Anda di halaman 1dari 16

STRUKTUR

BANGUNAN TINGGI
ANGGOTA:
PUTRI APRIDA LESTARI_210160117 NOOR ASYIKIN_210160121
INDRIE ADELIA EKA PUTRI_210160137 YUSUF_210160064

CO
Discussio
PR n
01

GAYA
LATERAL Gaya lateral merupakan beban yang memiliki arah horizontal dengan arah yang tidak
menentu, seperti angin dan gempa bumi. Besarnya beban lateral yang harus didukung oleh
pondasi bergantung pada rangka bangunan yang mengirimkan gaya lateral tersebut ke kolom
bagian bawah. Beban lateral yang bekerja pada setiap tingkat bangunan merupakan hasil
distribusi dari gaya dasar horisontal yang didistribusikan secara merata ke setiap tingkat, beban
lateral yang bekerja itu tidak sama besar, hal ini disebabkan oleh berat lantai dan ketinggian
tingkat bangunan. Semakin berat lantai dan tinggi tingkat bangunan, maka semakin besar gaya
lateral yang terjadi sehingga simpangan lateral yang terjadi akan semakin besar.
Setiap elemen struktur pada bangunan akan mengalami perubahan bentuk
(Deformation) akibat pengaruh gaya lateral yaitu gaya geser, lentur, guling dan puntir yang
bekerja, baik diakibatkan oleh gaya luar maupun berat sendiri dari strukturnya. Oleh karena itu,
dalam perencanaan struktur bangunan, perhitungan gaya lateral sangat penting agar bangunan
dapat menahan gaya lateral yang bekerja pada gedung tersebut baik gaya akibat angin,
maupun gaya gempa.
02

PENGARUH GAYA
LATERAL Berikut penjelasan tentang beberapa
pengaruh gaya lateral:
1. GAYA LATERAL (GESER):
Gaya geser terjadi ketika bangunan
bergeser secara horizontal karena gaya lateral,
seperti gempa bumi. Gaya lateral geser pada
bangunan dapat mempengaruhi kekuatan dan
stabilitas struktur bangunan. Gaya ini juga bisa
menyebabkan bangunan bergeser dari posisi
awal secara horizontal dan dapat menyebabkan
kerusakan pada struktur bangunan. Untuk
menahan gaya lateral geser, diperlukan elemen
struktural seperti dinding geser, yang terbuat dari
beton bertulang dan ditempatkan di sepanjang
sisi bangunan.
Gaya lateral geser pada bangunan dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada kekuatan dan
keamanan bangunan tersebut. Beberapa pengaruh yang mungkin terjadi antara lain yaitu sebagai
berikut ini:

1.Merusak struktur bangunan: Gaya lateral yang kuat dapat menyebabkan keretakan atau bahkan
keruntuhan pada struktur bangunan. Ini terutama terjadi pada bangunan dengan fondasi yang lemah
atau tidak cukup kuat untuk menahan gaya lateral.
2.Meningkatkan risiko kecelakaan: Bangunan yang tidak stabil akibat gaya lateral yang kuat dapat
meningkatkan risiko kecelakaan dan bahaya bagi mereka yang berada di dalamnya, seperti pemilik
bangunan, penghuni, dan pengunjung.
3.Mengurangi kenyamanan penghuni: Gaya lateral yang kuat dapat menyebabkan goncangan dan
getaran pada bangunan, yang dapat mengganggu kenyamanan penghuni bangunan tersebut.
4.Memperpendek umur bangunan: Bangunan yang terus-menerus terkena gaya lateral yang kuat dapat
memperpendek masa pakai struktur dan mengurangi masa pakai bangunan secara keseluruhan.
Oleh karena itu, penting bagi para insinyur dan arsitek untuk memperhitungkan pengaruh gaya lateral
geser pada bangunan saat merancang dan membangun gedung atau bangunan lainnya. Dalam rencana
desain, mereka harus mempertimbangkan faktor seperti lokasi, ukuran, arsitektur, bahan, dan peraturan
bangunan setempat untuk memastikan keamanan dan kestabilan bangunan.
2.) Gaya lentur:
Gaya Lentur merupakan gaya yang terjadi ketika ada beban yang diterapkan pada suatu
benda sehingga menyebabkan benda tersebut melengkung atau membungkuk. Pada bangunan, gaya
lentur dapat mempengaruhi kekuatan, kekokohan, stabilitas, dan keamanan bangunan. Berikut ini
eberapa pengaruh gaya lentur pada bangunan:

1.Merusak Struktur Bangunan: Gaya lentur yang terus menerus dialami pada suatu bahan struktural
bisa menyebabkan kerusakan pada bangunan. Hal ini dapat terjadi ketika beban yang diterapkan
melebihi batas toleransi dari bahan struktural yang digunakan.
2.Kekuatan Dan Kestabilan Bangunan: Ketika suatu bangunan terkena gaya lentur yang kuat, dapat
menyebabkan berkurangnya kekuatan dan kestabilan bangunan. Hal ini dapat terjadi ketika material
yang dipilih tidak mempunyai ketahanan terhadap gaya lentur.
3.Merusak Netralisasi Bangunan: Pada struktur bangunan, ada netralisasi bagian yang tidak
melakukan fungsi bantalan suatu gaya benturan. Dalam kasus gaya lentur, maka netralisasi bagian inti
tersebut akan terdampak dan harus dicari solusinya agar tidak merusak bagian netralisasi bangunan.
4.Kumuh laju dalam bangunan: Pengaruh gaya lentur dapat mempercepat laju kerusakan pada
bangunan akibat kepadatan beban yang dilengkungkan. Material bangunan yang ringan atau kurang
memanjangkan perlu dipertimbangkan karena rentan terhadap goncangan yang terjadi pada
3.) Gaya Guling:
Gaya guling merupakan gaya yang terjadi pada bangunan saat terjadi gempa bumi atau
angin kencang yang membuat bangunan tergoyang. Gaya ini sangat berpengaruh pada kestabilan
bangunan dan dapat menyebabkan bangunan roboh jika tidak diperhitungkan dengan baik.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi gaya lateral guling pada bangunan antara lain:

1.Ketinggian bangunan: Semakin tinggi bangunan, semakin besar pula gaya lateral guling yang terjadi
saat terjadi gempa atau angin kencang. Oleh karena itu, perlu memperhitungkan kekuatan struktur
bangunan yang cukup untuk menahan gaya ini.
2.Bentuk bangunan: Bentuk bangunan yang kurang simetris dapat memperbesar gaya lateral guling
yang terjadi. Sebaliknya, bangunan yang simetris dapat mengurangi gaya ini.
3.Material bangunan: Material bangunan yang digunakan juga berpengaruh terhadap gaya lateral
guling. Bangunan yang terbuat dari bahan yang ringan seperti kayu dapat memperkecil gaya ini
dibandingkan dengan bangunan dengan struktur beton yang lebih berat.
4.Kondisi tanah: Kondisi tanah di mana bangunan berdiri juga berpengaruh. Tanah yang lunak atau
lembek dapat meningkatkan gaya lateral guling yang terjadi.
5.Sistem struktur bangunan: Sistem struktur bangunan yang digunakan dapat mempengaruhi gaya
lateral guling. Misalnya, sistem rahang seperti pada bangunan kayu akan lebih efektif dalam menahan
gaya lateral guling daripada sistem balok jangkar yang lebih kaku.
4.) Gaya Puntir:
Gaya lateral puntir pada bangunan dapat mempengaruhi kekuatan dan stabilitas struktur bangunan.
Gaya lateral puntir dapat disebabkan oleh beban lateral seperti beban angin atau gempa bumi. Hal ini
penting diperhatikan pada struktur bangunan tinggi karena kekakuan atau stabilitas struktur dan
kemampuannya dalam menahan gaya lateral sangat penting untuk memenuhi standar keamanan,
keselamatan, dan kenyamanan pada bangunan.

