Disusun oleh:
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul “Pengelolaan Kawasan Wisata Di Balik Pesona Pantai Balekambang Kabupaten
Malang Jawa Timur” yang dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencanaan
Pariwisata.
Kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan
membimbing kami sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Terutama kepada yang
terhormat Fitri Rahmafitria, SP., M.Si, Reiza Miftah W., S.ST.Par., S.Kom., M.Sc. dan Restu
Minggra, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Pariwisata pada program
studi Manajemen Resort dan Leisure, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Kami berharap laporan ini dapat memberikan inspirasi bagi pembaca dan dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Selain itu, kami selaku penulis mengharapkan kritik, saran, dan usulan yang
membangun dari pembaca demi perbaikan laporan yang akan dibuat di masa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
Rating Penilaian
No Fasilitas Wisata Total Keterangan
A B C D E
Parkir
1 2 3 2 2 11 Interpretasi angka pada rating:
2
.
5. Warung Makan
2 3 2 5 3 154. Baik
7. Penginapan 2 2 2 3 3 12
8. Lapangan 2 3 33 4 15 Keterangan:
Bermain
9. Angkutan Umum
- - - - - - A. Perawatan
Keterangan:
1. Parkir
A. Perawatan
Untuk kondisi perawatan lahan parkir yang ada di Pantai Balekambang berada di
interpretasi angka tidak baik. Karena sesuai dengan yang kami konservasi bahwa
pengelola menyediakan lahan parkir. Namun tanda parkir yang ada tidak dalam
keadaan utuh dan baik, kondisi spanduk tersebut sudah dalam keadaan yang rusak dan
robek. Sehingga kondisi tersebut menjadi penyebab pengunjung tidak menyadari
adanya lahan parkir tersebut dan merasa berhak untuk parkir dimana saja sepanjang
Pantai Balekambang.
B. Luas
Untuk luas lahan parkir yang ada di pantai Balekambang berada di interpretasi
angka tidak baik karena hanya cukup untuk beberapa mobil sedangkan pengunjung
yang datang biasanya dari kalangan rombongan keluarga ada juga yang menggunakan
bis dan apabila sedang penuh itu bisa menyebabkan pengunjung parkir dimana saja.
C. Kebersihan
Untuk kebersihan lahan parkir di pantai Balekambang berada di interpretasi
angka cukup baik, karena tidak terdapat sampah hanya saja ada dedaunan dari pohon.
D. Jumlah
Jumlah lahan parkir di pantai Balekambang berada di interpretasi tidak baik,
karena hanya ada 1 area parkir. Sedangkan pengunjung yang datang cukup banyak,
yang kebanyakan juga datang bersama rombongan atau bis. Sehingga menyebabkan
pengunjung parkir tidak pada tempatnya.
E. Tata Letak
Tata letak area parkir di Balekambang berada di interpretasi tidak baik karena
penataannya tida terlihat seperti tempat parkir dan letaknya sedikit jauh dari tempat
rekreasi.
2. Loket Tiket
A. Perawatan
Untuk perawatan loket tiket di Balekambang ada di interpretasi sangat tidak baik
karena kondisinya kumuh dan juga penataannya yang tidak rapi seperti contohnya
terdapat kayu yang tidak berguna di depan loket tiket.
B. Luas
Untuk luas loket tiket di Balekambang ada di interpretasi sangat tidak baik
karena menurut konservasi kami loketnya terlalu besar sehingga terlihat seperti ruang
kosong dan petugasnya pun jarang ada di dalam loket tiket.
C. Kebersihan
Untuk loket tiket di Balekambang ada di interpretasi sangat tidak baik karena
masih karena masih adanya sampah kertas yang berasal dari robekan kertas tiket yang
dibuang dimana saja.
D. Jumlah
Untuk jumlah loket tiket di Balekambang ada di interpretasi baik yaitu
jumlahnya ada 1 dan menurut kami itu sudah cukup karena lokasinya langsung lurus
menuju kawasan Balekambang dan juga bila dibuat banyak lahannya tidak mencukupi.
E. Tata Letak
Untuk tata letak loket tiket di Balekambang ada di interretasi baik karena
letaknya berada tepat di pintu masuk dan terdapat informasi juga mengenai tiket.
3. Toilet
A. Perawatan
Untuk perawatan toilet di Balekambang ada di interpretasi tidak baik yaitu
banyaknya toiet yang tersedia di beberapa tempat namun perawatannya dan
pengelolaannya tidak di perhatikan padahal untuk ke toilet pengunjung harus
membayar akan tetapi toiletnya tidak dirawat.
B. Luas
Untuk luas toilet di Balekambang ada du interpretasi cukup baik karena pada
setiap toilet yang tersedia disana tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil juga tersedia
bak atau ember dan gayung.
C. Kebersihan
Untuk kebersihan toiet di Balekambang ada di interpretasi tidak baik karena dari
kondisi air yang keruh dan berbau membuat banyak kuman dan bakteri pada air belum
juga kebersihan pada dinding – dinding toilet yang terkesan kotor dan bau.
D. Jumlah
Untuk jumlah toilet di Balekambang ada pada interpretasi baik karena toilet
tersedia di hampir setiap warung makan. Dengan jumlah itu membuat pengunjung
tidak khawatir apabila sedang banyak pengunjung selain toilet yang ada di kios toilet
umum pun ada.
E. Tata Letak
Untuk tata letak toilet di Balekambang ada pada interpretasi cukup baik Karena
letaknya dekat dengan pantai membuat pengunjung mudah untuk menjangkau toilet.
4. Mushola
A. Perawatan
Untuk perawatan mushola di Balekambang ada di interpretasi tidak baik karena
musholanya gelap dan kurang layak digunakan.
B. Luas
Untuk luas mushola di Balekambang ada di interpretasi cukup baik karena cukup
untuk beberapa orang dan tidak sempit.
C. Kebersihan
Untuk kebersihan mushola di Balekambang ada di interpretasi tidak baik karena
berdekatan dengan toilet membuat mushola terasa bau dan kotor. Jalan menuju ke
musholapun kumuh sepert jalan ke toilet.
D. Jumlah
Untuk jumlah mushola di Balekambang ada di interpretasi baik karena jumlah
mushola yang tersedia cukup banyak dan kios-kios warungpun menyediakan fasilitas
mushola meskipun setiap ke mushola dikenakan biaya sebesar Rp. 2000.
E. Tata Letak
Untuk tata letak mushola di Balekambang ada di interpretasi tidak baik karena
ada beberapa mushola yang tidak strategis letaknya dan tidak ada petunjuk dan
posisinya ada di dekat toilet.
5. Warung Makan
A. Perawatan
Untuk perawatan warung makan di Balekambang ada di interpretasi tidak baik
contohnya seperti kursi makan yang sudah rusak san taplak meja yang sudah robek.
B. Luas
Untuk luas warung makan di Balekambang ada di interpretasi cukup baik karena
menurut konservasi kami pengunjung sangat nyaman dan tidak merasa sempit dan
kuantitas meja dan kursinya sudah cukup banyak di setiap warung makan.
C. Kebersihan
Untuk kebersihan warung makan di Balekambang ada di interpretasi tidak baik
seperti yang kami lihat ada beberapa warung makan yang membuang batok kelapa di
depan warung makan sehingga membuat warung terlihar kotor lalu masih ada sampah
di dekat pohin yang dekat dengan warung.
D. Jumlah
Untuk jumlah warung makan di Balekambang ada di interpretasi sangat baik
Karena warung makan ada dari awal kita memasuki kawasan Balekambang jadi
pengunjung tidak khawatir penuh bila ingin makan.
E. Tata letak
Untuk tata letak warung makan di Balekambang ada di interpretasi baik karena
warung makan berada di pinggiran pesisir pantai dan pembangunannya disamaratakan
sehingga tidak terlihat berantakan.
6. Shelter
A. Perawatan
Untuk perawatan shelter di Balekambang ada di interpretasi tidak baik karena
tempatnya kumuh dan terlihat sangat tidak terawat pada tempat duduk dan mejanya.
B. Luas
Untuk luas shelter di Balekambang ada di interpretasi baik karena sudah cukup
untuk pengunjung yang lumayan banyak.
C. Kebersihan
Untuk kebersihan shelter di Balekambang ada di interpretasi tidak baik karena
banyak kotoran pada shelter dan tidak adanya tempat sampah membuang pengunjung
membuang sampah dimana saja.
D. Jumlah
Untuk jumlah shelter di Balekambang ada di interpretasi cukup baik karena
sudah tersedia cukup banyak.
E. Tata Letak
Untuk tata letak shelter di Balekambang ada di interpretasi baik letak shelter
tersebar di depan pantai dan di tengah dikelilingi oleh warung makan dan berada di
taman.
7. Penginapan
A. Perawatan
Untuk perawatan penginapan di Balekambang ada di interpretasi tidak baik
karena penginapan terlihat tidak terawat dan seperti bukan tempat untuk menginap
karena dari luar terlihat kumuh dan fasilitas didalamnya juga kurang terawatt.
B. Luas
Untuk luas penginapan di Balekambang ada di interpretasi tidak baik karena
penginapan yang tersedia itu kecil, setiap kamarnya hanya ada beberapa petak.
C. Kebersihan
Untuk kebersihan penginapan di Balekambang ada di interpretasi tidak baik
karena keadaan penginapan yang kumuh dan kotor membuat kebersihan di penginapan
sangat kurang.
D. Jumlah
Untuk jumlah penginapan di Balekambang ada di interpretasi cukup baik yaitu
berjumlah 4 penginapan.
E. Tata Letak
Untuk tata letak penginapan di Balekambang ada di interpretasi cukup baik
karena letaknya menyatu dengan kios dan kurang terlihat seperti penginapan.
8. Lapangan Bermain
A. Perawatan
Untuk perawatan lapangan bermain di Balekambang ada di interpretasi tidak
baik karena terlihat seperti tidak dirawat dan tidak beraturan sehingga tidak
mencerminkan lapangan bermain untuk anak, fasilitasnya pun sedikit dan patung
patung yang ada juga sudah rusak.
B. Luas
Untuk luas lapangan bermain di Balekambang ada di interpretasi cukup baik
karena lapangan bermain luasnya seperti taman – taman pada umumnya atau standar.
C. Kebersihan
Untuk kebersihan lapangan bermain di Balekambang ada di interpretasi cukup
baik karena tidak adanya tempat sampah membuat sampah berserakan dimana saja.
D. Jumlah
Untuk jumlah lapangan bermain di Balekambang ada di interpretasi cukup baik
yaitu jumlahnya ada 1 dan menurut kami itu sudah cukup karena lapangan bermain
hanya menjadi fasilitas penunjang saja.
E. Tata Letak
Untuk tata letak lapangan bermain di Balekambang ada di interpretasi baik
karena posisinya berada di tengah – tengah antara warung makan dan pantai.
9. Angkutan Umum
Untuk angkutan umum kami tidak dapat menganalisis interpretasi angka pada
ratingnya karena tidak tidak ada disana dan angkutan umum hanya ada di hari sabtu-
minggu karena mayoritas pengunjung datang di waktu weekend atau waktu tertentu
ketika Balekambang sedang banyak pengunjung.
10. Listrik
Untuk listrik di Balekambang pada kategori perawatan, jumlah dan tata letak
sudah cukup baik karena penepatan listrik yang tidak terlalu menghalangi kegiatan
wisata. Dan listrik yang ada di Balekambang juga sudah menggunakan listrik dari
PLN.
