Anda di halaman 1dari 5

UTS – KELAS 01

MATA KULIAH KONSERVASI & REVITALISASI BANGUNAN


DAN LINGKUNGAN

“GEDUNG MARABUNTA, SEMARANG”

Disusun Oleh :

Nabilah Nuraliyah Febriani

200211501009

Kelas 01

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
NILAI – NILAI HERITAGE GEDUNG MARABUNTA, SEMARANG

1. Nilai Sejarah

Gedung Marabunta Dulu Gedung Marabunta Sekarang

Kawasan Kota Lama Semarang merupakan kawasan yang terbentuk dalam benteng De
Vijfhoek buatan Belanda di kota Semarang. Pada awalnya, Belanda membuat benteng ini sebagai
batas wilayah dengan masyarakat pribumi sekaligus sebagai pertahanan. Di dalam kawasan
benteng dibangun banyak rumah, gereja, gedung pemerintahan, dan tempat hiburan untuk
menunjang kehidupan masyarakat Eropa di Semarang. Salah satu bangunan yang berada di
dalam benteng adalah gedung pertunjukan kesenian yang dahulu dikenal dengan nama Gedung
Komedi StadSchouwburg.
Paska kemerdekaan, gedung komedi StadSchouwburg menjadi terbengkalai karena
masyarakat Eropa telah meninggalkan Indonesia. Gedung ini kemudian diambil alih oleh Yayasan
Empat Lima yang salah satu anggotanya adalah mantan presiden Soeharto. Pada tanggal 29
Agustus 1956, gedung ini diresmikan dan dimanfaatkan sebagai markas. Namun pada tahun 1994,
gedung ini roboh karena usia dan faktor lingkungan. Pengelolaan gedung kemudian ditangani oleh
Yayasan Rumpun Diponegoro.
Luasan gedung StadSchouwburg kemudian dibagi menjadi dua bagian dan diadakan
proses rekonstruksi yang mereplika interior gedung StadSchouwburg. Beberapa elemen interior
asli dari bangunan lama digunakan kembali pada area hall gedung baru.
Proses rekonstruksi gedung selesai pada tanggal 31 Mei 2006 oleh Letnan Jenderal TNI
Purnawirawan H.M. Ismail. Gedung ini kemudian diberi nama Marabunta Gedung Multiguna.
Tampak depan bangunan merupakan desain baru yang berbeda dengan bentuk aslinya, namun
desain ini disesuaikan dengan gaya bangunan sekitarnya yang kental dengan kaya gaya kolonial.

2. Nilai Estetika
Gedung Marabunta memiliki wujud arsitektur dan interior bangunan kolonial Indo – Eropa
dengan dominasi pengaruh gaya Renaissance serta gaya – gaya lainnya. Ragam hias ornamen
pada fasad dan interior bangunan menunjukkan nilai nasionalisme yang melebur dengan lambang
otorisasi kolonialisme, sehingga makna bangunan diinterpretasikan sebagai sebuah lambang
kebebasan / kemerdekaan.
Pada sisi kiri dan kanan atap gedung terdapat patung semut merah. Arsitektur bagian
depan gedung dengan pagar bergaya klasik Belanda. Ornament khususnya pada ceiling berbahan
kayu berbentuk seperti sebuah kapal yang terbalik. Kusen pintu dan jendela tergolong besar
dengan bentuk kusen atas membentuk setengah lingkaran. Di sisi atas bagian sekat tirai ruang
pertunjukkan terdapat ukiran dari beton membentuk sejenis daun dan bunga dengan warna emas

KONSEP DAN PRINSIP KONSERVASI PADA GEDUNG MARABUNTA, SEMARANG

Konsep tampilan bangunan bergaya kolonial yang tetap dipertahankan, walaupun dengan ragam
hias ornamen bermakna nasionalisme, menunjukkan sebuah sikap kebesaran hati bangsa Indonesia yang
tidak serta merta menyingkirkan hasil peninggalan masa kolonialisme, namun memperbaharuinya dengan
pengimplementasian nilai – nilai baru, sehingga gedung Marabunta sekarang bermakna sebuah
kebebasan / kemenangan dan pendudukan atas otorisasi.

Bangunan ini memiliki arti yang cukup penting untuk melihat perjuangan dan saksi bisu dari masa
penjajahan Belanda yang dapat menjadi Icon untuk kota Semarang karna jaman dulu sudah memiliki
bangunan yang berfungsi sebagai pusat kesenian dengan bangunan yang bergaya Eropa.

Gedung Marabunta saat ini dimanfaatkan sebagai gedung serbaguna yang bersifat publik komersil
di bawah penanganan PT. Marabunta. Bagian depan merupakan area hall, sedangkan bagian belakang
bangunan dimanfaatkan sebagai kantor oleh PT. Marabunta. Area hall sebagai focal point dari bangunan
memiliki keunikan tersendiri yang mengundang banyak orang datang berkunjung. Salah satunya adalah
desain plafon yang menyerupai bentuk lambung kapal yang dibalik dari material kayu asli bangunan
StadSchouwburg.
Sumber: https://sarjanapiknik.com/wp-content/uploads/2021/03/Screenshot_58.jpg &
https://visitseasia.travel/wp-content/uploads/2021/10/marabunta-resto-semarang.jpg

Gedung yang dulunya tempat pertunjukkan seni disulap menjadi sebuah kafe yang ramai dan
terkenal kala itu. Namun sayangnya, kafe itu hanya bertahan selama 2 tahun saja mengingat situasi
ekonomi yang sulit pada saat itu. Pada tahun 2000 revitalisasi hanya menyisikan ceiling dan kolom besi
bagian yang masih asli, revitalisasi tersebut didesain oleh PT. Marabunta dan Gedung sewa.
DAFTAR PUSTAKA

Wijaya, Y., Annas, M., K., Samudra, Y., R.


https://www.academia.edu/38935363/ANALISA_BANGUNAN_KONSERVASI_-
_GEDUNG_MARABUNTA_SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai