Anda di halaman 1dari 43

Penyusunan Dokumen

Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa


Kab. Konawe Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Eksistensi Pantai Taipa di desa Taipa Kecamatan Lembo
merupakan aset parawisata yang bernilai tinggi bagi masyarakat
Sulawesi Tenggara khususnya bagi masyarakat kota Kendari, Konawe,
Konawe selatan dan Konawe utara. Konawe utara sendiri merupakan
kabupaten yang memiliki presentase minat yang tinggi terhadap wisata
pantai termasuk pantai Taipa. Selain Wisatawan dari Sulawesi Tenggara
Wisatawan lokal Indonesia bahkan manca negara menjadikan pantai
Taipa sebagai salah satu opsi wisata pantai untuk menikmati keindahan
pantai dan komponen hayati disekitarnya. Kegiatan berwisata seperti
halnya wisata Pantai memiliki dampak positif yaitu mampu untuk
menciptakan suasana kehidupan yang aktif dan hidup sehat lahir dan
batin.
Masifnya minat masyarakat domestik yang belum didukung dengan
fasilitas penunjang yang sesuai untuk mewadahi aktivitas Wisatawan
yang mengakibatkan terjadi ketidakseimbangan antara jumlah
Wisatawan dengan minimnya sarana dan prasaran yang mampu untuk
menunjang Kawasan wisata pantai tersebut.sehingga sangat diperlukan
suatu konsep gagasan yang untuk mengembangkan potensi alam dalam
menata Kawasan wisata pantai yang pembangunannya diharapkan
dapat mendukung nilai-nilai social budaya yang kemudian
meningkatkan nilai ekonomi pada daerah yang memiliki Kawasan wisata
pantai tersebut.
Pantai Tanjung Taipa merupakan salah satu pantai di Kabupaten
Konawe Utara yang memiliki objek agrowisata di tepi pantai. Objek
Agrowisata Pantai Tanjung Taipa yang berada di Desa Taipa, Kecamatan
Lembo, Kabupaten Konawe Utara, merupakan salah satu pantai yang
sangat indah di Konawe Utara. Selain hamparan pasir putihnya,
terdapat bukit batuan kars, vegetasi flora dan fauna yang terdapat di
pantai tersebut juga sangat menarik bagi para pengunjung. Vegetasi

LAPORAN AKHIR
I-1
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
hutan bakau (Rhizophora sp, Bruiguera sp,) masih cukup terpelihara
dengan habitat burung pantai yang sangat eksotik. Objek Wisata Pantai
Tanjung Taipa merupakan salah satu obyek wisata andalan bagi
Kabupaten Konawe Utara, namun belum dikembangkan seluruh
potensinya, hanya dibiarkan apa adanya dan sangat bersifat alami,
artinya bahwa belum adanya fasilitas unggulan yang dapat di tawarkan
pada wisatawan. Pantai Tanjung Taipa memiliki kondisi air yang relatif
tenang dan mempunyai letak yang strategis, yaitu terletak di jalan trans
Sulawesi sehingga para wisatawan yang melintas dapat dengan mudah
untuk menikmati pemandangan pantai di Tanjung Taipa. Selain itu
wisata pantai, Tanjung Taipa juga memiliki tebing Taipa dan hutan
Mangrove yang juga merupakan destinasi wisata yang tentunya akan
menarik minat pengunjung.
Destinasi wisata saat ini tentunya menjadi sektor krusial yang
terus mendapat perhatian dari pemerintah. Hal itu direpresentasikan
dengan adanya peraturan menteri pariwisata dan ekonomi kreatif terkait
optimalisasi destinasi wisata yang berkelanjutan . Kekayaan alam pantai
taipa yang merupakan aset nasional dengan segala potensi keindahan
pantai serta folra dan fauna didalamnya harus didukung dengan
perancangan yang mampu mewadahi peraturan pemerintah tersebut
guna tercapainya destinasi wisata yang berkelanjutan pada pengelolaan
wisata, keberlanjutam sosial ekonomi, Budaya dan mampu untuk
melestarikan lingkungan. Meskipun demikian,masih terdapat beberapa
masalah di Tanjung Taipa yang harus menjadi fokus dalam
pengembangan yaitu kondisi sarana dan prasarana, serta perlunya
pengoptimalan pengembangan objek wisata seperti hutan mangrove dan
wisata tebing.
Perencanaan dan perancangan yang direkomendasikan pada pantai
Taipa di Kabupaten Lembo merupakan suatu konsep yang dapat
memberikan fasilitas yang aman dan juga dapat mendukung kegiatan
pariwisata serta memasukkan nilai kearifan lokal sehingga menjadi
magnet nilai ekonomis bagi kawasan wisata tersebut sehingga dapat
dikembangkan secara berkelanjutan.

