Pool Villas (Two Bedroom) .................63
viii
Daftar Lampiran
ix
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kawasan perairan merupakan salah satu sarana yang sangat vital dari masyarakat
dahulu, dimana kawasan perairan menjadi kawasan tertua yang menjadi peran penting akan
kehidupan masyarakat. Kawasana perairan berfungsi menjadi titik pusatnya aktivitas
masyarakat seperti perdagangan, transportasi, interaksi social maupun hiburan. Dari
keberagaman fungsi kawasan perairan, maka kawasan perairan sangat diperlukan
keberadaannya saat ini.
Keberadaan kawasaan perairan tidak terlepas dari bataran kawasan perairan tersebut.
Di kawasan pinggiran perairan akan menjadi pusat aktivitas yang sangat strategis, diminati
dan digemari. Selain itu kawasan pinggiran perairan akan banyak dioptimalkan akan potensi
yang ada seperti view, suasana dan lingkungan alam sebagai tempat hiburan maupun sarana
investasi semata. Berawal dari fenomena ini area waterfront mulai berkembang. Area
waterfront merupakan area yang berbatasan dengan kawasan perairan seperti sungai, danau,
dan laut. Lambat laun area waterfront memiliki akses pencapain baik melalui jalur air
maupun udara dan akan ada pusat aktivitas diarea waterfront tersebut
Area waterfront memiliki daya tarik tersendiri oleh kebanyakan orang. Baik hanya
mencari suasana maupun lingkungannya area waterfront akan semakin banyak dieksploitasi.
Pembangunan hotel, villa, resort maupun tempat-tempat hiburan lainnya akan semakin
memeningkat diarea waterfront.
Maka dari itu, seorang arsitek harus memperhatikan keadaan lingkungan daerah
waterfront sebelum memulai merancang bangunan agar tetap menjaga keseimbangan alam.
Banyak faktor dan pertimbangan dalam medesain di daerah waterfront seperti pemilihaan
1
pondasi, ukuran sempadan, pengolahan lahan. Selain itu, seorang arsitek juga wajib
memperhatikan pengaruh bangunan yang dirancang terhadap lingkungan sekitar waterfront
agar tidak mencemari atau merusak lingkungan dan memperhatikan pengaruh bangunan lain
disekitar lingkungan waterfront. Diharapkan bangunan tersebut memiliki dampak yang baik
bagi lingkungan disekitar waterfront dan bangunan disekitar daerah waterfront karena
lingkungan yang baik akan mendukung kualitas dari bangunan tersebut seperti view,
konstruksi, bahan.
Mempelajari waterfront sejatinya bisa dilakukan dengan banyak hal seperti membaca
buku-buku maupun literatur yang sudah ada, ditambah dengan observasi langsung
kelapangan agar dapat lebih memahami situasi sesunugguhna sehingga dapat dibandingkan
dengan literatur-literatur yang sudah ada. Selain itu mempelajari waterfront agar mengetahui
bagaimana karakteristiknya, jenis, dan hal-hal apa yang mempengaruhi daerah waterfront
tersebut. Waterfront sangatlah menarik untuk di kaji, pengambilan objek studi waterfront ini
karena objeknya berada disebelah perairan seperti sungai, danau maupun laut. Dengan
bersebelahan dengan daerah perairan maka seorang arsitek dalam mendesain haruslah
mengambil berbagai pertimbangan, agar desain yang dibuat tidak merusak wajah dan
ekosistem yang ada disekitaran perainran tersebut.
Dalam tugas ini, kami akan membahas tentang ekologi arsitektur pada daerah atau
kawasan waterfront, mulai dari karakteristik, tipologi, permasalahan pada kawasan
waterfront, hingga kriteria perancangan.
Rumusan masalah pada tugas yang berjudul Pemanfaatan dan Permasalahan Area
Waterfront pada Bangunan Hotel The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa, Nusa Dua
Bali ini adalah apa saja pertimbangan-pertimbangan dalam mendesain bangunan pada
daerah waterfront. Bagaimana cara memanfaatkan keadaan lingkungan waterfront sebagai
peluang pada desain dan bagaimana tanggung jawab untuk menjaga kelestarian daerah
waterfront tersebut.
2
Meningkatkan pemahaman dalam memanfaatkan keadaan lingkungan waterfront sebagai
peluang dalam mendesain bangunan dan menjaga kelestarian sebagai tanggung jawab.
Adapun manfaat yang diharapkan bagi pembaca adalah agar memberikan informasi
mengenai Waterfront sebagai salah satu bagian dari ilmu arsitektur. Dapat digunakan sebagai
bahan acuan, materi pembanding, kajian bagi penulis lain.
3
1.6 Metode Penulisan
a. Metode Observasi
Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung pada objek yaitu The Laguna, A
Luxury Collection Resort & Spa, Nusa Dua Bali
b. Metode Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pihak staff hotel yakni Bapak Wayan Sumartika sebagai
Chief Enginering pada hotel The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa, Nusa Dua
Bali
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA WATERFRONT
2.1.Pengertian Waterfront
Pengertian Waterfront yaitu bagian dari suatu area hunian atau kota yang
berbatasan dengan air, khususnya daerah dermaga dimana kapal-kapal berlabuh.
Waterfront juga berarti area dari suatu kota (seperti pelabuhan atau galangan kapal)
sepanjang wilayah perairan kota.
Pengertian waterfront dalam Bahasa Indonesia secara harafiah adalah daerah tepi
laut, bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan. Sedangkan, urban
waterfront mempunyai arti suatu lingkungan perkotaan yang berada di tepi atau dekat
wilayah perairan, misalnya lokasi di area pelabuhan besar di kota metropolitan (Wreen,
1983). Dari kedua pengertian tersebut maka definisi waterfront adalah suatu daerah atau
area yang terletak di dekat/berbatasan dengan kawasan perairan dimana terdapat satu
atau beberapa kegiatan dan aktivitas pada area pertemuan tersebut.
5
yang memanfaatkan pemandangan perairan. Pengertian waterforn development telah
demikian berkembang, sehingga mencakup pengembangan kawasan yang sama sekali
jauh dari sumber air alami. Sebagai contoh, dalam rangka Expo '82 di Knoxville,
Tennessee (USA), suatu kawasan bekas stasiun kereta api telah dirombak menjadi
sebuah taman air aktif yang dapat dikategorikan sebagai sebuah waterfront development.
2.2.Karakteristik Waterfront
Kesuksesan pengembangan kawasan tepi air ditentukan oleh bagaimana
perencana menaggapi karakteristik/keunikan yang ada di kawasan tepi air tersebut.
Karakteristik ini terbagi dua bagian besar yaitu fisik dan non fisik. Karakteristik fisik
mencakup keadaan alam lingkungan, citra, akses, bangunan, penataan lanskap,
ketersediaan sarana dan prasarana kota, serta kemajuan teknologi. Sedangkan
karakteristik non fisik meliputi tema pengembangan, pemanfaatan air, aktivitas
penduduk, keadaan sosial, budaya dan ekonomi, aturan dan pengelolaan kota/kawasan.
