Anda di halaman 1dari 22

Physical Planning 201

5
FISCAL PLANNING
Mata Kuliah Teori Perencanaan

Dosen Pengampu :
Ir. Soedwiwahjono, M.T.
Murtanti Jani Rahayu, S.T, M.T.
Oleh :
Cut Khusnul Khotimah
Faizal Adi Setyawan
Hafiza Jasmine Azzahra
Isandi Nurul Hasanah
Nur Laila Fitriana
Yulvia Dwitya Putri

(I0612010)
(I0612018)
(I0612021)
(I0612025)
(I0612033)
(I0612045)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Fiscal Planning

Physical Planning 201


5
BAB I Pendahuluan
1.1.

Latar Belakang
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki
bentang alam dengan struktur geografis yang bermacam-macam dan
merupakan negara kepulauan. Di setiap daerah pasti memiliki rencana
pembangunan untuk mengembangkan berbagai potensi baik pertanian,
pariwisata, hingga perindustrian dengan bahan yang bias dihasilkan di setiap
daerah tersebut.
Dari hal-hal tersebut, diperlukan perencanaan yang baik dengan upaya
yang komprehensif untuk membantu dalam mengembangkan berbagai
wilayah di Indonesia guna menunjang perekonomian negara untuk
meningkatkan

kesejahteraan,

kemakmuran,

kesehatan

lingkungan,

kenyamanan, dan keberlanjutan kehidupan masyarakat Indonesia.


Perencanaan yang baik akan terselenggara apabila bukan hanya
perencanaan fisiknya saja yang baik akan tetapi perencanaan fiskalnya juga
harus baik pula, sehingga rencana mampu diimplementasikan dengan baik dan
terarah, sehingga rencana tersebut lebih optimal dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Perencanaan fiskal merupakan salah satu perencanaan yang dilakukan
oleh pemerintah untuk menentukan anggaran-anggaran pendapatan dan
belanja negara untuk menunjang kegiatan masyarakat. Perencanaan fisik
merupakan perencanaan untuk mengubah atau memanfaatkan struktur fisik
suatu wilayah guna memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan berbagai
kegiatan atau aktivitas fisiknya. Perencanaan fisik membutuhkan perencanaan
fiskal untuk mengatur pendanaan dalam implementasi rencana yang telah
disusun.
Di Indonesia sendiri, perencanaan fiscal itu diatur dalam APBN yang
di dalamnya terkandung kebijakan moneter dan kebijakan fiscal. Kebijakan
moneter instrumennya adalah penentuan besaran suku bunga dan operasi pasar
terbuka dengan Surat Berharga Negara. Sedangkan untuk kebijakan fiscal,
prioritasnya adalah pencapaian target penerimaan negara dan implementasi
belanja negara sesuai waktu dan tujuannya. Instrumen utama untuk mencapai
target kebijakan fiskal adalah pajak dan pengeluaran. Apabila terjadi
Fiscal Planning

Physical Planning 201


5
perubahan pajak dan pengeluaran pemerintah, akan berdampak pada
permintaan agregat dan aktivitas ekonomi, pola persebaran sumber daya, dan
distribusi pendapatan.
Mengapa perencanaan fiscal penting? Negara seperti halnya rumah
tangga,

memerlukan

sumber-sumber

keuangan

untuk

kelangsungan

kehidupannya. Bagi negara, sumber keuangan terbesar adalah pajak. Pajak ini
kemudian menjadi sumbangsih terbesar dalam pembiayaan pembangunan.
Dalam konteks perencanaan pembangunan fisik, rancangan kebijakan fiskal
diarahkan untuk penyediaan sarana prasarana, perencanaan transportasi,
perencanaan keruangan, dan sebagainya.
Memastikan penyediaan dana cukup untuk memenuhi satu periode
tahunan keuangan pemerintah. Memberikan kebijakan, prosedur dan rencana
terkait dengan keuangan. Membantu dalam memastikan keseimbangan yang
wajar antara pengeluaran dan pemasukan dana sehingga stabilitas terjaga.
Mengurangi ketidakpastian berkaitan dengan perubahan tren pembangunan
yang terjadi dihadapi dengan mudah melalui dana yang cukup. Panduan untuk
pemanfaatan yang tepat dan lengkap dari sumber daya yang tersedia.
Tujuan
Dari latar belakang di atas, dapat diketahui bahwa Perencanaan Fiscal

1.2.

memiliki tujuan sebagai berikut:


a. Usaha mencapai perkembangan sosial ekonomi mantap (Steady social
b.
c.
d.
e.
f.
g.

economic growth). Tercermin pada pertumbuhan ekonomi positif


Usaha meningkatkan pendapatan
Usaha perubahan struktur ekonomi ; Usaha diversifikasi ekonomi
Usaha perluasan kesempatan kerja
Usaha pemerataan pembangunan ; DISTRIBUTIVE JUSTICE
Usaha pembinaan lembaga ekonomi masyarakat
Usaha terus menerus menjaga stabilitas ekonomi

1.3.