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari Penyusunan Master Plan Kawasan Agrowisata
Tanjung Taipa Kabupaten Konawe Utara yaitu terciptanya dokumen
rencana pembangunan Kawasan Agrowisata Pantai Tanjung Taipa
sebagai Destinasi Wisata Unggulan yang terstruktur, sistematis dan
berkelanjutan
Adapun tujuan penyusunan Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kabupaten Konawe Utara adalah:
1. Agar pemerintah daerah Kabupaten Konawe Utara dan
Pemerintah Desa memiliki dokumen perencanaan pembangunan
pariwisata unggulan daerah yang berkesinambungan dengan
menyelaraskan kebijakan pembangunan kecamatan maupun
kabupaten
2. Sebagai dasar/pedoman kegiatan pembangunan destinasi wisata
unggulan.
3. Sebagai masukan dalam penyusunan dan pemanfaatan anggaran
pembangunan daerah.
1.3 SASARAN
Sasaran penyusunan MasterPlan Agrowisata Tanjung Taipa
Kabupaten Konawe Utara adalah :
1. Teridentifikasinya permasalahan, potensi pariwisata alam, serta
peran serta masyarakat terhadap pengembangan wisata pantai.
2. Terciptanya Zonasi Objek wisata alam.
3. Terciptanya Rencana Detail Tata Ruang Pariwisata.
4. Tersajinya data dan informasi ruang kawasan yang akurat dan
actual.
5. Mewujudkan keterpaduan program pembangunan antar kawasan
maupun dalam kawasan.
6. Terkendalingan pembangunan kawasan strategis dan fungsi
kawasan, baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat.
7. Mendorong investasi masyarakat di dalam kawasan.

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
8. Terkoordinasinya pembangunan kawasan antara pemerintah dan
masyarakat.
1.4 MANFAAT
Manfaat penyusunan Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kabupaten Konawe Utara adalah :
1. Data dan informasi hasil identifikasi yang terkait dengan potensi
sumberdaya pariwisata di pantai tanjung taipa kabupaten Konawe
Utara dalam bentuk deskriptif, spatial dan visualisasi
2. Rekomendasi dan saran tindak lanjut yang dapat mendukung
arah pengembangan potensi sumberdaya wisata Pantai Tanjung
Taipa Kabupaten Konawe Utara.
1.5 DASAR HUKUM DAN PEDOMAN PELAKSANAAN
Dasar hukum dan pedoman pelaksanaan penyusunan master plan
agrowisata tanjung taipa kabupaten konawe utara adalah sebagai
berikut:
1. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang.
2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk
dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang.
7. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2009
tentang Pedoman Persetujuan Substansi dalam Penetapan
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota beserta Rencana Rinciny
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12 Tahun 2009
tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka
Non Hijau (RTNH) di Wilayah Perkotaan/Kawasan Perkotaan.
10. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang / Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2021
Tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi, dan
Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang.
11. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang / Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pedoman
Penyusunan Basis Data Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi, Kabupaten dan Kota, Serta Peta Rencana Detail Tata
Ruang Kabupaten/Kota.
12. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 02 Tahun
2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2014-2034.
13. Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Utara No. 20 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Konawe Utara
Tahun 2012-2032.
1.6 RUANG LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup kegiatan penyusunan MasterPlan Agrowisata
Tanjung Taipa Kabupaten Konawe Utara. Ruang lingkup pekerjaan pada
kegiatan ini sangat terkait dengan sistem pelaporan yang akan diberikan
pihak Konsultan kepada instansi pemberi kerja, dimana pelaporan
pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari beberapa bagian. Sedangkan
tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai
rangkaiannya, adalah:

1. Lingkup Kegiatan.

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
Lingkup kegiatan pada penyusunan dan pelaksanaan
Penyusunan Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa, sebagai
berikut :
a. Melakukan survey dan inventarisasi Kawasan.
b. Menyusun Rencana Pembangunan pariwisata.
c. Menyesuaikan dan mengintegrasikan Rencana Tata Ruang.
d. Menyusun Grand Desain pariwisata.
2. Lingkup Pelaksanaan penyusunan dan pelaksanaan Penyusunan
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa, sebagai berikut :
a. Persiapan teknis pelaksanaan yang meliputi :

- Penyimpulan data awal.

- Penyiapan metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan.

- Penyiapan rencana kerja rinci.

- Penyiapan perangkat survei (checklist data yang


dibutuhkan, panduan wawancara, kuesioner, panduan
observasi, dokumentasi, dan lain-lain), serta mobilisasi
peralatan dan personil yang dibutuhkan.
b. Hasil dari kegiatan persiapan meliputi :

- Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang yang sudah


disusun.
- Metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan yang akan
digunakan.
- Rencana kerja pelaksanaan pembangunan.

- Perangkat survei data primer dan data sekunder yang akan


digunakan pada saat proses pengumpulan data dan
informasi (survei).
3. Pengumpulan Data
Dalam Penyusunan Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
dibutuhkan pengumpulan data primer maupun sekunder dalam
mencapai hasil perencanaan yang sesuai dengan Norma, Standar,
Pedoman dan Kebijakan pembangunan berkelanjutan.

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
a. Data Primer, terdiri atas :
- aspirasi masyarakat, termasuk pelaku usaha dan
komunitas adat serta informasi terkait potensi dan masalah
penataan ruang yang didapat melalui metode: penyebaran
angket, forum diskusi publik, wawancara orang per orang,
kotak aduan, dan lainnya.
- kondisi dan jenis guna lahan/bangunan, intensitas ruang,
serta konflikkonflik pemanfaatan ruang (jika ada), maupun
infrastruktur perkotaan yang didapat melalui metode
observasi lapangan, dan
- kondisi fisik dan sosial ekonomi desa secara langsung
melalui kunjungan ke semua bagian dari wilayah.
b. Data sekunder, terdiri atas:
- data Teresterial/Topograpi

- data dan informasi kependudukan

- data Geologi dan Geomorfologi

- data ekosistem pesisir

- data infrastruktur

- data pemanfaatan lahan daratan (Land Use)

- data dan informasi bidang sumber daya alam

- data dan informasi bidang pariwisata dan ekonomi kreatif

- data dan informasi bidang ekonomi masyarakat

- data dan informasi bidang kelembagaan dan pembinaan


desa
- data dan informasi bidang kualitas dan pelayanan
lingkungan
- data dan informasi kebencanaan.
4. Pengolahan Data untuk pekerjaan Penyusunan Master Plan
Agrowisata Tanjung Taipa bersifat komputerisasi yang dihasilkan

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
dalam bentuk format (Word, Excel, Shapefile, Civil 3D (Autodesk),
JPG dan PDF). Adapun tahap-tahap pengolahan data yaitu:
Adapun tahap-tahap pengolahan data yaitu:
a. Tahap Pengolahan Data Survey dan Inventarisasi
b. Tahap Analisa dan Perencanaan
5. Analisa Data
Pengolahan dan analisis data untuk Penyusunan Master Plan
Agrowisata Tanjung Taipa meliputi:
a. Analisis persepsi dan preferensi
b. Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Kawasan
c. Analisis penggunaan lahan (land use)
d. Analisis Ekonomi
6. Perencanaan
Pada tahap ini, dari hasil analisis maka akan diketahui apa saja
yang akan direncanakan pada tapak, seperti perencanaan
aksesibilitas, sirkulasi di dalam tapak, zonasi, aktivitas dan
fasilitas, vegetasi dan hardscape. Semua rencana tersebut dibuat
berdasarkan hasil pertimbangan dari konsep dan pengembangan
konsep yang telah dibuat.
a. Sintesis
Tahap sintesis merupakan lanjutan dari tahap analisis data
yang menjadi acuan untuk membuat zonasi pengembangan
tapak dengan menyelesaikan permasalahan yang ada pada
tapak. Dalam tahap ini dilakukan penyesuaian antara data
spasial dan data deskriptif yang ada lalu dilanjutkan dengan
rencana program kebutuhan ruang, fungsi, dan hubungan
antar ruang. Hasil akhir dari tahap sintesis berupa zonasi
yang akan dikembangkan menjadi konsep.
b. Konsep
Konsep merupakan pengembangan dari hasil-hasil analisis-
sintesis (alternatif terpilih). Konsep terdiri atas konsep dasar
dan konsep pengembangan (konsep tata ruang, konsep tata

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
hijau, konsep sirkulasi, konsep fasilitas, konsep utilitas dan
sebagainya).
c. Perancangan Lansekap
Tahap ini merupakan tahapan desain, yaitu pengaplikasian
konsep ke dalam tapak. Desain memuat lebih detail dalam hal
ukuran, jenis, skala, jumlah dan warna. Hasil akhir dari
perancangan berupa detail potongan dan tampak, utilitas,
konstruksi, planting plan serta detail plan. Bentuk yang
dihasilkan dari kegiatan tahap ini berupa rencana lanskap
secara tertulis dan bergambar dalam bentuk 2D, 3D hingga
animasi. Tahap perancangan/desain (design) yaitu:
- Diagram fungsi ideal (Ideal Functional Diagram)

- Diagram fungsi keterhubungan tapak (Site-Related


Functional Diagram)
- Rencana konsep (Concept Plan)

- Studi tentang komposisi bentuk (Form Composition Study)

- Desain awal (Preliminary Master Plan)

- Rencana induk (Master Plan)

Gambar 1.1. Metode Penyusunan Master Plan


1.7 KELUARAN
Adapun hasil yang diharapkan (output) pada penyusunan dan
pelaksanaan Penyusunan Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kabupaten Konawe Utara, adalah sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
1. Tersedianya kajian pengaruh Kebijakan, Rencana, dan/atau
Program terhadap kondisi lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan.
2. Tersedianya rumusan alternatif penyempurnaan Kebijakan,
Rencana, dan/atau Program.
3. Tersedianya rumusan rekomendasi perbaikan untuk pengambilan
keputusan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.
1.8 RONA WILAYAH PERENCANAAN
1.8.1 Rona Wilayah Kabupaten Konawe Utara
1.8.1.1. Kondisi Geografis Kabupaten Konawe Utara
Kabupaten Konawe Utara adalah sebuah kabupaten
di Provinsi Sulawesi Tenggara. Ibu kotanya adalah
Wanggudu. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang –
Undang Nomor 13 Tahun 2007 pada tanggal 2 Januari 2007
dan Penjabat Sementara dilantik pada tanggal 2 Juli 2007.
Kabupaten Konawe Utara adalah 1 dari 16 usulan
pemekaran kabupaten/kota yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada tangga 8
Desember 2006.
Secara geografis Kabupaten Konawe Utara terletak di
bagian selatan Khatulistiwa, melintang dari Utara ke
Selatan antara 02°97’ dan 03°86’ LS, membujur dari Barat
ke Timur antara 121°49’ dan 122°49’ BT. Kabupaten
Konawe Utara memiliki luas wilayah sebesar 5.003,39 Km2
atau sekitar 13,38 persen dari luas wilayah Provinsi
Sulawesi Tenggara. Sedangkan luas wilayah perairan laut
(termasuk perairan Kabupaten Konawe dan Kabupaten
Konawe Selatan) ±11.960Km² atau 10,87 persen dari luas
perairan Sulawesi Tenggara. Secara administrasi Kabupaten
Konawe Utara berbatasan dengan:

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Morowali
(Provinsi Sulawesi Tengah) dan Kecamatan Routa
(Kabupaten Konawe).
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Morowali
(Provinsi Sulawesi Tengah) dan Laut Banda.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan
Bondoala, Kecamatan Amonggedo, Kecamatan Meluhu,
Kecamatan Anggaberi, Kecamatan Tongauna dan
Kecamatan Abuki (Kabupaten Konawe).
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Latoma
Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka Utara.
Secara administrasi Kabupaten Konawe Utara terdiri
dari 13 kecamatan. Untuk data luas wilayah Kecamatan di
Kabupaten Konowe Utara dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1. Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Konawe
Utara
NO KECAMATAN LUAS (KM2) PERSENTASE (%)
1 Sawa 93,76 1,84
2 Motui 61,30 1,2
3 Lembo 78,12 1,53
4 Wawolesea 149,40 2,93
5 Lasolo 139,40 2,73
6 Lasolo Kepulauan 62,42 1,22
7 Molawe 365,06 7,16
8 Andowia 595,90 11,68
9 Asera 863,32 16,92
10 Oheo 738,50 14,48
11 Langgikima 476,75 9,38
12 Landawe 603.53 11,83
13 Wiwirano 986,06 17,14
JUMLAH 5.003,39 100
Sumber : Kabupaten Konawe Utara Dalam Angka Tahun 2023
Berdasarkan tabel diatas, Kecamatan Wiwirano
adalah kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
yaitu 968,06 km2 atau 19,34 persen dari seluruh wilayah
Kabupaten Konawe Utara. Sedangkan kecamatan dengan
luas wilayah yang paling sempit adalah Kecamatan Motui
dengan luas 61,30 km2 atau hanya 1,22 persen dari luas
Kabupaten Konawe Utara.

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara

Gambar 1.1.

Peta Administrasi Kabupaten Konawe Utara

LAPORAN AKHIR
I-13
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
1.8.1.2. Potensi Wisata Kabupaten Konawe Utara
Kabupaten Konawe Utara merupakan sebuah
Kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Tenggara
dengan Ibu Kota Wanggudu. Kabupaten ini mempunyai
keindahan alam yang sangat luar biasa, tak kalah dengan
wisata alam lainnya di Sulawesi Tenggara.
Kekayaan alam Konawe Utara memang tidak bisa
dipandang sebelah mata, selain wisata alam, Konawe Utara
juga sangat terkenal dengan potensi pertambangan. Tak
heran kalau banyak investor asing masuk ke Konawe Utara
untuk berinvestasi. Namun kali ini, kita tidak akan
membahas tentang potensi pertambangannya.
Jenis wisata yang dimiliki Konawe Utara seperti
wisata air terjun, wisata Pantai, wisata danau, wisata minat
khusus, wisata budaya - sejarah dan wisata selam. Dari
potensi tersebut, berikut Tabel Potensi Wisata di Kabupaten
Konawe Utara
Tabel 1.2. Potensi Wisata di Kabupaten Konawe Utara
No Destinasi Wisata Lokasi
1. Air Terjun Lameoru Desa Kota Maju dan Desa
Lameoru, Kecamatan Ohoe.
2. Air Terjun Matapila Desa Matapila, Kecamatan Lasolo.

3. Air Terjun Lamesou Desa Lametono, Kecamatan Lasolo

4. Air Terjun Wawondiku Desa Awila Puncak, Kecamatan


Lalombundi Lasolo, Kabupaten Konawe Utara
5. Air Terjun Paralahuone Desa Tetewatu, Kecamatan
Wiwirano
6. Telaga Biru Oheo Desa Sambandante, Kecamatan
Oheo.
7. Pulau Labengki Desa Labengki, Kecamatan Lasolo.

8. Pantai Taipa Desa Taipa, Kecamatan Lembo.

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
No Destinasi Wisata Lokasi
9. Pantai Pudonggala Desa Pudonggala, Kecamatan
Sawa.
10. Pemandian Air Panas Wawolesea Desa Wawolesea, Kecamatan
Lasolo.
11. Tebing Linomiyo Desa Linomoiyo, Kec. Oheo

12. Gua Tengkorak Anawai Desa wawontoaho, Kecamatan


wiwirano, Kabupaten Konawe
Utara
13. Goa Kota Langgai Kelurahan Lembo, Kecamatan
Lembo.
14. Puncak Gunung Pariama Desa Sabandete, Kecamatan Oheo

1.8.2 Rona Wilayah Kecamatan Lembo


1.8.2.1. Kondisi Geografis Kecamatan Lembo
Kecamatan Lembo merupakan salah satu kecamatan
yang terletak di Kabupaten Konawe Utara yang telah
terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 03 Tahun
2010 tentang pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II di
Provinsi Sulawesi Tenggara. Kecamatan Lembo merupakan
ibukota Konawe Utara yang memiliki luas 78,12 km 2 atau
1,56 persen dari luas wilayah Kabupaten Konawe Utara.
Secara geografis Kecamatan Lembo melintang dari

Utara ke Selatan antara 02o97’ dan 03o86’ lintang Selatan,

membujur dari Barat ke Timur antara 121o49’ dan 122o49’


bujur Timur. Batas wilayah administrasi Kecamatan Lembo
sebagai berikut:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Laselo
 Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Konawe
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Konawe.

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
Kecamatan Lembo terdiri dari 11 (sebelas) desa dan 1
(satu) Kelurahan diantaranya : Desa Tongalino, Desa Taipa,
Desa Puusiambu, Desa Bungguosa, Desa Lembo, Desa Pasir
Putih, Desa Padeleu, Desa Puulemo, Desa Alo-Alo, Desa
Lapulu, Desa Laramo, dan Desa Watu Wula. Luas wilayah
menurut Desa dan Kelurahan sangat beragam. Desa Lembo
merupakan wilayah desa yang terluasyaitu seluas 13,56 km 2,
sedangkan wilayah desa terkecil adalah Desa Pasir Putih.
Rincian luas masing-masing Desa/Kelurahan di Kecamatan
Lembo dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.3. Luas Wilayah Administrasi Kecamatan Lembo
NO DESA/KELURAHAN LUAS (KM2) PERSENTASE (%)
1 Tongalino 5,94 6,94
2 Taipa 4,57 5,56
3 Puusiambu 4,26 5,56
4 Bungguosu 8,03 11,11
5 Lembo 13,56 18,06
6 Pasir Putih 3,75 4,17
7 Padaleu 5,01 6,94
8 Puulemo 11,71 15,28
9 Alo-Alo 7,47 9,72
10 Lapulu 4,62 5,56
11 Laroma 5,24 6,94
12 Watu Wula 13,96 4,17
JUMLAH 78,12 100
Sumber : Konawe Utara dalam Angka Tahun 2023

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara

Gambar 1.2. Peta Administrasi Kecamatan Lembo

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
1.8.2.2. Potensi Wisata Kecamatan Lembo
Kecamatan Lembo merupakan wilayah yang
menyimpan salah satu potensi wisata yang masuk program
segitiga berlian. Adapun potensi wisata yang terdapat di
Kecamatan limbo yaitu:
Tabel 1.4. Potensi Wisata di Kecamatan Lembo
No Destinasi Wisata Lokasi
1. Pantai Taipa Desa Taipa.
2. Goa Kota Langgai Kelurahan Lembo.

1.8.3 Rona Wilayah Tanjung Taipa


Secara geografis kawasan Agrowisata Tanjung Taipa terletak
di Desa Taipa, Desa Tongalino dan Desa Tudungano kecamatan
Lembo di utara Kabupaten Konawe Utara, melintang dari Utara ke
Selatan antara 122,3886 lintang Selatan, membujur dari Barat ke
Timur antara 3,7348 bujur Timur. Luas Wilayah Kawasan
Agrowisata Tanjung Taipa Yaitu 192 Ha. Tanjung Taipa Berada
pada ketinggian 27 diatas permukaan laut (dpl).
Adapun batas-batas administratif wilayah penelitian di
kawasan Agrowisata Tanjung Taipa ini sebagai berikut:
 Sebelah Utara berbatasan dengan laut Banda
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Konawe
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sawa
 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Lapulu

LAPORAN AKHIR
I-19
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara

Gambar 1.3. Peta Administrasi Kawasan Tanjung Taipa

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara

Gambar 1.4.

Peta Orientasi Agrowisata Tanjung Taipa

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
1.8.2.3. Data Fisik Wilayah Agrowisata Tanjung Taipa
A. Topografi dan Kemiringan Lereng
Topografi pada area objek kawasan wisata pantai tanjung
taipa memiliki eksisting topografi yang berbukit dan
bergelombang yang mengelilingi dataran rendah. Namun pada
site lokasi penelitian eksisting permukaan relatif datar
disebabkan berada pada pesisir pantai. Berdasarkan peraturan
Menteri kelautan dan perikanan republic Indonesia nomor Nomor
21/Permen-Kp/2018 Tentang Tata Cara Penghitungan Batas
Batas Pantai mendeskripsikan bahwa luas garis sempadan pantai
setidaknya 100 meter menuju daratan dari titik pasang tertinggi.
Tabel 1.5. Data Ketinggian Kawasan Agrowisata Tanjung Taipa
GARIS
DESA/KELURAHAN KETINGGIAN
BUJUR (°E) LINTANG (°S)
(mdpl)
Taipa 3,7348 122,3886 >27
Sumber : Konawe Utara dalam Angka Tahun 2022
Tabel 1.6. Data Kemiringan Lereng Kawasan Pantai Tanjung
Taipa berdasarkan Luasnya Tahun 2023
No. Kemiringan Luas (Ha)
1. 4-5 82.69
2. 5-25 66.39
3. >100 2.67
4. 500-100 9.92
5. 25-50 7.44
Sumber : DEM Alos Palsar Tahun 2021

LAPORAN AKHIR
I-22
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara

Gambar 1.5. Peta Topografi Kawasan Agrowisata Tanjung Taipa

LAPORAN AKHIR
I-23
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
B. Geologi

Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses


pembentukan materi-materi penyusun bumi. Perkembangan
ilmu geologi sangat penting dalam upaya pemanfaatan lahan,
dimana geologi merupakan sumber dari tanah-tanah yang
dimanfaatkan oleh manusia yang ada dipermukaan bumi.
Keadaan bumi ini beserta material penyusunnya termasuk
proses-proses yang terjadi pada bumi telah menjadi objek studi
beberapa abad yang lalu.
Tipe geologi pada kawasan perencanaan dan perancangan
kawasan wisata pantai Taipa adalah bentuk 8 meluhu yang
terdiri dari batupasir, kuarsit, batu hitam, batuh merah dan
batusabak.

