Anda di halaman 1dari 7

SISTEM SOSIAL BUDAYA DALAM KAWASAN KECAMATAN BIRINGKANAYA

Membahas mengenai suatu sistem sosial budaya tentu ada interaksi dan adaptasi di
dalamnya. Dimana interaksi dan adaptasi yaitu :
1. interaksi sosial adalah Proses komunikasi di antara dua orang atau lebih. Contohnya
ketika kita bertemu dan saling menyapa satu sama lain berarti kita telah membangun
suatu interaksi sosial. Sedangkan,
2. Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya
untuk bertahan hidup. Sehingga dalam konsep interaksi dan adaptasi maka akan
terbina Hubungan Sosial.
Ini merupakan satu kesatuan yang harus kita bangun dalam suatu hubungan sosial
dan budaya agar dalam kawasan/lingkungan tersebut agar dapat terciptanya suasana
yang harmonis. Dapat kita bayangkan jika suatu individu tidak dapat membangun
suatu interaksi dan adaptasi di dalam lingkungannya maka dapat berdampak di
asingkannya suatu individu tersebut. Jadi interaksi dan adaptasi adalah satu kesatuan
yang tidak bisa di pisahkan. Karena interaksi tanda adaptasi juga tidak optimal dalam
membangun system sosial budaya dalam lingkungan atau kawasan tersebut. Begitu
pun sebaliknya.
A. PENGERTIAN SISTEM SOSIAL
Sistem sosial merupakan suatu sinergi antara berbagai subsistem sosial yang saling
mengalami ketergantungan dan keterkaitan. (Teori Sibenertika Parson)
B. UNSUR-UNSUR SISTEM SOSIAL
Menurut Alvin L. Bertrand, ada 10 unsur sistem sosial:
1. Keyakinan (pengetahuan)
2. Perasaan (sentiment)
3. Tujuan
4. Norma
5. Status dan peranan
6. Tingkatan atau pangkat (rank)
7. Kekuasaan atau pengaruh (power)
8. Sanksi
9. Sarana atau fasilitas
10. Tekanan ketegangaan (stress strain)

C. FUNGSI SISTEM SOSIAL

Menurut ANkie M.M. Hoogvelt, ada 4 fungsi sistem sosial:


1.

Fungsi Adaptation (Adaptasi)


Sistem sosial harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapi.

2.

Fungsi Goal Attainment (Pencapaian Tujuan Yang Diharapkan)


Tujuan individu harus menyesuaikan dengan tujuan sosial yang lebih besar agar tidak
bertentangan dengan tujuan-tujuan lingkungan sosial.

3.

Fungsi Integration (Integrasi/Kebersamaan)


Menunjukkan adanya solidaritas sosial dari bagian-bagian yang membentuknya serta
berperannya masing-masing unsure tersebut sesuai dengan posisinya. Integrasi hanya bias
terwujud jika semua unsure yang membentuk sistem tersebut saling menyesuaikan.

4.

Fungsi Latent Pattern Maintance (Pemeliharaan Pola Latent).

D. SISTEM SOSIAL KAWASAN BIRINGKANAYA


Sistem sosial yang ada di kawasan biringkanaya yaitu masyarakat sekitar masih
menujunjung tinggi sifat-sifat saling menghargai, gotong-royong, dan kebersamaan. Ini di tandai
dengan di antara 7 kelurahan yang ada di kawasan biringkanaya tentu di dalamnya terdapat
perbedaan suku, agama, ras, dan budaya tetapi masyarakat kawasan setempat tetap
mengedapankan sikap saling menghargai perbedaan dan memperkuat kebersamaan walaupun di
kawasan biringkanaya yang menjadi dominan suku ialah suku Bugis-Makassar.

Potensi-potensi yang ada di kawasan biringkanaya


Kawasan biringkanaya merupukan suatu kecamatan yang terdiri dari 7 kelurahan, Antara
lain ;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kelurahan paccerakkang
Kelurahan bulorokeng
Kelurahan daya
Kelurahan sudiang
Kelurahan sudiang raya
Kelurahan untia
Kelurahan pai

Di antara ke-tujuh keluarahan tersebut tentunya mempunyai potensi yang berbeda-beda.


Salah satu contoh ialah di kelurahan daya. Di kelurahan tersebut sangat terkenal dengan
potensi kawasan industri dan perdagangannya. Karena kawasan industri makassar (KIMA)
di pusatkan di kelurahan daya kecamatan biringkanya dan juga telah di bangunnya pasar
modern daya yang sangat membatu kawasan perdagangan di kecamatan biringkanaya.
Kemudian disini partisipasi masyarakat di kecamatan biringkanaya untuk membantu
membangun kecamatannya sudah mulai nampak. Karena masyarakat kawasan biringkanaya
tidak lagi terfokus untuk berbelanja ke daerah pusat kota dan mengurangi kepadatan

kendaraan di daerah pusat kota. Masyarakat kawasan biringkanaya sudah mulai terfokus
pada tempat-tempat perbelanjaan yang ada di kawasan dan tidak lagi berbondong-bondong
untuk berbelanja di daerah pusat kota walaupun tidak semua masyarakat seperti itu. Jadi
barang- barang yang telah di produksi di KIMA kemudian hasilnya di lempar ke pasar-pasar
yang ada. Kemudian masyarakat kawasan biringkanaya yang sekarang sudah terfokus untuk
berbelanja di pasar modern daya membelinya. Di situ lah terjadi suatu interaksi sosial dan
ketergantungan antara suatu kawasan. Di kawasan biringkanaya juga sudah banyaknya
hotel-hotel dan perkantoran yang di bangun di kawasan biringkanaya. Ini juga bertujuan
agar mengurangi kepadatan di daerah pusat kota.

Sistem Pendidikan
Untuk menghasilkan dan memajukan suatu kawasan-kawasan di suatu wilayah tentunya
di butuhkan SDM yang berkualitas. Kemudian di kawasan biringkanaya itu sendiri sudah
menyiapkan atau memfasilitasi masyarakat sekitar agar dapat menjadi SDM yang
berkualitas. Sebagai contoh tingkat pendidikan mulai dari taman kanak-kanak (TK),
sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama(SMP), sekolah menengah atas (SMA),
sampai dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi sudah di siapakan di kawasan
biringkanaya dengan tujuan mempermudah masyarakat sekitar untuk memperoleh
pendidikan agar dapat menjadi SDM yang berkualitas.

Sistem religious/kepercayaan
Di kawasan biringkanaya terdapat banyak kepercayaan/agama yang di anut
masyarakat sekitar. Akan tetapi yang menjadi mayoritas ialah agama Islam. Namun
dengan perbedaan ini tidak menjadi suatu masalah di kawasan setempat. Umat muslim
tetap menjanlankan keawajibannya sebagai seorang muslim seperti melaksanakan shalat
5 waktu di mesjid, mempringati hari-hari besar umat muslim, mengadakan pengajianpengajian, mengucapkan salam assalamualaikum dan begitu pun dengan agama-agama
lain seperti Kristen, hindu dan budha juga tetap menjanlankan kegiatan keagamaan
mereka. Tetapi sikap toleransi yang kita junjung sehingga perbedaan itu menjadi suatu
persatuan bukan menjadi suatu permasalahan.

Sistem perekonomian
Di kawasan biringkanaya terdapat pasar tradisional, pasar modern, perkantoran, dan
kawasan industri. Dengan itu, dapat membantu pertumbuhan ekonomi di kawasan sekitar.
Pasar-pasar dan kawasan industri sangat membuka lapangan kerja bagi masyarakat
sekitar. Sehingga mayoritas pekerjaan/ mata pencarian masyarakat sekitar adalah
pedagang/wirasuwasta dan pekerja di pabrik-pabrik industri. Namun ada juga masyarakat
yang berprofesi sebagai PNS. Dari berbagai jenis pekerjaan/mata pencahariannya jelas
penghasilan yang di dapatkan berbeda-beda. Oleh karena itu terjadi persaingan antara
masyarakat tersebut dalam strata kehidupan sosial. Di kawasan biringkanaya ada yang
pendapatan ekonominya sangat tinggi, ada juga yang pendapatan ekonominya sedang dan

ada juga pendapatan ekonominya rendah. Apabila di lihat dari sisi berbeda, dengan
adanya perbedaan pendapatan secara ekonomi ini masyarakat sekitar yang ber
penghasilan rendah justru lebih menyukai menyendiri atau berkumpul bersama
golongannya.

Sistem Kesehatan
Di kawasan biringkanaya sistem kesehatannya sudah dapat membantu masyarakat
sekitar dalam bidang kesehatan. Di kawasan biringkanaya sudah adanya rumah sakit
umum Daya, rumah sakit Dr. Tajuddin Chalid dan beberapa puskesmas-puskesmas di
kawasan setempat. Dengan itu di harapkan rumah sakit dan puskesmas yang ada untuk
meningkatkan tingkat pelayanannya kepada pasien/masyarakat.

E.

F.

PENGERTIAN SISTEM BUDAYA


Sistem budaya merupakan wujud yang abstark dari kebudayaan. Sistem budaya atau
cultural system merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang hidup bersama dalam suatu
masyarakat. Gagasan tersebut tidak dalam keadaan lepas satu dari yang lainnya, tetapi selalu
berkaitan dan menjadi suatu sistem. Dengan demikian sistem budaya adalah bagian dari
kebudayaan, yang diartikan pula adat-istiadat mencangkup sistem nilai budaya, sistem norma,
norma-norma menurut pranata-pranata yang ada di dalam masyarakat yang bersangkutan,
termasuk norma agama.

FUNGSI SISTEM BUDAYA


Fungsi sistem budaya adalah menata dan menetapkan tindakan-tindakan serta tingkah
laku manusia. Proses belajar dari sistem budaya ini dilakukan melalui pembudayaan atau
institutionalization (pelembagaan). Dalam proses pelembagaan ini, seorang individu mempelajari
dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-adat, sistem norma dan peraturan
yang hidup dalam kebudayaannya. Proses ini dimulai sejak kecil, dimulai dari lingkungan
keluarganya, kemudian dengan lingkungan di luar rumah, mula-mula dengan meniru berbagai
macam tindakan. Setelah perasaan dan nilai budaya yang memberikan motivasi akan tindakan
meniru itu diinternalisasi dalam kepribadiannya, maka tindakannya itu menjadi suatu pola yang
mantap, dan norma yang mengatur tindakannya dibudayakan. Tetapi ada juga individu yang
dalam proses pembudayaan tersebut yang mengalami deviants, artinya individu yang tidak dapat
menyesuaikan dirinya dengan sistem budaya di lingkungan sosial sekitarnya.

G. UNSUR-UNSUR SISTEM BUDAYA

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan,
antara lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
o alat-alat teknologi
o sistem ekonomi
o keluarga
o kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
o sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
o organisasi ekonomi
o alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah
lembaga pendidikan utama)
o organisasi kekuatan (politik)
H. SISTEM BUDAYA DALAM KAWASAN BIRINGKANAYA
Di kawasan biringkanaya walaupun di dalam kawasannya ini terdapat ke anekaragaman
suku, budaya, ras dan agama akan tetapi budaya yang paling menonjol ialah budaya BugisMakassar. Ini dapat kita lihat ketika adanya acara-acara perkawinan, keagamaan dll. Biasanya
juga dalam acara-acara resmi di kawasan setempat di buka dengan tarian-tarian tradisional
yang asli dari daerah/suku Bugis-Makassar atau lagu-lagu daerah. Ketika juga ada acara
perkawinan ada tahapan-tahapan yang harus di lewati dan di penuhi. Contohnya,
mappettuada,mappacci,mahar uang panai dll. Ini menandakan bahwa di kawasan sekitar masih
menggunakan budaya-budaya Bugis-Makassar.
I. Simpulan

Sistem sosial yang ada di kawasan biringkanaya yaitu masyarakat sekitar masih
menujunjung tinggi sifat-sifat saling menghargai, gotong-royong, dan kebersamaan. Ini
di tandai dengan di antara 7 kelurahan yang ada di kawasan biringkanaya tentu di
dalamnya terdapat perbedaan suku, agama, ras, dan budaya tetapi masyarakat kawasan
setempat tetap mengedapankan sikap saling menghargai perbedaan dan memperkuat
kebersamaan walaupun di kawasan biringkanaya yang menjadi dominan suku ialah suku
Bugis-Makassar.

Di antara ke-tujuh keluarahan tersebut tentunya mempunyai potensi yang berbeda-beda.


Salah satu contoh ialah di kelurahan daya. Di kelurahan tersebut sangat terkenal dengan
potensi kawasan industri dan perdagangannya. Karena kawasan industri makassar
(KIMA) di pusatkan di kelurahan daya kecamatan biringkanya dan juga telah di
bangunnya pasar modern daya yang sangat membatu kawasan perdagangan di kecamatan
biringkanaya. Kemudian disini partisipasi masyarakat di kecamatan biringkanaya untuk
membantu membangun kecamatannya sudah mulai nampak. Karena masyarakat kawasan

biringkanaya tidak lagi terfokus untuk berbelanja ke daerah pusat kota dan mengurangi
kepadatan kendaraan di daerah pusat kota.
Dari aspek agama ialah mayoritas islam, dari aspek pendidikan semua tingkatan
pendidikan telah di siapkan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas, aspek ekonomi
mayoritasnya mata pencaharian sebagian pedagang atau wirasuwasta dan dari sistem
budaya ialah budaya Bugis-Makassar yang berlaku dalam masyarakat setempat.

TUGAS II

SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA DALAM


PERENCANAAN

DI SUSUN OLEH :

ALDY RAFZANJANI THAMRIN / 4515042050

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR
2015

Anda mungkin juga menyukai