Manfaat
Fiscal Planning memiliki manfaat sebagai berikut:
a. Karena lahan sebagai bentuk fisik suatu wilayah merupakan sumber daya
terbatas

yang

dibutuhkan

setiap

manusia

untuk

menopang

keberlangsungan hidupnya, agar dapat digunakan secara berkelanjutan.


b. Guna meminimalisir kesenjangan yang terjadi pada setiap wilayah baik
dari penyediaan utilitas umum, penyediaan jalur transportasi.
Fiscal Planning

Physical Planning 201


5
c. Sebagai

bahan

acuan

bagi

pemerintah

atau

perencana

untuk

mengendalikan dan mengawasi struktur fisik suatu wilayah sesuai dengan


hirarki wilayah dan hirarki rencana.
BAB II Pembahasan
2.1.
Pengertian
2.1.1. Perencanaan Fisik
Perencanaan Fisik merupakan perencanaan untuk mengubah atau
memanfaatkan struktur fisik suatu wilayah guna memenuhi kebutuhan hidup
manusia dengan berbagai kegiatan atau aktivitas fisiknya. Contohnya seperti
perencanaan tata ruang atau perencanaan tata guna lahan, perencanaan
transportasi, penyediaan sarana prasarana. Jadi, perencanaan fisik ini sangat
berpengaruh di dalam kehidupan masyarakat dalam melaksanakan berbagai
kegiatannya. Teori perencanaan fisik sudah membahas tentang kota dan sub
bagian kota secara komprehensif, serta termasuk ke dalam pembanguna jangka
panjang.
Perencanaan fisik memiliki sifat berkesinambungan dimana ada
keterkaitan antar aspek fisik satu sama lain, apabila terjadi kesalahan dalam
perencanaan atau adanya penyelewengan penggunaan lahan maka akan
mempengaruhi aksesibilitas masyarakat, pemerintah dalam menyediakan sarana
prasana serta kehidupan sosial masyarakat yang memiliki pengaruh dari
penggunaan lahan disekitarnya.
Manfaat dari perencanaan fisik sendiri untuk suatu kota adalah :
a)

Karena lahan sebagai bentuk fisik suatu wilayah yang merupakan

sumber daya terbatas tetapi dibutuhkan oleh setiap manusia untuk melaksanakan
keberlangsungan hidupnya, agar dapat hidup berkelanjutan
b) Guna meminimalisir kesenjangan yang terjadi pada setiap wilayah
baik dari penyediaan sarana, utilitas umum, penyediaan jalur transportasi serta
perlindungan lingkungan.
c) Sebagai bahan acuan bagi pemerintah atau perencana untuk
mengendalikan dan mengawasi struktur fisik suatu wilayah sesuai dengan
hirarki wilayah dan hirarki rencana.
2.2.2. Perencanaan Fiskal
Fiscal Planning

Physical Planning 201


5
Fiskal adalah hal yang berkaitan dengan masalah keungan khususnya
penemrimaan pakal pemerintah dan pengeluaran keuangan pemerintah sekama
periider pemerintahan itu berlangsung. Salah satu jenis dari jenis-jenis
perencanaan dalam wilayah adalajh perencanaan fiskal, yang merupakan
dimensi penting di dalam perencanaan tetapi sering diabaikan. Perencanaan
fiskal sangat penting untuk memastikan tanggungjawab dari kebijakan fiskal
dan pelayanan publik dengan kualitas dan efisiensi nya. Melalui perencanaan
fiskal merupakan cara untuk mendapatkan sumber pendapatan pemerintah
melalui pajak.
Manfaat untuk perencanaan fiskla sendiri adalah untuk meningkatkan
kemampuan perepajakan, membuat komposisi pajak yang seimbang dan
merancang pajak-pajak khusus yang berhubungan dengan pembangunan.
2.2.

Pemahaman Fiscal Planning


A. Teori Perencanaan Ekonomi
Salah satu teori perencanaan pembangunan ekonomi yaitu teori Arthur
Lewis dalam buku Development Planning yang membagi perencanaan
kedalam 6 pengertian :
a. Berarti faktor letak geografis, bangunan, tempat tinggal dll.

Perencanaan kota & negara (Town & Country Planning)

Perencanaan tata guna tanah (Land-use Planning)

Perencanaan fisik (Physical Planning)

Perencanaan kota & daerah (Urban & Regional Planning)

b. Berarti keputusan penggunaan dana pemerintah di masa datang


c. Berarti ekonomi berencana
d. Perencanaan kadangkala setiap penentuan sasaran produksi pemerintah
e. Penetapan sasaran perekonomian secara keseluruhan
f. Perencanaan kadangkala untuk menggambarkan sarana Pemerintah
Teori tersebut menjelasakan bahwa dalam suatu wilayah pasti terdapat
perencanaan fiscal yang dibuat untuk factor tertentu. Perencanaan fiscal
tersebut merupakan keputusan penggunaan dana pemerintah di masa yang
Fiscal Planning

Physical Planning 201


5
akan dating demi mewujudkan ekonomi yang berencana. Biasanya
perencanaan fiscal merupakan penentuan sasaran produksi, perekonomian, dan
penggambaran sarana pemerintah. Berikut merupakan ciri-ciri perencanaan
pembangunan ekonomi:
1. Usaha mencapai perkembangan sosial ekonomi mantap (Steady social
economic growth). Tercermin pada pertumbuhan ekonomi positif.
2. Usaha meningkatkan pendapatan
3. Usaha perubahan struktur ekonomi ; Usaha diversifikasi ekonomi
4. Usaha perluasan kesempatan kerja
5. Usaha pemerataan pembangunan ; DISTRIBUTIVE JUSTICE
6. Usaha pembinaan lembaga ekonomi masyarakat
7. Usaha terus menerus menjaga stabilitas ekonomi
B. Anggaran Pembangunan
Anggaran pembangunan merupakan rencana pengeluaran serta
pemasukan keuangan yang ada di suatu daerah. Politik anggaran dibagi
menjadi :
a.

Anggaran Defisit ( Deficit Budget ) Adalah anggaran yang

direncanakan untuk defisit, sebab pengeluaran pemerintah direncanakan


lebih besar dari penerimaan pemerintah ( T<G atau G<T )
b.

Anggaran Surplus ( Surplus Budget ) Adalah anggaran pemerintah

bila penerimaan lebih besar dari pengeluaran ( T>G atau G>T ). Politik
anggaran surplus dilakukan bila perekonomian sedang dalam tahap
memanas. Melalui anggaran ini pemerintah
b.

mengerem pengeluarannya untuk menurunkan tekanan pemerintah

atau mengurangi daya beli dengan menaikkan pajak.


c.

Anggaran Berimbang ( Balance Budget ) Adalah anggaran yang

apabila pengeluaran sama dengan penerimaan (G=T atau T=G )


C. Tahapan Proses Perencanaan Fiskal
Tahapan proses perencanaan fiscal berbentuk sikuls karena setiap hasil
perencanaan fiscal akan direvisi dan menjadi acuan bagi perencanaan di

Fiscal Planning

Physical Planning 201


5
tahun-tahun

setelahnya.

Berikut

merupakan

diagram

siklus

tahap

perencanaan fiscal :
Gambar 1.1 Diagram Proses Perencanaan Fiskal

Proses
Perencana
an Fiskal

Tahap 1 : Menentukan Kondisi Finansial Eksisting


Merupakan tahapan untuk mengidentifikasi keadaan yang ada terkait
dengan financial suatu kawasn dilihat dari perencanaan fiscal sebelumnya
yang telah direvisi menyesuaikan dengan trend dan kebutuhan masyarakat
Tahap 2 : Menentukan Tujuan Perencanaan Fiskal
Tujuan perencanaan fiscal dirumuskan sebagai target dan tolak ukur
keberhasilan dari perencanaan yang dilakukan. Dasar utama tujuan dari
perencanaan fiscal mengacu pada kepentingan masyarakat yaitu peningkatan
kesejahteraan
Tahap 3 : Mengidentifikasi alternative tindakan perencanaan
Alternatif tindakan perencanaan merupakan strategi yang menjawab
tujuan perencanaan fiscal. Fungsi dari mengidentifikasikan alternative ini
agar muncul banyak strategi yang akhirnya mampu menyelesaikan masalah
fiscal di suatu kawasan
Tahap 4 : Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternative merupakan penilaian kelayakan dari suatu
alternative perencanaan fiscal yang mempertimbangkan situasi kehidupan,
Fiscal Planning

Physical Planning 201


5
nilai personal, dan faktor ekonomi serta harus mengetahu: resiko dan biaya
peluang sebagai upaya memperoleh alternative perencanaan yang paling
efektif dan efisien untuk dikerjakan.
Tahap 5 : Membuat dan Mengimplementasikan Perencanaan Fiskal
Tahap 6 : Review dan Revisi Perencanaan Fiskal
Kebutuhan perencanaan fiscal terdiri dari
Pandangan masa mendatang : anggaran dan dokumen terkait harus

menyertakan peta detail dari keperluan anggaran yang mendesak dan


dampak dari [perencanaan fiscal dimasa mendatang..
Profesional dan perkiraan yang dapat dipercaya : standar dan observasi

dibutuhkan untuk menjamin bahwa analisis dampak anggaran


profesional, dapat dipercaya dan dipersiapkan tanpa pengaruh politik
Perjalanan untuk tetap dalam rangkaian proses : mekanisme harus terus

berjalan sebagai pemicu dari perubahan kebutuhan selama tahun


anggaran sebelum lebih banyak kerusakan yang dilakukan
D. Perencanaan Ekonomi dalam Negara
Perencanaan Pembangunan Ekonomi pada Suatu Negara merupakan
paduan antara perencanaan makro ekonomi dan mikro ekonomi :
Mikro ekonomi
Teori mikroekonomi dapat didefinisikan sebagai satu bidang studi dalam ilmu
ekonomi yang menganalisis mengenai bagian - bagian kecil dari keseluruhan
kegiatan perekonomian. Dalam teori mikroekonomi masalah ekonomi
dibedakan menjadi 3 persoalan yang dinyatakan dengan :
1. Apakah jenis jenis barang dan jasa yang perlu diproduksi?
2. Bagaimanakah barang dan jasa yang diperlukan masyarakat akan
dihasilkan?
3. Untuk siapakah barang dan jasa perlu dihasilkan?
Makro ekonomi

Fiscal Planning

Physical Planning 201


5
Teori makroekonomi menganalisis masalah tentang keseluruhan kegiatan
perekonomian. Aspek pertama yang dibahas dalam teori makrokonomi adalah
mengenai penentuan tingkat kegiatan perekonomian negara. Analisis ini
menerangkan tentang sampai dimana suatu perekonomian akan menghasilkan
barang dan jasa. Dalam makroekonomi juga merinci tentang analisis mengenai
pengeluaran agregat kepada 4 komponen yaitu :
1. Pengeluaran rumah tangga ( konsumsi rumah tangga )
2. Pengeluaran pemerintah
3. Pengeluaran perusahaan ( investasi )
4. Ekspor dan impor
E. Perencanaan Ekonomi Daerah
Pendanaan Melalui Transfer Ke Daerah merupakan salah satu kegiatan
desentralisasi keuangan yang diterapkan di Indonesia. Tujuan dari dana
transfer ke daerah ini adalah untuk:
a. Meningkatkan kapasitas fiskal daerah serta mengurangi kesenjangan
fiskal antara pusat, daerah dan antardaerah;
b. Menyelaraskan besaran kebutuhan pendanaan di daerah sesuai
pembagian urusan pemerintahan antara pusat, provinsi dan
kabupaten/kota;
c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah dan mengurangi
kesenjangan pelayanan publik antardaerah;
d. Meningkatkan daya saing daerah;
e. Mendukung kesinambungan fiskal nasional dalam kerangka kebijakan
ekonomi makro;
f. Meningkatkan kemampuan daerah dalam menggali potensi ekonomi
lokal daerah; serta
g. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya nasional dan
meningkatkan sinkronisasi antara rencana pembangunan nasional
dengan rencana pembangunan daerah.
Dana Perimbangan
Fiscal Planning

Physical Planning 201


5
Untuk meningkatkan ekonomi di tingkat pemerintahan lokal terdapat
dana perimbangan. Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dalam hal ini,
alokasi Dana Perimbangan dimaksudkan termasuk untuk mengurangi
kesenjangan fiskal antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta antarPemerintah Daerah. Dana perimbangan diklasifikasikan menjadi:
a. Dana Alokasi Umum (DAU)
Arah Kebijakan Pengalokasian Dana Alokasi Umum. DAU
merupakan instrumen untuk mewujudkan pemerataan kemampuan
keuangan antar-daerah.
b. Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Alokasi Khusus dialokasikan kepada daerah tertentu
dengan tujuan membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional dalam rangka
mendorong percepatan pembangunan daerah dan pencapaian sasaran
nasional.
c. Dana Bagi Hasil (DBH)
Arah Kebijakan Pengalokasian Dana Bagi Hasil. Dana Bagi
Hasil (DBH) bersumber dari pajak penghasilan dan sumber daya alam
(kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak
bumi, gas dan panas bumi). DBH dialokasikan untuk mengatasi
masalah ketimpangan vertikal antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah dalam hal kemampuan keuangan (kapasitas fiskal).
2.3.

Fiscal Planning di Indonesia


Secara umum, sumber pembiayaan pembangunan infrastruktur di Indonesia

terbagi atas tiga kategori, yaitu Pemerintah pusat dan daerah, BUMN/BUMD, dan
swasta. Sumber dari pemerintah pusat dan daerah berasal dari PAD, DAU/DAK,
Bantuan Dana Kontingensi, Dana Darurat, Pajak dan Restribusi. Lalu untuk
BUMN/BUMD berasal dari KPS dan penugasan pemerintah. Sedangkan sumber

Fiscal Planning

10

Physical Planning 201


5
swasta, dana berasal dari Kemitraan Pemerintah Swasta, Kewajiban Paksa,
Investasi dan Pembiayaan oleh Masyarakat.

Skema Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur


Sumber dari pemerintah pusat dan daerah meliputi:
1. Pendapatan Asli Daerah. Sumber pendapatan ini berasal dari : Pajak Daerah,
Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan,
dan Lain-Lain PAD Yang Sah. Sumber-sumber pendapatan lain-lain PAD
yang sah berasal dari hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak
dipisahkan, penerimaan jasa giro, penerimaan bunga deposito, penerimaan
ganti kerugian daerah, pendapatan denda atas keterlambatan dan penerimaan
lain-lain.
2. Dana Perimbangan. Sumber pendapatan ini berasal dari : Bagi Hasil Pajak,
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); Bea Peralihan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB); Pajak Penghasilan (PPh); dan Pendapatan Cukai Hasil
Tembakau. Bagi Hasil Bukan Pajak. Dana Alokasi Umum. dan Dana
Alokasi Khusus.
3. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Sumber-sumber pendapatan lainlain pendapatan daerah yang sah adalah Bagi Hasil Propinsi yang berasal
dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN-KB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB),
Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
(P3ABT), Sumbangan Pihak Ketiga (SP-3) dan Dana Bagi Hasil Lainnya
yang berasal dari Retribusi IMTA, Retribusi TERA, Retribusi Pemakaian
dan Pengujian Hasil Hutan kepada Pemerintah Kota/Kabupaten.
Fiscal Planning