Tabel 1.7. Jenis Batuan Kawasan Pantai Tanjung Taipa


berdasarkan Luasnya Tahun 2023
No. Jenis Batuan Luas (Ha)
1. Endapan Permukaan Tak Bernama 103.40
2. Formasi Meluhu 66.02
Sumber : Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun
2023

LAPORAN AKHIR
I-24
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara

Gambar 1.6. Peta Geologi Kawasan Agrowisata Tanjung Taipa

LAPORAN AKHIR
I-25
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
C. Klimatologi
Kawasan Pantai Tanjung Taipa mempunyai iklim tropis
seperti sebagian besar daerah di Indonesia, dengan suhu rara-
rata sekitar 25,8–28,3 ºC. Demikian juga dengan musim, Pantai
Tanjung Taipa mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan
musim kemarau.
Pada umumnya musim hujan terjadi pada bulan Desember
sampai dengan Juni dimana angin yang mengandung banyak
uap air bertiup dari Benua Asia dan Samudra Pasifik sehingga
menyebabkan hujan. Sedangkan musim kemarau terjadi antara
Juli sampai November, pada bulan ini angin bertiup dari Benua
Australia yang sifatnya kering dan sedikit mengandung uap air.
Secara rata-rata, banyaknya hari hujan tiap bulan pada tahun
2021 adalah 14 hari dengan rata-rata curah hujan 214,38
mm3. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar
477,0 mm3 dengan jumlah hari hujan sebesar 16 hari hujan.
Jumlah curah hujan, hari hujan, dan disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 1.8. Data Curah Hujan Kawasan Agrowisata Tanjung Taipa
NO BULAN HARI HUJAN (HH) CURAH HUJAN(MM)
1 Januari 21 454
2 Februari 17 367
3 Maret 21 396
4 April 10 137
5 Mei 19 553
6 Juni 22 384
7 Juli 18 446
8 Agustus 25 611
9 September 19 417
10 Oktober 6 77
11 November 7 124
12 Desember 21 159
TOTAL 206 4.125
RATA RATA 17,17 343,75
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tahun 2023

LAPORAN AKHIR
I-26
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara

Gambar 1.7. Peta Curah Hujan Kawasan Agrowisata Tanjung Taipa

LAPORAN AKHIR
I-27
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
D. Jenis Tanah
Jenis Tanah di Kawasan Pantai Tanjung Taipa terdiri dari
jenis tanah organosol, tanah pedsolik, dan tanah regosol.
Perincian dan sebaran masing-masing jenis tanh di Kawasan
Pantai Tanjung Taipa diuraikan sebagai berikut:
a) Tanah Organosol
Tanah organosol merupakan salah satu jenis tanah yang ada
di Indonesia. Tanah prganosol merupakan tanah yang proses
pembentukannya dari hasil pembusukan bahan-bahan
organik. Tanah organosol ini biasnya dapat kita temui di
daerah rawa-rawa atau tempat-tempat yang selalu tergenang
oleh air. Kita dapat membayangkan bahwa tanah organosol
ini merupakan tanah yang sangat lembab bahkan bisa
dikatakan becek karena keberadaannya di sekitar
lingkungan berair.
b) Tanah Pedsolik
Tanah pedsolik merupak salah satu jenis tanah yang banyak
tersebar di Indonesia. Tanah ini terbentuk karena suhu
rendah dan curah hujan yang tinggi. Tanah ini juga
termasuk dalam kelompok tanah mineral tua dengan
karakteristik warna kemerahan atau kekuningan. Warna
dari tanah ini mejadi penanda tingkat kesuburan tanah
tersebut, yang tergolong tanah yang kurang subur. Warna
kuning atau merah pada tanah ini terjadi karena proses
longgikan aluminium atau besi yang teroksidasi.
c) Tanah Regosol
Tanah Regosol merupakan tanah mineral yang berkembang
sangat lemah dengan bahan yang tidak terkonsolidasi.
Regosol tersebar luas di tanah yang mengalami erosi,
khusunya di daerah kering, semi-kering dan di daerah
pengunungan. Secara umum, regosol berkorelasi dengan
taksa tanah yang ditandai dengan pembentukan tanah baru
seperti entisol dalam taksonomi tanah USDA atau Rudosol

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
dan mungkin beberapa tenosol dalam Australian Soil
Classification. Regosol adalah kelompok tanah sisa dalam
taksonomi yang mengandung semu tanah yang tidak dapat
ditampung dalam kelompok lain. Sebagai pengecualian dari
jenis taah regosol yaitu tanah yang kurag berkembang
misalya, leptosol (tanah sangat dangkal), arenosol (tanah
berpasir) atau fluvisol (baru-baru ini alluvial deposito).
Tabel 1.9. Jenis Tanah Kasawan Pantai Tanjung Taipa
Berdasarkan Luas Tahun 2023
NO Jenis Tanah Luas (Ha)
1. Organosol 104.46
2. Regosol 54.32
3. Pedsolik 10.65
Sumber : RTRW Sulawesi Tenggara Tahun 2012 - 2032

E. Hidrografi
Hidrografi adalah cabang ilmu terapan yang berkaitan
dengan pengukuran dan deskripsi dari fitur fisik samudera,
laut, pesisir, danau dan sungai, serta dengan prediksi
perubahan dari waktu ke waktu.
Di Kawasan Pantai Tanjung Taipa dilalui oleh 2 Daerah
Aliran Sungai yaitu DAS Kokapi dan DAS Lembo yang memiliki
kedalaman sangat rendah. Untuk data mengenai hidrografi di
Kawasan Pantai Tanjung Taipa berdasarkan luasnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.10. Hidrografi di Kawasan Pantai Tanjung Taipa
berdasarkan luasnya Tahun 2023
No. Nama DAS Kedalaman
1. DAS Kokapi Sangat Rendah
2. DAS Lalembo Sangat Rendah

