Anda di halaman 1dari 26

MATERI MATA KULIAH

MOBILITAS SOSIAL

Drs. B Martin Baru, M.Si


PENGERTIAN
1. Mobilitas`sosial diartikan sebagai suatu gerak
atau aktifitas masyarakat dalam kehidupan sosial.
Wujudnya aktifitas dapat berupa akrifitas
pekerjaan seperti petani, pedagang, nelayan,
peternak, dan lain-lain.
2. Ada 2 macam gerak sosial, yaitu gerak sosial
yang bersifat horisontal, menunjuk pada
perubahan aktifitas masyarakat yang setingkat.
Misalnya perubahan sebagai petani menjadi
peternak, atau pedagang.
3. Dan gerak sosial yang bersifat vertikal, yaitu
perubahan aktifitas masyarakat yang meningkat,
misalnya dari karyawan menjadi pengusaha
Next

 Dalam perspektif mobilitas sosial,


kecenderungan masyarakat desa relatif rendah
mobilitas sosialnya sehingga perubahan sosial
juga sangat lamban untuk menuju pergerakan
yang lebih maju.
 Sedangkan masyarakat kota mobilitas sosial
relatif tinggi, yaitu terjadinya perubahan sosial
yang tinggi, sehingga terjadi pergerakan atau
perubahan sosial yang cepat atau maju.
INTERAKSI SOSIAL

Interaksi sosial menunjuk adanya hubungan antar incividu, dan


atau kelompok sosial.

Bentuk interaksi sosial, dapat berupa kerja sama, persaingan,


dan pertentangan.
Interaksi sosial masyarakat desa lebih sempit dan terbatas
ruang lingkupnya, bersifat personal, serta permanen/tahan lama.
Interaksi sosial masyarakat kota lebih luas ruang lingkupnya,.
The Next

 Interaksi sosial, harus mencapai pada taraf reaksi pihak


lain (si A ketemu si B, maka si B harus bereaksi untuk
merespon si A), jika tidak, interaksi sosial tidak terjadi
 Interaksi didasarkan oleh berbagai faktor:
 Faktor Imitasi
 Faktor Sugesti
 Faktor Identifikasi, dan
 Faktor Simpati
Faktor Imitasi

 Imitasi adalah interaksi sosial didasari faktor meniru orang


lain. Misalnya: anak perempuan meniru pakaian jilbab dari
ibunya.

 Imitasi dimungkinkan terjadi hal2 yg negatif, yaitu pihak lain


cenderung meniru atau menerima apa adanya yg dimiliki oleh
pihak lain tanpa adanya seleksi.

 Biasanya berlangsung pada masy tradisional.


Faktor Sugesti

 Sugesti adalah interaksi sosial yang didasari adanya


pengaruh. Misalnya pengaruh orang tua kepada anak
muda. Dan terjadi apabila memberikan pandangan atau
petuah tentang moralitas dalam kehidupan sosial.

 Berlangsung pada masy yg tradisional.


Faktor Identifikasi

 Identifikasi adalah interaksi sosial didasari oleh usaha


menyamakan dengan orang lain. Misalnya santri ingin
menyamakan dirinya dengan perilaku kyainya (yang
diidolakan).

 Proses identifikasi dilakukan atas kesadaran untuk mau


bergabung memahami kaedah2 hidup yang diidolakan.
Faktor Simpati

 Simpati adalah interaksi sosial didasari oleh ketertarikan


dengan orang lain, karena keberhasilannya.

 Tujuannya untuk melakukan kerja sama dengan pihak


lain, dan diharapkan pula dapat mencapai keberhasilan
seperti orang lain.
SOLIDARITAS SOSIAL

Solidaritas sosial sebagai bentuk kepedulian individu


terhadap orang lain atas peristiwa yang dialaminya.

Unsur-unsur pengikat solidaritas, meliputi marga,


pernikahan, agama, wilayah, pekerjaan, dll.

