Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL SKRIPSI

PERENCANAAN ULANG PONDASI TIANG PANCANG PADA


GEDUNG LABORATORIUM VOKASI DAN INDUSTRI
KREATIF VOKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Disusun Oleh :

HAMZAH AMIN

201510340311188

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kota Malang telah sejak lama menjadi salah tujuan kota bagi para pelajar
di Indonesia dan dijuluki sebagai kota pelajar. Hal ini dikarenakan banyak nya
Universitas ternama yang ada di kota malang baik universitas negeri maupun
universitas swasta yang bisa menjadi piihan bagi para pelajar untuk menimbah
ilmu. Tidak heran setiap tahunnya kota Malang selalu mengalami
pembludakan dalam jumlah kuantitas mahasiswa. Karena meingkatnya jumlah
kuantitas mahasiswa, maka para penyedia layanan pendidikan khususnya
Universitas dituntut untuk meningkatkan fasilitasnya dari segi saran dan
prasarana seperti gedung perkuliahan yang memadai bagi para mahasiswa.
Bangunan yang di desain harus sesuai dengan konsep yang matang, agar
sesuai dengan tujuannya sebagai sarana dan prasarana. Pemanfaatan ruang
untuk menggunaka lahan juga harus dimaksimalkan sebisa mungkin, karena
lahan di kota Malang yang semakin sempit. Maka pemanfaatan ruang atau
lahan lebih maksimal maka bangunan menggunakan konsep gedung vertikal..
Pembangunan Gedung Laboratorium Vokasi dan Industri Kreatif Vokasi
Universitas Brawijaya Malang berlokasi di harus mempunyai struktur yang
ramah terhadap beban gempa, karena kita ketahui Indonesia berada di daerah
rawan gempa, dari tiga jalur gempa yang ada di dunia yaitu jalur gempa
Sirkum Pasifik, jalur gempa Trans Asiatik, dan jalur gempa Atlantik
Tengah dua diantaranya bertemu di Indonesia. Alasan inilah yang
menuntut bangunan tingkat tinggi memerlukan perencanaan khusus
supaya bangunan tersebut mempunyai kekakuan dan kekuatan yang cukup
terhadap beban lateral yang bekerja.
Salah satu elemen yang ramah terhadap beban lateral akibat gempa adalah
dinding geser (Shear Wall). Dinding geser merupakan slab beton yang
dipasang pada posisi vertical pada sisi Gedung tertentu. Diharapkan dengan
adanya dinding geser (shear wall) dapat menambah kekakuan struktur dan
dapat menyerap gaya geser yang terjadi seiring dengan semakin tingginya
struktur.
Perencanaan pembangunan Hotel Mercure Malang tentunya telah
direncanakan dengan matang dalam penggunaan struktur dinding gesernya.
Penempatan dinding geser pada sisi Gedung tertentu telah dipasang dengan
memperhatikan aspek – aspek yang dapat memperkokoh serta memperindah
bangunan tersebut.
Oleh karena itu, penulis akan memfokuskan penulisan tugas akhir ini pada
penempatan letak dinding geser dengan mengabaikan aspek arsitekturnya serta
melakukan perbandingan dari segi kekuatan, biaya, dan lamanya waktu
pengerjaan. Dari uraian tersebut, penulis akan melakukan analisa perencanaan
dengan judul "Optimasi Penempatan Shear Wall sebagai Struktur
Penahan Gempa pada Proyek Pembangunan Hotel Granf Mercure
Malang ".

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, adapun rumusan masalah
dalam perencanaan ini adalah:

1. Dimanakah penempatan letak Shearwall yang baik dalam mengurangi


gaya lateral akibat gempa?
2. Berapakah dimensi shearwall yang dibutuhkan dalam proyek
pembangunan Hotel Grand Mercure Malang?
3. Bagaimana desain penulangan shearwall yang tepat untuk digunakan pada
proyek pembangunan Hotel Grand Mercure Malang?
4. Berapa lamakah waktu pengerjaan dan biaya yang diperlukan dalam
perencanaan shearwall pada proyek Pembangunan Hotel Grand Mercure
Malang?

1.3 Tujuan Studi


Adapun tujuan dari studi perencanaan ini:
1. Mengetahui dimana letak penempatan shearwall yang lebih efisien.
2. Mengetahui dimensi shearwall yang digunakan.
3. Mengetahui desain penulangan yang tepat pada shearwall.
4. Mengetahui perbandingan antara penempatan shearwall existing dan
rencana dari segi kekuatan,biaya, dan waktu.

1.4 Manfaat Studi


Manfaat yang dapat diperoleh dari studi perencanaan ini adalah:

1. Diharapkan bisa memberikan pemahaman tentang penempatan shearwall


yang lebih efisien.
2. Perencanaan ini dapat memberikan manfaat terhadap ilmu pengetahuan
dalam bidang tenik sipil.

I.5 Batasan Masalah


Untuk mempersempit lingkup pembahasan dalam Analisa
perencanaan, maka pembahasan hanya dibatasi pada:
1. Mengabaikan perencanaan dari segi arsitekturalnya.
2. Beban lateral yang ditinjau adalah beban akibat gempa.
3. Hanya meninjau struktur bagian atasnya saja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum
Gaya gempa sangat berbahaya karena gerakan tiba-tiba pelepasan
energi tegangan yang kemudian dipindahkan melalui tanah dalam bentuk
gelombang getaran elastis yang dipancarkan ke segala arah dari titik
runtuh (rupture point). Perpindahan gelombang inilah pada suatu lokasi
(site) bumi yang disebut gempa bumi. Ketika terjadinya gempa, suatu
struktur mengalami getaran gempa dari lapisan tanah di bawah dasar
bangunannya secara acak dalam berbagai arah.
Adapun cara yang paling sederhana dan langsung dapat dipakai
untuk menentukan pengaruh gempa terhadap struktur adalah dengan
analisa beban statik ekuivalen. Analisa beban statik ekuivalen hanya boleh
dilakukan untuk struktur - struktur gedung yang sederhana dan beraturan
yang tidak menunjukkan perubahan yang mencolok dalam perbandingan
antara berat dan kekakuan pada tingkat- tingkatnya. Sementara struktur-
struktur gedung yang tidak begitu mudah diperkirakan perilakunya
terhadap gempa harus direncanakan dengan cara analisa dinamik. Oleh
gempa mengakibatkan adanya perubahan-perubahan dalam bentuk struktur
yang menyebabkan simpangan-simpangan dari lantai-lantainya tak
beraturan sehingga gaya inersianya menjadi tidak beraturan.

2.1.1 Tipe Struktur

Dalam mendesain sistem struktural perlu diperhatikan kestabilan


lateral. Bagaimana suatu struktur dapat menahan gaya lateral tidak saja
akan mempengaruhi desain elemen – elemen vertikal struktur tetapi juga
elemen horizontalnya. Struktur harus disusun sedemikian rupa hingga
mekanisme pikul beban lateral mencukupi untuk memikul semua jenis
kondisi beban lateral yang mungkin terjadi padanya. Adapun tiga struktur
penahan gempa dari gedung bertingkat banyak adalah :
1. Portal Terbuka (Open Frame)

Simpangan antar tingkat yang besar dapat mengakibatkan sendi –


sendi plastis pada balok. Sesuatu yang perlu diperhatikan seksama bahwa
terbentuknya sendi –sendi plastis jangan sampai terlalu dini karena begitu
tingginya bangunan. Portal terbuka segi empat yang terdiri dari kolom dan
balok dengan hubungan monolit membentuk ruangan yang besar dan
memberikan daya tahan horizontal pada kerangka keseluruhan. Pada
struktur beton bertulang dan yang sejenis, kekuatan batang tidak begitu
besar sehingga daya tahannya terbatas dan pada gedung bertingkat
pemakaian gabungan portal terbuka dan dinding geser umumnya lebih
menguntungkan.
2. Portal Dinding

Mengingat bahwa sendi plastis jangan terlalu dini untuk terjadi


pada bangunan bertingkat tinggi, oleh karenanya perlu elemen struktur
yang lain yakni struktur dinding beton bertulang yang dapat
mengendalikan simpangan antar tingkat yang berlebihan pada tingkat –
tingkat bawah. Portal dinding adalah dinding luar gedung yang ditujukan
untuk bekerja sebagai balok dan kolom serta penahan gaya gempa. Antar
struktur dan portal mempunyai pola simpangan yang saling berlawanan.
Struktur portal akan mengalami pola simpangan didominasi shear,
sedangkan struktur dinding memiliki pola simpangan yang didominasi
lentur (flexure). Tingkat – tingkat bawah struktur portal umumnya dibantu
oleh struktur dinding. Namun sebaliknya pada tingkat atas struktur dinding
ini memiliki pengaruh yang kurang baik.

3. Dinding Geser (Shearwall)

Shear wall, yaitu diding dengan material batu bata atau batako
yang diperkuat secara khusus dengan angker baja, dimana struktur dengan
dinding geser dan portal-portal bertulang ikut menahan beban gempa
melalui aksi komposit sehingga meningkatkan kekakuan dan menahan
gaya lateral.Deformasi pada dinding kantilever menyerupai deformasi
balok kantilever yang tegak lurus tanah dan selain deformasi lentur,
dinding mengalami deformasi geser dan rotasi secara keseluruhan akibat
deformasi tanah.

2.2 Dinding Geser (Shear wall)

Sebuah dinding geser atau shear wall merupakan dinding yang


dirancang untuk menahan geser, gaya lateral akibat gempa bumi. Banyak
bangunan yang menggunakan dinding geser untuk membuat rumah yang
lebih aman dan lebih stabil. Ketika dinding geser dibangun, itu dibangun
dalam bentuk garis berat menguatkan dan diperkuat panel. Dinding
idealnya menghubungkan dua dinding eksterior, dan juga penahan dinding
geser lainnya dalam struktur.

Dinding geser yang efektif adalah baik kaku dan kuat. Dalam
struktur bertingkat, dinding geser sangat penting, karena selain untuk
mencegah kegagalan dinding eksterior, mereka juga mendukung beberapa
lantai gedung, memastikan bahwa mereka tidak runtuh akibat gerakan
lateral dalam gempa bumi.
Gambar 2.1 Dinding geser menerima gaya lateral

Gambar 2.1 memperlihatkan dinding geser yang menerima gaya lateral Vu.

Dinding tersebut sebenarnya adalah balok kantilever dengan lebar h dan

tinggi keseluruhan lw. Pada gambar bagian (a) dinding tertekuk dari kiri ke

kanan akibat Vn dan akibatnya tulangan yang diperlukan sebelah kiri atau

pada sisi tarik. Jika Vn diterapkan dari sisi kanan seperti diperlihatkan pada

gambar bagian (b), tulangan tarik akan diperlukan pada sisi kanan kanan

dinding. Maka dapa kita lihat bahwa dinding geser memerlukan tulangan

tarik pada kedua sisinya karena Vu bisa datang dari kedua arah tersebut.

Untuk perhitungan lentur, tinggi balok yang diperlukan dari sisi tekan

dinding ke titik berat tulangan tarik adalah sekitar 0,8 dari panjang dinding

lw. Dinding geser bekerja sebagai sebuah balok kantilever vertikal dan

dalam menyediakan tahanan lateral, dinding geser menerima gaya tekuk

maupun geser. Untuk dinding seperti itu, geser maksimum Vu dan momen

maksimum Mu terjadi pada dasar dinding. Jika tegangan lentur

diperhitungkan, besar tegangan lentur tersebut akan dipengaruhi oleh


beban aksial desain Nu dan selanjutnya pengaruh tegangan lentur tersebut

harus dimasukkan dalam analitis.

Geser lebih terpengaruh pada dinding yang mempunyai

perbandingan tinggi dan panjang yang kecil. Momen lebih berpengaruh

pada dinding yang lebih tinggi, terutama pada dinding dengan tulangan

yang terdistribusi secara merata. Tulangan ditempatkan mengelilingi

semua bukaan, baik diperlukan atau tidak oleh analisa struktur. Praktek

seperti ini penting untuk mencegah retak tarik diagonal yang cenderung

berkembang menyebar dari pojok bukaan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Perencanaan

Lokasi proyek pembangunan Hotel Grand Mercure Malang yang akan


direncanakan terletak di Jl. Raden Panji Suroso 3-81, Purwodadi, Blimbing,
kota Malang, Jawa Timur.

Gambar 3.1, Lokasi Proyek


3.2 Data Perencanaan

3.2.1 Data Proyek

Nama Proyek : Proyek Pembangunan Gedung Hotel Grand


Mercure Malang

Lokasi : Jl. Raden Panji Suroso 3-81, Purwodadi,


Blimbing, kota Malang, Jawa Timur.

Pemilik Proyek (Owner) : PT. Mirama Wisata

Luas Bangunan Utama : 33,000 m2

Masa konstruksi : 21 bulan kalender

Nilai Kontrak (estimasi) : Rp. 179.000.000.000,- (termasuk PPN 10 %)

(Seratus tujuh puluh sembilan Miliar Ribu


Rupiah)

Kontaktor Pelaksana : SAP – PT. Tatamulia Nusantara Indah

Konsultan Pengawas : PT. Merka

Konsultan Perencana : STR : Merka

ARI : FX Architect

ME : PT. Duta Pratama Engineering

Interior: Renovation Design

Fungsi Bangunan : Hotel


1.3 Prosedur Perencanaan
Prosedur analisa perencanaan Shearwall menggunakan beberapa
tahapan sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Gambar
3.2 merupakan diagram alir perencanaan.

Mulai

Studi literatur dan


pengumpulan data

Pemodelan Struktur

pembebanan

Analisa struktur dengan


program Staad-Pro

Tidak Aman
Kontrol

Aman

Perbandingan Output

A
A

Kesimpulan Dan
Saran

Selesai

Gambar 3.2

Anda mungkin juga menyukai