Sumber : Hasil Analisa Tim Tahun 2023

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara

Gambar 1.8. Peta Hidrografi di Kawasan Pantai Tanjung Taipa

LAPORAN AKHIR
I-30
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
F. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan atau tata guna lahan (land use) adalah
suatu kondisi eksisting suatu wilayah yang meliputi pembagian
wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi tertentu, misalnya
fungsi pemukiman, perdagangan, industri, dll. Vink (1975)
mendefinisikan lahan sebagai tiap bentuk campur tangan
(intervensi) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, penggunaan
lahan di Kawasan Pantai Tanjung Taipa pada Tahun 2023
terdiri dari Ruang Terbuka Hijau, Sungai, Jalan, Bangunan dan
Hutan Bakau. Penggunaan lahan yang paling mendominasi di
Kawasan Pantai Tanjung Taipa adalah hutan bakau dengan
besaran luas lahan 108,06 Ha. Penggunaan lahan yang paling
sedikit adalah bangunan dengan luasan 0,26 Ha. Selanjutnya,
rincian luas masing-masing penggunaan lahan berdasarkan
sebaran distriknya disajikan pada tabel berikut:
Tabel 1.11. Penggunaan Lahan di Kawasan Pantai Tanjung
Taipa berdasarkan Luasnya Tahun 2023
No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha)
1. Ruang Terbuka Hijau 49,71
2. Sungai 9,81
3. Jalan 1,97
4. Bangunan 0,26
5. Hutan Bakau 108,06
Sumber : Hasil Survei Tim Tahun 2023

LAPORAN AKHIR
I-31
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara

Gambar 1.9. Peta Penggunaan Lahan di Kawasan Pantai Tanjung Taipa

LAPORAN AKHIR
I-32
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara

1.8.2.4.Karakteristk Rawan Bencana

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh


peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.Berdasarkan hasil analisis Di Kawasan Pantai Tanjung
Taipa bencana yang kerap terjadi yaitu:
A. Karakteristrik Rawan Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar
lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau
runtuhan batuan.
Dilihat dari kondisi geologi yang ada, Kawasan Pantai Taipa
dilalui oleh beberapa patahan, lipatan dan sumbu lipatan yang
dapat menjadi pemicu terjadinya gempabumi. Berikut adalah
Data gempa bumi di Kawasan Pantai Tnjung Taipa
berrdasarkan luasnya.
Tabel 1.12. Data Gempa Bumi di Kawasan Pantai Tanjung
Taipa berdasarkan Luasnya.
No. Kerawanan Gempa Bumi Luas (Ha)

1. Tinggi 169.44

Sumber : Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral


Tahun 2023

LAPORAN AKHIR
I-33
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara

Gambar 1.10. Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi di Kawasan Agrowisata Pantai Taipa

LAPORAN AKHIR
I-34
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
B. Karakteristik Rawan Bencana Banjir
Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya
suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat.
Di kawasan pantai tanjung Taipa dilalui oleh dua Daerah Aliran
Sungai yaitu DAS Kokapi dan DAS Lembo. Sehingga DAS yang
melalui kawasan pantai Tanjung Taipa bias menimbulkan
bencana banjir. Berikut adalah Data Kerawanan Banjir di
Kawasan Pantai Tnjung Taipa berrdasarkan luasnya.
Tabel 1.13. Data Kerawanan Banjir di Kawasan Pantai
Tanjung Taipa berdasarkan luasnya.
No. Kerawanan Banjir Luas (Ha)
1. Rendah 36.80
2. Sedang 48.18
3. Tinggi 84.40
Sumber : Hasil Analisa Tim Tahun 2023

LAPORAN AKHIR
I-35
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara

Gambar 1.11. Peta Kawasan Rawan Bencana Banjir di Kawasan Pantai Taipa

LAPORAN AKHIR
I-36
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
C. Karakteristik Rawan Bencana Longsor
Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa
tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni
atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau
batuan penyusun lereng. Topografi pada area objek kawasan
wisata pantai tanjung taipa memiliki eksisting topografi yang
berbukit dan bergelombang yang mengelilingi dataran rendah.
Namun pada site lokasi penelitian eksisting permukaan relative
datardisebabkan berada pada pesisir pantai. Sehinggan di
Kawasan Pantai Tanjung Taipa rendah akan terjadinya Gerakan
tanah. Berikut data mengenai bencana longsor terhadap luasnya.
Tabel 1.14. Data Bencana Longsor berdasarkan luasnya
No. Kerentanan Gerakan Tanah Luas (Ha)
1. Rendah 169,43
Sumber : Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2023