12. Pendopo
A. Perawatan
Untuk perawatan pendopo di Balekambang ada di interpretasi tidak baik.
Kondisi pendopo yang saat ini sedang di runtuhkan dan menjadi terlihat tidak seperti
pendopo sehingga terlihat banyak sampah berserakan.
B. Luas
Untuk luas pendopo di Balekambang ada di interpretasi baik, karena ukurannya
tidak terlalu sempit dan cukup untuk beberapa orang.
C. Kebersihan
Untuk kebersihan pendopo di Balekambang ada di interpretasi tidak baik karena
pengelolanya tidak memperhatikan kebersihan dengan benar seharusnya bila sedan di
bongkar untuk dibenarkan kembali pendopo seharusnya ditutup dulu agar tidak ada
pengunjung yang menyampah di pendopo.
D. Jumlah
Untuk jumlah pendopo di Balekambang ada di interpretasi cukup baik karena
pendopo yang ada di Balekambang hanya ada 1.
E. Tata Letak
Untuk tata letak pendopo di Balekambang ada di interpretasi baik karena
pendopo terletak strategis di tengah – tengan antara warung makan dan kios dan juga
menyatu dengan taman bermain.
C. Aksesibilitas
- Lama Waktu Perjalanan
Untuk menuju Pantai Balekambang dapat diakses dari arah Kota Malang. Lama
waktu perjalanan dari arah Kota Malang tepatnya dari alun-alun Malang memiliki
waktu tempuh 2 jam.
- Kondisi Jalan menuju lokasi
Kondisi jalan menuju lokasi Pantai Balekambang dari Kota Malang pada
interpretasi kurang baik. Hal tersebut dapat dikatakan demikian karena kondisi jalan
berada dalam kondisi sempit yang hanya dapat dilalui oleh mobil-mobil kecil. Untuk
kondisi jalan yang sempit tersebut hanya dapat dilalui oleh bus berukuran ¾ hal
tersebut menyebabkan terbatas nya akses pengunjung dalam jumlah banyak yang ingin
berkunjung ke Pantai Balekambang. Keadaan jalan pun sangat berkelok dan memiliki
beberapa tanjakan yang sangat tajam yang menyebabkan kekhawatiran pengunjung
berada pada tingkat yang tinggi untuk bersedia melewati jalan tersebut. Kondisi jalan
menuju Pantai Balekambang juga bisa dikatakan kurang aman, karena di sisi jalan
kebanyakan langsung berbatasan dengan jurang dan kurang adanya pembatas jalan dan
juga kurang nya penerangan jalan yang menyebabkan kekhawatiran rentan terjadinya
kecelakaan.
- Kemudahan menjangkau Objek Destinasi dengan Kendaraan
Untuk mencapai lokasi Pantai Balekambang, hanya dapat dijangkau
menggunakan kendaraan pribadi sehingga akses untuk menuju Balekambang masih
dikatakan sulit untuk dijangkau. Wilayah Pantai Balekambang merupakan wilayah
yang sangat jauh dari kota dan pemukiman warga. Hal tersebut menyebabkan tidak
adanya transportasi umum di sekitaran Balekambang sehingga wisatawan hanya dapat
menggunakan kendaraan pribadi untuk dapat sampai Pantai Balekambang.
- Lebar Jalan
Kondisi jalan menuju Pantai Balekambang dapat dikatakan sempit. Hal tersebut
menyebabkan kendaraan yang dapat melalui jalan menuju Balekambang hanya
kendaraan kecil dan bus berukuran ¾ .
- Jenis dan Jumlah alat moda Transportasi menuju ODTW
Untuk menuju lokasi, hanya dapat menggunakan kendaraan pribadi. Untuk
menuju lokasi Pantai Balekambang, wisatawan tidak dapat menggunakan transportasi
umum karena tidak tersedia.
- Kelancaran Arus Lalu Lintas
Untuk menuju Balekambang, dapat diakses dari arah Kota Malang. Untuk akses
menuju Balekambang masih dapat dikatakan lancar. Karena intensitas pengguna jalan
masih sedikit.
D. Segmentasi Pasar
Untuk mengetahui segmentasi pasar Balekambang dilakukanlah wawancara
dengan pengelola setempat dan juga hasil dari analisis kami dengan melihat intensitas
keramaian pantai Balekambang itu sendiri. Hasil dari wawancara Segmentasi pasar
Balekambang yaitu:
- Berdasarkan usia, peminat ODTW lebih banyak dari golongan : Remaja dan Dewasa.
Menurut pengelola setempat, mayoritas pengunjung pantai Balekambang lebih di
dominasi oleh remaja dan dewasa, pengunjung anak-anak tidak terlalu banyak, karena
kebanyakan anak anak yang datang juga di awasi oleh orang dewasa.
- Bagaimana keadaan pengunjung ODTW pada saat hari libur, akhir pekan dengan hari
kerja? Pengunjung lebih banyak berkunjung pada saat liburan dan akhir pekan.
Menurut pengelola, Pantai Balekambang lebih ramai pada saat hari libur dan
akhir pekan. Pada saat hari libur pantai Balekambang di penuhi dengan banyak
pedagang dan pengunjung yang datang dengan keluarganya juga rombongan. Menurut
pengelola juga pantai Balekambang mencapai titik ramainya ketika Hari Raya Idul
Fitri dan Tahun Baru.
- Pengunjung yang datang lebih banyak berdomisili dari : Luar Kota dan Wisatawan
Asing.
Pengunjung yang datang ke pantai Balekambang mayoritas berasal dari luar kota
dan asing. Disamping itu karena adanya Pura Amarta Jati, yang dimana menjadi
tempat beribadah umat hindu, tidak jarang banyak pengunjung dari Bali yang datang
ke Pantai Balekambang dan sekaligus berlibur.
- Pengunjung Pantai Balekambang mayoritas datang secara : Rombongan dan
Keluarga.
Beradasarkan wawancara dengan pengelola, kebanyakan pengunjung datang
secara bergerombol. Sedikit pengunjung yang datang sendiri. Karena Pantai
Balekambang sangat cocok di jadikan tempat berkunjung untuk liburan bersama
keluarga maupun teman-teman.
E. Atraksi Wisata
Balekambang menyediakan beberapa atraksi yang terbagi oleh atraksi alam dan
buatan. Untuk atraksi alam, Balekambang menyediakan pantai nya sendiri tetapi
dikarenakan ombak yang begitu besar pantai tersebut tidak bisa dinikmati oleh
wisatawan.
Untuk atraksi buatan, di pantai Balekambang tersedia beberapa spot foto dan
mainan anak yang berupa ayunan dan patung hewan. Juga tersedia wahana flying fox
untuk menguji nyali para wisatawan. Tetapi untuk wahana flying fox sendiri hanya
dibuka pada hari sabtu-minggu dan hari libur. Lalu ada Pura Amartajati yang
merupakan mascot dari pantai Balekambang. Pura Amartajati merupakan tempat
ibadah bagi umat Hindu. Yang terakhir ada Upacara Surohan dan Upacara Jalanidhi
Puja. Banyak wisatawan yang datang ke Balekambang untuk menyaksikan langsung
upacara ini karena keunikannya yang mengangkat adat dari Balekambang itu sendiri.
F. Aspek 5A
- Amenitas
Amenitas sangat penting, di samping atraksi,fasilitas pun sangat penting. Pantai
Balekambang memiliki fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan oleh pengunjung
diantaranya.
Di sekitar pantai balekambang terdapat kios kios makanan yang tersebar
khususnya di daerah dekat sebelum pura, karena titik itu dimana ramainya biasanya
orang-orang berkumpul. Banyak sekali kios yang menyediakan makanan juga
minuman. Disamping itu tidak sedikit kios yang membuka toilet berbayar juga untuk
pengunjung. Toilet itu mereka kelola sendiri. Berbeda dengan fasilitas wc umum yang
disediakan oleh pengelola pantai balekambang itu sendiri. Selain itu fasilitas mushola
pun di sediakan oleg pengelola setempat walaupun tidak terlalu besar.
Untuk aksesibilitas pantai balekambang belum sepenuhnya melengkapi papan
keterangan di sekitaran area pantai, sehingga kurangnya informasi bagi pengunjung
jika berada di pantai. Menurut kami pun fasilitas-fasilitasnya kurang perawatan dan
pemberlakukannya tidak secara berkala. Karena masih banyak fasilitas yang
terbengkalai atau tidak mendapat perhatian khusus. Maka dari itu beberapa fasilitas
kurang di rawat dan banyak regulasi dan prosedur yang ada tidak di berlakukan dengan
baik dan benar.
Untuk akses jalan di sekitaran balekambang sudah layak dan tidak berbahaya
untuk di jadikan tempat berjalan. Hanya saja akses mobil untuk mencapai pusat
balekambangnya masih kurang layak dan jalannya yang rusak.
Fasilitas lain yang ada di pantai balekambang juga ada beberapa homestay
disana, dimana ada 4 homestay yg berada di pantai balekambang. Sudah cukup baik
disediakan homestay bagi pengunjung yang hendak menginap. Tetapi kurangnya segi
pengelolaan dan tidak di perhatikan khusus untuk pemberlakuan dan penjualan
homestaynya. Tak jarang homestay itu kosong tidak ada penunggunya.
- Atraksi
Atraksi yang ada di Balekambang masih bisa dibilang kurang. Atraksi utama di
Balekambang adalah Pura, tetapi pengunjung dibatasi untuk masuk ke Pura. Sehingga
pengunjung hanya bisa sekedar foto saja. Untuk pantainya sendiri pun sulit untuk
dinikmati wisatawan karena ombak yang sangat besar sehingga dapat membahayakan
pengunjung. Patung hewan yang disediakan untuk pengunjung anak-anak pun sudah
rusak sehingga tidak layak lagi. Upacara yang diadakan di Balekambang pun kurang
informative sehingga kurangnya pengetahuan yang dimiliki wisatawan terhadap
adanya kegiatan upacara tersebut.
- Aktivitas
Ada beberapa aktivitas yang dapat dilakukan di pantai Balekambang. Untuk
wisatawan Hindu aktivitas utama yang dapat dilakukan disana yaitu beribadah dan
mengikuti upacara adat di Pura Amarta Jati. Pura tersebut berada di tengah laut.
Namun untuk wisatawan lainnya hanya dapat berfoto-foto, karena tidak dapat masuk
ke dalam Pura dan hanya bisa berfoto diluar nya saja. Lalu di pantai Balekambang
tersedia cukup banyak spot untuk foto, contohnya seperti adanya pintu buatan yang
terletak di pinggir pantai untuk berfoto yang dalam keadaan terbuka dan
pemandangannya langsung kearah laut dan masih banyak lagi. Ombak yang sangat
besar membuat wisatawan hanya bisa berenang dengan batasan yang sangat sedikit
mengingat kemungkinan terseret ombak. Dan aktivitas yang dapat dilakukan lagi yaitu
flying fox. Disana wisatawan bisa melakukan aktivitas flying fox, alurnya yaitu dari
Pura ke pinggir pantai.
- Akomodasi
Pantai Balekambang merupakan pantai yang memiliki jarak yang cukup jauh
dari pusat Kota Malang dengan jarak waktu tempuh 2 jam. Untuk itu tentu pengelola
mesti menyediakan akomodasi untuk memfasilitasi pengunjung yang hendak
bermalam dan merasa lelah untuk melanjutkan perjalanan pulang. Namun ternyata
keadaan akomodasi yang terdapat di Balekambang masih sangat minim. Sesuai survey
yang telah dilakukan, penginapan yang ada hanya berjumlah empat penginapan.
