Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH FISIKA BANGUNAN

OLEH:

ISMUN JALAL
E1B116061

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BANGUNAN WISMA DHARMALA

Wisma Dharmala Sakti

Gedung Wisma Dharmala Sakti dirancang oleh arsitek kenamaan asal AS, Paul Rudolph pada
1982, bangunan itu sendiri oleh Paul Rudolph diberikan semboyan sebagai bangunan “
Health Of Future “ yaitu sebuah bangunan akan perduliannya dengan kesehatan mental dan
fisik penghuninya, dikarenakan bangunan wisma Dharmala Sakti ini membuat balkon serta
teras yang tersebar merata di setiap lantai, sehingga memungkinkan adanya sinar matahari
dan udara segar yang masuk kedalam ruangan.

Bangunan megah ini dibangun dan dianggap sebagai salah satu proyek yang paling sukses
dari Paul Rudolph. Bangunan ini memilik periode akhir karirnya dan merangkum banyak dari
desain patung modern hingga ide-ide yang ia dikembangkan selama bertahun-tahun di
banyak skenario eksplorasi lainnya.

Gedung Wisma Dharmala Sakti ini terletak di Sudirman Jl.Jenderal 32, Sakti, Jakarta, ibukota
dan kota terpadat di Indonesia, juga pusat politik dan keuangan. Gedung ini berdiri di atas
lahan seluas, 0,8 hektar, di pojok perempatan Jalan Jenderal Sudirman dan KH Mas Mansyur.
Total luas bangunan 23 lantai ini, plus 3 basement, mencapai 30.986 meter persegi. Total
luasan ruang perkantoran area yang disewakan mencapai 25.578 meter persegi. Sisanya
dipergunakan sebagai kantor pusat perusahaan dan sejumlah anak perusahaan.
Wisma Dharmala Sakti yang biasa disebut sebagai Intiland Tower ini menawarkan ruang
kantor yang nyaman dengan berbagai fasilitas di dalamnya. Gedung yang terdiri dari 23 lantai
ini juga mudah diakses karena lokasinya di Jalan Jendral sudirman yang merupakan pusat
bisnis kota Jakarta.

Desain bangunan Wisma Dharmala Sakti ini menerapkan konsep Tropis Vernakular.Arsitek
mencombine berbagai potensi alami yang tersedia di lingkungan site berada, dan
memanfaatkan untuk membantu life cycle bangunan. Arsitektur vernakular adalah arsitektur
yang terbentuk dari proses yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku,
kebiasaan, dan kebudayaan di tempat asalnya. Latar belakang indonesia yang amat luas dan
memiliki banyak pulau menyebabkan perbedaan budaya yang cukup banyak dan arsitektur
merupakan salah satu parameter kebudayaan yang ada di indonesia karena biasanya arsitektur
terkait dengan sistem sosial, keluarga, sampai ritual keagamaan.

"Arsitektur tradisional Indonesia menawarkan berbagai solusi terhadap masalah-masalah


iklim yang hangat dan lembab. Unsur pemersatu keragaman adalah langit-langit." (Paul
Rudolph)

Dalam konteks ini, Rudolph merancang suatu sistem tata arsitektur mengemulasi keindahan
atap tradisional daerah ini dari Jakarta, Memasukkan atap dalam dan overhang dengan
spandrels dari 45 derajat. Dua kolom kembar milik struktur dan lintas menghubungkan ujung
proyeksi ini, pemikiran ini diyakini Rudolph kolom yang berdekatan menciptakan proporsi
yang lebih baik dan memberikan kekuatan dan arah pandang. Dalam Dharma, ini kolom
kembar dijamin dalam basis lintas, mirip dengan penguatan diagonal terkenal Hong Kong &
Shanghai Bank of Norman Foster.

Seperti bagaimana menyiasati sinar matahari yang berlimpah, Arsitek membuat teras dan
dengan bentuk setengah atap. Gunanya untuk memecah sinar ultra violet matahari yang
berlebihan tidak dapat masuk secara langsung kedalam bangunan, akan tetapi tetap ruangan
di dalam bangunan mendapat sinar matahari yang cukup untuk menerangkan ruangan yang di
dalam bangunan.

Terdapat pula void yang cukup besar sehingga udara sejuk masih terasa di dalamnya tanpa
kehujanan saat merasakannya. Bahkan di perencanaan awal, bangunan ini sebenarnya tidak
perlu menggunakan pendingin ruangan. Namun seiring berjalannya waktu dan efek rumah
kaca ttelah memberi panas yang cukup parah dan tidak menentu, akhirnya bangunan ini
menggunakan pendingin ruangan. Namun pada koridor hal tersebut masih tidak diperlukan
karena udara sejuk masih dapat masuk. Pencahayaan lampu pada siang hari juga tidak terlalu
diperlukan pada koridor karena cahaya matahari masih dapat masuk tanpa pengguna merasa
terik maupun kehujanan.

Angin pun dapat masuk kedalam ruangan sehingga dapat terjadi suatu pergerakan udara yang
pada akhirnya akan disebut sebagai ventilasi alami. Dan juga dengan teras yang pajang keluar
dapat berfungsi sebagai penangkap angin yang datang ke bangunan.
Salah satu denah Wisma Dharmala Sakti

Pada tingkat dasar, area pintu masuk memiliki banyak balkon dan trotoar tingkat terbuka,
tidak hanya menciptakan perasaan ruang yang cocok untuk jenis bangunan, juga mengelilingi
atrium untuk kepentingan sirkulasi udara yang sejuk dan teduh, balkon dan gateway
interlacing.

Tampak Luar

Beberapa tingkat teras dan balkon diletakan kotak hijau theire, saluran air, air mancur,
bersama-sama dengan seluruh lingkungan di sekitarnya yang diperhatikan tata letak secara
hati-hati, dipelajari dan menciptakan skala manusia dari fitur tempat elegan ini dengan
modernitas di akhir.
Bagian Dalam

Kantor dirancang di set tiga, bergantian antara dua sudut memiliki bentuk paralel dan
diagonal. Menara ini terlihat seperti que patung muncul dari atas podium, memutar dan
menyalakan di tempat yang sama setiap tiga lantai sampai atas, geometri menciptakan
balkon jendela dengan banyak penghijauan.

Beton Bertulang

Strukturnya telah digunakan beton bertulang dan baja. Selesai di seluruh bangunan, kolom,
dinding, pagar dan balkon, memang dibuat dengan ubin putih. Hal ini tidak hanya beton
cetakan, karena cuaca basah di daerah tersenut, menjadi solusi umum di Indonesia, juga
menciptakan rasa elegan keren, rapi putih, sedangkan skala kecil untuk ubin memberikan
tekstur yang menyenangkan dan bangunan besar ini.

KESIMPULAN
Wilayah tropis ada yang berhasil diterapkan secara
praktis seperti pada fasad gedung “Wisma Dharmala Sakti” dan
pemasangan Kanopi tambahan. Sirip-sirip kanopi Wisma Dharmala Sakti ini
membuktikan bahwa konsep dan fasad bangunan gedung tinggi di Indonesia bukan
berarti tidak bisa menerapkan konsep Arsitektur Tropis.
Arsitektur tropis adalah konsep yang masih dapat diaplikasikan
pada gedung/ bangunan tinggi seperti pada desain Wisma Dharmala. Serta usaha
pemasangan kanopi tambahan pada beberapa unit gedung untuk beradaptasi dengan
iklim tropis setempat. Wisma Dharmala Sakti memiliki gaya arsitektur post
modern, sehingga bangunan ini menjadi landmark bangunan disekitarnya. Dari ben
tuknya bangunan ini terlihat tidak monoton dengan mempermainkan lekukan pada
fasadnya.

Meskipun Wisma Dharmala/ Intiland Tower bukan merupakan bangunan bersertifikasi


GBCI, namun gedung ini telah menerapkan beberapa aspek-aspek arsitektur hijau. Bangunan
ini telah berusaha mengoptimalkan energi yang dimiliki alamnya, merespon iklim, merespon
kebutuhan pengguna dan keadaan tapaknya, dan adanya aspek yang saling mendukung.
Wisma Dharmala yang dibangun 1982 bisa dianggap sebagai bangunan yang menginspirasi
untuk bangunan – bangunan masa kini.

SOURCE:
https://id.wikipedia.org/wiki/Bangunan_hijau
http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20151022154528-277-86675/jakarta-hanya-
punya-14-gedung-ramah-lingkungan/
http://www.rumah.com/berita-properti/2012/6/22237/ternyata-indonesia-baru-punya-dua-
green-building
http://www.indoplaces.com/mod.php?mod=indonesia&op=view_region&regid=5191
https://arighudul.wordpress.com/2016/01/27/analisis-bangunan-kantor-dengan-konsep-
green-building-di-jakarta-dengan-menggunakan-metode-tipikal/
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2008100029ARBABII/page21.html
https://en.wikiarquitectura.com/index.php/Wisma_Dharmala_Tower

http://dokumen.tips/documents/konsep-wisma-dharmala.html

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Anda mungkin juga menyukai