gianneaprillia@gmail.com
Abstrak. Pulau Lae-Lae merupakan salah satu dari 12 pulau yang termasuk dalam
kepulauan Spermonde yang secara administratif terletak di Kelurahan Lae-
Lae,Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar. Pulau іnі tеrlеtak sеkіtar 1,5
kіlomеtеr dari lеpas pantaі barat Makassar. Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Makassar Tahun 2015-2034, Pulau Lae Lae ditetapkan sebagai kawasan
pariwisata alam. Namun, berdasarkan observasi lapangan, Pulau Lae-Lae belum
dikelola secara optimal baik dari pihak pemerintah, masyarakat setempat serta dari
pihak industri pariwisata (Biro Perjalanan wisata). . Hal ini dapat dilihat dari sarana
dan parasarana yang kurang memadai, tidak adanya image branding dari Pulau Lae-
Lae, kurangnya informasi maupun promosi dari wisata Pulau Lae-Lae , keberishan
pulau yang tidak terjaga dan lain-lain. Oleh karen itu, diperlukan strategi dapat yang
dilakukan dalam pengembangan potensi Pulau Lae Lae sebagai destinasi wisata bahari
di Kota Makassar sehingga peneliti dalam hal ini mengangkat judul “Strategi
Pengembangan Potensi Pulau Lae Lae Sebagai Destinasi Wisata Bahari di Kota
Makassar”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif dengaan menggunakan teknik analisis SWOT. Sumber data diperoleh dari
wisatawan, observasi, dan dokumentasi.
Kata Kunci: Strategi Pengembangan, Wisata Bahari, Pulau Lae-Lae,Analisis SWOT.
1. Pendahuluan
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan karena memiliki gugusan pulau-pulau yang
terbentang dari ujung barat hingga ujung timur nusantara. Salah satu sektor pembangunan yang dapat
dikembangkan di pulau-pulau kecil untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian adalah
pariwisata
Pulau Lae-Lae merupakan salah satu dari 12 pulau yang termasuk dalam kepulauan Spermonde
yang secara administratif terletak di Kelurahan Lae-Lae,Kecamatan Ujung Pandang, Kota
Makassar[1]. Pulau іnі tеrlеtak sеkіtar 1,25 kіlomеtеr dari lеpas pantaі barat Makassar[1]. Dengan
mеlaluі pеnyеbrangan Pelabuhan Dermaga Bangkoa atau Pelabuhan Paotere wіsatawan bіsa
mеnggunakan pеrahu motor untuk mеnuju kе Pulau Lae Lae dengan waktu tеmpuh yang dіgunakan
sekitar 5 menit. Pulau kecil dengan luas 6,5 hеktar tеrsеbut dіhunі sеkіtar 2000 jіwa rіbu jіwa.
Pulau Lae Lae memiliki potensi wisata bahari diantaranya pantai dengan pasir putih, sunset
yang menawan, suasananya tenang yang dijadikan tempat refreshing dari hiruk pikuk kota,
pemandangan bawah laut yang cukup indah yang dijadikan tempat snorkling ataupun bermain air, dan
terdapat deretan pohon tak berdaun yang cukup menarik dijadikan spot berfoto bagi wisatawan.
Melihat potensi daya tarik wisata bahari yang dimiliki Pulau Lae Lae seharusnya memberikan
dampak positif terhadap masyarakat setempat dan menambah PAD (Pendapat Anggaran Daerah) Kota
Makassar. Berdasarkan observasi lapangan, pengelolaan wisata bahari di Pulau Lae Lae belum
dilakukan dengan baik oleh Pemerintah Daerah Kota Makassar, masyarakat setempat maupun dari
pihak industri pariwisata (Biro Perjalanan wisata).
Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar tahun 2015-2034, Pulau Lae-Lae
ditetapkan sebagai kawasan pariwisata alam[4]. Namun, masalah yang terjadi di Pulau Lae Lae adalah
belum optimalnya pengembangan potensi Pulau Lae Lae sebagai destinasi wisata bahari di Kota
Makassar. Hal ini dapat dilihat dari sarana dan parasarana yang kurang memadai, tidak adanya image
branding dari Pulau Lae-Lae, kurangnya informasi maupun promosi dari wisata Pulau Lae-Lae ,
kebersihan pulau yang tidak terjaga dan lain-lain.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi apa yang perlu dilakukan
dalam pengembangan potensi Pulau Lae Lae sebagai destinasi wisata bahari di Kota Makassar.
Strategi ini nantinya diharapkan agar pengelolaan wisata bahari di Pulau Lae Lae berkembang lebih
terarah dan memberikan nilai manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan
menjaga kelestarian lingkungan wisata bahari agar tetap berkelanjutan. Hasil dari penelitian
diharapkan mampu memberikan informasi tentang potensi dan strategi pengembangan potensi Pulau
Lae Lae sebagai kawasan wisata bahari serta menjadi bahan acuan bagi pemerintah dan instansi
terkait untuk membangun konsep destinasi wisata bahari lebih baik.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi Wisata dan Pariwisata
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari
keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sedangkan Pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.[2]
Dalam penelitian yang dilakukan terkait strategi pengembangan potensi wisata, maka peneliti
melakukan analisis dengan mengacu pada standar atau komponen penilaian dari pendapat para ahli
(Middleton, 2001:124) terkait Konsep Produksi Wisata yang disempurnakan oleh Direktorat
Jendral Pariwisata Republik Indonesia [6], yang diuraikan sebagai berikut:
a. Atraksi
Elemen-elemen di dalam suatu atraksi wisata yang secara luasmenentukan pilihan konsumen
dan mempengaruhi motivasi calon-calonpembeli diantaranya :
1. Atraksi wisata Alam, meliputi bentang alam, pantai, iklim danbentukan geografis lain
dari suatu destinasi dan sumber daya alamlainnya.
2. Atraksi wisata buatan / Binaan Manusia, meliputi angunan daninfrastruktur pariwisata
termasuk arsitektur bersejarah dan modern,monument, trotoar jalan, taman dan kebun,
pusat konvensi, marina,ski, tempat kepurbakalaan, lapangan golf, toko-toko khusus
dandaerah yang bertema.
3. Atraksi Wisata Budaya, meliputi sejarah dan cerita rakyat(legenda), agama dan seni
,teater musik, tari dan pertunjukkan lain,dan museum. Beberapa dari hal tersebut
dapat dikembangankanmenjadi even khusus, festival, dan karnaval.
4. Atraksi Wisata Sosial, meliputi pandangan hidup suatu daerah,penduduk asli, bahasa,
dan kegiatan-kegiatan pertemuan sosial.
b. Amenitas / Fasilitas
Terdapat unsur-unsur di dalam suatu atraksi atau berkenaan dengan suatu atraksi yang
memungkinkan pengunjung untuk menginap dan dengan kata lain untuk menikmati dan
berpatisipasi di dalam suatu atraksi wisata. Hal tersebut meliputi :
1. Akomodasi meliputi hotel, desa wisata, apartmenn, villa, caravan,hostel, guest house,
dansebagainya.
2. Restoran, meliputi dari makanan cepat saji sampai dengan makananmewah.
3. Transportasi di suatu atraksi, meliputi taksi, bus, penyewaan sepedadan alat ski di
atraksi yang bersalju.
4. Aktivitas, seperti sekolah ski, sekolah berlayar dan klub golf.
5. Fasilitas-fasilitas lain, misalnya pusat-pusat bahasa dan kursusketerampilan.
6. Retail Outlet, seperti toko, agen perjalanan, souvenir, produsencamping.
7. Pelayanan-pelayanan lain, misalnya salon kecantikan, pelayananinformasi, penyewaan
perlengkapan dan kebijaksanaan pariwisata.
c. Aksesibilitas
Elemen-elemen ini adalah yang mempengaruhi biaya, kelancarandan kenyamanan terhadap
seorang wisatawan yang akan menempuhsuatu atraksi. Elemen-elemen tersebut ialah :
1. Infrastruktur
2. Jalan, bandara, jalur kereta api, pelabuhan laut, marina.
3. Perlengkapan, meliputi ukuran, kecepatan, jangkauan dari saranatransportasi umum.
4. Faktor-faktor operasional seperti jalur/rute operasi, frekuensipelayanan, dan harga
yang dikenakan.
5. Peraturan Pemerintah yang meliputi pengawasan terhadappelaksanaan peraturan
transportasi.
2.4 Strategi
Stratеgі mеrupakan alat untuk mеncapaі tujuan. Mеnurut Chandlеr (1962) dalam (Rangkutі,
2008:3) stratеgі mеrupakan alat untuk mеncapaі tujuan pеrusahaan dalam kaіtannya mеrupakan
tujuan jangka panjang, prіorіtas alokasі sumbеr daya sеrta program tіndak lanjut. Sеdangkan
Portеr (1985) dalam (Rangkutі, 2008:4) juga mеngatakan stratеgі mеrupakan alat yang sangat
pеntіng untuk mеncapaі kеunggulan dalam bеrsaіng.[3]
2.5 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi yang berkaitan dengan visi, misi, rencana strategis, dan keputusan organisasi (Rangkuti, 2003:
18). Untuk mengetahui sejauh mana upaya pengembangan suatu kawasan, kita harus mengetahui
SWOT (Strangths, Weaknesses, Opportunities, Threats) kawasan tersebut, sehingga kita dapat
mengetahui bagaimana strategi pengembangan kawasan dan memanfaatkan kekuatan dan kesempatan
yang ada pada kawasan tersebut serta berusaha untuk memperkecil kelemahan dan ancaman yang ada
pada kawasan tersebut, sehingga pengembangan yang dilakukan pada kawasan tersebut dapat berjalan
secara optimal/ maksimal dalam pembangunannya.[5]
Matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan.
Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki (Rangkuti, 2004: 31).
Matriks ini dapat menghasilkan empat set alternatif strategi.[5]
Sumber: Rangkuti,2004
3. Metode Penelitian
3.1 Lokasi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Survei dilakukan pada tanggal 6 September di Pulau Lae Lae, kelurahan Lae-Lae, Kecamatan
Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data perimer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari survei dengan observasi
langsung,dokumentasi, dan penyebaran kuesioner online. Untuk kuesioner online, sampel diperoleh
dengan mengunakan metode purposive sampling dimana peneliti menentukan sendiri kriteria
responden yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Untuk kriteria responden yaitu orang-orang
yang pernah berkunjung ke Pulau Lae Lae dalam artian merupakan wisatawan Pulau Lae-Lae dan
berusia lebih dari 18 tahun. Sedangkan data sekunder diperoleh dari penelitian-penelitian sebelumnya,
rencana tata ruang wilayah kota Makassar, data Badan Pusat Statistik dan data lainnya yang dianggap
perlu.
Gambar 2. Peta Citra Pulau Lae Lae
Metode penelitian yang dugunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu metode analisis kualitatif
dan analisis SWOT.
a. Analisis Kualitatif
Untuk analisis kualitatif, dilakukan penjabaran mengenai kondisi eksisiting wisata di Pulau
Lae Lae yang mengacu pada Konsep Produk Wisata (Middleton, 2001:124) yang disempurnakan
oleh Direktoral Jenderal Pariwisata Republik Indonesia.
b. Analisis SWOT
Analisis SWOT digunakan untuk melihat potensi wisata bahari Pulau Lae Lae secara
menyeluruh. Analisis SWOT juga digunakan untuk merancang langkah-langkah strategi
pengembangan potensi wisata bahari Pulau Lae-Lae dan penilaian mengenai kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman. Langkah untuk menentukan strategi pengembangan dengan menggunakan
strategi SO, WO, ST, WT dalam SWOT.
Selain gazebo, terdapat satu wisma yang dapat dijadikan sebagai tempat menginap.
Bangunan yang dijadikan sebagai wisma tergolongan bangunan semi permananen
berlantai dua. Lantai pertama merupakan tempat pemilik wisama sedangkan lantai dua
disewakan untuk wisatawan.
b. Restoran
Untuk restoran maupun tempat makan tidak terdapat di Pulau Lae-Lae, jadi untuk
mencari tempat makan, biasanya wisatawan lebih memilih untuk makan di Pantai
Losari Kota Makassar.
c. Transportasi
Untuk moda transortasi untuk menuju Pulau Le Lae, wisatawan sebelumnya datang
ke Pelabuhan Dermaga Bangko ataupun Pelabuhan Paotere untuk menyewa sebuah
perahu motor. Perahu motor yang digunakan untuk ke Pulau Lae-Lae dapat
dikatakan kurang aman dan nyaman. Hal ini dapat dilihat dari tidak ada datupun
alat keselamatan perjalanan seperti pelampung dalam perahu motor tersebut dan
hanya memuat sekitar 10 orang yang duduk berdesakan Perjalanan melalui laut
dengan menggunakan perahu motor biayanya sekitar sepuluh ribu rupiah per orang
untuk sekali perjalanan.
d. Aktivitas
Untuk aktivitas, karena pemandangan bawah laut Pulau Lae Lae cukup indah,
wisatawan dapat melakukan snorkeling dan diving. Selain snorkeling dan diving
wisatwan juga dapat bermain air ataupun berenang di sekitar pantai ujung pulau.
Bagi wisatwan yang tidak ingin berenang, dapat duduk-duduk sambil menikmati
pemandangan laut, sunset, maupun skyline Kota Makassar atau sekadar mengambil
momen dengan kamera digital.
e. Fasilitas-fasilitas lain
Tidak terdapat fasilitas-fasilitas lain pendukung wisata yang terdapat di
Pulau Lae-Lae selain gazebo, wisma dan dermaga. Di Pulau Lae Lae tidak
disedikan MCK umum bagi warga setempat maupun wisatawan mengingat bahwa
di Pulau Lae-Lae cukup sulit mendapatkan air bersih. Berdasarkan hasil
wawancara, warga setempat menggunakan air untuk keperluan rumah tangga yang
bersumber dari sumur bor. Bagi warga yang tidak memiliki sumur bor terpaksa
membeli air dari Kota Makassar seharga lima ribu rupiah per jeregennya. Tetapi
untuk fasilitas ibdaha, terdapat satu masjid yang biasa digunakan warga setempat
untuk menunaikan ibadah.
c. Aksesibilitas
Untuk menuju Pulau Lae-Lae, wisatawan dapat datang sebelumnya ke Pelabuhan
Dermaga Bangkoa ataupun Pleabuhan Paotere untuk menyewa pearahu motor. Terdapat
dermaga di Pulau Lae Lae sebagai tempat bersandar/merapat dan menambatkan kapal dan
juga menaik-turunkan penumpang. Perjalanan melalui jalur laut menghabiskan waktu
sekitar 5 menit untuk satu kali perjalanan. Di Pulau Lae-lae kondisi jaringan jalan dapat
dikatakan bagus mengingat jalan dibangun dengan material paving blok dan batu gunung
yang ditata dengan cukup baik.
d. Tourist organization
Tidak terdapat satupun tourist Organization di Pulau Lae Lae, dapat dilihat dengan
tidak adanya satupun agen atau biro perjalnaan wisata, tempat promosi wisata maupun
informasi mengenai wisata di Pulau Lae-Lae.
Berdasarkan uraian diatas mengenai kondisi eksisting dari Pulau Le Lae, dapat dimpulkan
bahwa dari segi atraksi, Pulau Lae Lae sudah cukup berpotensi menjadi destinasi wisata bahari Dari
segi akomodasi dapat disimpulkan bahwa fasilitas di Pulau Lae Lae masih kurang memadai. Sdangkan
dari segi aksesbilitas dapat dikatakan sudah cukup baik dan dari segi tourist organization masih belum
ada sehingga diperlukan untuk mengelola Pulau Lae Lae menjadi lebih baik.
Strategi pengembangan potensi wisata merupaka upaya dan usaha usaha dalam
mengembangkan objek wisata ke arah yang lebih maju. Dalam strategi pengembangan
diperlukan sebuah analisis untuk mengeiidentifikasi sebuah objek. Analisis yang digunkan
dalam mengidentifikasi wisata bahari pulau lae lae adalah Analisis SWOT. Berikut adalah
tabel analisisnya:
Kekuatan (Strengths)
1.Sunset di Pulau Lae Lae menawan
2.Pantainya berpasir putih menjadi daya tarik
3.Biaya e Pulau Lae Lae terjangkau
4.Suasananya tenang (dijadikan tempat refreshing dari
hiruk pikuk kota)
5.Lokasinya strategis (dekat dengan pusat kota)
Kelemahan (Weeknees)
1.Fasilitas/Sarana wisata kurang memadai
2.Moda transportasi kurang aman dan nyaman
3.Promosi dalam pemasaran dan informasi terkait
Pulau Lae Lae Masih kurang maksimal
4.Kebersihan masih kurang terjaga
5.Tidak ada brand image (ciri khas)
Peluang (Opportunities)
1.Sudah cukup terkenal di kalangan warga Kota
Makassar
2. Pulau Lae Lae masih ramai dikunjungi wisatwan
3. Masih banyak potensi wisata yang dapat
dikembangkan dan dijadikan daya tarik baru di Pulau
Lae Lae
Ancaman (Threats)
1. Wisatawan memilih destinasi wisata lain yang lebih
menaik dengan atraksi yang lebih banyak
2. Promosi pemasaran destinasi lain lebih gencar
sehingga lebih banya dikunjungi dibanding Pulau Lae
Lae
3.Hanya di cuaca cerah wisatawan ramai berkunjung
(pada musim hujan angin cenderung kencang dan
gelombang ombak cukup tinggi)
4.Pencemaran lingkungan merusak keindahan Pulau
Lae-Lae (dilakukan oleh wisatawan maupun warga
setempat)
=(X,Y)
S−W O−T
=( 2 ; 2 )
29−31 26−30
=( 2
; 2 )
=(-2;-4)
Based on the curve above, it can be concluded that Lae Lae Island is in diagram IV which
means to carry out defensive strategies.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Pulau Lae Lae posisiya berada dalam
diagram IV dimana perlu melakukan starategi difensif atau bertahan. Bertahan dalam artian
mempertahankan Pulau Lae Lae sebagai destnasi wisata bahari namun melakukan sebuah strategi-
strategi baru yang telah dijelaskan pada tabel matriks SWOT. Dengan strategi tersebut diharapkan
menjadi acuan untuk pembangunan di Pulau Lae lae terkhusus sektor pariwisata.
Referensi
[5] Adriansyah.(2013).Rencana Strategi Pengembangan Kota Dengan Metode Swot Studi Kasus :
Kota Lama Tangerang. Jurusan Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik Universitas
Esa Unggul: Jakarta