Kondisi penginapan pun berada dalam kondisi yang kurang baik, selimut yang
disediakan terlihat kotor dan kusam, keadaan penginapan pun nampak kotor dan
seperti tidak terawatt. Untuk malam hari pun tidak memiliki penerangan yang
menyebabkan menurunnya tingkat kenyamanan pengunjung.
- Aksesibilitas
Lokasi Balekambang memang cukup jauh dari kota sekitar 2 jam sehingga
aksesnya juga masih kurang karena tidak ada kendaraan umum yang aktif setiap
harinya, tetapi kendaraan umum hanya ada setiap sabtu-minggu atau ketika jumlah
pengunjung lebih banyak. Biasanya kendaraan umum juga disediakan oleh pengelola
untuk menjemput pengunjung. Untuk kondisi jalan menuju Balekambang yaitu sangat
tidak aman karena jalanannya sangat berkelok, terdapat tanjakan curam, jalannya
sempit dan setiap sisi jalannya itu adalah pjurang. Tidak adanya lampu jalan sehingga
sangat dikhawatirkan bila jalan di malam hari.
Di dekat pura terdapat flying fox yang beroperasi setiap weekend dengan harga
Rp 20.000/orang. Jarak peluncuran sepanjang sekitar 500 meter dan melintasi ombak
yang tinggi, lalu berakhir di atas pantai yang beupa pasir putih. Sehingga aktivitas ini
sangat cocok bagi wisatawan yang menyukai tantangan (challenge).
Atraksi lainnya, berupa spot foto yang sangat cantik bagi wisatawan berfoto
dengan berlatarkan ombak pantai yang tinggi. Selain itu, di destinasi tersebut
disediakan ayunan,yang berdasarkan hasil observasi ayunan tersebut tidak berdiri
kokoh karena bertumpu pada hamparan pasir dibawahnya. Aktivitas tambahan yaitu
voli pantai dan layangan.
Terdapat juga fasiltas bangku taman dan shelter untuk wisatawan beristirahat.
Bangku taman dan shelter yang disediakan banyak dan tersebar disepanjang Pantai
berdekatan dengan kios-kios.
Berdasarkan hasil observasi, ada beberapa kios yang menyewaan tikar dengan
harga Rp 20.000. Tikar dapat digunakan bagi wisatawan untuk duduk disekitar pantai.
Lalu, untuk barang yang disewakan lainnya yaitu ban yang dapat digunakan wisatawan
untuk berenang.
Destinasi yang baik sebaiknya ada fasilitas interpretasi seperti brosur, papan
informasi, rambu-rambu. Di destinasi ini sudah menyediakan media interpretasi yang
lengkap. Berdasarkan hasil observasi, pusat informasi berada di visitor center atau
Sekretariatan Pantai Balekambang. Selain itu, terdapat rambu-rambu disekitar pantai,
seperti rambu jalur evakuasi dan larangan berenang, lalu papan nama kios dan
homestay. Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara setiap harinya tidak adanya tour
guide yang bertugas menjadi interpreter di destinasi ini.
2.1.2 Homestay dan Kuliner Lokal
A. Homestay
- Nama-nama Homestay
- Standarisasi
1. Penginapan Bambu
- Jumlah kamar tidur 5 dan kamar mandi 5.
- Jendela dan fentilasi udara ada.
- Fasilitas dalam kamar seperti kipas angin, kasur, bantal, selimut, tempat sampah,
cermin, 2 buah kursi, 1 meja.
- Keadaan fasilitas yang tidak terlalu baik tapi masih layak untuk digunakan.
- Kondisi kamar rapih dikarenakan adanya pembersiha berkala yang dilakukan oleh
pengelola.
- Papan nama homestay yang terlalu kecil.
- Kelengkapan kamar mandi seperti gantungan pakaian, gayung, kloset dan bak air.
- Terdapat sampo dan sabun dalam kamar mandi.
- Kondisi kelengkapan dapur seperti peralatan makan tidak tersedia, ketersedian air
minum untuk tamu tidak tersedia, kondisi dapur tidak tersedia, kondisi bak cuci piring
tidak tersedia, kondisi saluran pembuangan limbah cair cukup baik, dan limbah cair
dibuang ke septic tank, dan sampah ke tempat penampungan sampah. Kondisi tempat
sampah yang buruk, terbuka di dekat pantai dan rawa.
- Proses reservasi bisa lunas ataupun DP dan dapat melakukan reservasi yaitu dengan
cara datang langsung ke pusat informasi homestay di Pantai Balekambang atau bisa
secara online melalui traveloka. Untuk check in minimal jam 12.00, dan check out
maksimal jam 14.00
- Sistem pembayaran bisa melalui transfer dan cash.
- Homestay dibersihkan secara berkala meskipun sedang tidak ada tamu.
- Untuk sistem informasi mengenai papan harga sewa tidak ada, klinik kesehatan
terdekat tidak ada, fasilitas umum terdekat ada seperti café, toilet umum, musholla
warung.
- Daya tarik wisata terdekat adalah Pantai Balekambang.
- Nilai budaya lokal yaitu adanya Pura.
- Tata usaha seperti area administrasi yaitu tersedianya resepsionis dan tersedianya buku
tamu.
- Keamanan dan keselamatan seperti pencatatan data identitas tamu tersedia, SOP
keadaan darurat tersedia, alat pemadam kebakaran tidak tersedia, perlengkapan P3K
tidak tersedia, patrol keamanan 24 jam tersedianya Kamtibnas, cctv tidak tersedia,
pengecekan KTP.
- Kurangnya menerapkan unsur sapta pesona, mitigasi bencana ada tetapi tidak seluruh
pengelola mendapat penyuluhan secara mendalam.
2. Penginapan Wibisono 1
- Terdapat 6 kamar tidur dan 6 kamar mandi
- Sirkulasi udara dan pencahayaan terdapat jendela, dan fentilasi udara.
- Fasilitas yang tersedia dalam kamar tidur adalah kipas angin, kasur 2 unit, bantal,
selimut, lemari, cermin, kursi, meja dan tempat sampah.
- Kondisi fasilitas tidak cukup baik tapi masih dapat digunakan.
- Kondisi kamar rapih dikarenakan adanya pembersihan yang berkala yang dilakukan
pengelola.
- Papan nama homestay ada, tetapi terlalu kecil.
- Kelengkapan kamar mandi yaitu tersedianya gantungan pakaian, gayung, kloset dan
bak air.
- Fasilitas dalam kamar mandi tersedianya sabun dan sampo.
- Kondisi peralatan makanan tidak tersedia, ketersediaan air minum untuk tamu tidak
tersedia, kondisi dapur tidak tersedia, kondisi bak cuci piring tidak tersedia, saluran
pembuangan limbah cair baik, limbah cair dibuang ke Septic Tank, sampah dibuang di
penampungan sampah.
- Kondisi tempat sampah buruk, terbuka di dekat Pantai dan Rawa.
- Proses reservasi bisa lunas ataupun DP dan dapat melakukan reservasi yaitu dengan
cara datang langsung ke pusat informasi homestay di Pantai Balekambang atau bisa
secara online melalui traveloka. Untuk check in minimal jam 12.00, dan check out
maksimal jam 14.00
- Sistem pembayaran bisa melalui transfer dan cash.
- Homestay dibersihkan secara berkala meskipun sedang tidak ada tamu.
- Untuk sistem informasi mengenai papan harga sewa tidak ada, klinik kesehatan
terdekat tidak ada, fasilitas umum terdekat ada seperti café, toilet umum, musholla
warung.
- Daya tarik wisata terdekat adalah Pantai Balekambang.
- Nilai budaya lokal yaitu adanya Pura.
- Tata usaha seperti area administrasi yaitu tersedianya resepsionis dan tersedianya buku
tamu.
- Keamanan dan keselamatan seperti pencatatan data identitas tamu tersedia, SOP
keadaan darurat tersedia, alat pemadam kebakaran tidak tersedia, perlengkapan P3K
tidak tersedia, patrol keamanan 24 jam tersedianya Kamtibnas, cctv tidak tersedia,
pengecekan KTP.
- Kurangnya menerapkan unsur sapta pesona, mitigasi bencana ada tetapi tidak seluruh
pengelola mendapat penyuluhan secara mendalam.
-
3. Penginapan Wibisono 2
- Jumlah kamar tidur 5 dan kamar mandi 5.
- Jendela dan fentilasi udara ada.
- Fasilitas dalam kamar seperti kipas angin, kasur, bantal, selimut, tempat sampah,
cermin, 2 buah kursi, 1 meja.
- Keadaan fasilitas yang tidak terlalu baik tapi masih layak untuk digunakan.
- Kondisi kamar rapih dikarenakan adanya pembersiha berkala yang dilakukan oleh
pengelola.
- Papan nama homestay yang terlalu kecil.
- Kelengkapan kamar mandi seperti gantungan pakaian, gayung, kloset dan bak air.
- Terdapat sampo dan sabun dalam kamar mandi.
- Kondisi kelengkapan dapur seperti peralatan makan tidak tersedia, ketersedian air
minum untuk tamu tidak tersedia, kondisi dapur tidak tersedia, kondisi bak cuci piring
tidak tersedia, kondisi saluran pembuangan limbah cair cukup baik, dan limbah cair
dibuang ke septic tank, dan sampah ke tempat penampungan sampah. Kondisi tempat
sampah yang buruk, terbuka di dekat pantai dan rawa.
- Proses reservasi bisa lunas ataupun DP dan dapat melakukan reservasi yaitu dengan
cara datang langsung ke pusat informasi homestay di Pantai Balekambang atau bisa
secara online melalui traveloka. Untuk check in minimal jam 12.00, dan check out
maksimal jam 14.00
- Sistem pembayaran bisa melalui transfer dan cash.
- Homestay dibersihkan secara berkala meskipun sedang tidak ada tamu.
- Untuk sistem informasi mengenai papan harga sewa tidak ada, klinik kesehatan
terdekat tidak ada, fasilitas umum terdekat ada seperti café, toilet umum, musholla
warung.
- Daya tarik wisata terdekat adalah Pantai Balekambang.
- Nilai budaya lokal yaitu adanya Pura.
- Tata usaha seperti area administrasi yaitu tersedianya resepsionis dan tersedianya buku
tamu.
- Keamanan dan keselamatan seperti pencatatan data identitas tamu tersedia, SOP
keadaan darurat tersedia, alat pemadam kebakaran tidak tersedia, perlengkapan P3K
tidak tersedia, patrol keamanan 24 jam tersedianya Kamtibnas, cctv tidak tersedia,
pengecekan KTP.
- Kurangnya menerapkan unsur sapta pesona, mitigasi bencana ada tetapi tidak seluruh
pengelola mendapat penyuluhan secara mendalam.
B. Kuliner Lokal
Setelah melakukan observasi lapangan, di daerah Pantai Balekambang tidak
memiliki makanan khas. Adapun kami hanya menemukan makanan khas Jawa dan
beberapa kuliner khas pinggir pantai seperti ikan bakar dan Es Degan (kelapa muda).