Solidaritas sosial dapat bersifat positip apabila dilakukan


untuk kepentingan kemaslahatan orang banyak (umum).
Misalnya solidaritas atas kasus TKI di arab saudi.
The Next

Kontrol Sosial
Kontrol sosial merupakan proses yang bertujuan untuk
mendisiplinkan warga dalam mentaati norma-norma
kelompok.

Proses dapat berupa tindakan atau sanksi yang melanggar


norma masyarakat.

Kontrol sosial masyarakat desa lebih kuat dibandingkan


dengan masyarakat kota.
Perkembangan masyarakat

 Masyarakat terdiri dari individu-individu yang saling


melakukan hubungan, dan dalam hubungan itu akan
menghasilkan tata aturan/nilai2 yang menjadi pedoman
dalam kehidupan bersama.

 Dalam perspektif pendekatan fungsional Oleh. Talcott


Parson, Ada beberapa unsur/nilai dalam kehidupan
masyarakat, yaitu:
1. Kehidupan sosial itu terdiri dari individu-individu yang
saling berhubungan.
2. Hubungan antara individu itu bersifat saling
mempengaruhi.
The Next

 Sistem sosial selalu bergerak kearah keseimbangan yang


dinamis, demi tercapainya integritas sosial.

 Integritas sosial yang terjadi dilakukan melalui proses adaptasi,


institusional (pelembagaan), dan proses-proses lainnya.

 Perubahan sistem sosial terjadi secara gradual, melalui


penyesuaian antar unsur.

 Perubahan sistem sosial disebabkan adanya penemuan baru.


The Next

Dalam teori A-G-I-L dari Talcott Parson

Perubahan dalam bidang kehidupan masyarakat akan


mempengaruhi bidang kehidupan lainnya, dan akan bergerak
mencapai keseimbangan (Equillibrium).

Bidang Ekonomi Bidang Politik

Bidang Sosial/Budaya Bidang Hukum


The Next

Cara individu dalam mensikapi perubahan sosial, yaitu


melakukan penyesuaian (adaptasi), menurut RK. Merton
terdapat 5 (lima) model adaptation, yaitu:

1. Konformitas (conformity)
Cara adaptasi individu dengan menerima perubahan
nilai2 budaya, melalui cara-cara yang dilembagakan.
2. Inovasi (innovation)
Cara adaptasi individu dengan menerima perubahan
nilai2 budaya baru, tetapi tetap mempertahankan nilai-
nilai lama.
The Next

3. Ritualisme (ritualism)
Cara adaptasi dengan menolak perubahan nilai2 baru,
tetapi menerima cara-cara yang dilembagakan.

4. Recreation
Cara adaptasi dengan menolak perubahan nilai2 baru.

5. Rebellian
Cara adaptasi dengan menerima/menolak perubahan
nilai2 baru dan menerima/menolak cara-cara
dilembagakan.
HUBUNGAN KOTA & DESA

 Strategi pembangunan konvensional yang lebih mengutamakan


pertumbuhan melalui pembangunan industrialisasi, ternyata
menimbulkan disparitas antar lapisan masyarakat, semakin
meningkat kemiskinan, dan pengangguran.
 Manfaat pembangunan lebih dirasakan oleh kelompok
masyarakat lapisan atas, sehingga jurang kesenjangan sosial
dan ekonomi semakin tinggi.
 Orientasi pertumbuhan hanya mendorong perkembangan usaha
dan industri skala besar, sehingga terjadi kesenjangan yang
semakin lebar antara usaha skala kecil dan mikro (UKM) dan
usaha menengah-besar (UMB).
Next

 Investasi ekonomi lebih diorientasi pada kota


dibandingkan dengan desa, akibatnya desa menjadi
tertinggal.
 Desa selalu dimanfaatkan untuk kepentingan kota,
sebab sebagai penyangga pertumbuhan ekonomi
perkotaan.
 Terjadi pengurasan sumber daya oleh kota terhadap
desa, melalui keuntungan dari jasa distribusi barang.
Next

Secara empiris, hubungan kota desa, dapat dijelaskan


Dari beberapa teori berikut ini:

Dualisme Disffungtion.
1. Dasar teori Emile Durkheim, yaitu “Solidaritas Mekanis” (Masy.
Kuno/Desa), dan “Solidaritas Organis” (Masy. Kota).
2. Solidaritas mekanis, merupakan bentuk hubungan sosial yang
didasarkan pada keluarga, atau kekerabatan atau disebut
dengan PAGUYUPAN.
3. Sedangkan Solidaritas Organis, bentuk hubungan sosial yang
didasarkan pada profesionalisasi atau dikenal dengan
PATTEMBAYAN
Next

4. Karakteristik masyarakat desa lebih didominasi oleh nilai-


nilai tradisional, sehingga mengakibatkan terjadinya
keterbelakangan. Sedangkan masyarakat kota lebih
berkembang nilai-nilai modern.

5. Maka untuk mempercepat modernisasi diperlukan


penyebaran nilai-nilai modern dari kota kedesa, shg
mendorong terjadinya mobilitas sosial yang tinggi pada
masyarakat desa.
Next

Kolonialisme Internal.
1. Berakar dari teori Max Weber, “Setiap tindakan selalu
dilandasi oleh tujuan”.
2. Sifat hubungan kota-desa, adanya dominasi elit kota melalui
institusi desa.
3. Pembenaran dominasi elit kota melalui program BPPC, TRIS,
dan assosiasi yang lainnya.
4. Kecenderungan hubungan tersebut, menimbulkan eksploitasi
desa oleh elit-elit kota. Akibatnya masyarakat desa justru
semakin terpinggirkan dan termiskinkan.
Next

Pembangunan tidak seimbang.


1. Berakar dari teori Karl Marx, “Selama dalam kehidupan
masyarakat masih terdapat kelas-kelas, maka kelas superior
akan menindas kelas inferior”.
2. Sifat hubungan kota-desa; kota dianggap mewakili kelas
superior yang memiliki pola kehidupan modern sedangkan
desa sebagai kelas inferior dengan pola kehidupan tradisional.
Akibatnya kota melakukan intervensi kedesa melalui orientasi
produksi pedesaan yang dikonsentrasikan pada eksport (spt.
Adanya tata niaga cengkeh dengan BPPC, TKW, tata niaga
tebu dengan TRIS, dll).
FAKTOR KESENJANGAN KOTA-DESA

Faktor-faktor kesenjangan antara kota dan desa, adalah:


(i). kesenjangan pendapatan antara rumah tangga di
perkotaan dan di perdesaan;
(ii). Struktur kegiatan ekonomi sektoral yang menjadi dasar
kegiatan produksi rumahtangga atau masyarakat, khususnya
pada sektor-sektor ekonomi yang menjadi basis ekspor
dengan orientasi pasar luar negeri.
Next

(iii).Potensi regional (SDA, SDM, Dana, Lingkungan dan


infrastruktur) yang mempengaruhi perkembangan struktur
kegiatan produksi.
(iv). Kondisi kelembagaan yang membentuk jaringan kerja
produksi dan pemasaran pada skala lokal, regional dan
global.
Next

 Pentingnya keterkaitan desa-kota ini dalam jaringan wilayah


untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
konsep Agropolitan.
 Konsep ini menekankan bahwa pengembangan desa dapat
tercapai dengan baik apabila desa tersebut dikaitkan dengan
pengembangan kota dalam wilayah tersebut.
 Fungsi kota lebih dititik beratkan sebagai pusat kegiatan non
pertanian dan pusat administrasi, bukan sebagai pusat
pertumbuhan, sementara itu kecamatan (district) justru yang
memiliki fungsi sebagai unit pengembangan.
Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai