Anda di halaman 1dari 23

Biografi Norman Foster dan Karyanya

Oleh : Rifaldhy La Nene, E1B1 16 026

Norman Foster lahir di Manchester,


Inggris tahun 1935. Dibesarkan oleh
lingkungan keluarga tanpa tradisi pendidikan
yang tinggi. Sejak kecil Foster sudah
menunjukkan ketetarikannya di dunia
arsitektur, terutama pada karya - karya Frank
Lloyd Wright, Ludwig Mies Van de Rohe, dan
Le Corbusier.

Foster meninggalkan sekolah di usia 16


Norman Foster
tahun, dan bekerja di kantor National Treasure
di Manchester City sebelum bergabung dengan keamanan nasional di pasukan
udara kerajaan Inggris. Setelah berhenti, di 1956 Foster melajutkan studi
di Universitas Manchester Sekolah Arsitektur dan Perancangan Kota (lulus di
1961). Kemudian ia memenangkan beasiswa ke Yale Scholl of Architecture pada
tahun 1961, dimana dia bertemu mantan rekan bisnisnya Richard Rogers dan
meraih gelar masternya di bidang Arsitektur.

Foster & Partners

Foster kemudian berkelana ke Amerika selama setahun, dan kembali ke


Inggris dengan ketertarikan tinggi dari karya-karya Charles and Ray Eames. Di
tahun 1962 ia membuat Praktek Arsitektur. bernama Team 4 bersama dengan
Richard Rogers, Georgie dan Wendy Cheesman.
Team 4 yang digawangi Norman Foster dengan cepat meraih reputasi untuk
desain Industry High Tech (High Tekhnologi) yang menjadi ciri dalam setiap
desainnya.

1
Setelah Team 4 berseberangan jalan di tahun 1967 foster, dan Wendy
Cheeseman mendirikan asosiasi baru yang dinamakan Foster and Partners di
tahun 1990. Praktek proyek besar pertama mereka adalah Dumas Willis Faber dan
bangunan di Ipswich, yang selesai pada tahun 1974.

Proyek besar berikutnya termasuk Hongkong dan Shanghai Bank di Hong


Kong, Stansted Airport, Reichstag di Berlin, Mahkamah Agung di British
Museum, Jembatan Millennium di Thames dan Swiss Re “gherkin" .

Foster and Partners telah memenangkan puluhan penghargaan Arsitektur


utama termasuk Penghargaan bergengsi Pritzker Prize pada tahun 1999.
Sejak dibuka studio mereka telah menerima sebanyak 220 penghargaan di seluruh
dunia, dan memenangkan lebih dari 50 kompetisi di ajang Nasional dan
Internasional.

Foster mengatakan : “Great architecture should wear its message lightly”


(Arsitektur yang hebat seharusnya mengenakan pesannya dengan ringan.)

Sekarang, Foster dan Partners bekerja dengan teknik kolaborator untuk


mengintegrasikan sistem komputer yang rumit dengan hukum-hukum fisika yang
paling dasar, seperti konveksi. Menciptakan pendekatan yang cerdas, efisiensi
struktur seperti pada kantor pusat Swiss Rebuilding“London 30 St. Mary
Axe”, dimana fasadnya yang kompleks mejadikan udara sebagai pendinginan
pasif dan kemudian melepaskannya sebagai apabila naik dan hangat.

Penghargaan

Foster diberi gelar kebangsawanan pada 1990 dan ditunjuk untuk Order of
Merit pada tahun 1997.

Pada tahun 1999 dia adalah arsitek Inggris kedua yang memenangkan
Hadiah Stirling dua kali: pertama untuk American Air Museum di Imperial War
Museum Duxford pada tahun 1998, dan yang kedua untuk 30 St Mary Axe pada
tahun 2004.

2
Dalam pertimbangan seluruh portofolio, Foster dianugerahi
Penghargaan “Pritzker Architecture Prize” pada tahun 1999. Dan juga Fellow
Chartered Society of Designers dan pemenang Minerva Medal, Penghargaan
Tertinggi Masyarakat. Pada bulan September 2007, Foster dianugerahi Aga Khan
Award untuk Arsitektur, penghargaan Arsitektur terbesar di dunia, untuk
Universitas Teknologi Petronas, di Malaysia
Pada 2009 Foster dianugerahkan "The Prince of Asturias Award" untuk kategori
Seni.

Gaya Arsitektur

Norman Foster adalah Arsitek yang menggunakan berbagai konsep yang


sering menggunakan konsep metafora dan Pragmatik. Seperti St. Mary Axe yang
meniru badan pesawat sebagai bagian dari penyesuaiannya dengan kondisi tapak
yang sempit. Namun beliau juga bereksperimen dengan konsep-konsep lain.
namun yang menjadi ciri khas utama Norman Foster adalah gaya Arsitektur
Visionary.

Arsitektur Visionary adalah nama yang diberikan untuk arsitektur yang


ada hanya di atas kertas atau yang memiliki kualitas visioner. Arsitektur Visionary
yang terkonsentrasi pada awal abad ke-20, diwarnai oleh arsitek-arsitek pengguna
teknologi ekstrim dan terkadang di luar kebiasaan tradisi saat itu atau boleh
dikatakan mendewakan konteks hi-tech. Diantara mereka adalah Norman Foster
dan Richard Rogers.

Arsitektur Visionary model bangunannya beragam, biasanya tidak bisa


terbangun sama sekali namun kadang juga bangunannya mungkin hampir bisa
dibangun. Selain konsep teknologi yang terlalu maju dalam pandangan surreal,
Era digital dan kebangkitan cyberspace juga memengaruhi proses berpikir atau
gagasan. Meski tidak bisa dibangun tetapi imajinasinya selalu menantang dan
menjadi terobosan pemikiran.

Ciri - ciri Arsitektur Visionary :


1. Memiliki bentukan yang ekstrim

3
2. Tidak terikat oleh aturan-aturan lama (tradisional)
3. Hi-Tech (menggunakan teknologi yang sangat canggih)
4. Konsep bangunan dengan imajinasi yang menantang (pendobrak)
5. Pola pikirnya adalah optimis dalam berkarya

4
5
Hi Tech dalam Arsitektur

Sejarah Hi Tech

High-tech adalah sebuah fenomena abad 20 pada industrI bangunan


yang berpengaruh pada dunia arsitektur dan desain. Istilah high-tech adalah
sebuah penemuan pada tahun 1970-an terhadap perancangan bangunan dan
objek untuk rumah dan menjadi popular setelah John Kron dan Suzanne
Slesin, menulis buku yang menjadi best selling tahun 1978 berjudul
“High Tech: The Industrial Style and Sourch Book for The Home”. Dalam
buku tersebut dikatakan bahwa high-tech adalah istilah arsitektural yang
digunakan untuk menerangkan bertambahnya bangunan dengan pengeksposan
struktur dan elemen- elemen lainnya yang terbuat dari bahan prefabrikasi yang
biasa digunakan untuk membangun gudang dan pabrik. Pada buku ini Suzanne
Slesin dan John Kron juga mengikut sertakan trend paralel dalam desain
interior seperti penggunaan peralatan industri di rumah ke dalam pengertian
high- tech.

Akan tetapi, jauh sebelum tahun 1970, high-tech sudah ada dan
diterapkan. Menurut Colin Davies dalam bukunya yang berjudul “High Tech
Architecture” pada tahun 1779 dibangun jembatan di River Severn di
Coalbrookdale. Jembatan ini merupakan jembatan yang pertama kali terbuat
dari besi dan struktunya terbuat dari material prefabrikasi. Pada tahun
1889

Menara Eiffel dibangun dengan menggunakan material prefabrikasi dan


struktur yang canggih. Struktur bangunan- bangunan tersebut merepresentasikan
bentuk alternatif bangunan yang berdasar pada teknologi industri.

Kemudian pada tahun 1920-an yaitu pada zaman arsitektur


modern, arsitektur high-tech juga berkembang misalnya pada tahun 1927
Buckminster Fuller membangun Dymaxion House, sebuah rumah dengan
struktur logam ringan berbentuk heksagonal. Teknologi yang digunakan pada
rumah ini adalah adaptasi dari teknologi yang digunakan untuk membangun

6
pesawat terbang pada saat itu. Bangunan ini menunjukkan ciri dari arsitektur
high tech secara keseluruhan. Karena rancangannya ini, Collin Davies
dalam bukunya yang berjudul “High Tech Architecture”, mengatakan bahwa
Buckminster Fullerlah yang pantas disebut sebagai ‘bapak high tech’.

Pada tahun 1960-an, grup Archigram (Peter Cook, Warren Chalk,


David Greene, Denis Crompton, Ron Herron dan Mike Webb) mulai
mempublikasikan dan memamerkan proyek teoritis yang secara jelas
menjabarkan tentang elemen- elemen dari arsitektur high-tech pada tahun
1970-an dan 1980-an.Walaupun high tech telah ada sebelum tahun 1970-
an, istilah high tech mulai terkenal sejak tahun 1970- an. Hal ini disebabkan
perkembangan teknologi yang memang sangat maju pada jaman tersebut
yang ditandai dengan pendaratan pertama di bulan oleh Neil Amstrong tahun
1969 sehingga masyarakat mulai berpikir ke depan dan menyukai perubahan-
perubahan yang didapat dari teknologi.

Sifat-Sifat Teknologi

Teknologi sebagai ilmu prngetahuan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

1. Obyektif dan universal


Tidak memihak pada suatu aliran tertentu maupun budaya tertentu dan
memiliki resiko yang berbeda dengan yang terdahulu
2. Rasional
Landasan penemuannya adalah berpikir logis
3. Tegas dan jelas
Sesuai dengan syarat pembuktian secara empiris
4. Sistematis dan akumulatif
Sifat rasional dan empiris membentukkerangka pikir yang sistematis
5. Tumbuh,selalu berkembang
Teknologi akan selalu mengalami perkembangan dan tidak pernah
berhenti disebabkan karena sikap kritis dan perkembangan pola pikir
manusia yang mendasari perkembangan ini

7
6. Terbuka dan jujur
Mekanisme mengutaamakan unsur-unusur kebenaran yang telibat
diungkap secara jelas sehingga terbuka terhadap kemungkinan
penilaian,dukungan ataupun sanggahan
7. Dinamis dan progresif
Sifat yang senantiasa berkembang dan bergerak selalu meneliti dan
mencari serta menemukan hal yang baru.

Aplikasi pada Bangunan

Perkembangan lebih lanjut arsitektur high tech bukan saja tercermin


dari struktur bangunan tetapi juga pada sisitem utilitas bangunan, sehingga muncul
istilah smart building dengan karakter- karakter high tech architecture. Sebagai
pelopor arsitektur high tech, Norman Foster mampu menampilkan bangunan-bangunan
yang memiliki ciri tersendiri, seperti yang dicirikannya mengenai arsitektur high tech.
Antara lain yang menjadi ciri khas karya Norman Foster yaitu:

 selalu mengekspos struktur dan konstruksi bangunannya


 menampilkan bagian dalam bangunan yang mempunyai nilai sama pada
bagian luar bangunan
 bagian interior diekspos sehingga dapat dilihat dari luar
 mengeluarkan bagian dalam bangunan yang memang seharusnya berada di
dalam sebagai ornamen atau sculpture

Dengan demikian, dapat menunjukan kepada orang awam bagaimana suatu proses
penyelesaian konstruksi bangunan secara logis, memahami terapan- terapan konstruksi,
gaya-gaya yang bekerja, dan bahan bangunan yang digunakan. Selain itu,
hampir semua desain-desainnya dilapisi oleh unsur transparan pada dinding
luarnya, pelapisan struktur dengan warna abu-abu, pelapisan pipa-pipa saluran,
tangga, eskalator, lift, dengan warna silver metalik akan menghasilkan
karakteristik bangunan high tech. Dalam kelanjutannya, Norman Foster juga
menyederhanakan warna dari bangunan-bangunan terakhirnya ke warna silver
serta menyatukan pipa-pipa saluran dan struktur ke dalam suatu palet abu-
abu, tetapi warna-warna ini mempunyai komponen penghubung yang sekuat

8
fungsi dan sangat mendesak dalam teknisnya, seperti warna kuning cerah,
merah, dan biru yang merupakan warna-warna yang bisa digunakan untuk mesin
industri, mobil sport, kapal, dan traktor.

Warna dalam arsitektur high tech merupakan unsur yang sangat


diperhatikan atau diutamakan. Estetika warna perak adalah suatu rubrik
yang mudah untuk menutupi strategi baru dalam bangunan konteks sensitif, dan
termasuk dari penggunaan metalik abu-abu yang sesungguhnya merupakan
campuran dari warna biru, putih dan hitam.

Karya Norman Foster untuk tapak yang sensitif di Nimes, dekat Maison
Carree kuno, merupakan suatu contoh yang jelas dari berdirinya bangunan
baru yang seolah- olah mendampingi sebuah bangunan yang diam.
Pembangunan struktur yang menyerupai pohon melalui suatu proses
penyederhanaan yang besar, langkah- langkahnya yaitu:

Batang dan ranting-ranting pohon penyangga, dan pendukung suatu grid


kecil atap yang ditengahnya ditopang dengan tekanan besi penopang dan kabel,
kemudian menahan grid kecil atap tetapi diletakkan kembali kolom- kolom
kerangka atap dengan tekanan sepasang pengikat frame yang dilas.

Perkembangan yang halus pada langkah selanjutnya mempunyai grid


lebar, atap mengait pada pohon dan menjadi kaku oleh kerangka atap yang
kecil.

Kerangka-kerangka atap dihilangkan dalam desain final karena menjadi


penuh dengan struktur yang dilas. Desain kaca juga mengalami beberapa
tahapan studi. Salah satu desain kaca yang menutupi muka luar pohon berbentuk
segitiga. Mempelajari suatu dinding kaca yang struktural, yang menembus
bagian- bagian struktur pohon

Untuk menghindari penembusan- penembusan itu, langkah yang halus


dengan memiringkan dinding kaca ke dalam mengikuti bagian yang miring
dari cabang

9
Desain final dikembalikan ke dinding kaca vertikal, didorong ke belakang
dari deretan pohon pertama.

Namun konsep perancangan yang paling banyak muncul dan


merupakan ciri khas dari karya Norman Foster adalah perancangan bangunan
yang memanfaatkan unsur-unsur alam seperti sinar matahari, angin, guna
penghematan energi bagi kenyamanan bangunan itu sendiri.

Menurut Charles Jenks dalam buku “High Tech Maniera,” elemen servis
dan struktur pada suatu bangunan high tech hampir selalu diperlihatkan di
eksteriornya sebagai ornamen dan sculpture. Bangunan high tech juga
diperlihatkan dengan menggunakan kaca buram maupun transparan,
ducting yang saling tumpang tindih, penggunaan warna pada tangga,
eskalator dan lift dengan warna-warna cerah yang bertujuan membedakan
fungsi masing- masing elemen struktur dan servis.

Arsitektur high tech merupakan suatu kejujuran yang menyatakan


dengan yang mana tangga, lift, ducting dan lainnya. Charles Jenks dalam
tulisannya mengenai aritektur high-tech “The Battle of High Tech” dan “
Great Buildings with Great Faults”, menyebutkan ada 6 hal penting
yang menjadi ciri dari arsitektur high tech, yaitu :

1. Inside-out (penampakan bagian luar- dalam)

Pada bangunan high tech, struktur, area servis dan utilitas dari suatu
bangunan hampir selalu ditonjolkan pada eksteriornya baik dalam bentuk
ornament ataupun sculpture.

2. Celebration of Process (keberhasilan suatu perencanaan)

High tech menekankan pada pemahaman konstruksinya, bagaimana, mengapa


dan apa dari suatu bangunan. Di antaranya hubungan dari struktur,
pemakuan, flanges, dan pipa-pipa salurannya, sehingga dapat dimengerti, baik
oleh orang awam maupun para ilmuwan.

10
3. Transparancy, Layering, and Movement (transparan, pelapisan dan
pergerakan)

Bangunan high tech selalu menampilkan ketiga unsur ini semaksimal


mungkin. Karakter dari bangunan high tech dapat dilihat pada penggunaan yang
lebih luas material kaca (transparan dan tembus cahaya).

Gambar 1. Sainsbury Center, fasade bangunanmenggunakan material kaca


Sumber: www.greatbuildings.com

4. Flat Bright Colouring (pewarnaan yang menyala dan merata)

Warna cerah yang digunakan dalam bangunan high tech memiliki makna
asosiatif, di samping dari segi fungsionalnya untuk membedakan jenis struktur
dan utilitas bangunan.

Warna kuning, merah, biru yang cerah merupakan warna dari


mesin- mesin industri, mobil, kapal, traktor, dan benda-benda teknologi masa
sekarang. Warna-warna ini kemudian diasosiasikan sebagai suatu elemen
yang membatasi masa sekarang dan masa depan terhadap masa lalu.

Gambar 2. TEN Arquitectos


Sumber: www.arcspace.com. April 2007

11
5. A Lightweight Filigree of Tensile Member (baja-baja tipis sebagai penguat)

Baja-baja tipis yang bersilangan diibaratkan sebagai kolom Doric bagi


high tech, dilihat dari penampakan dan penyusunannya. Pengekspresian dan
pengaplikasian menurut hierarki yang menjadikan kejelasan dari bagian-
bagian tersebut. Landasan pemikiran yang luas pada kreasi adalah dalam
pembentukan elemen yang mudah dan logis, mudah penyimpanannya serta
mudah pemasangannya.

Gambar 3. Hongkong and Shanghai Bank


Sumber: www.greatbuildings.com-April 2007

6. Optimistic Confidence in Scientific Culture (optimis terhadap ilmu


pengetahuan dan teknologi)

Penggunaan high tech merupakan harapan di masa yang akan


datang, meliputi penggunaan material, warna dan penemuan-penemuan
baru lainnya.

12
Karya Arsitektur Norman Foster

1. St. Mary Axe

Lokasi : 30 St Mary Axe, London

Penyelesaian : 2004

Ketinggianin : 590 kaki (180 meter)

Fungsi : Bangunan Rumah sakit

Bangunan ini adalah salah satu bangunan rumah


sakit. Dalam Perancangannya, Norman Foster
menggunakan konsep metafora yang meniru
bentuk badan pesawat atau roket Hal ini
merupakan solusi dari tapak yang sempit . Selain
itu bentuk silinder seperti ini dapat memecah
arah angin pada bangunan.
St. Mary Axe

Peta Lokasi St. Mary Axe

13
Peta Lokasi St. Mary Axe

Denah dan Potongan

14
2. Sainsibury Centre for Visual Arts, East Angelia, UK

Sainsibury Centre for Visual Arts, East Angelia, UK

Lokasi : Universitas East Anglia, Norwich, Inggris

Pembangunan : 1974-1978

Fungsi :

galeri seni terpadu, studi, dan area sosial di bawah satu atap. Mengintegrasikan
sejumlah aktivitas terkait dalam ruang tunggal yang penuh cahaya.

Bangunan ini difungsikan sebagai museum seni visual dengan bentuk yang
menonjolkan struktur rangkanya. Bangunan ini menggunakan konsep
programatik untuk memberi ruang yang luas didalam bangunan.

Peta Lokasi Sainsiburyfor Visual Arts

15
Peta Lokasi Sainsiburyfor Visual Arts

Denah dan potongan

16
3. The Bow, Calagary, Canada

Lokasi : Calgary, Alberta, Kanada

Tinggi : 239 meter

Penyelesaian : 2005 sampai 2013

Fungsi : kantor

Konstruksi : Trussed-tube, steel-frame,


dinding gorden kaca

Kelebihan :

Desain melengkung menghadap ke selatan


panas dan cahaya alami) dengan fasad
cembung menuju angin yang ada; tiga taman
langit interior (level 24, 42 dan 54) The Bow
Bangunan ini menggunakan konsep metafora, dengan meniru bentuk busur panah.
Ini terliat dari bentuk melengkung pada bangunan. Bentuk busur akan terlihat
lebih mirip jika dilihat dari atas.

Peta Lokasi The Bow

17
Peta Lokasi The Bow

Denah dan Potongan

18
4. Willis Faber and Dumas Building, Ipwich, UK

Willis Faber and Dumas Building

Lokasi : Ipswich, Inggris

Selesai : 1975

Arsitek : Norman Foster + Mitra

Luas : 21.255 meter persegi

Tinggi : 21,5 meter

Klien : Willis Faber & Dumas, Ltd. (asuransi global)

Bangunan ini menggunakan konsep metafora dengan meniru bentuk sebuah roti
dengan selai hijau diatasnya.

Peta Lokasi Willis Faber and Dumas Building

19
Peta Lokasi Willis Faber and Dumas Building

Denah

20
5. Commerzbank Headquarters, Frankfurt, Germany

Lokasi : Frankfurt, Jerman

Penyelesaian : 1997

Arsitektur Tinggi : 850 kaki (259 meter)

Fungsi : Bangunan perkantoran

Bangunan ini merupakan bangunan


perkantoran yang merupakan bangunan
tertinggi di Eropa. Bangunan ini
menggunakan konsep Utopia yang merupakan
manifestasi dari cita-cita Norman Foster dan
Partner nya yang mampu membangun gedung
pencakar langit tertinggi di Eropa.

Commerzbank Headquarters

Peta Lokasi Commerzbank Headquarters

21
Peta Lokasi Commerzbank Headquarters

Denah

22
Potongan

23

Anda mungkin juga menyukai