- Daerah pura:
o Kurma
o Kamboja
o Cendana
o Pandan Laut
Dan untuk hutan mangrove itu sendiri terdapat di sisi barat Pantai Balekambang
perbatasan pura dan arah sumur pitu, hingga ke arah hutan belakang bangunan yang
ada di Balekambang, kelompok kami kurang mengetahui batas hutan mangrove itu
sendiri dikarenakan kita hanya bisa mengakses tepi tepi hutan mangrove, hutan
mangrove di Balekambang itu sendiri memiliki air payau bersih namun kedalamannya
sekitar 1-2 meter. Jika kita berjalan menuju arah sumur pitu hutan mangrove ada di
sebelah kanan jalan masuk dan sumur pitu itu sendiri ada di bagian lingkup hutan
mangrove Balekambang.
Lalu untuk satwa yang ada di Balekambang cenderung sedikit dibandingkan
vegetasi yang ada, sehingga kelompok kami tidak dapat mengelompokkannya seperti
vegetasi di atas, berikut ini jenis jenis satwa yang kami temukan dan kami dapatkan
informasinya melalu survei lapangan langsung dan bertanya ke penduduk daerah
Balekambang.
- Tripang
- Lutung jawa
- Ular piton
- Trigger fish
- Kucing
- Kupu kupu
- Ikan cucut
- Tupai
Dari data di atas kami melakukan pembagian jenis endemik dan eksotis baik
vegetasi maupun satwa yang ada di pantai Balekambang,
- Jenis endemik vegetasi dan satwa: Jenis endemik vegetasi: pada vegetasi kami
menyimpulkan bahwa Keben/Butun sebagai vegetasi endemik di Balekambang
- Jenis endemik satwa: Pada satwa kami menyimpulkan bahwa lutung jawa sebagai
satwa endemik di Balekambang
- Jenis eksotis vegetasi dan satwa: Jenis eksotis vegetasi: pada vegetasi kami
menyimpulkan bahwa cemara udang sebagai vegetasi eksotis di Balekambang. Jenis
eksotis satwa: pada satwa kami menyimpulkan bahwa ular piton sebagai satwa eksotis
di Balekambang
-
Selanjutnya adalah tingkat sensitivitas dan kelangkaan yang ada di pantai
Balekambang, sebenarnya untuk informasi ini kami menyimpulkan dari hasil surveyi
lapangan dan beberapa pendapat yang diperoleh dari hasil bertanya kepada masyarakat
sekitar bahwa, vegetasi yang ada di daerah Balekambang terbilang tidak sensitif jika
tidak adanya perusakan yang dilakukan oleh manusia itu sendiri seperti penebangan
namun beberapa bulan yang lalu terjadi banjir besar dari laut Balekambang yang
menyebabkan beberapa Pohon tua jatuh, sisanya terbilang aman terkecuali pohon
Cemara Udang, kami anggap untuk cemara udang dapat dikatakan sensitif dikarenakan
vegetasi tersebut hanya ada beberapa buah saja dan itu pun masih dikategorikan umur
bayi, cemara udang terbilang sensitif karena rawan rusak, tumbuhan ini ikut terbawa
arus saat banjir yang terjadi beberapa bulan yang lalu.
Lalu tingkat sensitivitas pada satwa di daerah Pantai Balekambang cenderung
tinggi, kenapa demikian karena beberapa satwa khas di daerah sini seperti lutung jawa
dan ular piton adalah hewan yang tempat tinggalnya tidak bisa di ganggu karena jika
mereka terganggu oleh manusia akan meninggalkan tempat tinggal dan juga bisa saja
menyerang.
Untuk sensitivitas satwa lainnya dapat dikategorikan tidak sensitif karena hewan
hewan lainnya yang kami temui banyak di temukan di tempat lain selain daerah Pantai
Balekambang.
2.1.5 Geomorfologi
A. Morfologi Lahan Pantai Balekambang
Bentang pantai
Balekambang
terbentuk dari
bentangan pantai
landai dan memiliki
kemiringan lereng
sebesar 15m dari bibir
pantai.
Berdasarkan
jenis tipologi yang
ada, pantai
Balekambang dalam
skala region termasuk
ke dalam tipologi Sub
Aerial Deposition
Coast karena pantainya terbentuk akibat akumulasi sedimen. Tipologi ini juga ditandai
dengan adanya tumbuhan mangrove (Gambar 1.). Mangrove bisa tumbuh di daerah
yang memiliki salinitas tinggi dan berlumpur. Tumbuhan ini pun menjadi salah satu
unsur penopang bagi kehidupan ekosistem yang ada di sekitar Balekambang. Namun
memang disayangkan karena wilayah persebaran mangrove yang tidak begitu terawatt
sehingga dikhawatirkan penjagaan terhadap ekosistemnya-pun semakin menipis.
Dalam skala lokal, Pantai Balekambang termasuk Pesisir Terumbu Karang. Hal
ini terlihat dari ciri-ciri yang ada di daerah Balekambang yaitu pasir yang memiliki
stuktur yang agak kasar dan mengandung unsur pecahan karang yang jika diamati,
semakin dekat lokasi pasir pantai terhadap laut, maka semakin banyak unsur pecahan
karang yang bercampur dengan pasir pantai. (Dwi, 2010)
D. Jenis Tanah
Batuan permukaan yang mendominasi Kabupaten Malang Bagian Selatan adalah
asosiasi antara Batu gamping Terumbu, Batu gamping Berlapis, Batu gamping
Berkepingan, Batu gamping PasiranKasar, dan Batu gamping Tufan. Batuan
permukaan lain yang mendominasi lokasi adalah Batu gamping Hablur Bersisipan
Batu lempung Tufan. Batuan permukaan yang didominasi oleh gamping disebabkan
oleh proses asal pembetukan Kabupaten Malang Bagian Selatan yang didominasi oleh
Genesa Karst. Tanah di lokasi penelitian didominasi oleh asosiasi tanah yang berupa
Rendols, Tropudalfs, dan Eutropepts. Tanah lain yang mendominasi di lokasi
penelitian adalah asosiasi antara Ustropepts dan Paleustalfs. Pada daerah perbukitan di
sebelah timur, jenis tanah yang mendominasi adalah asosiasi antara Dystropepts,
Humitropepts, Tropohumults. (Maulana, 2015)
E. Karakteristik Tanah
2 Curah Hujan
3 Kelembaban (RH)
9 Jenis Pasir
A. Suhu
a. Suhu Maksimum :28°C
b. Suhu Terendah :22°C
c. Suhu Rata-Rata :25°C
B. Curah Hujan
a. Curah hujan terendah :0,2mm
b. Curah hujan tertinggi :0,6mm
C. Kelembaban (RH)
a. Pagi hari :60-86%
b. Siang hari :61-84%
c. Sore hari :88-96%
D. Angin
a. Kecepatan maksimal :4-11 Km/Jam
b. Sumber :Samudra Hindia
c. Arah angin :Dari selatan
E. Peta Iklim Mikro
F. Jenis Pantai
a. Karakteristik : Bergunung-gunung, terdapat banyak tebing, dan
lautnya dalam.
b. Kelandaian : Jenis pantai curam
G. Jenis Pasir
a. Jenis pasir :Pasir putih
b. Karakteristik :Kasar sedikit menggumpal
No Pertanyaan Jawaban
1 Kapan biasanya terjadi musim Musim hujan terjadi saat bulan
hujan dan musim kemarau? September hingga Maret, dan
musim kemarau terjadi saat bulan
April hingga Agustus.
15 Pada bulan apa angin cenderung Pada bulan April hingga Juli
tenang?
Sesuai tabel klasifikasi tersebut dapat dipatikan kelerengan pantai balai kambang
adalah 2 (landai), dengan panjang lereng sangat pendek dan berbentuk cekung.
Di Pantai Balekambang terdapat banyak karang karena kondisi air laut yang
masih tergolong bersih dan terjaga. Karena Pantai Balekambang ini bukanlah sebuah
kawasan yang menjadi lalu lalang untuk kapal nelayan, maka pantai tidak
terkontaminasi dari bahan bakar kapal. Dan dengan banyaknya karang yang masih
terjaga di bawah perairan pantai balekambang ini membuat ombak yang sangat
kencang melaju dari luasnya samudera dapat terminimalisir dengan baik. Walaupun
ombak masih cukup kencang, tetapi kekuatan ombak di pantai ini tidak terlalu keras
seperti pantai yang tidak memiliki karang.
G. Garis Sesar/Patahan
Pantai Balekambang termasuk kedalam Pantai Selatan. Di dalam Pantai Selatan
terdapat patahan yang terjadi akibat dari pertemuan lempeng dan berpotensi tsunami.
Sehingga Pantai Balekambang sangat berbahaya jika diadakan aktivitas hiburan di
perairannya.
- Misi
1. Membangun jati diri dan citra kepariwisataan Daerah yang berbasis masyarakat;
dan
2. mendorong perkembangan kepariwisataan daerah yang berkualitas melalui:
▪ pengembangan DTW yang berdasarkan kearifan local:
▪ membangun sarana dan prasarana dalam keselarasan dan keharmonisan
lingkungan;
▪ mewujudkan kualitas pelayanan yang baik pada masyarakat; dan
▪ mempromosikan sarana informasi dan menyelenggarakan promosi yang lebih
berkualitas.
D. Tujuan
1. Memberikan gambaran secara komprehensif mengenai Pembangunan potensi
pariwisata Daerah yang meliputi DTW, Usaha Sarana Wisata dan Usaha Jasa
Pariwisata;
2. memberikan Pedoman tentang perencanaan yang dibutuhkan dalam pembangunan
kepariwisataan di Daerah yang mengakomodasikan isu-isu strategis dan
perkembangan aktual secara terintegrasi dan sinergis sehingga pariwisata dijadikan
alat dalam mencapai kesejahteraan secara berkelanjutan;
3. menyikapi peluang pembangunan kepariwisataan di Daerah sejalan dengan
Perkembangan Pemerintah Daerah; dan
4. memberikan arah kebijakan dalam membangun kepariwisataan yang didasari oleh
kebijaksanaan perencanaan pembangunan Daerah.
5. Daftar Program Pembangunan Kawasan Wisata Yang Tercantum di Dalam
RIPPDA Kabupaten Malang
Dari hasil survey yang dilakukan, tujuan dari pembangunan kawasan wisata
Pantai Balekambang ini belum sepenuhnya sesuai dengan tujuan di atas dan belum
sesuai pula dengan keadaan fisik dari Pantai Balekambang itu sendiri. Kawasan ini
belum memiliki sebuah konsep pembangunan kepariwisataan daerah yang dilandasi
pendekatan perencanaan dan isu-isu strategis yang terkait dengan Pembangunan
pariwisata daerah. Tersusunnya arah kebijakan dari strategi pembangunan
kepariwisataan daerah serta indikasi program Pembangunan kepariwisataan di setiap
Kawasan Wisata Unggulan Daerah. Selain itu, untuk mencapai tujuan pembangunan
kawasan wisata yang sesuai dengan RIPPDA yang ada, Pantai Balekambang ini masih
harus mempernaiki berbagai aspek yang ada.
Selain dari visi, misi, dan tujuan dari peraturan RIPPDA yang ada. Untuk
melihat keseuaian pembangunan Panyai Balekambang dengan peraturan pemerintah
yang ada. Berikut adalah beberapa program yang sudah dicanangkan oleh pemerintah
daerah dan harus dipatuhi oleh seluruh kawasan wisata termasuk Kawasan Wisata
Pantai Balekambang.
6 Memperkuat upaya- ● Menyusun upaya Jangka Penyusunan RTRW kawasan wisata ini sudah
upaya penataan ruang penataan ruang Pendek cukup dilakukan dengan bak dengan perbandingan
wilayah dan wilayah (RTRW) ruang tebuka hijau dengan ruang terbangun
konservasi potensi & konservasi sebanyak 70% dan 30%. Selain itu, zonasi anatar
kepariwisataan dan potensi daya tarik utama dengan zona pelayananpun
lingkungan dalam kepariwisataan dibangun dengan jarak yang cukup salilng
mendukung dan lingkungan berjauhan. Sehingga aktivitas wisatawan tindak
diversifikasi daya dalam akan mengganggu keberadaan dari daya tarik
tarik wisata. mendukung tersbeut. Namun meski begitu, penataan RTRW di
diversifikasi kawasan ini tetaplan haus mengalami beberapa
daya tarik perbaikan, peningkatan serta penataan ulang. Agara
wisata. akselerasi perkembangan kunjungan wisatawan
dapat meningkat.
Jangka
Pendek
● Memperkuat Upaya untuk memperkuat penataan tersebut
upaya penataan dilakukan dengan pencanangan program
ruang wilayah pengembangan dan penataan kawasan wisata
dan konsevasi seseuai RTRW daerah yang berlaku. Peataan
potensi kawasan tersebut akan dimulai dengan membuat
kepariwisataaa regframing ulang dang pengonsepan ulang dari
dan lingkungan ruang terbuka hijau dan terbagun yang dimiliki oleh
dalam Pantai Balekang ini. Konsep yang seharusnya
mendukung diangkat adalah tentang kebudayaan setempat dan
diversiflkasi beberapa ornamen dan dekorasi yang
daya tarik mencermintan pantai dan lautan.
wisata.
7 Revitalisasi struktur, ● Kajian dari unsur Jangka Kajian Revitalisasi struktur elemen penggerak
elemen dan revitalisasi Meneng kegiatan wisata di destinasi wisata Pantai
penggerak kegiatan struktur, elemen ah Balekambang sudah dilakukan oleh pengelola.
kepariwisataan di dan aktivitas Aspek-aspek yang harus mengalami revitaslisasi di
daya tarik wisata; penggerak kawasan wisata ini adalakh kesadaran masyarakat
kegiatan setempa.
kepariwisataan
di daya tarik
wisata.
● Pelatihan
revitalisasi
struktur, elemen Jangka
dan aktivitas Meneng
yang akan ah
menjadi
penggerak
kegiatan
kepariwisataan
pada daya tarik
wisata.
8 Memperkuat upaya- ● Penyusunan Jangka
upaya penataan ruang struktur Pendek
wilayah dan Masterplan
konservasi potensi ODTW.
kepariwisataan dan
lingkungan dalam
mendukung ● Penyusunan
Jangka
revitalisasi daya tarik seluruh sistem
Pendek
dal kawasal di aturan/hukum
sekitamya. tertentu yang
terkait dengan
Masterplan
ODTW.
● Penegakan Jangka
hukum dan Panjang
peraturan yang
terkait pada
Rippda.
9 Meningkatkan ● Studi
seluruh ketersediaan, ketersediaan,
kapasitas dan kapasitas dan
keragaman sarana keragaman
transportasi yang sarana
aman dan nyaman transportasi yang
sebagai sarana aman dan
pergerakan nyaman sebagai
wisatawan menuju sarana
destinasi dan pergerakan Jangka
pergerakan wisatawan Pendek
wisatawan di menuju destinasi
Kawasan Pariwisata dan pergerakan
dan KDTWK sesuai wisatawan di
kebutuhan dan Kawasan
perkembangan pasif; Pariwisata dan
KDTWK sesuai
kebutuhan dan
perkembangan
pasar.
● Meningkatkan
aspek
ketersediaan,
kapasitas, serta
keragaman
sarana
transportasi yang
aman dan Jangka
nyaman sebagai Panjang
sarana
pergerakan
wisatawan
menuju dan
selama berada di
kawasan
Pariwisata dan
KDTWK sesuai
kebutuhan dan
perkembangan
pasar.
10 Meningkatkan ● Studi
kapasitas, ketersediaan,
keterjangkauan, keterjangkauan,
kualitas, dan kapsitas, dan
ketersediaan sarana kualitas dari
prasarana transportasi sarana prasarana
pada lokasi-tokasi transportasi pada
strategis di Kawasan lokasi-lokasi
Pariwisata dan stategis Kawasan
KDTWK sesuai Pariwisata dan
kebutuhan dan KDTWK sesuai
perkembangan pasar. kebutuhan dan
perkembangan
pasar.
● Meningkatkan
nilai
keterjangkauan,
kualitas,
kapasitas, dan
ketersediaan dari
sarana dan
prasarana
transportasi
disetiap lokasi-
lokasi strategis di
Kawasan
Pariwisata dan
KDTWK sesuai
kebutuhan dan
perkembangan
pasar.
11 Mengembangkan dan ● Melakukan
atau meningkatkan kajian dan
seluruh aspek utama mengdentifikasi
ketersediaan ketersediaan
informasi pelayanan informasi
transportasi berbagai pelayanan
jenis moda dari pintu transportasi
gerbang wisata ke berbagai jenis
Kawasan Pariwisata moda dari pintu
dan KDTWK; gerbang wisata
ke Kawasan
Pariwisata dan
KDTWK.
● Mengembangkan
dan/atau
meningkatkan
ketersediaan
informasi
pelayalan
transportasi
berbagei jenis
moda dari pintu
gerbang wisata
ke Kawasan
Paiiwisata dan
KDTWK.
12 Mengembangkan ● Melakukan
dan/atau kajian tentang
meningkatkan reservasi dari
kemudahan reservasi berbagai jenis
berbagai jenis moda moda
transportasi; transportasi.
● Mengembangkan
dan/atau
meningkatkan
kemudahan
reservasi
berbagai jenis
moda
transportasi.
13 Meningkatkan ● Penyusunan
kemudahan akses rencana
terhadap informasi perialanan
tentang berbagai jenis wisata.
moda transportasi
dalam rangka
meningkatkan ● Meningkatkan
perencanaan kemudahan
perjalanan wisata. akses terhadap
informasi
berbagai jenis
moda tran
sportasi dalam
rangka
perencanaan
perjalanan
wisata.
14 Mengembangkan ● Kajian
ketersediaan ketersediaan
informasi yang aktual informasi
melalui media cetak aksesibilitas
dan elektronik. kepariwisataan.
● Mengembangkan
ketersediaan
informasi yang
aktual melalui
media cetak dan
elektronik.
15 Meningkatkan ● Identifikasi
kuantitas da! kualitas kualtitas darl
ketersediaan sarala kualitas
dan prasarana media ketersediaan
informasi sarana dan
kepariwisataan . prasarana media
informasi
kepariwisataan.
● Meningkatkan
nilai kuantitas &
kualitas
ketersediaan
sarana dan
prasarana media
informasi
kepariwisataan.
16 Penataan alur dan ● SWOT penataan
trayek operasi alur dan trayek
transportasi yang operasi
mendukung transportasi yang
terjadinya kegiatan mendukung
kepariwisataan kegiatan
melalui penyusunan kepariwisataan.
serta penyempurnaan
regulasi sistem
transportasi ● Penataan alur
kepariwisataan dan trayek
daerah. transportasi yang
mendukung
kepariwisataan
melalui
penyusunan dan
penyempurnaan
regulasi sistem
tran sportasi
kepariwisataan
daerah.
17 Penerapan dan ● Penerapan dan
penegakan regulasi penegakan
dan hukum dari regulasi sistem
sistem transportasi transportasi
kepariwisataan kepariwisataan
daerah. daerah.
18 Peningkatan ● Peningkatan
kemampuan kemampuan
ketrampilan ketrampilan
pengelola pengelola
kepariwisataan kepariwisataan
melalui kursus dan melalui kursus
magang. dan magang.
23 Pengembangan ● Pelatihan
usaha-usaha wirausaha
pariwisata pariwisata
35 Pengembangan Pengembangan
●
informasi pasar dan informasi pasar
investasi padwisata; dsn investasi
pariwisata;
36 Meningkatkan pola- ● Promosi pola-
pola perjalanan pola perjalanan
wisatawan turis atau
mancanegara & wisatawan
nusantara nusantara dan
mancanegara
37 Sosialisasi pencitraan ● Sosialisasi
atau (branding) pencitraan
pariwisata di pariwisata
Kabupaten Malang; (branding) di
Kabupaten
Malang dan Jawa
Timur;
38 Revitalisasi serta ● Revitalisasi dan
diversifikasi produk- diversifikasi
produk wisata bagi produk-produk
wisman dan wisnus; wisata bagi
wisman dan
Wisnu
39 Pemberian insentif ● Pemberian
khusus wisata bagi insentif khusus
wisman dan wisnus; wisata bagi
wisman dan
wisnus;
40 Akselerasi program- ● Bantuan
program promosi akselerasi
wisman secara lebih proSram-
terfokus; program promosi
wisman secara
lebih terfokus
41 Pengembangan ● Pengembangan
program pemasaran program
dan promosi untuk pemasaran dan
meningkatkan ruang promosi untuk
pasar (niche market) meningkatkan
wisatawan minat ruang pasar
khusus; dan (niche market )
wisatawan minat
khusus, dan
42 Meningkatkan target ● Meningkatkan
dan memperluas target dan
segmen wisatawan mempeduas
mancanegara dan segmen
nusantara yang wisatawan
potensial mancanegara dan
nusantara yang
potensial.
43 Melakukan cara ● Melakukan
promosi dengan tema promosi dengan
Back to Nature tema tertentu,
(ecotourism) dan misalnya Back to
Family Holiday Nature
(wisata belanja dan (ecotourism) dan
kuliner), Go Qreen Family Holiday
and Go Organic (wisata belanja
dan kuliner), Go
Green and Go
Organic untuk
menyerap relung
pasar ecotourism
dan wisata
keluarga.
44 Menjalin kerjasama ● Menjalin
dengan tour operator kerjasama
yang ada di beberapa dengan tour
negara yang saat ini operator yang
yang belum menjadi ada di beberapa
pasar utama negara yang saat
pariwisata Kabupaten ini yang belum
Malang menjadi pasar
utama pariwisata
Kabupaten
Malang dengan
mempertimbangk
an kondisi
perekonomian
negara tersebut.
45 Memperbanyak ● Memperbanyak
kegiatan (event) di kegiatan (evert)
Kabupaten Malang. di Kabupaten
Malang.
46 Mengembangkan ● Mengembangkan
wisata petualangan wisata
(adventure tourism) Petualangan
dengan (adventure
memanfaatkan tourism) dengan
kondisi alam yang memanfaatkan
berpegunungan, dan kondisi alam
memiliki danau, yang
sungai dan laut berpegunungal,
dan rnemiliki
danau, sungar
dan laut.
47 Mengembangkarr Mengembangkan
●
wisata MICE dengan wisata MICE
memanfaatkan posisi dengan
Kabupaten Malang memaafaatkan
sebagai salah satu posisi Kabupaten
destinasi wisata Malang sebagai
dunia. salah satu
destinasi wisata
dunia.
48 Promosi bersama ● Promosi bersama
antar pemangku antar pemangku
kepentingan kepentingan
pariwisata; pariwisata.
50 Optimaliasasi ● Optimaliasasi
penggunaan dan penggunaan dan
pemanfaatan media pemanfaatan
komunikasi (cetak media
dan elektronik). komunikasi
(cetak dan
elektronik)
51 Meningkatkan ● Pelatihal
sekaligus peningkatan dan
mengembangkan pengembangan
manajemen atraksi manajemen
atraksi
52 Meningkatkan ● Pelatihan
perbaikan dan peningkatkan
kualitas interpretasi; kualitas
interpretasi atas
atraksi wisata;
53 Meningkatkan dan ● Pelatihan
menguatkan kualitas, peningkatan
keragaman dan kualitas,
pengemasan produk keragaman dan
wisata. pengemasan
produk wisata.
54 Peningkatan ● Perbaikan jalan
infrastruktur akses dan toilet
pariwisata; umum;
55 Penyediaan informasi Penyediaan
●
petunjuk arah ke informasi atau
destinasi pariwisata. petunjuk arah ke
destinasi
pariwisata; dan
56 Peningkatan etika ● Peningkatan
bisnis dalam etika bisnis
pelayalan usaha dalam pelayaaan
transportasi usala transportasi
parirrisata. pariwisata.
57 Mendorong ● Mendorong
tumbuhnya ekonomi sertifikasi green
hijau di sepanjang tourism
mata rantai usaha pa-
riwisata
58 Mengembangkan ● Mengembangkan
skema-skema skema-skema
mal4jemen usaha manajemen
pariwisata yang usaha pariwisata
peduli terhadap yang peduli
pelestarian terhadap
lingkungan dan pelestarian
budaya. lingkungan dan
budaya.
59 Meningkatkan dan ● Melaksanalan
menguatkan struktur pelatihan pada
dan fungsi organisasi bidang
bidang pemasaran di pemasaran di
tingkat pemerintah, tingkat
pemerintah;
60 Meningkatkan dan ● Meningkatkan
mengembangkan dan
fasilitas operasional mengembangkan
BPPD Kabupaten fasilitas
Malang secara operasional
sinergis dan BPPD
berkelanjutan. Kabupaten
Malang secara
sinergis dan
berkelanjutan
61 Mengembangkan ● Mengembangkan
koordinasi, integrasi koordinasi,
dan sinergi dalam integrasi dan
pembangunan sinergi dalam
kepariwisataan pembalgunan
daerah. kepariwisataan
daerah.
62 Mendukung ● Mendukung
operasional segala
organisasi dalam operasional
pengembangan organisasi dalam
destinasi untuk pengembangan
mencapai destinasi untuk
kepariwisataan mencapai
berkelanjutan; kepariwisataan
berkelanjutan;
63 Mengembangkan ● Mengembangkan
sinergi, koordinasi,
koordinasi,integrasi integrasi dan
dalam pembangunan sinergi dalam
kepariwisataan pembangunan
daerah untuk kepariwisataan
meminimalkan
dampak negatif
pembangunan wisata.
o Perumahan
Perumahan warga terletak sekitar 5-10 KM dari Pantai Balekambang, sehingga
masyarakat di pantai Balekambang kebanyakan tidak menetap di Pantai tersebut.
Beberapa masyarakatnya ada yang menetap tetapi jumlahnya bisa dihitung dengan jari
dan tinggalnya tidak berkelompok atau berjauhan, masyarakat yang menetap bukanlah
penduduk asli pantai Balekambang melainkan adalah pendatang dari luar desa (Malang
kota pada umumnya).
o Wadah
Tidak ada keunikan
- Sistem Ekonomi
Mata pencaharian masyarakat pantai pada umumnya adalah pedagang (kedai
makanan, kios photography, penjual layangan, pedagang baju, kedai souvenir)
beberapa orang ada yang sebagai nelayan, namun pantai Balekambang ini bukanlah
kawasan yang digunakan nelayan untuk berlayar mencari ikan. Untuk transaksi barang
tetap menggunakan mata uang rupiah seperti biasanya. Pengelolaan pusat ekonomi
dikelola oleh PD Jasa Yasa dan Pemkab Malang.
- Bahasa
Bahasa sehari-hari yang digunakan ialah Bahasa Jawa Timuran dan Bahasa
Indonesia.
o Negatif
Masyarakat beranggapan bahwa dengan membangun bangunan permanen di tepi
pantai akan menjadikan tempat dagangannya bersih dimata wisatawan, sedangkan PD
Jasa Yasa telah melarang bangunan permanen namun masyarakatnya tetap
membangun dan melanggar regulasi tersebut.
- Respon
o Positif
Masyarakat antusias untuk menjamu tamu dengan menyediakan warung,
keperluan wisatawan dan toilet umum hingga musala. Beberapa masyarakat masih
ramah menyambut wisatawan.
Masyarakat memberikan respon baik terhadap pembuatan lokasi untuk berfoto
yang megusung konsep instagramable untuk menarik minat wisatawan.
o Negatif
Kedatangan wisatawan yang tidak dibarengi oleh kebersihan lingkungan bisa
berdampak buruk bagi minat wisatawan untuk terus berkunjung, namun masyarakat
pantai masih pada tahap Euforia sehingga tidak menjadikan kelakuan wisatawan
tersebut sebagai suatu masalah besar. Mereka menginginkan wisatawan untuk terus
berdatangan dan meramaikan.
Beberapa masyarakat kurang suka degan adanya patok berantai disekitar pohon
karna menurut mereka jika patok itu tidak ada maka akan bertambah luas lahan untuk
parkir dan kursi bersantai.
- Harapan
o Memajukan sektor pariwisata yang lebih tertata sehingga Balekambang dapat menjadi
ikon wisata pantai kota Malang.
o Kebersihan pantai lebih terjaga
o Pajak daerah yang tidak terlalu terbebankan oleh warga yang memiliki usaha kecil saja
o Diadakannya aktivitas baru berupa berkeliling laut balekambang dengan perahu,
sehingga bisa menambah pemasukan juga untuk mereka
2.2.3 Persepsi Masyarakat Tentang Kebencanaan dan Keselamatan Wisata
A. Profil Responden
Dalam wawancara persepsi masyarakat tentang bencana dan keselamatan wisata
ini, kami mendapat 30 responden yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 16 orang
perempuan. Dengan rentang usia 17-25 tahun sebanyak 2 orang, 26-35 tahun sebanyak
5 orang, 36-45 tahun sebanyak 13 orang, 46-55 tahun sebanyak 7 orang, 56-65 tahun
sebanyak 2 orang dan yang berusia diatas 65 tahun sebanyak 1 orang. Setiap responden
yang kami wawancarai memiliki latar belakang pendidikan terakhir yang berbeda-
beda, yaitu lulusan SD sebanyak 16 orang, lulusan SMP/MTs sebanyak 6 orang,
lulusan SMA/SMK/MA sebanyak 7 orang dan lulusan perguruan tinggi sebanyak 1
orang. Responden yang kami wawancarai juga memiliki profesi yang berbeda-beda,
yaitu sebanyak 23 orang memiliki usaha mandiri (membuka toko/warung atau
berdagang keliling), sebanyak 2 orang merupakan fotografer, 2 orang pertugas
keamanan, 1 orang nelayan, 1 orang petani, dan 1 orang lainnya bekerja sebagai
receptionist. Dari perbedaan profesi tersebut maka didapati pula perbedaan rentang
penghasilan, yaitu sebanyak 14 orang berpenghasilan dibawah Rp 1.000.000, sebanyak
13 orang berpenghasilan Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000, 2 orang berpenghasilan Rp
3.000.000 – Rp 5.000.000 dan 1 orang lainnya berpenghasilan lebih dari Rp 5.000.000.
Keterangan:
1. Pantai Balekambang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi Kawasan Wisata
Bahari.
2. Pariwisata dapat meningkatkan kemajuan Desa Srigonco.
3. Kegiatan wisata di Pantai Balekambang harus menjaga kelestarian budaya masyarakat
lokal.
4. Kegiatan wisata di Pantai Balekambang harus dipromosikan secara luas baik oleh
masyarakat maupun oleh pemerintah.
5. Pengembangan Wisata Bahari Pantai Balekambang harus melibatkan masyarakat
sekitar.
6. Kedatangan wisatawan/pengunjung/pembeli memberikan manfaat bagi perekonomian
dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
7. Masyarakat bersedia menyediakan fasilitas dan sarana wisata yang layak bagi
wisatawan/pengunjung/pembeli.
8. Produk lokal harus diwadahi dalam pengembangan wisata.
Analisis :
Setelah melakukan survei mengenai persepsi masyarakat terkait
penyelenggaraan wisata, didapatkan hasil bahwa sebagian masyarakat Balekambang
menilai jika kawasan Pantai Balekambang memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai kawasan wisata bahari, tapi sebagian yang lain menilai tidak setuju jika
Pantai Balekambang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai wisata bahari, hal
ini dapat dilihat dari hasil survei, yaitu 3 orang menyatakan setuju, 9 orang
menyatakan sangat setuju, 6 orang menyatakan sangat tidak setuju, 8 orang
menyatakan tidak setuju, dan 4 orang lainnya menyatakan belum setuju. Padahal,
secara fisik Pantai Balekambang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai
wisata bahari. Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai wisata bahari itu sendiri.
Kemudian, berdasarkan hasil survei masyarakat Balekambang menilai bahwa
keberadaan pariwisata dapat meningkatkan kemajuan Desa Srigonco. Hal ini
didukung dengan hasil survei 29 dari 30 responden cenderung setuju jika pariwisata
dapat meningkatkan kemajuan Desa Srigonco. Hal ini disebabkan karena wilayah
Pantai Balekambang memiliki aturan jika yang berhak dan boleh berjualan hanya dari
masyarakat yang tinggal di Kecamatan Bantur, termasuk di dalamnya Desa Srigonco.
Lalu, dari hasil survei masyarakat Balekambang menilai jika kegiatan
pariwisata di Pantai Balekambang harus menjaga kelestarian budaya masyarakat lokal,
hal ini didukung dengan hasil survei yang menunjukkan 18 dari 30 responden
menyatakan sangat setuju jika kegiatan pariwisata di Pantai Balekambang harus
menjaga kelestarian budaya masyarakat lokal. Hal ini pun dikarenakan semenjak
Pantai Balekambang diminati oleh wisatawan, salah satu budaya masyarakat yaitu
upacara larung di tanggal 1 Sura mulai diperkenalkan kepada publik melalui promosi.
Selanjutnya, masyarakat Balekambang menilai jika kegiatan pariwisata di Pantai
Balekambang harus dipromosikan secara luas baik oleh masyarakat maupun
pemerintah. Hal ini dibuktikan dengan hasil survei yang menunjukkan 18 dari 30
orang responden setuju dengan statement tersebut. Namun, sayangnya masyarakat
sendiri baru sampai ke tahap menyadari bahwa promosi itu penting tanpa melakukan
aksi sendiri, kebanyakan dari masyarakat masih melimpahkan urusan promosi ini
kepada pihak PD Jasa Yasa.
Kemudian, berdasarkan survei mengenai perlibatan masyarakat dalam
pengembangan Pantai Balekambang sebagian masyarakat belum menyadari bahwa
kegiatan pariwisata memang harus ada keterlibatan dari masyarakat itu sendiri,
sementara sebagian yang lain cenderung setuju jika Pantai Balekambang harus
melibatkan masyarakat dalam pengembangannya. Hal ini didukung dengan hasil
survei yang menunjukkan 3 orang tidak setuju, 10 orang belum setuju, 8 orang setuju,
dan 9 orang setuju atas statement pengembangan Wisata Bahari Pantai Balekambang
harus melibatkan masyarakat sekitar.
