PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
Berisi uraian tentang latar belakang, permasalahan penelitian yang terdiri
dari identifikasi masalah, ruang lingkup masalah serta rumusan. Lalu
tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan laporan.
3. Dinding Counterfort
Bila tekanan tanah aktif pada dinding vertikal cukup besar,
maka bagian dinding vertikal dan tumit perlu disatukan
(kontrafort) yang berfungsi sebagai pengikat tarik dinding
vertikal dan ditempatkan pada bagian timbunan dengan
interval jarak tertentu. Biasanya tinggi dinding lebih dari 7
meter.
5. Abutmen Jembatan
(Bridge Abutment)
Struktur ini berfungsi
seperti dinding
penahan tanah yang
memberikan tahanan
horisontal dari tanah
timbunan di belakangnya.
Pada
perencanaannya, struktur ini dianggap sebagai balok yang dijepit
pada dasar dan ditumpu bebas pada bagian atasnya.
Gambar 2.5 Bridge Abutment
(Sumber :
https://www.scribd.com/document/201212169/10-Dinding-
Penahan-Tanah)
6. Box Culvert
Box dapat dibuat dengan satu atau dua lubang dan berfungsi
sebagai portal kaku tertutup yang dapat menahan tekanan tanah
lateral dan beban vertikal. Dimana pada lubang tersebut biasanya
untuk mengalirkan air yang melintas di bawah jalan.
Dimana :
MW = jumlah momen dari gaya-gaya yang
menyebabkan momenpada titik O
Mgl = jumlah momen yang menahan guling terhadap
titik O
MW = Ph ( H3 ) ............................................(2.2)
Dimana :
RH = jumlah gaya-gaya yang menahan gaya-gaya
horizontal
Pah = jumlah gaya-gaya yang mendorong
Gambar 2.9 Kontrol terhadap pergeseran dasar dinding
(Sumber : Hardiyatmo 2006)
s = tan + ca.......................................................(2.5)
Dimana :
= sudut gesertanah dengan dasar dinding
ca = adhesi antara tanah dengan dasar dinding
( V ) tan + Bca+ Pp
FSgeser = ................................(2.6)
Ph
Mnet
CE = X = ......................................................(2.7)
V
V 6e
qmin =
B ( 1 )
B
................................................(2.12)
Gambar 2.10 Kontrol Terhadap Keruntuhan Daya Dukung
(Sumber : Braja M. Das )
Dimana : q = q x T
B = B 2e
D
Fcd = 1 + 0,4
Br
Nc, Nq, N = faktor kapasitas dukung Hansen Vesic
Fd = 1
Fci= Fqi = (1 o/ 90o)2
Fi = (1 - o/ o)2
o = tan-1 (Ph/V)
qu
F= 3 .......................................................(2.14)
qmax
Dimana :
F = Faktor aman terhadap kapasitas dukung
Qu = Tegangan Ultimit
qmax = Tegangan maksimum
Karena v = h, maka
h = Ko (h) .....................................................(2.16)
2.2.5.2
Dimana :
= Berat isi tanah (g/cm3)
H = tinggi dinding (m)
= sudut gesek tanah (o)
Keterangan :
= Berat isi tanah (g/cm3)
H = tinggi dinding (m)
= sudut gesek tanah (o)
dimana :
d = Tinggi efektif (jarak dari serat tekan ke titik berat
tulangan tekan )
p = Tebal penutup beton untuk menutup tulangan
terluar
Dimana :
1
Vu = Vu/bd , Vc = 0,6x 6 f' c xb wxd , Vu = Gaya lintang
= Faktor reduksi sebesar 0,6 (SKSNI T-15-1991-03
pasal 3.2.3.2) Apabila diperlukan tulangan geser,
maka diambil tulangan sebagai berikut ;
3
by
ASsengkang min = efy
Y = (Vu - Vc) / Wu
Vc = Vc bd
Dimana :
Iy ly = Panjang bentang
terpanjang
lx = Panjang bentang terpendek
Ix
Gambar 2.15 Skema Pelat Lantai Sisi lx dan ly
(rb).
rmaks = 0,75 rb
rmin = 1,4 / fy
Mu = f Mn
Untuk mencari rasio penulangan (r) yang akan
menentukan luas tulangan dari suatu penampang balok
beton, dapat digunakan rumus :
dimana :
Mn = Kuat momen nominal pada suatu penampang
Mu = kuat momen perlu terfaktor pada penampang
2
f = faktor reduksi kekuatan diambil 0,8 Rn = Mu/bd
dimana :
dimana :
dx = tinggi efektif arah x
dy = tinggi efektif arah y
h = tinggi penampang
p = tebal penutup beton untuk menutup tulang terluar
dDx = diameter tulang utama arah x
dDy = diamater tulang utama arah y
Penulangan arah x dan y untuk momen lapangan maupun
tumpuan menggunakan rumus : Mn = Mu/f Menurut SK SNI
T15199103 Pasal 3. 6. 6 .5, jarak antara tulangan
maksimal adalah 3 x h, dimana h adalah tebal pelat.
2.3 Hipotesis
Dengan adanya desain perencanaan dinding Underground Power
House Lambur 2 X 4 MW seperti yang terlampir dalam Detail
Engineering Design (DED), terdapat kecenderungan pihak kontraktor
EPC akan melakukan optimalisasi desain semaksimal mungkin tanpa
memperhitungkan safety factor. Maka perlu dianalisis kembali
perhitungan mengenai stabilitasnya terhadap geser dan lentur yang
terjadi akibat beban lateral tanah, agar didapat perencanaan desain
yang aman dan sesuai persyaratan konstruksi.
BAB III
METODE PENELITIAN
Data Tanah :
Beban Hidup
(qLL) = 6.68 kN/m2
Diatas Tanah
kg/cm
Kohesi Tanah (C) = 0.21 2
Sudut Geser
(f) = 19.58
Tanah
Sudut
kemiringan () = 0.00
backfill
Sudut
kemiringan () = 90.00
dinding
Sudut
kemiringan () = 0.00
tegangan
Berat Jenis gr/cm
(s) = 13.35 kN/m3
tanah kering 3
Berat Jenis gr/cm
(b) = 17.46 kN/m3
tanah basah 3
(w
Berat Jenis air = 10.00 kN/m3
)
Koefesien 0.498
(Ka) =
Tanah Aktif 0
Koefesien Berdasarkan
(Kh
percepatan = 0.18 data geology
)
gempa tanah lambur
3.2 Perancangan Penelitian
3.2.1 Tahap Penelitian
Adapun tahapan pada penelitian ini antara lain :
1. Memulai penelitian
2. Melakukan studi literatur pada beberapa data, jurnal, internet
dan sumber lainnya untuk menghimpun data terkait penelitian
dan dijadikan sebagai acuan atau pedoman dalam
menghitung stabilitas dinding penahan tanah.
3. Pengumpulan data terkait proyek, sebagai berikut :
a. Data Primer
Data Perencanaan Dinding Underground Power House
PLTM Lambur 2 X 4 MW.
Dokumentasi
b. Data Sekunder
Data mengenai tanah di dapat dari Geology Report PLTM
Lambur 2 X 4 MW, seperti :
Data Sondir
Data Boring
4. Melakukan proses perhitungan
5. Mengevaluasi dan menganalisis hasil yang didapat
6. Menarik kesimpulan pada penelitian yang telah dilakukan
7. Selesai.
3.2.2 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Studi
Pengump
Proses
Evaluasi
Kesimpula
Selesai
Dengan data yang telah didapat, teknik analisis penelitian ini adalah
melakukan perhitungan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan syarat-syarat batas
2. Tentukan panjang bentang
3. Tentukan tebal pelat
4. Menghitung beban-beban
Membahas tekanan tanah gempa untuk mengetahui apakah
beban aktif tanah lebih besar atau lebih kecil daripada gempa.
Jika lebih besar maka dalam perhitungan menggunakan akibat
beban aktif tanah. Menghitung akibat beban hidup diatas tanah
dan akibat beban tanah aktif dengan mempertimbangkan momen
tumpuan dan momen lapangan.
5. Menghitung tekanan aktif tanah
Dengan memperhitungkan akibat beban hidup diatas tanah, akibat
beban tanah itu sendiri, akibat beban tanah basah, dan akibat air.
Lalu semua beban ditotal menjadi beban akibat tanah aktif.
Menghitung tekanan aktif bidang segitiga dan bidang kotak.
Gambar 3.3 Gambar Beban Lateral Tanah pada Dinding
6. Menghitung tulangan
Dengan 2 syarat, jika ya menggunakan rumus min < < maks
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN