1
2
Fy
1.3 Tujuan
1. Mendapatkan nilai kuat tekan dan modulus elastisitas Fr
2. Mendapatkan nilai daktilitas struktur portal dengan Gambar 1 Kurva hubungan gaya dan deformasi
dinding bata pada lebar 4 m, 3 m dan 2 m. (ATC-40 1996)
3. Mendapatkan nilai kapasitas struktur portal dengan
2.2 Dinding Bata
dinding bata pada lebar 4 m, 3 m dan 2 m.
Dimensi dinding bata
4. Mengetahui perbedaan antara perilaku struktur portal
Representasi wilayah seluas dinding bata dinotasikan
dengan dinding bata sebagai bracing tekan
dengan Ad dan ditentukan oleh persamaan berikut:
dibandingkan dengan perilaku struktur portal rangka
terbuka. Ld Tb
1.4 Batasan Masalah
Ad (2.1)
cos 2 ..........................................
1. Untuk desain elemen – elemen struktur digunakan
peraturan perencanaan SNI 03-2847-2002. V
Δ
Vn
Δu
Poisson’s 0.17
rasio
c (Park & Pauley)
Tegangan fy 320 MPa
leleh
Tulangan
(a) (b) Baja Modulus
Elastisitas
Es 2 x 105 MPa
(a) Kurva kapasitas menjadi spectrum kapasitas
(b) Format standar menjadi format ADRS Poisson’s
Gambar 8 Pembuatan Spektrum Kapasitas ratio
s 0.3
Kuat Tekan
BAB III Mortar
f mc 10 MPa
METODOLOGI
Kuat Tekan
3.1 Bagan Alir Tugas Akhir Batu Bata
f bc 7 MPa
Dinding
Bagan alur berikut menjelaskan metodologi yang bata 2237 Mpa
Modulus
digunakan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
Elastisitas
Eb (Essy dalam Yohannes,
Start
2010)
Poisson’s 0.15
Study
Literatur ratio
b (Chen 2003)
4.1.1 Hasil Tes Kuat Tekan Batu Bata
Preliminary Design
Batu bata yang digunakan pada perencanaan adalah
Pembuatan Model merupakan batu bata setempat. Terdapat 2 jenis batu bata
Sruktur Portal Beton
Bertulang
yang akan diuji kuat tekannya, yaitu batu bata produksi
pabrik dan batu bata konvensional. Dimensi kedua jenis batu
Struktur Portal Struktur Portal Struktur Portal
bata tersebut adalah 230 x 110 x 50.
Lebar 2 m Lebar 3 m Lebar 4 m Setelah semua benda uji dites kuat tekan, tercatat
beban maksimum untuk batu bata produksi pabrik adalah
sebesar 7900 kg, sedangkan untuk batu bata konvensional
Pembebanan
adalah sebesar 3100 kg. Bila dibagi dengan luas permukaan,
Beban Gravitasi :
maka didapatkan fbc = 7 Mpa (batu bata produksi pabrik)
1. Beban Mati
2. Beban Hidup
Pembebanan
Lateral dan fbc = 3 Mpa (batu bata konvensional). Batu bata yang
akan digunakan pada perencanaan adalah batu bata buatan
pabrik dengan nilai fbc = 7 Mpa.
Analisa struktur dengan
SAP2000 untuk mendapatkan
gaya dalam balok dan kolom
Desain Kebutuhan
tulangan lentur dan
geser balok dan kolom
YES
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm yang dibuat dari bahan batanya. Adapun data-data perencanaan struktur beton
yang sama dengan benda uji untuk tes modulus elastisitas bertulang adalah sebagai berikut:
yaitu perbandingan 1:5. Setelah di curing selama 28 hari, 1. Mutu beton : 20 MPa
benda uji mortar siap untuk dites kuat tekan. 2. Mutu baja tulangan : 320 MPa
Dari ketiga benda uji yang telah di uji kuat tekannya, 3. Jumlah lantai : 1 lantai
tercatat kuat tekan maksimum mortar adalah 18.000 kg, bila 4. Tinggi tiap lantai : 3.2 m
dibagi dengan luas permukaan, maka fmc = 10 Mpa. 6. Luas bangunan : 4 m x 3 m , 3 m x 3 m,
Sedangkan untuk nilai modulus elastisitas mortar dapat dan 2 m x 3 m
diketahui dengan menggunakan alat kompresometer. Hasil 7. Dimensi kolom : 20 cm x 20 cm
pengujian akan dimasukkan dalam perhitungan modulus 8. Dimensi balok : 25 cm x 15 cm
S 2 S1 9. Wilayah gempa : zona 6, tanah lunak
elastisitas menurut rumus E 10. Berat jenis beton : 2400 kg/m3
2 0,000050
11. Berat jenis dinding : 450 kg/m2 (satu bata)
dimana : 250 kg/m2 (1/2 bata)
E = modulus elastisitas, dalam Mpa Perencanaan struktur beton betulang ini dimodelkan
S2 = kuat tekan pada saat 40% dari beban maksimum sebagai Building Open Frame System, yaitu suatu struktur
(Mpa) yang dengan asumsi bahwa frame akan memikul beban mati
S1 = kuat tekan pada saat regangan mencapai 50 per dan beban hidup atau beban gravitasi.
juta (Mpa) Terdapat 3 model struktur portal yang akan di studi
ε2 = regangan longitudinal yang dihasilkan pada saat S2 perilaku dinding batanya, yaitu rangka struktur portal
Dimensi benda uji : dengan lebar 4 m, 3 m, dan 2 m dengan data–data dan denah
D = 150 mm sebagai berikut :
H = 300 mm Struktur portal lebar 4 m
1 1 Lebar bangunan :4m
A = D 2 3,14 152 176,625 cm 2
2 2 Panjang bangunan : 3 m
Dari hasil uji kuat tekan diketahui kuat tekan Tinggi bangunan : 3,2 m
maksimum sebesar 18.000 kg, maka 40% dari kuat tekan
maksimum adalah 7.200 kg. Tercatat terjadi deformasi
sebesar 0,16 mm pada saat beban 40%.
deformasi 0,16 3000 mm
2 0,00073
H 220
P 7200
S2 40,76 kg 4,076 Mpa A A
A 176,625 cm 2
Benda uji mengalami deformasi sebesar 45 perjuta 4000 mm
3000 mm = Lx
3000 mm
A A 4000 mm = Ly
3000 mm
- Berat sendiri plat = 0,12 x 24 = 2,88 kN/m2
Gambar 14 Denah Struktur Portal lebar 3 m - Berat plafon + rangka = 0,11 + 0,07 = 0,18 kN/m2
- Berat finishing (2cm) = 2 x 0,21 = 0,42 kN/m2
- Berat tegel = 1 x 0,24 = 0,24 kN/m2
qD = 3,72 kN/m2
1
berat mati plat 3,72 3 3,72 kN / m
segitiga 3
1 1 3 2
berat mati plattrapesium 3,72 31 4,53 kN / m
2 3 4
berat sendiri balok 0,25 0,15 24 0,9 kN / m
Beban Hidup (LL)
Gambar 15 pemodelan struktur portal lebar 3 m di SAP2000 qL = 2 kN/m2
Struktur portal lebar 2 m 1
Lebar bangunan :2m beban hidup plat 2 3 2 kN / m
segitiga 3
Panjang bangunan : 3 m 2
1 1 3
Tinggi bangunan : 3,2 m beban hidup plattrapesium 2 31 2,44 kN / m
2 3 4
Permodelan beban mati dan hidup struktur pada
permodelan SAP2000 dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan
Gambar 4.12.
3000 mm
A A
2000 mm
Mu = 10.854.482 Nmm a
φ = 0,8 Mnmax C max d max
Mu 10.854.482 2
Mn 13568102 Nmm 89,6
0,8 Mn max 228470,99 215,5 39000401,86 Nmm
2
Data balok :
b = 150 mm sengkang = 8 mm Mnmax 39000401,86 Nmm > Mn perlu 13568101,96 Nmm
h = 250 mm D tul. utama= 13 mm Analisa beton bertulangan tunggal
fc'
= 20 MPa εcu = 0,003 Perhitungan ρ perlu :
β1 = 0,85 Es = 2 x 105 MPa fy 320
fy = 320 MPa Cc = 20 mm m = 18,82
d = h-Cc- sengkang-0,5 D tul. utama 0.85 * f c ' 0.85 * 20
= 250-20-8-0,513 = 215,5 mm Mn 13.568.102
fy Rn 1,95
s
320
0,0016 b*d2 150 * 215,5 2
Es 200000
1 2.Rn
Perhitungan ρ min : .1 1
Berdasarkan SNI 2847-2002 pasal 12.5, nilai ρmin tidak m 0,85 * f c '
boleh diambil kurang dari :
2 * 1,95
f ' 20 18,82.1 1 0,00648
min c = 0,003494
0,85 * 20
4. f y 4 x320
dan tidak lebih kecil dari
min 0,00437 < perlu 0,00648 <
1,4 1,4 max 0,022 (OK)
min = = 0.004375
fy 320 sehingga, dipakai : perlu 0,00648
Perhitungan ρ max : Perhitungan As perlu :
1 0,85 untuk beton f c' < 30 MPa As perlu b d 0,00648 150 215,5 = 209,54
0,85 f c ' 600 mm2
b 1 . Perhitungan jumlah tulangan (n) :
fy 600 f y As perlu 209,54
0,85 20 600 ntul = 1,579 2
0.85. = 0.029 1 1
320 600 320 * * dtul.utama2 * * 132
4 4
max 0.75 b 0,75 0,029 0,022 buah
Cek apakah balok perlu didesain dengan menggunakan sehingga :
tulangan tunggal atau rangkap : 1 2
Asterpasang n Dtul.utama
εcu = 4
0,003 1
132 265,33 mm
2
Asterpasang 2
4
X Perhitungan jarak spasi antar tulangan longitudinal :
b d bw 2 sengkang 2 Cc n Dtul.utama
s
n 1
150 2 8 2 20 2 13
ε s 68 mm > 25 mm (OK)
2 1
Gambar 21 Diagram
s regangan beton dan baja 5.3 Desain Kapasitas Kolom
Berdasarkan gambar 5.1, maka letak garis netral pada posisi Kapasitas kolom harus memenuhi diagram interaksi
berimbang adalah : Aksial-Momen. Diagram ini adalah salah satu parameter
cu 0,003 penting dalam mengontrol kemampuan kolom terhadap
xb d 215,5 140,54 mm
cu s 0,003 0,0016 gaya-gaya dominan yang terjadi padanya, yaitu aksial dan
momen. Apabila gaya-gaya yang terjadi berada di luar
xmax 0,75 xb 0,75 140,54 105,41 mm diagram ini, maka desain kolom dianggap tidak mencukupi
sehingga perlu didesain ulang.
amax 1 xmax 0,85 105,41 89,60 mm
Gaya akibat beton tertekan adalah :
Cmax amax b f c' 0,85 89,6 150 20 0,85
C max 228470,99 Nmm
Momen nominal balok pada saat As maksimum adalah
9
3200 mm
Vn Tb Wb f H b f mbt Sedangkan untuk dinding bata akan diinput parameter
– parameter non linier non-default hinge properties di SAP
230 4000 0,202 3471,7 0,45 0,51 2000. Sendi plastis akibat beban aksial pada dinding bata
dengan empat pembatas mengikuti Tabel 6.7 – 6.12. Khusus
353518,8 N untuk dinding bata dengan 3 pembatas memiliki nilai
Vr f Wb Tb properti sendi plastis yang sama seperti disajikan pada tabel
6.13. Properti sendi plastis untuk dinding bata diberikan
0,202 4000 230 pada tengah – tengah bracing tekan.
Tabel 6.7 Gaya aksial sendi plastis dinding M1
186187,1 N 0,6 Vn
6.2.3 Sendi plastis balok, kolom dan dinding bata Points Force/SF Displacement/SF
Tabel 6.5 Parameter model dan kriteria penerimaan untuk
prosedur nonlinier balok beton bertulang A 0 0
B 0.8 0
C 1 1
D 0,527 1.1
E 0,527 10
Tabel 6.8 Gaya aksial sendi plastis dinding M2
Points Force/SF Displacement/SF
A 0 0
B 0.88 0
C 1 1
D 0,532 1.1
E 0,532 10
A 0 0
Sumber : FEMA 356 2000 B 0.8 0
Tabel 6.6 Parameter model dan kriteria penerimaan untuk C 1 1
prosedur nonlinier balok beton bertulang (FEMA-356 2000)
D 0.410 1.1
E 0.410 10
Tabel 6.10 Gaya aksial sendi plastis dinding M6
Points Force/SF Displacement/SF
A 0 0
B 0.88 0
C 1 1
D 0.420 1.1
E 0.420 10
Tabel 6.11 Gaya aksial sendi plastis dinding M 9
Points Force/SF Displacement/SF
A 0 0
B 0.8 0
C 1 1
D 0.277 1.1
E 0.277 10
Tabel 6.12 Gaya aksial sendi plastis dinding M10
13
A 0 0
B 0.8 0
C 1 1
D 1 1.1
E 1 10 Gambar 33 Input Cases Pushover (2)
Langkah 6 : Mendefinisikan sendi plastis (hinges)
6.3 Contoh Analisis Nonlinier Statik Pushover Sendi plastis pada balok :
Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai langkah – Terlebih dahulu pilih balok yang akan didefinisikan
langkah yang perlu diperhatikan dalam analisa pushover sendi plastisnya, kemudian klik Assign >> Frame >>
pada program SAP 2000, mulai dari pembuatan model, cara Hinges untuk mendefinisikan dan menset sendi plastisnya.
memasukkan parameter – parameter yang perlu dilakukan, Untuk balok, pada hinge property dipilih M3 (karena gaya
running program serta hasil analisa pushover dan daktilitas dalam tersebut yang dominan/yang paling besar terjadi pada
displacement struktur. Dipilih untuk menganalisa model M1 balok) dan relative distance 0 (untuk ujung kiri balok) dan 1
sebagai contoh pengerjaan. (untuk ujung kanan balok) (lihat Gambar 6.15 dan Gambar
Langkah – langkah analisis pushover pada program 6.16).
SAP2000 adalah sebagai berikut :
Langkah 1 : Gambar model struktur portal 2D frames
Langkah 2 : Input data –data pemodelan
Number of stories = 1. Number of bays, X = 1. Story
Height = 3.2 m. Bay width, X = 4 m. Kemudian add new
properties balok dan juga kolom seperti pada konfigurasi
yang telah direncanakan pada Bab 4 dan Bab 5.
Langkah 3 : Membuat bracing tekan yang merupakan
representasi dari dinding satu bata dengan 4 pembatas (M1) Gambar 34 Input default sendi plastis balok
Klik Define >> Section Properties >> Frame
Properties >> Add new Properties kemudian pilih property
type other kemudian klik section designer. Input data – data
bracing sesuai Gambar 6.9.
Gambar 36 Input default sendi plastis kolom Gambar 40 Sendi plastis pada elemen struktur
Langkah 7 : Running program
Analisis beban dorong pertama tama di run adalah
beban mati dan hidup, juga gempa (Gambar 6.22). Setelah
itu, kapasitas elemen struktur di cek dengan menggunakan
Check design structure untuk mengetahui apakah struktur
mampu menahan beban – beban tersebut. Jika hasil cek
struktur sudah OK, baru dilakukan run ke dua yaitu beban
pushovernya saja (Gambar 6.23).
Performance
point