Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 03 – KELAS 01

MATA KULIAH KONSERVASI & REVITALISASI BANGUNAN


DAN LINGKUNGAN

“Conservation of Historic Buildings-Architectural Press


2003-66-105”

Disusun Oleh :

Nabilah Nuraliyah Febriani

200211501009

Kelas 01

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
GAMBAR SKETSA SISTEM SAMBUNGAN KAYU BANGUNAN KONSERVASI (DARI E-BOOK)
YANG ADA DI INDONESIA
RANGKUMAN BAGIAN 5 (STRUCTURAL ELEMENTS III : WALLS, PIERS AND COLUMNS)

Dinding, tiang dan kolom merupakan bagian dari konstruksi yang menjadi penutup ruang dan
penyangga atap.

Dinding

Di setiap wilayah geografis dalam sejarah memiliki ciri khas tersendiri dalam membangun
konstruksi dinding. Hal ini mempengaruhi dalam pemeliharaan dan perbaikan pada bangunan tertentu.
Pemeliharaannya tentu berbeda – beda tergantung pada konstruksi dan kekuatan bahan primer dan
sekundernya, misalnya batu bata yang belum dibakar yang diletakkan di dalam mortar lumpur, balok
batu yang tidak diikat, pasangan bata poligonal yang dipasang rapat dan diletakkan kering dan puing –
puing acak dalam mortar kapur akan menua secara berbeda dari pasangan bata yang direkatkan yang
diletakkan di dalam mortar atau dinding beton massal Romawi.

Biasanya sifat sistem struktural didapatkan dari reruntuhan yang ada, karena pola keruntuhan
dinding dapat menunjukkan bagaimana akhirnya runtuh dan dengan demikian bagaimana jenis dinding
yang serupa harus dibangun kembali.

Pelestarian dinding dilakukan dengan melindunginya dari erosi internal yang menembus hujan
yang selama berabad – abad akan membersihkan rongga internal yang besar, maka pentingnya
menunjuk sambungan pasangan bata untuk pemeliharaan preventif. Lalu ada juga bahaya lain, karena
bila kapur digunakan di dinding tebal, kapur mungkin tidak berkarbonasi dan menempel dengan benar di
tengah dinding.

Tiang dan Kolom

Retak pada batu merupakan akibat dari perlapisan yang tidak rata atau torsi dan geser yang
dihasilkan dari penurunan atau getaran. Jika inspeksi visual menunjukkan alasan yang baik, maka inti
harus diambil untuk menyelidiki lebih lengkap penyebab pembusukan.

Tonjolan di pilar, sering disertai dengan retakan vertikal halus, sangat sulit dideteksi. Mereka
menunjukkan kelebihan beban dan pasangan bata yang lemah yang tekuk dan mungkin berbahaya, jadi
penopang mungkin diperlukan sebelum penyelidikan lebih lanjut dilakukan. Sebelum
mempertimbangkan perbaikan apa pun, beban pada kolom atau pilar harus dihitung kira-kira. Sebelum
perbaikan dapat dilakukan pada kolom dan pier, diperlukan pekerjaan sementara yang terdiri dari
strapping dan cradling dan shoring. Sistem cradling yang sangat canggih telah dikembangkan untuk
perbaikan dermaga di Katedral Milan, yang memungkinkan masing-masing batu dipotong dan diganti,
atau seluruh bagian dermaga dilepas dan diganti. Penemunya tidak mengungkapkan detail proses ini,
tetapi pasti melibatkan prategang.
Bangunan Bersejarah Yang Telah Mengalami Konservasi Pada Bagian Dinding

Rumah Adat Karo “Siwaluh Jabu” yang merupakan rumah panggung dengan bentuk dinding
yang miring (sebesar 40˚) dengan bagian bawah lebih kecil daripada bagian atas.

Pada dinding bagian dalamnya mengalami pelapukan yang disebabkan oleh rayap dan juga
kotor karena asap dari dapur.

Langkah – langkah konservasi yang dilakukan untuk perbaikannya, antara lain :

1. Mencari dan memahami sejarah keadaan awal sampai saat ini untuk Rumah Adat Siwaluh Jabu
2. Melakukan pendataan secara detail eksisting dari Rumah Adat Siwaluh Jabu dengan cara
memotret untuk mendokumentasikan setiap sudut rumah adat
3. Penggambaran ulang seluruh bagian Rumah Adat Siwaluh Jabu secara eksterior dan interior
berdasarkan elemen interiornya yaitu atap, dinding, langit-langit, dan lantai
4. Melakukan pendataan dan pengembangan rencana konservasi agar terdata dengan baik dan
terarsip

Adapun solusi konservasi pada elemen dinding bagian dalam Rumah Adat Siwaluh Jabu sebagai berikut
:

Pada bagian dinding adalah bagian yang perlu mendapatkan perbaikan dan perawatan yang
ekstra dari bagian lain disebabkan bagian ini menggunakan kayu solid. Dengan perawatan rutin seperti
membersihkan dengan air, dapat juga memperlakukan kayu yang sudah berlubang akibat pelapukan
dapat ditutup dengan epoxy dan secara rutin memberikan obat rayap yang mengandung zat
Phenylpyrazole. Apabila diperlukan untuk mengganti material harus berkonsultasi dengan pakar dan
saksisejarah yang mengerti kualitas serta sejarah Rumah Adat Siwaluh Jabu.

SISTEM PENANGANAN STRUKTUR PONDASI PADA BANGUNAN KONSERVASI YANG ADA DI


INDONESIA SERTA CONTOHNYA

Kerusakan yang terajdi pada dinding bangunan kolonial di Kota Subang diakibatkan oleh
kerusakan pondasinya (keropos, berongga, berlumut dan hancur). Lemahnya daya dukung tanah dan
pondasi bangunan juga menjadi penyebab kerusakan patahnya bidang dinding pada bangunan kolonial
di Kota Subang. Kerusakan elemen pondasi terjadi akibat adanya penurunan dan kroposnya
adukan pengisi pada pondasi bangunan.
DAFTAR PUSTAKA

Beiano, A. M. (2017). Review Teknologi Konservasi Kerusakan Dinding Bangunan Kolonial Disebabkan
oleh Iklim di Kota Subang. MESA (Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Sipil,
Arsitektur), Vol.2(1), 36 – 47.

Halim, E. A. (2020). Konservasi Bangunan Bersejarah Pada Rumah „Siwaluh Jabu” Desa Lingga. Serat
Rupa Journal of Design. Vol.4(2). 135 – 145.

Conservation of Historic Buildings-Architectural Press 2003-66-105

Anda mungkin juga menyukai