Alun-alun Empang
1952-sekarang
Pada tahun 2007 Masjid Agung Empang ditetapkan menjadi Benda Cagar Budaya (BCB),
sehingga pelestarian masjid ini berada di pengawasan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
PemKot Bogor, untuk pengelolaan sehari-hari dilakukan oleh masyarakat setempat yang
tergabung falam Yayasan Masjid Agung At Tohirriyah. Sayangnya Pemerintah Kota Bogor
tidak begitu meperhatikan BCB ini sehingga ada beberapa bagian bangunan yang rusak
tidak segera diperbaiki.
Elemen pembentuk Kawasan Empang lainnya seperti Pasar Bogor dibentuk pada tahun
1777 awalnya menjadi pasar kelontong bagi pedagang cina dan tempat petani menjual
hasil bumi kepada Pemerintah Belanda dan sekarang menjadi pasar tradisional pada
umumnya dan menjadi semakin padat karena adanya terminal dan PKL yang tidak teratur
dengan baik, Kediaman Resmi Bupati Kampung Baru, dahulu berupa pendopo sekarang
berubah menjadi rumah tinggal seorang keturunan Arab-Sunda, masih berdiri kokoh hanya
saja tidak begitu terawat kediaman ini ditetapkan menjadi BCB Kota Bogor karena sudah
berusia lebih dari 200 tahun dan Kediaman Resmi Kapiten Arab menjadi tempat tinggal
keturunan keluarga Bajenet, hanya saja pagar rumah ini sering kali menjadi objek
vandalisme yang dilakukan oleh masyarakat yang tidak bertanggungjawab, sudah
ditetapkan menjadi BCB Kota Bogor.
D. Kesimpulan
Alun-alun Empang pada step III post action dimana sudah memiliki interaksi dan
pengaruh ke lingkungan sekitar seperti untuk kegiatan sosial dan ekonomi yang
terjadi di kawasan Alun-alun Empang, tetapi cara pelestarian kawasan yang dilakukan
tidak sesuai dengan cara menambahkan komponen fisik di alun-alun tersebut. Artinya,
pelestarian alun-alun tidak sustainable dan harus di evaluasi lagi di step II field
action untuk strategi pelestarian alun-alun yang harus di lakukan adalah revitalisasi
karena terjadi degradasi kualitas fisik dan pergeseran fungsi ke arah private space,
strategi yang dilakukan untuk mempertahankan keaslian bentuk dan karakter alunalun adalah memperbaiki infrastruktur alun-alun dengan menghilangkan pagar
Masjid Agung Empang berada di step II field action sudah mengalami tiga kali tahap
pemugaran sehingga implementasi dan pengaplikasian konsep sudah sesuai sebagai
tempat menyebarkan agama islam pada zaman dahulu dan sampai sekarang masih
berfungsi sebagai tempat ibadah, selanjutnya masuk ke step III post action sudah
memiliki integrasi sosial maupun rohani dan memiliki pengaruh ke lingkungan sekitar
dan sudah berkelanjutan karena tetap mepertahankan bangunan asal dari masjid
tersebut dan mempertahankan fungsi bangunan. Adanya penambahan fungsi dan
aktivitas baru antara masjid dan alun-alun guna saling mendukung dan memperkuat
karakter sejarah yang telah dibentuk dari beradab-abad yang lalu, serta melakukan
peningkatan volume kegiatan rohani dan sosial seperti kegiatan berdakwah yang
dipadukan dengan kegiatan kesenian tradisional masyarakat sunda.
Daftar Pustaka
http://kampoengbogor.org/alun-alun-empang-dan-masalah-pelestariannya/
http://visitbogor.com/wisata/wisata-sejarah-kampung-arab-empang-bogor.html
Assessment Lanskap Sejarah Kawasan Empang untuk Mendukung Perencanaan Tata
Ruang Kota Bogor, Anggraeni Rani, 2010