Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

KONSEP DESAIN PELESTARIAN BANGUNAN DAN KAWASAN KOTA TUA


AMPENAN

Disusun Oleh:
Kelompok 4

Ananda Asstiani Shalsabillah (F1E020003)


Aryansakti (F1E020006)
Astikah Yusridinah (F1E020007)
Ayu Pinaring Asih (F1E020009)
Faturahmansyah (F1E020021)
Salma Etqia Hanina (F1E021056)
Baiq Karin Prameswari Winanti (F1E021075)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2O22/2023
1. IDENTIFIKASI LOKASI

A. Lokasi dan Data Gedung Bangunan


a. Lokasi : Jalan Pabean No.160, Bintaro, Kec. Ampenan, Lombok, Nusa
Tenggara Barat.
b. Fungsi awal : Rumah tinggal.
c. Fungsi saat ini : Tidak dipergunakan.
B. Perkembangan Bangunan
Sebelum adanya bangunan lokasi tersebut hanya berupa kali, kemudian pada
lokasi tersebut dibangun perumahan Chinese sekitar 60 tahun yang lalu (sekitar
tahun 1962), setelah itu fungsinya diubah kembali menjadi rumah makan pada
tahun 2012. Kemudian, terjadi kebakaran pada bangunan tersebut pada tahun
2013, setelah itu bangunan ini tidak difungsikan lagi sampai saat ini dan menjadi
bangunan yang terbengkalai.
C. Data Fisik Bangunan
a. Siteplan dan Blokplan
Bangunan terletak di bagian sebelah barat Warpo (warung yang menjual
nasi tumpeng) dan berada tepat di depan Jalan Pabean. Bangunan ini berjarak
sekitar 300 meter dari pantai ampenan yang sering didatangi oleh para
wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Pada bagian timur dipenuhi
oleh deretan pertokoan sepanjang Jalan Pabean.

Jl. Pabean
b. Denah eksisting

Bangunan ini memiliki dua akses utama yaitu dapat dilalui dari Jalan
Pabean yang langsung menghadap depan bangunan. Jadi, bangunan ini hanya
memiliki dua akses bangunan yang dapat dilalui pada bagian selatan.
Bangunan ini hanya terdiri dari satu lantai dengan satu atap, namun karena
terjadinya kebakaran menyebabkan bangunan ini rusak dan terbengkalai
hingga saat ini. Akan tetapi, karena lokasinya yang strategis tepat berada di
depan jalan pabean dan kondisi tampak depan bangunan yang masih memiliki
nilai historis membuat bangunan ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para
wisatawan.
D. Kondisi Eksisting
a. Kondisi Eksterior Bangunan

Pada fasade gedung yang menghadap Selatan (Jalan Pabean), terdapat


banyak kerusakan pada bagian dindingnya. Dindingnya memiliki banyak
retakan-retakan dan juga cat yang mengelupas. Tidak hanya itu, pintu dan
jendelanya mengalami keropos karena berbahan kayu, serta catnya yang
mengelupas.

b. Kondisi Interior Bangunan


Pada bagian barat bangunan terdapat ruangan yang berfungsi sebagai
ruang makan, karena bangunan ini terakhir kali berfungsi sebagai rumah
makan. Ruangan ini memiliki kerusakan yang cukup parah pada dindingnya,
seperti retakan-retakan yang cukup besar serta catnya yang luntur dan
mengelupas. Atap pada ruangan ini hangus akibat kebakaran yang terjadi pada
tahun 2013 lalu.

Pada bagian Timur bangunan juga merupakan ruang makan. Ruangan


ini bersebelahan dengan dapur (bagian utara bangunan). Ruangan ini juga
memiliki kerusakan yang sama dengan ruang Barat.
E. Kondisi Bangunan Sekitar

4 1

2
3

KETERANGAN :
1. Warpo Ampenan

Warpo Ampenan merupakan warung nasi tumpeng yang berfungsi sebagai


tempat usaha
2. Jalan Pabean

Jalan ini merupakan milik pemerintah


3. Bangunan jasa tiup balon

Bangunan ini merupakan bangunan pribadi yang difungsikan sebagai tempat


usaha.
4. Bengkel
Bengkel ini merupakan bangunan mili pribadi yang juga difungsikan sebagai
tempat tinggal pemilik bengkel.
5. Lahan kosong
Lahan kosong ini merupakan milik pribadi
F. Kondisi Kehidupan Sosial dan Budaya
Dari hasil observasi yang telah dilakukan terdapat beberapa fakta yang di
temukan di lapangan seperti:
a. Bagian depan bangunan digunakan sebagai tempat beristrahat seorang
tunawisma. Lalu beberapa wisatawan juga menggunakan bagian depan
bangunan tersebut untuk sekedar duduk-duduk.
b. Di sekitar gedung biasanya terdapat banyak masyarakat local dan wisatawan
dari dalam maupun luar negeri yang datang untuk berfoto di bangunan-
bangunan kota tua Ampenan ini.
G. Kondisi Kehidupan Ekonomi
Dari hasil observasi yang dilakukan di lapangan diketahui bahwa di sekitar
bangunan terdapat banyak kegiatan ekonomi berupa jual beli seperti usaha barang
dan jasa, usaha makanan, dan lain-lain.
2. Strategi Penerapan
A. Prinsip Sasaran renovasi dan rekonstruksi yang Tepat
Kawasan kota tua Ampenan merupakan bangunan cagar budaya yang terletak
di kota mataram yang masih memiliki berbagai macam bangunan peninggalan
penjajah hindia-belanda dengan gaya arsitektur khas belanda. namun banyak
bangunan dalam kondisi yang tidak terawat bahkan tidak berpenghuni, itu akibat
dari rasa ketidakpedulian masyarakat akan keberadaannya, inilah yang
menyebabkan kumuhnya kawasan kota tua ampenan. bangunan-bangunan tersebut
menjadi terbengkalai karena terkikis oleh waktu bahkan sebagian bangunan itu
telah roboh. Seiring dengan perkembangan jaman, perlahan-lahan fungsi dan
bentuk bangunan juga berubah yang dulunya bangunan kuno peninggalan belanda
di kota tua ampenan tersebut berfungsi sebagai gudang dan juga kantor pada saat
itu, dan sampai sekarang bangunan difungsikan sebagai pertokoan, perumahan
dan perkantoran.
Seharusnya kawasan kota tua ampenan ini mendapatkan perhatian khusus dari
pemerintah setempat dan didukung oleh rasa kepedulian masyarakat setempat.
pemerintah perlu mengupayakan pelestarian kawasan kota tua ampenan secara
menyeluruh dan menerus. upaya pelestarian tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai macam pendekatan dalam pelestarian seperti konservasi, revitalisasi,
rekonstruksi dan sebagainya.
a. Memahami prinsip dari suatu kegiatan renovasi dan rekonstruksi agar
hasil yang didapatkan sesuai dengan harapan
Prinsip atau metode yang digunakan adalah metode rekonstruksi dan
renovasi. Rekonstruksi merupakan kegiatan pemugaran untuk membangun
kembali dan memperbaiki seakurat mungkin bangunan dan lingkungan yang
hancur akibat bencana alam atau lainnya, dalam kasus ini bangunan yang
dipilih mengalami kerusakan karena bencana kebakaran, kemudian sejak saat
itu bangunan tersebut terbengkalai. Sedangkan itu, renovasi merupakan upaya
untuk merubah sebagian atau beberapa bagiandari bangunan tua, terutama
bagian dalamnya (interior).
Rekonstruksi dilakukan dengan menggunakan bahan yang tersisa
(terselamatkan) dengan penambahan bahan bangunan baru dan kemudian
menjadikan bangunan tersebut layak fungsi dan memenuhi persyaratan dari
teknis bangunan tersebut. bangunan yang berada di kawasan kota tua ampenan
adalah salah satu bangunan yang harus dilestarikan karena memiliki nilai
histori yang tinggi. Rekonstruksi dan renovasi bangunan pada kawasan ini
sangat penting untuk menjaga kelangsungan bangunan agar dapat bertahan
hingga masa depan. beberapa prinsip yang melatar belakangi rekonstruksi dan
renovasi pada bangunan di kawasan kota tua ampenan adalah:
• Identitas Kota dan “Sense of Place”

Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwasanya suatu


bangunan dapat menghubungkan suatu generasi ke kehidupan masa
lalu, menghubungkan dengan tempat tertentu dan mampu
memperlihatkan perbedaan terhadap sekitarnya. Seperti yang terdapat
pada bangunan bangunan di kota tua ampenan yang memiliki identitas
yang melekat dengan zaman kolonial belanda. Bangunan-bangunan
bersejarah di kawasan Kota Tua Ampenan mampu memberikan efek
tersebut dari waktu ke waktu. Sangat disayangkan jika kawasan ini
hilang karena ulah manusia, dimana mulai lunturnya rasa cinta dan
semangat melestarikan bangunan bersejarah.
• Nilai Sejarah
Kota Tua Ampenan merupakan salah satu Kota yang ditetapkan oleh
pemerintah dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI). Di
Indonesia sendiri terdapat 43 Kota yang termasuk dalam JKPI.
Pembangunan Kota Ampenan tidak terlepas dari ambisi penjajah
Belanda untuk menciptakan sebuah kota pelabuhan di Pulau Lombok.
Kota Ampenan dibangun sejak tahun 1924 oleh Belanda untuk
mengimbangi kerajaan-kerajaan yang ada di Pulau Bali. Ampenan
bersal dari kata amben, dalam bahasa Sasak berarti tempat
persinggahan. Nama ini sangat tepat, mengingat Ampenan merupakan
kota pelabuhan tempat singgah berbagai suku bangsa kala itu. Sampai
sekarang, warga penghuni Kota Tua Ampenan terdiri dari beragam
suku bangsa. Hal ini terwujud dari banyaknya perkampungan sekitar
yang menggunakan nama tempat asal mereka. Ada Kampung
Tionghoa, Kampung Arab, Kampung Bugis, Kampung Melayu,
Kampung Jawa, Kampung Bali, dan Kampung Banjar. Terdapat
berbagai bangunan kuno peninggalan Belanda di Kota Tua Ampenan.
Bangunan tersebut berfungsi sebagai gudang dan juga kantor kala itu.
Sampai sekarang berberapa bagunan difungsikan sebagai pertokoan
dan perkantoran. Ampenan pernah menjadi pelabuhan penyeberangan
utama yang menghubungkan Pulau Lombok dengan Pulau Bali.
• Nilai Arsitektur
Ciri khas bangunan kota tua ampenan dengan menerapkan nilai
arsitektur khas belanda yang terdapat pada tampilan muka rumah
belanda atau fasaad bangunan yang cenderung simetris. rumah belanda
juga masih mengaplikasikan fasad asimetris juga, dan ciri lainnya juga
bahwa arsitektur rumah belanda yang biasanya memiliki dinding yang
cukup tebal
• Pendidikan
Lingkungan sekitar dan bangunan yang berada di kawasan kota tua
ampenan membuktikan bahwa belanda berusaha mengimbangi
kerajaan-kerajaan yang ada di Pulau Bali dengan cara membangun
kawasan yang didominasi oleh bangunan dengan arsitektur khas
kolonial belanda, ampenan juga menjadi pusat pelabuhan yang sempat
dikuasai kolonial belanda sehingga banyak peninggalan belanda yang
masih dapat dilihat di kota tua ampenan. karena keberadaan
liangkuangan dan bangunan tersebut dapat memberikan ilmu
pendidikan yang dapat berguna dari waktu ke waktu.
B. Manfaat yang Diperoleh

Adaptive reause

Pada kasus ini, bangunan yang diambil dari sebelumnya berfungsi sebagai rumah makan,
akan dirancang Kembali sesuai dengan fungsinya dan bentuk bangunan yang sebelumnya
yaitu rumah makan.

Strategi penerapan adaptive re-use yang dinilai tepat untuk bangunan di kota tua ampenan ini
:

1. Menghidupkan Kembali bangunan dari fungsi awalnya sebagai rumah makan dan
akan dipertahankan pada bangunan yang akan direnovasi.

Saat ini Kawasan di kota tua ampenan telah mengalami proses revitalisasi, dan
mayoritas dimanfaatkan untuk buka usaha karena banyaknya pertokoan dan
perdagangan pada kota tua tersebut. Hal ini merupakan langkah awal yang baik untuk
menyelamatkan bangunan dan sepatutnya menjadi panutan bagi pemilik bangunan
lainnya di kawasan Kota Tua, terutama bangunan yang di ambil pada kasus ini.
2. Pemanfaatan maksimal area publik dengan menyediakan sarana-prasarana yang layak
dan nyaman, seperti:
a. Adanya jalur pendesterian pejalan kaki disamping jalan raya, namun Sebagian
sudah rusak dan akan diperbaiki agar pejalan kaki menjadi nyaman.
b. Adanya pantai Ampenan yang menjadi tempat berkunjung pariwisata, dan akan
ada pengaruh terhadap bangunan rumah makan yang akan direnovasi
c. Kota tua sendiri saat ini juga telah menjadi tempat wisata dikarenakan
mengandung sejarah dan telah dijadikan tempat foto-foto bagi para wisatawan dan
remaja-remaja local.

Strategi-strategi tersebut merupakan salah satu bagian dari meningkatkan Kembali


bangunan dan fungsi pada permasalahan yang ada. Sehingga bangunan yang
sudah lama tidak digunakan dapat menjadi bangunan yang berfungsi lagi yaitu
dijadikan rumah makan.
Gagasan/ Ide Aplikasi Adaptive Re-Use
Dari data dan hasil analisa data fisik maka dapat disimpulkan dalam tabel berikut
ini:
Tingkat Kerusakan Solusi
kerusakan
0-50% Kerusakan fisik gedung Solusi untuk tingkat
yang termasuk dalam kerusakan ini adalah
tingkat ini yaitu pada dengan
bagian: melakuka
Dinding exterior n perbaikan secara
Kolom dan menyeluruh pada tiap
balok Lantai elemennya dan
Kusen dan pintu jendela penambahan struktur baru
untuk memperkuat
struktur lama
bangunan.
penambahan ini dilakukan
tanpa merusak kulit luar
bangunan.
51-100% Kerusakan fisik gedung Solusi yang paling tepat
yang termasuk dalam untuk tingkat kerusakan
tingkat ini yaitu pada ini adalah dengan
bagian: melakukan rekonstruksi
Konstruksi ulang dan menggunakan
Atap Plafon material baru dengan
Dinding Interior kualitas yang lebih baik.
Dan diharuskan perbaikan
total ini dibuat semirip
mungkin dengan
bentuk aslinya
Dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa gedung ini dapat difungsikan kembali
sebagai:

1.) Tempat makan, kafe ataupun wisata kuliner lainnya, sebagian besar tujuan masyarakat
yang akan berkunjung suatu tempat adalah untuk berwisata kuliner. Masyarakat Indonesia
saat ini dinilai lebih konsumtif dari era sebelumnya dan memiliki cita rasa yang tinggi
terhadap makanan. Kawasan Kota Tua saat ini juga sudah diramaikan oleh para pedagang
kuliner , namun area berdagang mereka. kurang mencukupi. Maka dari itu untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dan kondisi area kaki lima di kawasan Kota Tua saat ini, gedung
membuat suatu fungsi baru yang dapat menampung mereka dengan ciri khas tersendiri.

Selain itu, perkembangan zaman saat ini mendorong trend baru yaitu kafe atau coffe shop
yang menjadi tempat berkumpulnya anak muda, dengan desain yang unik masih dengan
desain khas bangunan lama yang berada di kota tua dapat meningkatkan minat pengunjung
untuk berkunjung sehingga nilai ekonomi di area kota tua akan semakin tinggi.

Adapun gagasan/ ide dari strategi penerapan adaptive re-use yang telah dibahas pada sub bab
sebelumnya yaitu:

1.) Merancang Kembali ruang dalam demi mewujudkan fungsi baru bangunan. Fungsi
baru yang akan di terapkan pada bangunan ini adalah sebagai rumah makan. Terdapat
beberapa layout ruang yang berubah bentuk dan di bagi menjadi beberappa jenis
ruangan yaitu ruangan privat, ruang public, dan ruang servis.
2.) Memperbaiki struktur yang rusak akibat dari terjadinya kebakaran pada tahun 2013.
Struktur atap merupakan struktur yang paling banyak mengalami kerusakan akibat
dari material eksisting struktur atap yang mudah terbakar.
HASIL RANCANGAN DARI METODE RENOVASI DAN REKONSTRUKSI
Terdapat beberapa perubahan yang di hasilkan dari penerapan metode renovasi dan
rekonstruksi yang di lakukan , yaitu :
1. Merobohkan tembok yang terdapat pada bagian depan kasir atau mini bar untuk
mempermudah akses manuju area makan utama.

2. Menambahkan toilet yang ditujukan untuk pengelola dengan menggunakan sebagian


ruang kecil pada area dapur.
3. Menambahkan area lorong yang berfungsi sebagai ruang pemisah antara area makan
(publik) dengan area toilet (servis)

4. Mengganti jenis jendela dan pintu yang terdapat pada depan bangunan namun dengan
posisi yang sama seperti pada eksisting. Hal ini dilakukan untuk kempentingan estetika
dari bangunan.
Gambar Rancangan

Anda mungkin juga menyukai