LAPORAN AKHIR
I-37
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara

Gambar 1.12. Peta Kawasan Rawan Bencana Longsor di Kawasan Pantai Taipa

LAPORAN AKHIR
I-38
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
D. Karakteristik Rawan Bencana Likufaksi
Proses perubahan kondisi tanah pasir yang jenuh air akan
menjadi cair akibat tekanan air pori yang meningkat hingga ke
titik sama besar dengan tegangan total akibat adanya beban
siklik sehingga tegangan efektif tanah akan berukurang hingga
sama dengan nol. Hal ini menunjukkan bahwa likuifaksi
merupakan fenomena suatu tanah kehilangan banyak kekuatan
(strength) dan kekakuan (stiffness) dalam waktu yang singkat.
Akibat getaran siklik yang terjadi dalam waktu singkat ini,
tanah kehilangan banyak kekuatan atau kekakuannya sehingga
tidak dapat mendukung struktur di atasnya dan menjaga untuk
tetap stabil.
Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa disepanjang
bibir pantai di Kawasan Pantai Tanjung Taipa tingkat
kerawanan terjadinya likuifaksi tinggi. Hal ini dikarenakan
kerentanan yang dapat mengalami likuefaksi secara merata dan
struktur tanah umumnya menjadi rusak parah hingga hancur.
Tipe kerusakan struktur tanah yang terjadi berupa likuefaksi
aliran, pergeseran lateral, penurunan tanah dan semburan
pasir. Sedangkan wilayah yang kerentanan likuifaksinya sedang
yaitu disebabkan Zona kerentanan yang dapat mengalami
likuefaksi secara tidak merata dan struktur tanah umumnya
rusak. Tipe kerusakan struktur tanah yang terjadi berupa
pergeseran lateral, penurunan tanah dan semburan
pasir.Berikut adalah data bencana likuifaksi di Kawasan Pantai
Taipa berdasarkan luasnya.
Tabel 1.15. Data Bencana Likufaski di Kawasan Pantai
Tanjung Taipa
No. Kerentanan Likuifaksi Luas (Ha)
1. Sedang 89,90
2. Tinggi 69,42
Sumber : Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun
2023

LAPORAN AKHIR
I-39
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara

Gambar 1.13. Peta Kerawana Bencana Likuifaksi di Kawasan Wisata Tanjung Taipa

LAPORAN AKHIR
I-40
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara
1.8.2.5.Data Demografi

Data kependudukan atau demografi di Desa Taipa pada Tahun


2022 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.16. Data Demografi Desa Taipa


Penduduk Menurut Jenis
Nama Kelamin Jumlah Kepadatan
Desa/Kelurahan Laki-Laki Perempuan Penduduk Penduduk
(Jiwa) (Jiwa)
Desa Taipa 304 290 594 129,98
Sumber : Konawe Utara dalam Angka Tahun 2022
Di Desa Taipa memiliki jumlah penduduk sebanyak 594 jiwa, dimana
jumlah laki-laki sebanyak 304 jiwa dan perempuan sebanyak 290
jiwa.

1.8.2.6. Data Sosial


A. Sarana Pendidikan
Sarana Pendidikan yang ada di Desa Taipa terdiri atas
Sekolah Dasar (SD), yang tersebar diseluruh Desa Taipa. Untuk
Data Sarana Pendidkan di Desa Taipa dapat dilihat pada Tabel
berikut:

Tabel 1.17. Data Sarana Pendidikan Desa Taipa


DESA/KELURAHAN TK SD SMP SMA

Desa Taipa 1 1 - -
Sumber : Konawe Utara dalam Angka Tahun 2022

Berdasarkan tabel diatas, data yang tersedia jumlah sekolah


yang menampung Taman Kanak-Kanak Sebanyak 1 gedung
sekolah, dan Sekolah Dasar sebanyak 1 Sekolah.
B. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di Desa Taipa Terdiri Atas
Puskesmas dan Posyondu, untuk lebih jelasnya data sarana
kesehatan di Desa Taipa dapat dilihat pada tabel berikut:

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara

Tabel 1.18. Data Sarana Kesehatan di Desa Taipa


Puskesmas Posyandu Praktek Bidan
DESA/KELURAHAN Puskesmas
Pembantu
Desa Taipa 1 1 -
Sumber : Konawe Utara dalam Angka Tahun 2022
Berdasarkan tabel diatas, data yang tersedia yaitu 1 unit
Puskesmas Pembantu, dan 1 unit Posyandu yang tersebar di
seluruh Desa Taipa. Berdasarkan data yang tersedia yaitu 1 unit
Puskesmas Pembantu, dan 1 unit Posyandu.
C. Sarana Peribadatan
Sarana Peribadatan yang ada di Desa Taipa terdiri atas
Masjid yang tersebar di seluruh Desa Taipa. Untuk Data
Sarana Kesehatan di Desa Taipa dapat dilihat pada Tabel
berikut:
Tabel 1.19. Data Sarana Peribadatan di Desa Taipa
MUSHOLLA GEREJA PURA
DESA/KELURAHAN MASJID
H

Desa Taipa 1 - - -
Sumber : Konawe Utara dalam Angka Tahun 2022
Berdasarkan tabel diatas, data yang tersedia yaitu 1 unit
Masjid.
1.8.2.7. Data Ekonomi

Aktivitas keuangan pemerintah Desa Taipa yang dicakup terdiri


dari keuangan yang berasal dari pemerintah Propinsi dan keuangan
pemerintah Kabupaten/Kota berupa Alokasi Dana Desa (ADD) dan
lainnya. Adapun data jumlah penerima alokasi pembangunan Desa
Taipa dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel 1.20. Data Jumlah Penerimaan Alokasi Dana Pembangunan di
Desa Taipa
DESA/KELURAHAN Tahun 2020 Tahun 2021

Taipa 655 284 332 993

Sumber : Konawe Utara dalam Angka Tahun 2022

LAPORAN AKHIR
Penyusunan Dokumen
Master Plan Agrowisata Tanjung Taipa
Kab. Konawe Utara

LAPORAN AKHIR

Anda mungkin juga menyukai