Beberapa karateristik yang patut dipertimbangkan untuk mencapai kesuksesan dalam
penataan kawasan tepi air adalah (Sastrawati, 2003):
a. Keadaan alam dan lingkungan (geografis), meliputi air, tanah dan iklim. Kondisi
sumber daya air ini mempengaruhi teknik, desain, dan konstruksi pada pembangunan
di kawasan tersebut. Taanah di tepi air sering mengalami erosi sehingga untuk
mencegah hal tersebut, dibuat struktur perlindungan tepi air terutama bila dilakukan
reklamasi. Elemen-elemen dasar dari iklim adalah radias matahari, angin, curah hujan,
suhu dan kelembaban yang dipengaruhi oleh bentuk tapak, air, dan vegetasi. Manusia
yang tinggal di wilayah pantai dapat merasakan adanya pola harian dari angin pantai.
Pada siang hari, daratan memanasa lebh cepat dibanding lautan, sedangkan pada
malam hari mendingin leboh cepat. Pada siang hari, angin bertiup dari lautan menuju
daratan sedangkan pada malam hari, angin bertiup dari daratan menuju lautan.
b. Citra (image). Karakter visual tergantung pada siapa yang melihat atau memandang
dan dari segi mana dia memandangnya, yaitu pandangan secara fisik (viewer
exposure) atau dengan merasakan (viewer sensitivity) (Wreen,1983). Pandangan
secara fisik berkaitan dengan jarak, elevasi dan pergerakan pandangan. Sedangkan
pandangan yang melibatkan kepekaan perasaan tergantung pada sudut pandang,
seperti karakter manusianya, pendapat, pengalaman, dan kesan yang ditimbulkan pada
kawasan.
6
c. Akses. Pembangunan kawasan tepi air harus dapat memberikan jaminan adanya
pencapaian yang mudah, tempat parkir yang mampu menampung kendaraan pada saat
puncak keramaian sekalipun, kemudahan dan kenyamanan pergerakan perjalan.
Pencapaian ke tepi air tergantung pada penggunaan lahan yang berkaitan dengan
aturan dari segi kondisi hukum, politik dan ekonomi. Bila pada kawasan tersebut
terdapat fasilitas penelitian untuk kepentingan negara atau kawasan militer, maka
tidak diijinkan untuk dibangun jalan umum untuk pencapaiannya. Tetapi bila
pengembang kawasan mempertimbangkan nilai ekonomi maka harus disediakan akses
menuju tepi air sebab tepi air merupakan ruang publik.
d. Bangunan. Orientasi bangunan sebaiknya ke arah tepi air sehingga tidak menjadikan
tepi air sebagai halaman belakang. Ketinggian bangunan diharapkan tidak
menghalangi pandangan ke tepi air sehingga memberikan kesempatan bagi penduduk
untuk menikmati pemandangan alam laut/sungai atau tidak mengacaukan garis langit
(skyline). Bahan dan struktur/konstruksi bangunan disesuaikan dengan karakter
kawasan tepi air. Perubahan fungsi bangunan lama/tua yang tidak digunakan lagi
menjadi komersial dapat dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas lingkungan
di kawasan.
e. Penataan lanskap. Penataan lanskap diperlukan sebab kawasan berpotensi untuk erosi,
abrasi dan sedimentasi.
f. Kelengkapan sarana dan prasaran kawasan
g. Teknologi yang diterapkan pada bahan bangunan, struktur/konstruksi bangunan dan
perlindungan tepi air.
h. Tema pengembangan. Dengan membentuk tema di kawasan tepi air, pembangunan di
kawasan tepi air akan mempunyai kekhasan yang membedakan antara satu kawasan
dengan kawasan tepi air lainnya. Tema dapat berkaitan dengan kekhasan ekologi,
iklim, sejarah atau sosial budaya setempat.
i. Pemanfaaatan air.
Pemanfaatan pada badan air, yaitu sebagai alur pelayaran, rekreasi air, taman laut
(obyek wisata), dll.
Pemanfaatan pada tepi air, meliputi kegiatan yang berhubungan dengan air dan
dapat pula kegiatan yang tidak berhubungan dengan air, seperti tempat
memproses makanan laut, perusahaan pasir, dan kerikil, pertambangan minyak,
terminal (pelabuhan) yang melayani penumpang dan pengiriman barang
7
(pedagangan) dengan fasilitas perbaikan konstruksi di laut, kapal tarik, taman,
public resort, aquarium, dan restauran.
Pemanfaatan yang bukan pada keduanya, yaitu kegiatan yang tidak
memanfaatkan badan air dan tepi air. Peruntukan lahannya dapat ditempatkan
agak jauh dari tepi air seperti apartemen, hotel, hunian, kafe, gudang, dan
retail/toko.
j. Aktivitas Penduduk. Aktivitas penduduk yang dikembangkan dipengaruhi oleh
karakter penduduk dan fungsi utama kawasan. Pemanfaatan kondisi dan lingkungan
kawasan tepi air dilakukan dengan menjaga kualitas air, menyediakan ruang terbuka,
mendesain pencapaian yang mudah, dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya
dampak pembangunan seperti kemacetan.
k. Sosial dan budaya. Kebudayaan atau kebiasaan yang ada pada masyarakat setempat
tidak boleh diabaikan dalam penataan kawasan tepi air sebab mempunyai nilai-nilai
social yang telah tertanam dalam kehidupan mereka seperti pengadaan upacara,
peristiwa (event) tertentu dan aktivitas rutin pada badan air dan tepi air.
l. Ekonomi. Selain penyediaan dana, pembiayaan terkait dengan kebijakan moneter
pemerintah dan kemampuan serta tanggapan masyarakat. Hal ini perlu diperhitungkan
karena menyangkut kelangsungan hidup atau matinya suatu proses pembangunan,
oleh karena itu diperlukan berbagai kerjasama baik dari pihak swasta, pemerintah
maupun masyarakat.
m. Aturan. Kawasan tepi air mempunyai batasan-batasan atau aturan dalam ukuran dan
kompleksitanya. Perlu ditekankan bahwa pembangunan kawasan tepi air haruslah
ditujukan untuk perlindungan terhadap lingkungan serta untuk memanfaatkan lahan-
lahan yang tidak produktif. Oleh sebab itu, penyelidikan terhadap dampak lingkungan
atas pembangunan kawasan tepi air harus dilakukan secermat mungkin.
n. Pengelolaan. Pengelolaan kawasan tepi air haruslah dilakukan secara professional,
mengingat berbagai masalah yang kompleks harus ditangani, seperti bagaimana
mengelola fasilitas-fasilitas yang ada agar tetap terawat, membuat promosi agar
menarik pengunjung bagi pemanfaatan rekreasi, melakukan koordinasi dengan
lembaga/instansi terkait baik dari pihak swasta maupun pihak pemerintah.
8
a. Konservasi
Konservasi adalah penataan waterfront kuno atau lama yang masih ada sampai saat
ini dan menjaganya agar tetap dinikmati masyarakat.
b. Pembangunan kembali (redevelopment)
Redevelopment adalah upaya menghidupkan kembali fungsi-fungsi waterfront lama
yang sampai saat ini masih digunakan untuk kepentingan masyarakat dengan
mengubah atau membangun kembali fasilitasfasilitas yang ada.
c. Pengembangan (development).
Development adalah usaha menciptakan waterfront yang memenuhi kebutuhan kota
saat ini dan masa depan dengan cara mereklamasi pantai.
9
ditunjang dengan kawasan pertokoan. Menggunakan site yang berada di daerah
district of Worli, merupakan salah satu kawasan prestis yang berada di kawasan laut
Arab. Mumbai Oceanarium ini masih dalam tahap perencanaan
b. Recreational waterfront
Recreational waterfront adalah semua kawasan waterfront yang menyediakan
sarana-sarana dan prasarana untuk kegiatan rekreasi, seperti taman, arena bermain,
tempat pemancingan, dan fasilitas untuk kapal pesiar.
10
Area perumahan pada Sentosa cove merupakan contoh dari residential waterfront,
dengan luas lebih dari 117 hektar dan terus dibangun untuk meningkatkan reputasi
daerah tersebut sebagai kawasan residensial termewah di Asia. Kawasan ini berada
di Singapura.
d. Working waterfront
Working waterfront adalah tempat-tempat penangkapan ikan komersial, reparasi
kapal pesiar, industry berat, dan fungsi-fungsi pelabuhan.
2.4.Permasalahan-Permasalahan Waterfront
Dalam mendesain bangunan pada area waterfront, terdapat beberapa masalah
yang mungkin saja menjadi kendala dalam desain bangunan, beberapa masalah tersebut
diantaranya :
a. Potensi bencana alam
Potensi bencana alam pada area waterfront sangatlah tinggi. Bencana alam
pada area waterfront tidak bisa diduga akibat sikap manusia yang tidak bertanggung
jawab atas aktivitas yang dilakukan maupun faktor alam. Bencana yang sering terjadi
pada area waterfront berbeda-beda sesuai lingkungan yang ada, seperti :
Sungai
Sungai merupakan tempat berbagai aktivitas yaang dilakukan masyarakat pada
masa lampau seperti mandi, cuci pakaian, mengambil air untuk minum, maupun
memandikan ternak. Pada jaman sekarang banyak sungai memiliki kualitas air
sungai yang buruk akibat pencemaran dan terkadang menimbulkan bencana
banjir. Bencana banjir dipicu oleh aktivitas manusia yang membuang sampah
sembarangan. Dimana masyarakat belum menjadikan sungai sebagai orientasi
depan bangunan dan cenderung menjadikan areal sungai sebagai belakang yang
notabene dijadikan tempat pembuangan sampah. Sampah yang terbawa arus
sungai akan memumpuk disatu titik dan akan menghambat arus air menyebabkan
air sungai menjadi meluap dan banjir.
11
Gambar 2.4 - Tumpukan sampah faktor terjadinya bencana banjir
Sumber : http://static.inilah.com/data/foto/foto/foto20130118094936-news.jpg
Pantai
Pada daerah pantai bencana yang terjadi tidak terduga seperti tsunami, bencana
tsunami bisa diakibatkan karena oleh pergerakan lempeng bumi.
b. Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan terjadi akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
Pembuangan limbah rumah maupun insdustrial secara langsung ke sungai, akibatnya
area waterfront tercemar oleh bahan kimia berbahaya. Selain itu pembuangan sampah
plastik sembarang ke area waterfront membuat tumpukan sampah yang tidak enak
dipandang.
c. Aksesbilitasa publik menurun
Pembangunan hotel maupun villa pada area waterfront menyebabkan aksesbilitas
publik menurun pada area waterfront, ini dikarenakan akses pada area waterfront
dibuat privat atau milik pribadi. Dimana masyarakat umun tidak dapat mengakses
area tersebut kecuali pengunjung dari hotel maupun villa itu sendiri.
d. Erosi, Abrasi dan Sedimentasi
Erosi merupakan penyusutan tanah yang disebabkan oleh air hujan. Abrasi merupakan
penyusutan atau pengikisan tanah oleh air laut, pengaruh yang terjadi adalah semakin
mengecilnya area waterfront yang tersedia. Sedimentasi merupakan pengikisan tanah
yang tergerus oleh arus sungai dan menuju hilir sungai. Pengaruh yang terjadi adalah
penumpukan pasir-pasir yang terbawa arus sungai dihilir membuat peninggian dasar
sungai yang bisa membuat kenaikan volume air sungai yang bisa membuat bencana
banjir. Ketiga hal tersebut mempengaruhi daya dukung tanah berpotensi
membahayakan struktur khususnya sub struktur pada bangunan pada area waterfront.
12
2.5.Kriteria Perancangan
Berikut adalah beberapa kriteria menurut pedoman pemanfaatan ruang tepi
pantai di kawasan perkotaan oleh departemen pekerjaan umum direktorat jendral
penataan ruang dalam merancang kawasan pada area waterfront berdasarkan jenis
kawasannya :
a. Kawasan perumahan mempunyai fungsi utama sebagai tempat tinggal atau hunian
yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Kriteria pemanfaatan ruang
kawasan perumahan adalah :
Tersedia sumber air yang cukup;
Tersedia sistem drainase yang baik;
Tersedia sistem pengolahan sampah yang baik;
Tersedia aksesibilitas yang baik ke pusat- pusat kegiatan maupun sarana publik;
Bebas dari kebisingan serta bahaya dan gangguan setempat;
Terhindar dari bahaya abrasi pantai;
Lebar garis sempadan pantai 30-100 meter dari titik pasang tertinggi.
b. Kawasan industri merupakan kawasan untuk kegiatan industri pengolahan yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang dan memiliki kriteria pemanfaatan
ruang sebagai berikut:
Penggunaan lahan disesuaikan dengan ketentuan/peraturan yang berlaku;
Tersedia akses ke pusat pelayanan niaga dan pelayanan pelabuhan;
Tersedia sistem pengelolaan limbah;
Tersedia sistem drainase yang baik;
Luas lahan disesuaikan dengan jenis industrinya;
Membatasi penggunaan air tanah untuk mencegah intrusi air laut;
Tersedia fasilitas infrastruktur yang menunjang kegiatan industri;
Lebar garis sempadan pantai 100-300 meter dari titik pasang tertinggi.
c. Kawasan perdagangan dan jasa merupakan tempat pusat kegiatan perdagangan dan
jasa dengan kriteria pemanfaatan ruang :
Tersedia aksesibilitas yang memadai dan dapat menjangkau pusat pelayanan niaga
(pasar), pelayanan pelabuhan dan kawasan industri terkait;
Tersedia sarana dan prasarana (utilitas);
Pencemaran bahan buangan kapal harus diminimalkan;
13
Tersedia sistem drainase yang baik;
Lebar garis sempadan pantai 100-300 meter dari titik pasang tertinggi.
d. Kawasan pariwisata merupakan kawasan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan
kegiatan pariwisata dengan kriteria pemanfaatan ruang :
Tersedia sarana dan prasarana;
Tersedia aksesibilitas yang tinggi ke pusat pelayanan niaga dan kesehatan;
Memiliki obyek dan daya tarik wisata;
Pemberlakuan lebar garis sempadan pantai (Perda atau hukum pengusahaan atau
sistem pemilikan pantai);
Pengaturan pemakaian air tanah yang disesuaikan dengan kapasitas ketersediaan
air tanah dan waktu yang dibutuhkan untuk pengisian kembali;
Lebar garis sempadan pantai 100-300 meter dari titik pasang tertinggi.
e. Kawasan pelabuhan terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya tempat kapal
bersandar, berlabuh, naik turun penumpang, bongkar muat barang yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan pelayaran, kegiatan penunjang pelabuhan, dan antar
moda transportasi. Pemanfaatan ruang kawasan pelabuhan mempunyai kriteria :
Tersedia aksesibilitas yang tinggi ke pusat pelayanan distribusi barang dan
penumpang;
Penataan letak pusat-pusat pelayanan harus efisien dan efektif;Tersedia sistem
pengolahan limbah; Pengawasan terhadap tingkat sedimentasi yang berpengaruh
terhadap kedalaman laut terutama di sekitar dermaga dan akses keluar masuk
kapal;
Pengembangan teknologi yang menunjangaktivitas pelabuhan untuk
mengantisipasiperubahan iklim yang berpengaruh terhadap fluktuasi pasang-
surut, tinggi gelombang laut dan kecepatan arus laut;Pengendalian pemanfaatan
ruang kawasan di sekitar pelabuhan untuk menjamin ketersediaan lahan untuk
prasarana dan sarana ke pelabuhan beserta pengembangannya pada masa
mendatang.
Lingkungan memiliki potensi untuk menunjang fungsi dari suatu desain bangunan.
Kita dapat memanfaatkan potensi dari lingkungan tersebut, misalnya penggunaan material
14
yang ada di alam sebagai bahan material dari bangunan yang akan kita rancang. Namun
kita juga harus memperhatikan ketika kita memanfatkan lingkungan, kita harus
memanfaatkannya secara arif dan tidak mengeksploitasinya. Untuk menjaga
keseimbangan lingkungan dengan baik, kita dapat saja memanfaatkan lingkungan sebagai
peluang pendukung fungsi bangunan, sekaligus mempertanggung jawabkannya melalui
cara merawatnya. Contoh sederhana dalam memanfaatkan lingkungan sebagai peluang
dan pertanggung jawaban adalah memanfaatkan waterfront pada kawasan site, sebagai
arah orientasi bangunan dan memanfaatkannya sebagai view dari bangunan. Dengan cara
ini, bangunan akan memiliki keuntungan dari segi view, dan lingkungan pun juga
mendapatkan keuntungna dari pemanfaatan view tersebut, karena lingkungan waterfront
pasti akan dirawat agar selalu memberikan view yang bagus. Dalam buku Ten Principle
for Coastal Development disebutkan beberapa prinsip dalam mendesain pada daerah
pinggir pantai yang berdasar pada lingkungan, diantaranya :
Menambah nilai dengan cara meningkatkan dan menjaga sistem alam.
Mengetahui bencana alam dan mengurangi kerentanan terhadapnya
Menerapkan penilaian yang lengkap pada wilayah site
Mengurangi resiko melalui pelampauan standar dalam konstruksi
Mengadaptasi praktek yang sukses dari kondisi pesisir pantai yang dinamis
Berdasarkan insentif yang berdasarkan pada pasar guna mendukung pembangunan
yang baik
Fokus terhadap keseimbangan sosial dan ekonomi
Menyeimbangkan hak publik terhadap akses dengan peraturan properti pribadi
Melindungi sumber air yang rentan pada pesisir pantai
Melakukan kepengurusan yang akan menjaga kelanjutan dari area pesisir pantai
15
perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap
lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek
abiotik, biotik dan kultural. Dasar hukum AMDAL di Indonesia adalah Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Hidup yang merupakan
pengganti PP 27 Tahun 1999 tentang Amdal. ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP (AMDAL)
a. Pengertian AMDAL
Sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu
studi tentang dampak lingkungan yang bakal timbul, baik dampak sekarang maupun
dimasa yang akan datang. Studi ini disamping untuk mengetahui dampak yang akan
timbul, juga mencarikan jalan keluar untuk mengatasi dampak tersebut. Studi inilah
yang kita kenal dengan nama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
Pengertian Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) menurut PP No. 27 Tahun
1999 Pasal 1 adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan
penting suatu rencana usaha dan kegiatan. Arti lain analisis dampak lingkungan hidup
adalah teknik untuk menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan akan
mencemarkan lingkungan atau tidak dan jika ya, maka diberikan jalan alternatif
pencegahannya.
b. Tujuan dan Kegunaan Studi AMDAL
Tujuan AMDAL adalah menduga kemungkinan terjadinya dampak dari suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan. Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam rangka
mencapai tujuan studi AMDAL:
Mengidentifikasi semua rencana usaha yang akan dilaksanakan
Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena
dampak besar dan penting.
Memperkirakan dan mengevaluasi rencana usaha yang menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
Merumuskan RKL dan RPL.
16
Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup dari rencana usaha.
Memberi informasi kepada masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu
rencana usaha.
Merumuskan RKL dan RPL
Memprakirakan dan mengevaluasi rencana usaha atau kegiatan yang
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup
Mengidentifikasikan rencana usaha atau kegiatan yang akan dilakukan terutama
yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup.
Mengidentifikasikan komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena
dampak besar dan penting.
c. Manfaat AMDAL
Bagi Pemerintah
o Mencegah rusaknya sumber daya ayam lain yang berada diluar lokasi proyek,
baik yang diolah proyek lain, masyarakat, ataupun yang belum diolah.
Bagi Pemilik Proyek
o Melindungi proyek dari tuduhan pelanggaran atau suatu dampak negatif yang
sebenarnya tidak dilakukan.
17
Bagi Masyarakat
o Memahami hal ihwan mengenai proyek secara jelas akan ikut menghindarkan
timbulnya kesalah pahaman.
18
BAB III
KONDISI HOTEL THE LAGUNA, A LUXURY COLLECTION RESORT & SPA
Gambar 3.1 - Posisi dari The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa
Sumber : google maps, diakses pada tanggal 10 November 2015
19
The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa memiliki luas kawasan
sebesar 0.58 hektar dan luas bangunan yang berkisar 0.33 hektar. Terdapat 276 kamar
pada hotel ini yang terdiri dari tipe Deluxe Rooms, Deluxe Studio Rooms, Executive
Suites, Ocean View Suites, dan Grande Lagoon Suite. Terdapat juga 11 villa pada hotel
ini yang mengusung gaya Bali Modern dengan pemandangan balkon pribadi.
20
Gambar 3.4 Denah Lantai 1 Bangunan Kamar Hotel
Sumber : dokumen The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa
Gambar 3.5 Layout Plan Villa pada hotel The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa
Sumber : dokumen The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa
21
Gambar 3.6 Denah dan Potongan dari Arwana Restaurant
Sumber : dokumen The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa
22
3.2. Jenis Kamar Hotel
Kamar-kamar yang terdapat di The Laguna Resort and Spa Nusa Dua Bali
dibagi menjadi beberapa kategori dan tentunya masing-masing tipe kamar memiliki
harga yang bervariasi sesuai dengan feature yang terdapat di masing-masing kamar.
Berikut adalah beberapa tipe kamar (selengkapnya terdapat pada lampiran) beserta
penjelasannya yang terdapat di The Laguna Resort and Spa sebagai berikut:
Deluxe Lagoon View
23
Tipe kamar selanjutnya yang dimiliki The Laguna Resort and Spa adalah
Deluxe Lagoon View. Tipe kamar ini memiliki luas serta desain yang sama dengan
Deluxe Garden View room serta terdapat pula dalam dua ukuran bed yakni king size bed
serta twin size bed, hanya saja tipe kamar ini memiliki pemandangan kearah crystal
lagoon yang cantik. Tipe kamar ini terdapat di setiap lantai bangunan, kecuali lantai
dasar.
Gambar 3.11 Foto interior ruang tamu dari kamar tipe grande lagoon
Sumber : http://www.thelagunabali.com/en/rooms/grande-lagoon-suite
24
Grande Lagoon Suite merupakan the best suite yang dimiliki The Laguna Resort and
Spa. Grande Lagoon Suite yang sebelumnya bernama Imperial Suite ini memiliki dua
bedroom serta dua bathroom yang terletak di lantai dua serta living room dan dining
room yang luas, selain itu terdapat sebuah grand piano di lantai dasar. Suite ini juga
memiliki akses langsung ke swimmable lagoon dari terasnya yang luas. Suite ini
dilengkapi juga dengan akses masuk privat yang memungkinkan tamu membawa
kendaraannya hingga ke sebelah kamar.
Gambar 3.13 Foto interior dari ruang tamu pada Pool Villas (Two Bedroom)
Sumber : http://www.thelagunabali.com/en/rooms/bali-villa-two-bedroom
25
The Laguna Pool Villas tipe kedua yakni yang memiliki two bedroom. Villa ini sangat
cocok dihuni oleh satu keluarga dengan luas area yang tentunya lebih besar disbanding
one bedroom villa. Sama seperti one bedroom villa, villa ini juga dilengkapi dengan 24
hours butler dan buggy driver service. Selain itu semua tipe The Laguna Pool Villa
terhubung dengan secret garden yang sangat cantik dan sejuk yang berada di belakang
villa, suasana tersebut ditambah pula dengan suara gemercik air dan kicauan burung
yang menambah kesan tenang.
Titik assembly 1 memiliki luas sebesar 78m2, titik assembly 2 memiliki luas
sebesar 72m2, serta titik assembly ketiga memiliki luas 78m2. Ketiga titik assembly
tersebut saling berhubungan, dan dihubungkan oleh koridor-koridor kamar hotel,
sehingga jika area assembly point tidak memungkinkan untuk menampung civitas hotel
yang terevakuasi, area evakuasi di extend hingga ke area koridor hotel. Jika luas ketiga
26
assembly point digabungkan dengan luas koridor kamar hotel yang menghubungkan
assembly point pada lantai 4, maka luas totalnya adalah 608m2.
Gambar 3.15 Posisi dan area assembly point 1 (area dengan warna biru, luas area 78m2)
Sumber : dokumen The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa
Gambar 3.16 Posisi dan area assembly point 2 (area dengan warna biru, luas area 72m2)
Sumber : dokumen The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa
27
Gambar 3.17 Posisi dan area assembly point 3 (area dengan warna biru, luas area 78m2)
Sumber : dokumen The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa
Gambar 3.18 Area Assembly Point yang di extend dengan area koridor kamar (area dengan warna
biru, total luas area 608m2)
Sumber : dokumen The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa
Tinggi permukaan lantai pada lantai 4 bangunan kamar tidur hotel yang
digunakan sebagai area assembly point adalah 12,30 meter. Ketinggian tersebut cukup
untuk digunakan sebagai area evakuasi, berdasarkan saran evakuasi ketika air laut surut
dan berpotensi terjadi tsunami dari BMKG Balai Besar Wilayah III Denpasar yang
menyarankan untuk mengevakuasikan diri menuju bangunan tinggi dengan struktur
28
bangunan ferroconcrete building atau bangunan dengan beton bertulang baja, dan
menuju lantai tertinggi, setidaknya setinggi 3 lantai. Tingkat keamanan assembly point
ini jika ditinjau dari saran diatas, dapat dikategorikan cukup aman melihat dari tinggi
assembly point melebihi persyaratan minimal yakni 3 lantai.
Terdapat juga sebuah mesin reverse osmosis yang berfungsi sebagai pengolah
air laut menjadi air tawar, yang dapat membantu suplai air bersih dalam operasional
kegiatan pada hotel seperti laundry, pengisi air hidran, dan menyiram taman.
Gambar 3.19 Posisi mesin reverse osmosis pada kawasan hotel (kotak merah)
Sumber : dokumen The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa
29
Gambar 3.20 BIMC Hospital Nuda Dua
Sumber : http://mhldialysis.com/bimc_bali.html
Gambar 3.21 Jarak antara BIMC Hospital Nuda Dua dan Hotel The Laguna, A Luxury Collection
(titik-titik biru)
Sumber : https://www.google.co.id/maps/ , diakses pada 13 Desember 2015
Selain itu, bangunan hotel tersebut juga dekat dengan kompleks perbelanjaan, yakni
Bali Collection. Bali Collection adalah kompleks perbelanjaan, kuliner, dan hiburan
yang terpadu. Beralamatkan di Jalan Nusa Dua, BTDC Complex Nusa Dua, Kuta Sel.,
Bali 80361, Indonesia. Kompleks perbelanjaan ini berjarak 800 meter dari hotel The
Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa.
30
Gambar 3.22 Bali Collection
Sumber : http://static.asiawebdirect.com/m/bangkok/portals/bali-indonesia-com/homepage/nusa-
dua/bali-collection/allParagraphs/03/image/bali-collection-complex.jpg
Gambar 3.23 Jarak antara Bali Collection dan Hotel The Laguna, A Luxury Collection (titik-titik
biru)
Sumber : https://www.google.co.id/maps/ , diakses pada 13 Desember 2015
31
Memiliki obyek dan daya tarik wisata. Terdapat beberapa obyek wisata disekitar
lokasi hotel The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa, salah satu diantaranya
yang terdekat adalah Pantai Nusa Dua .
Lebar garis sempadan pantai 100-300 meter dari titik pasang tertinggi. Pada bangunan
Hotel The Laguna, A Luxury Collcetion Resort & Spa memiliki jarak bangunan
terdekat dari titik pasang tertinggi 70 meter. Jarak tersebut merupakan jarak antara
bangunan kamar hotel dengan titik pasang tertinggi pada pantai. Hal ini tentu kurang
memenuhi kriteria yang telah dijelaskan dalam tinjauan pustaka waterfront.
Gambar 3.25 Pengukuran garis sempadan (dari bangunan kamar hotel hingga titik pasang
tertinggi)
Sumber : https://www.freemaptools.com/measure-distance.htm , diakses pada 13 Desember 2015
32
Pengaturan pemakaian air tanah yang disesuaikan dengan kapasitas ketersediaan air
tanah dan waktu yang dibutuhkan untuk pengisian kembali. Pada hotel ini, pemakaian
air tanah telah digantikan dengan penggunaan air dari PDAM dan air tawar hasil
olahan air laut melalui proses reverse osmosis.
Posisi dari hotel The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa yang berada
pada Kawasan Pariwisata Nusa Dua, dan berada di pinggir Pantai Nusa Dua,
memberikan hotel ini view langsung yang menghadap ke Laut Bali dan Samudra Hindia.
Dampak yang terjadi dari posisi hotel ini yang berada di pinggir Pantai Nusa Dua adalah
akses publik menjadi terbatas, sehingga masyarakat publik hanya dapat mengakses
bagian publik dari Pantai Nusa Dua, sedangkan pada bagian privat yang sebagian besar
berada di dalam kawasan hotel, hanya dapat diakses oleh tamu hotel dan pengelola hotel.
Hal ini tentu menurunkan akses publik terhadap Pantai Nusa Dua. Dikarenakan lokasi
hotel yang berada di pinggir pantai, dan hotel juga memanfaatkan pemandangan yang
ada di pantai, maka pihak pengelola hotel juga turut dalam menjaga kelestarian alam
pada area pantai agar pemandangan pada pantai tetap terjaga.
33
3.6. Praktik Ekologis dalam Operasional Hotel
Aktifitas pada hotel The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa telah
ditata sedemikian rupa agar tidak menimbulkan perusakan alam pada pantai, seperti
pengolahan limbah hotel dan pembuangan limbah melalui saluran limbah utama,
sehingga tidak mencemari areal pantai.
Dalam menjaga keadaan alam pada area hotel, berikut adalah tindakan
lingkungan yang diterapkan hotel The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa dalam
mendukung prinsip sustainabillity :
a) Konservasi Energi & Air
Efisiensi tinggi pada pencahayaan di kamar tamu
Efisiensi tinggi pada pencahayaan di tempat umum
Praktek irigasi cerdas
Pemeliharaan dan pencegahan secara regular
Konservasi energi pompa kecepatan variabel
Konservasi energy air daur ulang
Konservasi energy bahan bakar matahari
34
paling ditakuti adalah tsunami. Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan
oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan
laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan
gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut.
Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam
gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut
dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 5001000 km per jam.
Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya
sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang
berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun
hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai
puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer
dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa
diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang
tsunami.
35
Berdasarkan peta Potensi Tsunami Provinsi Bali dari Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Bali yang bekerja sama dengan Pusat
Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Udayana, lokasi dari The Laguna, A
Luxury Collection Resort & Spa ini memiliki potensi tsunami yang cukup tinggi. Maka
dari itu, tsunami merupakan suatu permasalah yang cukup serius bagi bangunan hotel ini
sehingga diperlukan desain yang dapat menanggulangi masalah ini.
36
BAB IV
ANALISIS HOTEL THE LAGUNA, A LUXURY COLLECTION RESORT & SPA
37
Berikut adalah beberapa tanda arah evakuasi yang berfungsi sebagai penunjuk
assembly point pada hotel The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa :
Penempatan tanda arah evakuasi diletakan pada area publik yang mudah
terlihat, sehingga mudah untuk ditemukan dan pada civitas hotel dapat mengetahui
arah evakuasi dengan mudah walau dalam kondisi panik.
Berikut adalah titik penempatan lift dan tangga darurat pada hotel The Laguna,
A Luxury Collection Resort & Spa :
38
Gambar 4.4 Lift dan Tangga Darurat yang Digunakan Sebagai Sarana Evakuasi
Sumber : Observasi, 8 November 2015
Penempatan lift dan tangga darurat pada 3 titik yang mudah diakses dari areal
hotel guna memudahkan proses evakuasi. Tangga yang terletak disamping lift
merupakan tangga yang berfungsi sebagai akses vertikal, sekaligus sebagai tangga
darurat ketika dalam kondisi penting dan bahaya. Lebar tangga yang cukup lebar,
yakni 1.5 meter memudahkan civitas hotel untuk melewati tangga ketika keadaan
darurat.
Dalam bab 3 butir 3.8.1.1 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
26/PRT/M/2008 disebutkan bahwa semua tangga darurat, terutama pada bangunan
tinggi harus aman dan terlindung dari api dan gas panas yang beracun. Pada SNI 03-
1746-2000 butir 5.2 terdapat beberapa kriteria tangga darurat, antara lain:
a. Konstruksi
Semua tangga yang digunakan sebagai sarana jalan ke luar sesuai persyaratan,
harus dari konstruksi tetap yang permanen.
Setiap tangga, panggung (platform) dan bordes tangga dalam bangunan yang
dipersyaratkan dalam standar ini untuk konstruksi kelas A atau kelas B harus
dari bahan yang tidak mudah terbakar.
b. Bordes tangga
Tangga dan bordes antar tangga harus sama lebar dengan tanpa pengurangan
lebar sepanjang arah lintasan jalan ke luar. Dalam bangunan baru, setiap
39
bordes tangga harus mempunyai dimensi yang diukur dalam arah lintasan
sama dengan lebar tangga. Pengecualian: Bordes tangga harus diijinkan untuk
tidak lebih dari 120 cm (4 ft) dalam arah lintasan, asalkan tangga mempunyai
jalan lurus.
c. Permukaan anak tangga
Anak tangga dan bordes tangga harus padat, tahanan gelincirnya seragam, dan
bebas dari tonjolan atau bibir yang dapat menyebabkan pengguna tangga jatuh.
Jika tidak tegak (vertikal), ketinggian anak tangga harus diijinkan dengan
kemiringan di bawah anak tangga pada sudut tidak lebih dari 30 derajat dari
vertikal, bagaimanapun, tonjolan yang diijinkan dari pingulan harus tidak lebih
dari 4 cm (1 inci).
Kemiringan anak tangga harus tidak lebih dari 2 cm per m ( inci per ft )
(kemiringan 1 : 48).
40
Gambar 4.5 Area assembly point pada Lantai 4
Sumber: Observasi, 8 November 2015
Gambar 4.6 Gudang Perlengkapan dan Perbekalan Guna Mendukung Proses Evakuasi
Sumber: Observasi, 8 November 2015
41
pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi(lapisan
penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri
tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Membran
seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang artinya bisa dilewati zat
pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak bisa dilewati zat terlarut
seperti molekul berukuran besar dan ion-ion. Osmosis adalah sebuah fenomena alam
yang terjadi dalam sel makhluk hidup dimana molekul "solvent" (biasanya air) akan
mengalir dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah Berkonsentrasi tinggi melalui
sebuah membran semipermeabel. Membran semipermeabel ini menunjuk ke membran
sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari
membran sel. Gerakan dari "solvent" berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang
seimbang tercapai di kedua sisi membran.
Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah
daerah konsentrasi "solute" tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah "solute"
rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah
lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang
menangkap "solute" dari satu sisi dan membiarkan pendapatan "solvent" murni dari
sisi satunya.
Berikut adalah mesin Reverse Osmosis yang digunakan pada hotel The
Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa
42
Gambar 4.7 Area Mesin Reverse Osmosis
Sumber: Observasi, 8 November 2015
43
Gambar 4.9 Sand Filter & Activated Carbon Filter
Sumber: Observasi, 8 November 2015
44
Mesin reverse osmosis ini diletakan pada areal mekanikal elektrikal plumbing
yang berada di dekat parkir karyawan dan berada di level tanah yang lebih rendah dari
bangunan utama.
Gambar 4.11 Posisi Mesin Reverse Osmosis (kotak merah) dan jalur pipa sumber air
pantai (garis biru)
Sumber: dokumen The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa
Sumur air untuk mengambil air laut diletakan sejauh kurang lebih 15 meter
dari bibir pantai.
45
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Kawasan waterfront merupakan kawasan yang berbatasan dengan air.
Waterfront menurut tipe proyeknya dibagi menjadi kawasan konservasi,
pembangunan kembali, dan pengembangan. Jika dibagi menurut fungsinya, waterfront
dibagi menjadi mixed-used watefront, recreational waterfront, residential waterfront,
dan working waterfront. Pembangunan pada area waterfront juga mendapatkan
beberapa masalah, seperti masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh
pembangunan bangunan, aksesibilitas publik pada area waterfront menurun, dan
bencana alam yang dapat saja terjadi.
Bangunan dengan fungsi wisata hunian pada area waterfront yang menjadi
objek observasi dalam makalah ini adalah hotel The Laguna, A Luxury Collection
Resort & Spa, Nusa Dua Bali. Bangunan tersebut termasuk dalam kriteria kawasan
waterfrront pariwisata. Sebagai kawasan waterfront pariwisata, bangunan ini telah
memenuhi beberapa kriteria diantaranya tersedia aksesibilitas tinggi ke pusat
pelayanan niaga dan kesehatan, memiliki obyek dan daya tarik wisata, pemanfaatan
air tanah yang sudah disubtitusi dengan air tawar hasil olahan dari air laut. Namun
dalam kriteria yang telah disebutkan pada bab tinjauan pustaka waterfront, ada satu
bagian bangunan yang agak menonjol ke arah pantai, sehingga jarak sempadannya
kurang dari 100 meter dari titik tertinggi air pasang (70 meter). Bangunan The
Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa, memanfaatkan keadaan dan potensi alam
pada area waterfront dengan baik, seperti memanfaatkan sumber air yang terdapat di
laut, yang diolah kembali sebagai air bersih melalui proses reverse osmosis, sehingga
mengurangi penggunaan air bersih dari perusahaan air. Air laut yang telah diolah
menjadi air tawar digunakan sebagai air pengisi hidran, menyiram taman, dan
kegiatan yang membutuhkan air bersih lainnya. Selain memanfaatkan kondisi alam
pada area waterfront, hotel ini juga mencoba mengantisipasi potensi bencana yang
dapat saja terjadi pada areal waterfront (pantai) yakni tsunami. Dengan cara
memasang tanda-tanda rute evakuasi, akses menuju tempat evakuasi yang memiliki
sirkulasi yang besar, serta disertakannya gudang penyimpanan perbekalan dan
46
peralatan yang diperlukan pada saat evakuasi pada assembly point, dampak dari
bencana alam tsunami pun dapat dikurangi.
5.2.Saran
Sebaiknya dalam merancang suatu bangunan, wajib memperhatikan kondisi alam
di sekitar bangunan, dan mempelajari potensi bencana apa saja yang dapat terjadi
pada areal tersebut. Melalui pembelajaran tersebut, cara penanggulangan melalui
desain bangunan ketika bencana tersebut terjadi dapat dipersiapkan.
Dalam mendesain suatu bangunan, wajib memperhatikan potensi sumber daya
alam yang ada di sekitar areal site, sehingga potensi sumber daya alam yang ada
di sekitar site tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal namun tetap
menjaga sumber daya alam tersebut tetap lestari.
47
DAFTAR PUSTAKA
Breen, A., & Dick Rigby. 1996. The New Waterfront: A Worldwide Urban Success Story.
New York: McGraw Hill.
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan, Departemen Pekerjaan
Umum, 2002, Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor:
327/KPTS/M/2002, Lampiran V.
Sastrawati, Isfah. Desember 2003. Prinsip Perancangan Kawasan Tepi Air (Kasus :
Kawasan Tanjung Bunga ) Jurnal Perencaanan Wilayah dan Kota Vol 14 No.3,
hlm 95-117. Bandung : Planologi ITB
Urban Land Institute. 2007. Ten Principles for Coastal Development.Washington, D.C.
Wreen, D. M., John Cassazza, Eric Smart. 1983. Urban Waterfront Development.
Washington, DC: The Urban Land Institute
Internet :
Abrasi. Wikipedia Ensiklopedia Bebas. 16 Oktober 2006. 6 November 2015.
https://id.wikipedia.org/wiki/Abrasi
Badan Meteorologi, klimatologi, Geofisika. Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika Wilayah III Denpasar. 11 Jun 2005. 6 November 2015.
http://balai3.denpasar.bmkg.go.id/tentang-tsunami
Marina Bay Sands Hotel. Thousand Wonders. 19 Juli 2014. 6 November 2015.
http://www.thousandwonders.net/Marina+Bay+Sands
Osmosis Terbalik. Wikipedia Ensiklopedia Bebas. 25 Agustus 2015. 6 november 2015.
https://id.wikipedia.org/wiki/Osmosis_terbalik
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. Departemen Pekerjaan Umum. 30 Desember 2008.
6 November 2015. http://www.pu.go.id/uploads/services/2011-12-01-13-00-
48.pdf
Sedimentasi. Wikipedia Ensiklopedia Bebas. 25 September 2007. 6 November 2015.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sedimentasi
Toronto Waterfront, Wikipedia Ensiklopedia Bebas, 13 Juli 2007, 6 November 2015
https://en.wikipedia.org/wiki/Toronto_waterfront
Waterfront. Published by Houghton Mifflin Harcourt Publishing Company. 17 Januari
2004. 6 November 2015. http://www.thefreedictionary.com/waterfront
48
LAMPIRAN
Dapatkan kalian berikan contoh suatu kawasan waterfront yang mengadaptasi praktek
yang sukses dari kondisi pesisir pantai?
Jawaban : Contoh dari kawasan waterfront yang mengadaptasi praktek yang sukses
dari kondisi pesisir pantai adalah Waterfront City di Makasar yang merupakan mixed
use waterfront atau area waterfront dengan beberapa fungsi seperti perkantoran, niaga,
serta kegiatan maritime. Hal ini merupakan adaptasi dari mixed use waterfront city
pada Marina Bay di Singapura yang berfungsi sebagai perkantoran, niaga, dan area
rekreasi
Jawaban : Dampak dari abrasi/erosi terhadap bangunan di area waterfront adalah yang
pertama, terjadi perubahan bentuk site bangunan yang secara tidak langsung akan
menyebabkan ketidaksesuaian bangunan terhadap site setelah terkena abrasi/erosi.
Dampak lainnya adalah jika abrasi/erosi terjadi dalam skala yang cukup besar dan
parah, maka dapat saja abrasi/erosi ini mengganggu sistem struktur bangunan
khususnya bagian sub struktur
Masukan Dosen :
Masukan tentang kekurangan makalah dari Ibu Ni Made Swanendri, ST,MT adalah :
Penyertaan pertanyaan dan masukan dari dosen pada saat presentasi
Sumber buku ditambahkan
Cara mencantumkan sumber
Penulisan kata pengantar
Tata penulisan dirapikan dan font disamakan
49
Notulensi presentasi kedua pada tanggal 10 Desember 2015:
Jenis struktur apa yang digunakan pada bangunan sehingga dapat menahan gaya
dorong dari tsunami dan berapa luas dari assembly point?
Jawaban : Jenis struktur yang digunakan pada bangunan hotel The Luxury Collection
Resort & Spa adalah struktur bangunan kolom & balok. Struktur bangunan ini dirasa
cukup untuk menahan gaya dorong dari hempasan air ketika tsunami terjadi.
Apakah assembly point tersebut aman untuk digunakan sebagai tempat evakuasi
ketika tsunami terjadi?
Jawaban : Assembly point ini tergolong aman, karena berdasarkan dari saran evakuasi
ketika air laut surut dan berpotensi terjadi tsunami dari BMKG Balai Besar Wilayah
III Denpasar yang menyarankan untuk mengevakuasikan diri menuju bangunan tinggi
dengan struktur bangunan ferroconcrete building atau bangunan dengan beton
bertulang baja, dan menuju lantai tertinggi, setidaknya setinggi 3 lantai. Tingkat
keamanan assembly point ini jika ditinjau dari saran diatas, dapat dikategorikan cukup
aman melihat dari tinggi assembly point melebihi persyaratan minimal yakni 3 lantai.
Masukan Dosen :
Masukan tentang kekurangan makalah dari Ibu Ni Made Swanendri, ST,MT adalah :
Jelaskan luas dari assembly point
Jelaskan jenis struktur apa yang digunakan pada bangunan yang berfungsi
sebagai tempat evakuasi
Jelaskan tingkat keamanan dari assembly point
Pembahasan tentang kriteria/prinsip-prinsip
Jelaskan efektifitas bangunan waterfront terkait dengan natural hazzard.
50
Jenis-jenis kamar pada hotel The Laguna, A Luxury Collection Resort & Spa :
Deluxe Garden View
51
Deluxe Lagoon View
Tipe kamar selanjutnya yang dimiliki The Laguna Resort and Spa adalah
Deluxe Lagoon View. Tipe kamar ini memiliki luas serta desain yang sama dengan
Deluxe Garden View room serta terdapat pula dalam dua ukuran bed yakni king size bed
serta twin size bed, hanya saja tipe kamar ini memiliki pemandangan kearah crystal
lagoon yang cantik. Tipe kamar ini terdapat di setiap lantai bangunan, kecuali lantai
dasar.
52
Deluxe Studio Room
53
Deluxe Lagoon Access
Deluxe Lagoon Access merupakan tipe kamar khas yang dimiliki The Laguna
Resort and Spa. Hanya dengan selangkah dari balkon kamar, tamu dapat menikmati
jernihnya crystal lagoon. Dengan begitu tamu seperti memiliki privat pool yang dapat
dijangkau dari balkon kamar. Tipe kamar ini memiliki luas serta letak dekorasi kamar
yang sama dengan tipe deluxe room lainnya. Lagoon Access Room hanya terdapat di
54
lantai dasar bangunan hotel, serta tetap memiliki dua pilihan ukuran bed yakni twin dan
king size bed.
55
Executive Suites
Gambar 6.12 Foto interior ruang tamu pada kamar executive suites
Sumber : http://www.thelagunabali.com/en/rooms/executive-suite
Inilah tipe kamar suite pertama yang dimiliki The Laguna Resort and Spa.
Kamar Executive Suite menawarkan ruang keluarga dan ruang makan yang sangat luas.
Kamar tidur terpisah dan juga kamar mandi dengan ukuran ekstra luas.
56
Lagoon Access Suites
Tipe Suite selanjutnya yakni Lagoon Access Suite Room. Kamar dengan
dining room, living room, bedroom serta bathroom terpisah ini terasa begitu luas serta
sangat exclusive karena dilengkapi akses langsung ke swimabble lagoon yang berbeda
57
dengan tipe kamar lagoon access lainnya. Karena letaknya yang sangat strategis sehingga
memungkinkan tamu menikmati swimmable lagoon dengan lebih luas.
Gambar 6.16 Foto interior ruang keluarga dan ruang makan pada kamar ocean view suite
Sumber : http://www.thelagunabali.com/en/rooms/ocean-view-suite
Ocean View Suite yang sebelumnya bernama Raja Suite ini merupakan salah
satu big suite yang dimiliki The Laguna Resort and Spa. Kamar ini terdiri dari dua lantai
ruangan, yakni lantai satu diperuntukan untuk living room dan dining room serta lantai
58
kedua yang diperuntukan untuk bedroom dan kamar mandi utama. Selain itu di masing-
masing lantai terdapat balkon yang memungkinkan tamu untuk menikmati keindahan
deburan ombak pantai nusa dua secara langsung.
Deluxe Ocean View Suite merupakan suite dua lantai selanjutnya dari The Laguna
Resort and Spa. Suite yang sebelumnya bernama Sultan Suite ini memiliki luas serta
59
letak perabotan yang sama dengan Ocean View Suite namun desain dekorasi serta ocean
view yang lebih lepas dan jelas membuat tipe kamar ini memiliki nilai tambah dibanding
tipe suite sebelumnya.
Gambar 6.20 Foto interior ruang tamu dari kamar tipe grande lagoon
Sumber : http://www.thelagunabali.com/en/rooms/grande-lagoon-suite
Grande Lagoon Suite merupakan the best suite yang dimiliki The Laguna Resort and
Spa. Grande Lagoon Suite yang sebelumnya bernama Imperial Suite ini memiliki dua
60
bedroom serta dua bathroom yang terletak di lantai dua serta living room dan dining
room yang luas, selain itu terdapat sebuah grand piano di lantai dasar. Suite ini juga
memiliki akses langsung ke swimmable lagoon dari terasnya yang luas. Suite ini
dilengkapi juga dengan akses masuk privat yang memungkinkan tamu membawa
kendaraannya hingga ke sebelah kamar.
Hibiscus Villa
61
kontemporer ini terlihat begitu cantik. Berlokasi dekat dengan lobby membuat villa ini
terasa lebih exclusive.
62
sangat lega. Selain itu juga terdapat sebuah privat pool yang dilengkapi sebuah gazebo
membuat tamu yang menginap mendapatkan relaksasi yang begitu maksimal. Selain itu
tamu juga mendapat fasilitas 24 hours butler dan buggy driver service.
Gambar 6.26 Foto interior dari ruang tamu pada Pool Villas (Two Bedroom)
Sumber : http://www.thelagunabali.com/en/rooms/bali-villa-two-bedroom
The Laguna Pool Villas tipe kedua yakni yang memiliki two bedroom. Villa ini sangat
cocok dihuni oleh satu keluarga dengan luas area yang tentunya lebih besar disbanding
one bedroom villa. Sama seperti one bedroom villa, villa ini juga dilengkapi dengan 24
63
hours butler dan buggy driver service. Selain itu semua tipe The Laguna Pool Villa
terhubung dengan secret garden yang sangat cantik dan sejuk yang berada di belakang
villa, suasana tersebut ditambah pula dengan suara gemercik air dan kicauan burung
yang menambah kesan tenang.
64