11

Physical Planning 201


5
Pemerintah tidak mampu melakukan pembiayan pembangunan sendiri.
Dalam pelaksanaan pembangunan, pemerintah juga membutuhkan kerja sama
dengan pihak swasta. Untuk melakukan hal tersebut, pemerintah mengeluarkan
peraturan bagi terwujudnya kerja sama Pemerintah dengan pihak swasta, yaitu:
Perpres No. 67/2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
dalam Penyediaan Infrastruktur
Perpres No. 42/2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Pembangunan
Infrastruktur (KKPPI)
Perpres No. 36/2005 jo Perpres No. 65/2006 ttg Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
Pada dasarnya kerja sama antara pemerintah dan swasta tersebut terkait
dengan kerja sama pengadaan investasi. Secara konvesional kerja sama selama ini
dalam bentuk kontrak layanan (Sevice Contract) yang hampir seluruhnya adalah
investasi publik (dari Pemerintah), kemudian perlu pengembangan yang lebih
banyak peranan investasi dari pihak swasta mulai dari semacam kontrak operasi
dan pemeliharaan (O&M Contract), BLT (Leasing), BOT/ROOT, BOOT
(DBFO)/ROOT, BOO/ROO, sampai dengan semua investasi dari swasta dalam
bentuk privatization/divestiture.
Pengertian BOT (Build, Operate and Transfer) sendiri adalah suatu bentuk
konsesi di mana pihak swasta membiayai dan membangun sebuah fasilitas,
mengoperasikannya dan memeliharanya dalam suatu jangka waktu tertentu dan
mengalihkannya kembali kepada pemerintah setelah masa kontraknya habis. BOT
ini di Indonesia biasanya dilaksanakan oleh Departemen Pekerjaan Umum dalam
pembangunan jalan tol. Jalan tol Tanjung Priok-Cawang dibangun oleh PT Citra
Nusaphala Persada dan dioperasikan dalam waktu tertentu. Setelah masa
kontraknya habis, pengelolaannya diserahkan kembali pada pemerintah.
Selanjutnya, BOOT (Build, Operate, Own, and Transfer) adalah jenis
konsesi seperti halnya BOT. Namun dalam BOOT, pihak swasta mempunyai hak
untuk menguasai sebagian aset dalam masa kontrak, terutama aset yang
mengalami

depresiasi

Fiscal Planning

atau

peluruhan

nilainya.

Sebagai

contoh

dalam

12

Physical Planning 201


5
pembangunan kawasan wisata, pihak swasta diberi hak untuk menguasai atas
sebagian aset, seperti tanaman yang tumbuh di dalamnya.
Sedangkan BOO (Build, Operate, and Own) adalah sejenis konsesi yang
berbeda dengan sistem BOT atau BOOT. Dalam sistem ini, pihak swasta
mempunyai hak untuk memiliki fasilitas yang dibangun setelah habis masa
kontrak atau tidak dialihkan kembali kepada pemerintah.

Diagram Investasi Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur


Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa investasi pembiayaan
pembangunan infrastruktur di Indonesia terus naik dari tahun 2010 sampai tahun
2013. Sumber pembiayaan yang digunakan juga merupakan gabungan dari APBN,
APBD, BUMN, dan swasta. Namun proporsi APBN tetap menjadi sumber
pembiayaan pembangunan utama.
2.4.

Fiscal Planning di berbagai Negara


A. Brazil
Sejak tahun 1990, pengaturan fiskal di Brazil secara khusus
menekankan pada penguatan lembaga institusi yang membuat kebijakan
fiskal, dan pengaruhnya pada keuangan pemerintahan setempat serta

Fiscal Planning

13

Physical Planning 201


5
kemampuan mereka untuk berinvestadi pada pembangunan dan peningkatan
infrastruktur.
Perencanaan fiskal merupakan hal yang pernting untuk memastikan
pertanggungjawaban kebijakan fiskal dan pelayanan publik yang berkualitas
dan efisien. Melalui perencanaan fiskal, pemerintah setempat, dengan
transparansi yang jelas, menyampaikan keadaan fiskal terkini, menyusun
tujuan dan strategi-strateginya, mengidentifikasi bahaya-bahaya ke keuangan
publik dan mengambil langkah-langkah terbaik penilain, pemantauan dan
pengimplementasian kebijakan publik.
Di
Brazil,
Konstitusi,
dan

komplementaritas

Hukum

Pertanggungjawaban Pajak (FRL), menetapkan tiga instrumen perencanaan


utama: (i) Multiyear Plan (PPA), (ii) Budget Guidelines Law (LDO) and (iii)
Annual Budget Law (LOA).
PPA adalah instrumen legal perencanaan fiskal jangka panjang, yang
menetapkan prioritas dan arah tindakan pemerintah. PPA menetapkan
pedoman, tujuan dan sasaran pemerintah yang akan memandu penggunaan
sumber daya publik dan swasta (saat dihasilkan dari kemitraan) untuk belanja
modal dan lain-lain yang terkait serta yang berkaitan dengan programprogram yang berkelanjutan.
Menentukan program mana yang akan memiliki prioritas dalam
anggaran tahun depan. LDO juga bertanggung jawab untuk: menetapkan
tujuan fiskal untuk Pemerintah Federal; mendisiplinkan penyusunan anggaran
tahunan dan pelaksanaan; menentukan perubahan dalam undang-undang
bersama dengan kecukupan anggaran; mengatur utang federal dan personil
Pemerintah Federal dan biaya sosial; menetapkan kebijakan investasi lembaga
keuangan resmi; mengatur tentang pemeriksaan yang dibuat oleh Legislatif
dan pada pekerjaan atau jasa dengan bukti penyimpangan serius; dan
ketentuan umum lainnya.
LOA memperkirakan pendapatan dan menetapkan berapa jumlah
pengeluaran yang boleh dikeluarkan oleh pemerintah federal sepanjang tahun.
LOA terdiri dari Fiskal dan Anggaran Jaminan Sosial serta anggaran investasi
untuk perusahaan di mana Pemerintah, langsung atau tidak langsung,
memegang mayoritas saham dengan hak suara.
Fiscal Planning

14

Physical Planning 201


5
Pengaturan kebijakan membatasi keterbukaan institusi keuangan ke
hutang pemerintah, termasuk ke tingkat pemerintah sub-nasional. Baru-baru
ini diakui bahwa kendala-kendala yang ada telah membatasi akses pembiayaan
oleh beberapa yurisdiksi daerah yang sesuai dengan hutang dan hutang-hutang
tertinggi dibawah FRL. Pengaturan kebijakan mulai diperkenalkan pada 2003,
menetapkan agregat pada pengeluaran kredit dengan pemerintah kota untuk
membiayai investasi di bidang air bersih dan sanitasi, tergantung pada
ketaatan masing-masing peminjam individu dari hutang tertinggi dalam FRL.
Opsi serupa juga diperkenalkan untuk investasi perencanaan infrastruktur
transportasi.
Kemampuan pemerintah kota untuk membiayai investasi infrastuktur
juga dibatasi oleh kapasitas pendapatan penggalangan mereka, yang
cenderung lebih rendah dari ditingkat negara bagian atau federal. Pelayanan
pajak kotamadya (kecuali untuk komunikasi dan transportasi umum antar
negara bagian atau intermunicipal) memungut pajak properti dan, pada tingkat
yang lebih rendah, meningkatkan pendapatan mereka melalui retribusi dan
biaya. Selain itu bagi hasil merupakan sumber pendapatan penting yang lain
bagi pendapatan pemerintah kota, khususnya untuk pemerintah kota kecil,
yang mempunyai kapasitas mobilisasi pendapatan yang rendah.
B. Cina
Pemerintah Cina menerapkan sistem penganggaran multi-layered, yang
mana setiap tingkat pemerintahan bertanggung jawab atas anggarannya
masing-masing. Kongres Rakyat yang ada pada setiap tingkat bertanggung
jawab atas perundang-undangan dan persetujuan anggaran. Setiap tingkat
pemerintah daerah, bagimanapun, melaporkan anggarannya dan pelaksanaan
anggaran ke pemerintahan satu tingkta diatasnya, dan bertanggung jawab
dengan kesesuaian dengan peraturan hokum.
Di Cina, pemerintah setempat dijalankan secara hirarkis dalam empat
tingkatan dengan masing-masing tingkatan pemerintahan melapor ke satu
tingkat pemerintahan diatasnya, dan mereka telah diberi garis lintang yang
cukup dalam membentuk kebijakan daerah dan mengelola sumber daya fiskal.

Fiscal Planning

15

Physical Planning 201


5
Sekitar 70% dari seluruh pengelaran publik dibuat pada tingkat sub-nasional
dan lebih dari 55% pada tingkat sub-provinsi pada tahun 2004 (Qiu, 2005).

Gambar ..

Struktur
Pemerintahan di Cina

Sudah dipercaya secara luas bahwa desentralisasi fiskal yang


diterapkan di Cina telah memberikan kontribusi terhadap kinerja ekonomi
negara. Tetapi desentralisasi fiskal juga telah membawa banyak masalah
yang tak diinginkan, termasuk meningkatkan kesenjangan daerah,
proloferasi dari dana diluar anggaran, kekurangan dan ketidakmerataan
pengiriman pelayanan publik, beban keuangan petani dan kerusuhan
pedesaan.
Keuangan pemerintah daerah didapat dari pajak daerah, transfer
antar pemerintah dan pinjaman daerah. Pajak daerah di Cina terutama
meliputi Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Bisnis, Pajak Penghasilan Usaha,
Pajak Penghasilan Orang Pribadi, Pajak Kota Pemeliharaan dan
Konstruksi, Pajak Perangko, Pajak Real Estate, Pajak Pertanian, Pajak
Kontrak, Pajak Sumberdaya, Pajak pada Penyesuaian investasi dalam
aktiva tetap, Pajak tentang Penggunaan Tanah Perkotaan, Pajak
Pertambahan Nilai Tanah, Pajak Pemanfaatan Kendaraan dan Kapal, Pajak
Pemotongan Hewan, Pajak Banquet, Pajak Khusus Produk Pertanian,
Pajak Peternakan, Pajak Hunian yang Tanah dibudidayakan, Aset Milik
Fiscal Planning

16

Physical Planning 201


5
Negara Laba, Penalti dan penyitaan Pendapatan, Pendapatan dari
penggunaan wilayah laut, bidang, dan penggalian, Ahli Pendapatan
Proyek, dan biaya administrasi, serta pendapatan lainnya.
Transfer pajak antarpemerintah antara tingkatan sistem pemerintah
yang berbeda telah diasumsikan sebagai suatu peran penting dalam
reformasi fiskal di Cina. Pemerintah pusat China semakin bergantung pada
hibah antar pemerintah untuk memeratakan fiskal nasional dan
mengurangi kemiskinan; dan pemerintah daerah sangat tergantung pada
dana bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar pengeluaran mereka.
Sedangkan pinjaman daerah meliputi Pinjaman Langsung dan Jaminan
Kredit, Pinjaman Tidak Langsung, dan Oinjaman Luar Negeri.
Hubungan Perencanaan Fiskal dan Pembangunan Infrastruktur di
Cina
Untuk melihat hubungan antara kerangka fiskal nasional dan
kebijakan fiskal nasional dan pembiayaan infrastruktur kota adalah dengan
melihat pada tiga sumber utama yang bertanggungjawab untuk sebagian
besar pembiayaan infrastuktur perkotaan, yaitu investasi anggaran
langsung dari sumber daya fiskal, pinjaman, dan pembiayaan berbasis
pasar.
Pengeluaran anggaran langsung pada investasi infrastruktur
perkotaan termasuk pada pengeluaran di tingkat pusat, provonsi dan
daerah dari sumber daya fiskal. Karena modal pembangunan perkotaan
adalah tanggungjawab daerah (sub-provinsi), sebagian besar pengeluaran
yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Sebelum tahun 1990, dana utama
untuk pembangunan infrastruktur perkotaan berasal dari pajak perawatan
dan pembangunan daerah dan biaya tambahan utilitas umum. Sekarang,
invetasi infrastruktur daerah dapat dibiayai dari pendapatan umum
anggaran daerah, meskipun untuk tujuan penyajian anggaran, pendapatan
dari pemeliharaan dan konstruksi pajak perkotaan biasanya dialokasikan
untuk investasi infrastruktur.
Sumber pembiayaan secara langsung yang kedua berasal dari
biaya diluar anggaran tetap. Maksdunya adalah pemerintah pusat telah
berusaha untuk mengendalikan biaya lokal, ditandai dengan inisiatif
Fiscal Planning

17

Physical Planning 201


5
periodik sejak tahun 1994 (misalnya, pada tahun 1996 dan 2001) untuk
membatasi jumlah biaya yang berwenang untuk daftar terbatas dan
membawa mereka dalam sistem penerimaan pelaporan formal. Sebagian
besar biaya tersebut tidak dalam bentuk biaya layanan atau biaya
pengguna untuk konsumsi layanan yang telah meningkat pada desakan
pemerintah pusat, tetapi biaya sewenang-wenang dikenakan pada barangbarang seperti izin mendirikan bangunan dan berbagai 'otorisasi' untuk
operasi bisnis domestik dan internasional. Meskipun demikian, mereka
menyediakan sumber pendapatan daerah terbatas yang sering disalurkan
ke dalam investasi infrastruktur.
Sumber yang kedua modal untuk membangunan infrastruktur
perkotaan adalah dari pinjaman. Pada 2001, lebih dari 60 % kota-kota di
Cina memiliki kredit infrastruktur dari bank atau aplikasi pinjaman.
Penggunaan dari sektor perbankan untuk membiayai investasi infrastruktur
perkotaan didorong oleh kebijakan nasional, yang mana diidentifikasi oleh
sektor infrastruktur perkotaan sebagai prioritas utama dengan pinjaman
bank. Tetapi pinjaman ke bank bukan satu-satunya jenis pembiayaan yang
berasal dari peminjaman atau hutang. Pemerintah pusat juga mengeluarkan
apa yang disebut obligasi infrastruktur dan yang diteruskan ke pemerintah
provinsi dan daerah sebagai perpaduan antara 'pada pinjaman' dan hibah.
Sumber pembiayaan investasi infrastruktur perkotaan yang ketiga
adalah marketisai, pembiayaan berbasis pasar. 'Marketisasi' adalah istilah
yang digunakan di Cina untuk memobilisasi modal dari sektor swasta atau
sosial untuk berinvestasi dalam infrastruktur perkotaan. Perencanaan
nasional menghendaki untuk agar pembagian yang lebih besar dari dari
mode pembiayaan ini untuk menggantikan pangsa investasi fiskal
2.5.

langsung yang menurun.


Perbandingan Kasus Fiscal Planning di Indonesia dan di Luar Negeri
Indonesia, China, dan Brazil secara umum memiliki metode
pembiayaannya masing-masing yang berbeda yang diakibatkan oleh
pertimbangan dalam keluarnya kebijakan pembiayaan pembangunan yang
berbeda. Berbedanya sudut pandang dari pemutusan kebijakan apa yang

Fiscal Planning

18

Physical Planning 201


5
diterapkan dalam penentuan metode pembiayaan akan sangat berpengaruh
walaupun pada dasarnya semua kebijakan tersebut bermuara kepada
kesejahteraan rakyat yang setinggi-tingginya.
Pemerintah Cina menerapkan sistem penganggaran multi-layered,
yang mana

di setiap tingkat pemerintahan bertanggung jawab atas

anggarannya masing-masing. Pemerintah Brazil memegang mayoritas saham


dengan hak suara secara langsung atau tidak langsung dalam anggaran
investasi untuk perusahaan. Sedangkan Indonesia pembiayaan pembangunan
masih bertumpu kepada dana perimbangan antara pusat dan daerah yang
seluruhnya berasal dari Pajak, baik itu pajak personal, pajak penjualan dan
pajak perusahaan. Dengan demikian terlihat bahwa mekanisme pembiayaan
pembangunan yang diambil pada dasarnya adalah sama, namun dengan
tuntutan pemenuhan akan kebutuhan pembangunan perkotaan yang semakin
kompleks dan meningkat maka masing-masing Pemerintah Daerah telah
melahirkan inisiatif dan inovasi dalam mengembangkan metode-metode
pembiayaan baru.
BAB III Penutup
A. Kesimpulan
Fiscal Planning adalah salah satu bentuk perencanaan yang dilakukan oleh
pemerintah dalam pengelolaan keuangan negara untuk mengarahkan kondisi
perekonomian menjadi lebih baik yang terbatas pada sumber-sumber
penerimaan dan alokasi pengeluaran negara yang tercantum dalam APBN.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN adalah rencana
keuangan tahunan pemerintah negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) yang di tetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan
diterapkan sacara terbuka dan bertanggung jawab demi untuk kemakmuran
rakyat. Perencanaan ini memiliki peranan penting dan manfaat yang besar bagi
kehidupan masyarakat antara lain:
1. Untuk meningkatkan laju investasi
2. Untuk mendorong investasi optimal secara social
3. Untuk meningkatkan kesempatan kerja

Fiscal Planning

19

Physical Planning 201


5
4.

Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidak stabilan

internasional
5. Untuk menanggulangi inflasi
6. Untuk meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional
Fiscal Planning memiliki peranan penting untuk memastikan tanggung
jawab kebijakan fiskal dan pelayanan publik dengan kualitas dan efisiensi.
Melalui perencanaan fiskal pemerintah, secara transparan, menyajikan situasi
fiskal saat ini, menetapkan tujuan dan strategi, mengidentifikasi risiko
terhadap keuangan publik dan mengadopsi praktik terbaik dari penilaian,
pemantauan dan pelaksanaan kebijakan publik.
Masing-masing negara memiliki intrumen hukum tersendiri terkait
kebijakan perencaan fiskal . Salah satunya adalah fiscal planning di Indonesia
di mana pembiayaan pembangunan masih bertumpu kepada dana perimbangan
antara pusat dan daerah yang seluruhnya berasal dari pajak. Hal ini ditujukan
untuk

mendukung

pertumbuhan,

kegiatan ekonomi

menciptakan

dan

nasional

dalam

memacu

memperluas lapangan kerja dengan

meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat serta mengurangi


kemiskinan.
B. Saran
Peranan fiscal planning dalam perekonomian dalam kenyataannya
menunjukkan bahwa volume transaksi yang diadakan oleh pemerintah di
kebanyakan negara dari tahun ke tahun bertendensi untuk meningkat lebih
cepat daripada meningkatnya pendapatan nasional. Ini berarti bahwa peranan
dari tindakan fiskal pemerintah dalam turut menentukan tingkat pendapatan
nasional memiliki dampak yang lebih besar. Untuk negara-negara yang sudah
maju perekonomiannya, peranan tindakan fiskal pemerintah semakin besar
dalam mekanisme pembentukan tingkat pendapatan nasional terutama
dimaksudkan

agar

supaya

pemerintah

dapat

lebih

mampu

dalam

mempengaruhi jalannya perekonomian. Dengan demikian diharapkan bahwa


dengan adanya kebijakan fiskal, pemerintah dapat mengusahakan terhindarnya
perekonomian dari keadaan-keadaan yang tidak diinginkan seperti misalnya

Fiscal Planning

20

Physical Planning 201


5
keadaan

dimana

banyak

pengangguran,

inflasi,

neraca

pembayaran

internasional yang terus menerus deficit, dan sebagainya.


Oleh karena itu, dengan melihat penjelasan sebelumnya bahwa untuk
meningkatnya tingkat hidup suatu masyarakat, kapasitas produksi nasional
perlu ditingkatkan. Untuk memperbesar kapasitas produksi nasional
dibutuhkan adanya capital formation. Dengan demikian berarti masyarakat
perlu mengadakan investasi yang cukup besar untuk terwujudnya capital
formation yang dibutuhkan tersebut.

Daftar Pustaka
Budgeting for the Future: Fiscal Planning Tools Can Show the Way By
Elizabeth C. McNichol, Vincent Palacios, Nicholas Johnson February
2014
ARTHUR LEWIS dalam buku DEVELOPMENT PLANNING,
Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah No.55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah No.55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
Basri, Faisal. 2002. Perekonomian Indonesia (Tantangan dan Harapan Bagi
Kebangkitan indonesia). Jakarta: Erlangga.
Kota di Era Otonomi Daerah: Studi Kasus Kota Surabaya. CURES Working
Paper. Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga. Surabaya.
Fiscal Planning

21

Physical Planning 201


5
OSullivan, Arthur (2003). Urban economics . Boston, Mass: McGrawHill/Irwin. ISBN 0-07-248784-4.
Rahmat, M, Yananda. (2010). Pembiayaan Pembangunan Negara Bagian
California. Kajian Pengembangan perkotaan. Program Pascasarjana
Universitas Indonesia.
The World Bank. Editors George E. Peterson & Patricia Clarke Annez.
Financing Cities: Fiscal Responsibility and Urban Infrastructure in
Brazil, China, India, Poland and South Africa. Washington:Sage
Publication. 2007
Nurmandi, Ahmad. 1999. Manajemen Perkotaan. SInergi Publishing dan
Laboratorium Ilmu Pemerintahan dan Manajemen Publik: Yogyakarta.
https://adipatirahmat.wordpress.com/2010/06/08/pembiayaan-pembangunankota-kota-di-dunia-studi-kasus-kota-singapura/. Diakses hari Rabu, 8 April
2015.
http://siteresources.worldbank.org/INTPUBSERV/Resources/4772501164926394169/Zou.Chen.Jing.China.Fiscaldecentralization.28nov2006.p
rocessed.pdf
http://www.kemenkeu.go.id/Artikel/peran-sukuk-negara-sebagai-instrumenfiskal-dan-moneter
http://www.slideshare.net/vruticpatel/fiscal-financial-planning?qid=67bd42d928b7-4753-97f4-070f8075db03&v=default&b=&from_search=5
http://www.tesouro.fazenda.gov.br/en/web/stn/fiscal-planning
http://www.wisegeek.com/what-is-fiscal-planning.htm

Fiscal Planning

22

Anda mungkin juga menyukai