Selanjutnya, keberadaan pembeli atau wisatawan yang datang ke Pantai
Balekambang sangat memberikan manfaat terhadap perekonomian masyarakat yang
juga turut menyejahterakan masyarakat. Hal ini didukung dengan hasil survei yang
menunjukkan 14 dari 30 responden setuju dengan penyataan bahwa kedatangan
wisatawan/pengunjung/pembeli memberikan manfaat bagi perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat sekitar. Hal ini bisa disebabkan karena 80% responden
merupakan pedagang yang berada di sekitar Pantai Balekambang yang terkena dampak
langsung dari pariwisata itu sendiri.
Lalu, masyarakat Pantai Balekambang bersedia untuk membangun fasilitas yang
memadai untuk wisatawan. Tapi sayangnya, fasilitas yang ada belum memenuhi
standar fasilitas yang seharusnya.
Dan yang terakhir, masyarakat Pantai Balekambang cenderung tidak setuju jika
produk lokal harus diwadahi dalam pengembangan pariwisata. Hal ini dilatarbelakangi
oleh tidak ada produk lokal yang khas dari masyarakat Pantai Balekambang itu sendiri.
Analisis :
- Pariwisata Dapat Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
Berdasarkan data hasil wawancara diperoleh data, 1 orang tidak setuju, 3 orang
belum setuju, 9 orang setuju, dan 17 orang sangat setuju atas pernyataan bahwa
pariwisata dapat meningkatkan perekonomian rakyat.
Jika dilihat dari data tersebut 87% masyarakat cenderung setuju dengan
pernyataan bahwa pariwisata dapat meningkatkan perekonomian rakyat. Hal ini
dikarenakan sebagian besar responden merupakan pedagang di sekitar Pantai
Balekambang yang terkena dampak langsung oleh pariwisata secara ekonomi.
Analisis :
- Kegiatan pariwisata dapat melestarikan budaya lokal
Berdasarkan data hasil wawancara diperoleh data, 2 orang sangat tidak setuju, 4
orang tidak setuju, 7 orang belum setuju, 15 orang setuju, dan 2 orang sangat setuju
atas pernyataan bahwa kegiatan pariwisata dapat melestarikan budaya lokal.
Analisis :
- Pariwisata dapat menjaga keseimbangan ekosistem yang ada di sekitarnya jika
dikelola secara benar
Berdasarkan data hasil wawancara diperoleh data, 2 orang tidak setuju, 8 orang
belum setuju, 15 orang setuju, dan 5 orang sangat setuju atas pernyataan bahwa
pariwisata dapat menjaga keseimbangan ekosistem yang ada di sekitarnya jika dikelola
secara benar. Hal ini dilatarbelakangi oleh ada beberapa aturan yang diterapkan di
masyarakat semenjak Pantai Balekambang dibuka menjadi kawasan wisata, seperti
adanya larangan memanen ikan dengan menggunakan racun.
600,000
572,038
JUMLAH WISATAWAN
526,692
500,000
473,007
400,000
355,460
300,000
200,000
100,000
0
2014 2015 2016 2017 2018
TAHUN
Dari tabel diatas menunjukan bahwa jumlah kunjungan wisatawan dari tahun
2015 sampai 2017 terus meningkat, dan untuk 2018 masih dalam tahap penghitungan
hingga akhir Desember.
A. Profil Responden
1 Laki-laki 59%
2 Perempuan 41%
No Usia Keterangan
1 17-25th 25
2 26-35th 12
3 36-45th 3
4 46-55th 0
5 56-65th 1
6 >65th 0
Pendidikan Terakhir
30 24
25
20
15 10
10 6
5 1
0 Pendidikan Terakhir
Penghasilan
20
15 18
10
5 0 6 8
0 Penghasilan
Tujuan Kunjungan
45
40
35 39
30
25
20
15
10 Tujuan Kunjungan
5 0 0 1 0 0 0 1
0
Jenis Pekerjaan
20 18
18
16
14
12
10 8 8
8 6
6
4 \\\\\\\
0 1 Jenis Pekerjaan
2
0
Sumber
20 Frekuensi
15 19 20
10 15
11 15
5 0 0 0 0 0 2 9 10
0
Agen… Sumber 5 10 5 3 8
Brosur…
Frekuensi
Papan… 0
Surat Kabar
Majalah
Lainnya
Internet
Rekanan
Brosur
Motivasi Kunjungan
30
25
20 24
15
10
5 Motivasi Kunjungan
6 1 5 3 2
0
Jenis Transportasi
20
15 18
10 15
5 3 0 0 5
0 Jenis Transportasi
Lama tinggal
40
30
20 32
10 4 2 3 0 Lama tinggal
0
40 38
36 36 35 34 34
35
31 31
29 29 29
30
25
20 21
20 17
15 12
10 7
4 5
5 3 2
1 0 0 0 0 1
0
1. Kualitas Pantai
a. Kualitas Pasir
Hasil Kuisioner penelitian persepsi wisatawan Pantai Balekambang menunjukan
kualitas pasir di balaikambang sudah baik.kualitas pasir di balai kambang masih cukup
baik dilihat dari warnanya masih bersih dan belum tercemar.
b. Kualitas Ombak
Hasil Kuisioner penelitian persepsi wisatawan Pantai Balekambang menunjukan
kualitas ombak baik.Ombak di pantai Balekambang relatif tinggi dan tidak
memungkinkan ada aktivitas di wilayah Neritik karena keadaan geografis pantai
terdapat palung laut.Namun untuk di bibir pantai masih aman karena adanya pemecah
ombak alami.
d. Kualitas Vegetasi
Hasil Kuisioner penelitian persepsi wisatawan Pantai Balekambang menunjukan
kualitas Vegetasi cukup baik.namun masih perlu penataan dan perlu pelestarian
tanaman serupa mangrove dan tanaman lainnya untuk tindak preventif menjaga
kelestarian alam.
2. Keindahan Pantai
a. Keindahan sunrise
Hasil kuisioner penelitian persepsi wisatawan Pantai Balekambang menunjukan
keindahan sunrise cukup baik.meskipun dalam penelitian praktikum di Balekambang
kami tidak datang disaat sunrise dari hasil penelitian kuisioner dan pencarian google
sunrise di pantai Balekambang indah.
b. Keindahan sunset
Hasil kuisioner penelitian persepsi wisatawan Pantai Balekambang menunjukan
keindahan sunset cukup baik.meskipun dalam penelitian praktikum di Balekambang
kami tidak datang disaat sunset dari hasil penelitian kuisioner dan pencarian google
sunset di pantai Balekambang indah.
3. Kenyamanan Pantai
Berdasarkan hasil penelitian kuisioner persepsi wisatawan di Balekambang
seluruh responden menunjukan kenyamanan pantai di pantai Balekambang sangat
baik.Namun pada kenyataanya beberapa faktor mengurangi kenyamanan pantai
diantaranya adalah sampah yang cukup banyak dan sebaran dan kuantitas tempat
sampah yang masih kurang.beberapa fasilitas seperti tempat duduk pun kurang
memadai.ada beberapa patung kurang terawat dari beberapa faktor tersebut
mengurangi nilai estetika dan kenyamanan pantai.
4. Kebersihan Pantai
Hasil kuisioner penelitian persepsi wisatawan Pantai Balekambang menunjukan
Kebersihan pantai masih kurang.karena terdapat sampah-sampah yang berserakan di
sekitar bibir pantai,hal ini dapat diatasi dengan memperbanyak tempat sampah dan
memperbanyak campaign untuk meningkatkan kesadaran pengunjung akan kebersihan
pantai.atau dapat membuat sebuah peraturan sampah pengunjung menjadi tanggung
jawab pengunjung untuk membawa pulang sampah yang dihasilkan di pantai
Balekambang.
5. Kondisi Pantai
a. Kondisi Wilayah Pantai
Hasil kuisioner penelitian persepsi wisatawan Pantai Balekambang menunjukan
Kondisi pantai sudah baik.secara keseluruhan kondisi pantai Balekambang sudah
baik.perlu adanya kesadaran dari pengunjung dan seluruh pihak untuk menjaga alam
misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan, mengambil pasir pantai dan
menaati peraturan yang ada di pantai Balekambang.
25
19
20
15
15 12
9
10
5 1 2 1
0
0
surfing berjemur bermain air berfoto water sport sightseeing
BAIK BURUK
a. Surfing
Hasil kuisioner penelitian persepsi wisatawan Pantai Balekambang menunjukan
aktivitas Surfing masih kurang. Memang kondisi dari ombak dan geografis pantai
Balekambang tidak memungkinkan untuk adanya aktivitas surfing.
b. Berjemur
Hasil kuisioner penelitian persepsi wisatawan Pantai Balekambang menunjukan
aktivitas berjemur sudah baik. Aktivitas berjemur memang bisa dilakukan di pantai
Balekambang hanya saja perlu diperhatikan durasi berjemur yang baik adalah setengah
tingga satu jam untuk sunbathing agar menghindari sunburn.
c. Bermain air
Hasil kuisioner penelitian persepsi wisatawan Pantai Balekambang menunjukan
aktivitas berjemur sudah baik. Aktivitas bermain air di pantai Balekambang masih
memungkinkan namun tidak untuk berenang.perlu diperhatikan juga saat bermain air
untuk tidak ke tengah pantai ada batas zona merah untuk pengunjung tidak mendekat
ke daerah tersebut.
d. Berfoto
Hasil kuisioner penelitian persepsi wisatawan Pantai Balekambang menunjukan
aktivitas berfoto sudah baik. Aktivitas berfoto menjadi daya tarik di pantai
Balekambang ini keindahan alam pantainya ditambah dengan adanya pure dan
jembatan di pantai ini menjadi daya tarik juga untuk aktivitas berfoto.
e. Water Sport
Hasil kuisioner penelitian persepsi wisatawan Pantai Balekambang menunjukan
aktivitas Water Sport masih kurang. Memang kondisi dari ombak dan geografis pantai
Balekambang tidak memungkinkan untuk adanya aktivitas water sport.
f. Sightseeing
Hasil kuisioner penelitian persepsi wisatawan Pantai Balekambang menunjukan
aktivitas Sightseeing sudah cukup baik.adanya penataan wilayah Pantai Balekambang
dirasa perlu untuk menambah nilai estetika dan kenyamanan di wilayah pantai
Balekambang.
C. Kepuasan Sarana Dan Prasaran
BAIK BURUK
D. Safety Procedure
30
25
20
15
10
0
PENJAGA PANTAI FASILITAS KESEHATAN PEMBATAS GARIS JALUR EVAKUASI
PANTAI
E. Kepuasan Pengunjung
Dari hasil survey menunjukan bahwa wisatawan setuju dengan beberapa aspek
kepuasan pengunjung, terutama aspek makanan.
F. Pengeluaran Wisatawan
G. Anggaran Pengeluaran
Wisatawan
Hotel -
makan Rp 47.368
rekreasi Rp 135.368
Transport Rp 161.842
Souvenir Rp 94.000
Total Rp 438.578
Keterangan:
Hasil dari tabel di atas merupakan perhitungan rata-rata dari keseluruhan
responden yang kami survey. Dari 41 responden hanya 19 orang yang mengisi point
ini karena sebagian besar wisatawan hanya berkunjung kurang dari satu hari dan tidak
menginap.
2.3 Data Budaya
2.3.1 Budaya dan Kearifan Lokal
A. Sistem Religi
- Kepercayaan Agama
Mayoritas penduduk Desa Srigonco menganut Islam dengan persentase 99,9%
dan 1% menganut Kristen (BPS Kabupaten Malang, 2017). Sikap toleransi antar
agama terbilang tinggi dan dapat dilihat dari keberadaan pura Amerta Jati yang
merupakan tempat peribadatan umat Hindu di Pantai Balekambang yang sudah berdiri
selama 33 tahun dan juga Sumur Pitu yang dianggap sebagai tempat suci. Walaupun
tidak ada masyarakat desa sekitar yang memeluk agama Hindu, tetapi tetap
menghargai perbedaan kepercayaan yang ada.
- Ritual/Acara Keagamaan
Ritual yang rutin dilaksanakan di Pantai Balekambang adalah ritual Melasti atau
Jalanidhi Puja yang merupakan rangkaian acara dari perayaan Hari Raya Nyepi.
Melasti dilakukan tiga hari sebelum puncak perayaan Hari Raya Nyepi. Melasti
merupakan ritual yang bermakna membersihkan benda-benda pusaka dan membawa
sesaji serta diiringi alunan musik yang bertalu-talu. Ritual ini dilakukan oleh umat
Hindu se-Malang Raya dan terbuka untuk wisatawan yang ingin melihat dan
menyaksikan jalannya ritual tersebut. Selain itu, terdapat ritual untuk memperingati 1
Suro atau tahun baru Islam yaitu Larung Sesaji Laut. Ritual Larung Sesaji ini
dilaksanakan oleh Desa Srigonco yang merupakan wujud rasa syukur masyarakat desa
atas limpahan rezeki dan berkah yang telah diberikan.
D. Kesenian
- Tempat Kebudayaan
Pantai Balekambang memiliki tempat dalam menyelenggarakan kegiatan-
kegiatan kesenian, yaitu di Pendopo. Akibat banjir, pendopo itu rubuh dan sampai saat
ini belum dibetulkan. Bekas pendopo masih terlihat di tengah-tengah pesisir pantai
yaitu berupa ubin-ubin berbentuk seperti panggung. Awalnya pendopo ini memiliki
kapasitar sekitar 500 orang dan yang mengelolanya adalah PD Jasa Yasa. Setiap kali
akan ada acara atau festival yang akan diselenggarakan di Pantai Balekambang, harus
meminta izin terlebih dahulu kepada PD Jasa Yasa. Sampai saat ini belum ada
anggaran baik dari pemerintah maupun kampung sekitar untuk pemeliharaan tempat
tersebut, pendopo yang sudah rubuh dibiarkan rusak tidak direnovasi. Biasanya
kegiatan yang dilakukan di tempat tersebut adalah pertunjukan kesenian khas jawa
seperti tar-tarian, ludruk, hingga wayang.
- Relief/Patung
Tidak terdapat relief ataupun patung peninggalan jaman dahulu yang
menggambarkan sebuah cerita di masa lampau. Relief candi yang ada di Pura Amerta
Jati pun meniru dari pura-pura yang ada di pulau Bali. Pedagang yang ada di sekitar
pantai merupakan masyarakat pendatang yang berasal dari desa Sumber Bening dan
tidak menetap di Pantai Balekambang, melainkan setelah berdagang, mereka kembali
ke desanya masing-masing. Banyaknya pendatang mengakibatkan tidak ada relief atau
patung yang otentik dari Pantai Balekambang
- Lukis dan Gambar
Di Pantai Balekambang tidak terdapat lukisan atau gambar yang mengisahkan
kampung sekitar karena sejak dulu di sekitar pantai tidak ada masyarakat yang hidup
menetap dan membuat sebuah karya seni. Cinderamata yang terdapat di Pantai
Balekambang bentuknya serupa dengan cinderamata yang ada di pantai-pantai lain.
Masyarakat di sekitar Pantai Balekambang pun mayoritas pendatang dari daerah lain
dan kurang memiliki jiwa seni yang dapat membuat suatu karya dan menjadi ciri khas
Pantai Balekambang.
- Musik
Kesenian musik yang terdapat di Pantai Balekambang sama dengan kesenian
musik lainnya seperti gamelan jawa dan orkes dangdut. Gamelan jawa biasa dimainkan
ketika upacara Melasti yang dilaksanakan oleh umat hindu se-Malang Raya di Pantai
Balekambang.
- Pagelaran/drama/festival
Festival yang biasa dilaksanakan di Pantai Balekambang adalah upacara Melasti.
Upacara ini merupakan rangkaian acara menyambut hari raya Nyepi dan dilakukan
oleh umat hindu se-Malang Raya. Biasanya, umat hindu membersihkan diri beserta
benda-benda pusaka dengan tujuan mensucikan diri dari segala perbuatan buruk pada
masa lalu dan membuangnya ke laut. Acara ini juga biasanya dirangkai dengan
sejumlah acara seperti tari-tarian, ludruk, hingga pertunjukan wayang dan bertempat di
Pantai Balekambang dengan Pura Amerta Jati sebagai latar belakangnya. Baik
masyarakat lokal maupun masyarakat luar dengan antusias mengikuti rangkaian acara
dan ikut meramaikan acara ini. Penetapan Pantai Balekambang sebagai kawasan
wisata tidak menyebabkan perilaku masyarakat lokal untuk mengkhususkan wisatawan
yang datang, tidak ada ritual atau aktivitas yang dilakukan guna menyambut
wisatawan. Jika yang datang merupakan pejabat atau jajaran pemerintah, hanya
dilakukan penyambutan seperti biasa saja, tidak ada hal yang dikhususkan.
- Kerajinan
Di Pantai Balekambang tidak terdapat kerajinan yang dihasilkan oleh masyarakat
setempat. Masyarakat yang terdapat di sekitar Pantai Balekambang mayoritas
merupakan pendatang dan berprofesi sebagai nelayan, petani, pedagang dan peternak.
Sebagai pendatang, tujuan utamanya tentulah untuk meningkatkan pendapatan dan
penghidupan yang lebih baik, sehingga tidak terfikir untuk membuat sebuah kerajinan
yang akan menjadi ciri khas dari Pantai Balekambang.
3 Terdapat bukit yang bisa Masyarakat masih belum Perlu adanya edukasi
dimanfaatkan untuk bisa untuk memanfaatkan dari pengelola supaya
aktivitas rekreasi segala potensi yang ada. masyarakat dapat
(paralayang). menciptakan dan
mengelola aktivitas
pada bukit tersebut,
seperti paralayang.
No Nama Deskripsi
Potensi Kendala
No Nama Deskripsi
Potensi Kendala
3.1.7 Geomorfologi
2 Bentukan dan Potensi wisata dari Batuan karang yang ada Melakukan
jenis batuan kondisi jenis batuan di pulau ismoyo lama perawatan dan
yang ada di pantai lama akan terkikis pengkontrolan untuk
balekambang disini seiring ombak yang bebatuan yang ada
hanya bisa menerjang kebatuan di sekitar pantai agar
digunakan sebagai tersebut. tidak rusak oleh
aktivitas wisata kegiatan berfoto
berfoto bagi yang dilakukan oleh
wisatawan karena wisatawan
bentuk batu yang
sangat unik dan
besar2 bisa
digunakan sebagai
aktivitas wisata
berfoto.
3 Garis Meminimalisir Ancaman paling bahaya Menghimbau dan
sesar/patahan terjadinya bencana yaitu adanya pertemuan mengedukasi
alam gempa karena antaralempeng Eurasia masyarakat dengan
daerah pantai dan indoaustralia di potensi bencana
balekambang ini Samudera Hindia yang yang kemungkinan
tidak dilalui oleh berpotensi bisa terjadi. Serta
sesar atau patahan menimbulkan tsunami. memberikan edukasi
sehingga daerah pula kepada
balekambang tidak wisatawan dalam
terlalu banyak bentuk papan
berpotensi terkena peringatan.
bencana gempa
bumi
5 Karakteristik Warna pasir yang Tekstur pasir yang tidak Bagi wisatawan
tanah cukup indah halus dan juga yang tidak terlalu
sehingga dapat permukaannya yang nyaman dengan
memanjakan tidak rata sehingga tekstur pasir bisa
pandangan membuat kurang memilih untuk
wisatawan nyaman untuk bermain berpiknik di sekitar
pasir pantai di sekitar pantai
pantai balekambang
3.1.8 Demografi Penduduk dan Aktivitas Masyarakat
DATA PRESEPSI
POTENSI KENDALA SOLUSI
MASYARAKAT
1. Masyarakat ramah terhadap 1. Belum ada SOP dalam 1. Membuat SOP dengan jelas agar
wisatawan. melayani wisatawan untuk diterapkan oleh seluruh pihak
2. Masyarakat cukup peduli para pedagang. Hal ini 2. Masyarakat harus diberikan pelatihan
dan perhatian terhadap menjadikan pelayanan hanya dalam melayani dan menangani keluhan
berbagai keluhan dari tergantung pada karakter wisatawan
wisatawan karena mereka individu itu sendiri. 3. Masyarakat harus diberikan pelatihan
sering mendengar berbagai 2. Masyarakat masih belum dalam melayani wisatawan.
keluhan dari wisatawan. terlalu siap dalam melayani
3. Komunikasi dengan dan menangani keluhan
wisatawan lokal cukup baik wisatawan
dan bisa dimengerti. 3. Keterampilan dan
kecakapan dalam melayani
wisatawan masih kurang
baik.
4. Komunikasi dengan
wistawan nonlokal kurang
baik. Hal ini dikarenakan
masih terlalu sering
menggunakan bahasa Jawa
yang tidak dimengerti
wisatawan dari luar suku
Jawa.
1. • Keadaan air laut yang Terumbu karang yang masih Mengadakan aktivitas
masih bersih dan terjaga terjaga menjadikan aktivitas snorkeling, tetapi
karena terumbu karang wisata berbasis air di pantai dipandu dengan guide
masih bagus. balekambang menjadi tidak agar bisa mengawasi
• Gulungan ombaknya bisa dimanfaatkan. terumbu karang
cocok untuk dijadikan
aktifitas surfing.
• Datarannya tergolong
landai, jadi dapat
dimanfaatkan sebagai
aktifitas wisata di pantai
balekambamng. Contoh :
volly pantai, foto,
sightseeing, bermain
layang-layang, dll.
2. Bisa dimanfaatkan sebagai
wisata bahari.
3. Sumber air dari sumur pitu Jika terjadi pasang maka
dapat dijadikan sumber air sumur yang digali oleh
utama di pantai warga akan bercampur
balekambang. dengan air laut (intrusi).
4. Dengan adanya ekosistem
estuaria menjadikan flora
dan fauna yang ada di
sungai masih terjaga.
5. Batuan yang terdapat di Karena bentuknya yang Demi keselamatan
Pantai Balekambang dapat tajam dan runcing akan wisatawan sebaiknya
dijadikan potensi, berbahaya bagi manusia tidak membuat
contohnya ada nya batuan yang melakukan aktivitas aktvitas wisata di
karst yang bedar dan kuat wisata di dekat karst. dekat karst karena
dapat dibangun pura yang resiko yang diambil
menjadi atraksi utama di sangat fatal.
Balekambang. Kemudian
sifat batuan karst yang kuat
dipinggir pantai sehingga
tidak mudah terjadi abrasi
6. Akibat dari pertemuan Memperbanyak
lempeng tersebut maka aktivitas di pinggir
aktivitas yang dapat pantai, seperti spot-
dilakukan di pantai sangat spot untuk foto,
minim. bermain layangan dan
aktivitas-aktivitas lain
yang aman untuk
dilakukan di pinggir
pantai.
Memancing Alat
memancing,
umpan, ember,
dan jala