Pada bangunan yang dirancang dengan gaya lateral puntir, pengaruh gaya tertentu dapat
mengakibatkan deformasi yang signifikan pada struktur. Jika gaya lateral yang diterima terlalu besar,
hal tersebut dapat merusak struktur bangunan dan mengancam keselamatan penghuni dan barang-
barang di dalamnya.
03

JENIS STRUKTUR
VERTIKAL
Struktur vertikal pada bangunan merupakan
sistem struktur yang lebih mengutamakan
pengembangan vertikal dan menahan beban gravitasi
yang berasal dari beban mati struktur dan beban hidup
yang besarnya disesuaikan dengan fungsi bangunan.
Struktur vertikal terdiri dari elemen padat yang kaku
seperti balok, kolom, pelat, dan sebagainya. Pada
ketinggian bangunan tertentu, masalah pembebanan
horisontal menjadi faktor penentu untuk rancangan.
Berikut ini penjelasan tentang beberapa jenis struktur
vertical:
• Rangka Kaku (rigid frame structural
system):
Sistem rangka kaku merupakan
struktur yang terdiri dari elemen-elemen linear seperti
balok dan kolom yang saling dihubungkan pada ujung-
ujungnya oleh sendi-sendi kaku yang dapat mencegah
rotasi relatif di antara elemen struktur yang
dihubungkannya. Struktur ini memiliki kekakuan yang
tinggi dan mampu menahan beban lateral seperti
beban angin dan gempa bumi.
Struktur rangka kaku sering digunakan
pada bangunan bertingkat tinggi karena
kemampuannya dalam menahan beban yang besar
dan memberikan stabilitas yang baik pada bangunan.
Sistem portal adalah salah satu jenis struktur rangka
kaku yang baik untuk menahan beban gravitasi dan
gempa pada bangunan rendah. Pelat merupakan Burj Al Khalifa contoh
elemen horizontal struktur yang mendukung beban bangunan yang dibangun
mati maupun beban hidup dan menyalurkannya ke dengan struktur kaku.
rangka vertikal dari sistem struktur.
• Dinding Geser:
kolom
Dinding geser merupakan struktur vertikal yang
digunakan pada bangunan tingkat tinggi. Dinding geser
merupakan komponen struktur vertikal yang relatif
sangat kaku. Dinding geser pada umumnya hanya Core wall
boleh mempunyai bukaan sekitar 5% agar tidak
mengurangi kekakuannya. Dinding geser berfungsi
untuk menahan gaya lateral yang berasal dari beban
gempa dan angin. Dinding geser bisa digunakan untuk
menahan gaya lateral saja maupun sebagai dinding
pendukung. Penempatan dinding geser dapat
dilakukan pada sisi luar bangunan atau pada pusat
bangunan. Dinding geser yang ditempatkan pada
bagian dalam bangunan biasanya disebut dengan inti
struktural (structural core/corewall) yang biasa
digunakan untuk ruang lift dan tangga.
• Rangka Geser:
Pada struktur kombinasi ini, dinding geser dan kolom-
kolom struktur akan dihubungkan secara kaku (rigid)
oleh balok-balok pada setiap lantai bangunan.
Dengan adanya hubungan yang rigid antara kolom,
balok, dan dinding geser akan memungkinkan
terjadinya interaksi antara struktur rangka dan dinding
geser secara menyeluruh pada bangunan, dimana
struktur rangka dan dinding geser akan bekerja
bersama-sama dalam menahan beban yang bekerja
baik itu beban gravitasi maupun beban lateral. Selain
itu, dengan menggunakan sistem ganda ini, maka Gedung apartemen Grand Shamaya
simpangan lateral akan jauh berkurang seiring dengan 44 lantai kondominium
dengan peningkatan jumlah lantai struktur. Semakin adalah salah satu contoh bangunan
tinggi suatu struktur gedung, semakin kecil simpangan yang menggunakan sistem dual
yang terjadi.
• Sistem struktural tabung (tube
structural system):
Sistem struktural tabung (tube structural
system) merupakan jenis sistem struktur bangunan
tinggi yang menggunakan kolom-kolom hanya pada
bagian sisi luar bangunan. Sistem ini terdiri dari dua
jenis, yaitu tabung rangka (frame tube) dan
tabung truss (trussed tube).
Sistem ini terdiri dari kolom eksterior dan balok yang
menciptakan bingkai kaku dan bagian interior sistem
yang merupakan bingkai sederhana yang dirancang
untuk mendukung beban gravitasi. Dan system ini
digunakan untuk pembangunan gedung hingga 60
lantai.
• Sistem struktur kolom:
Struktur kolom merupakan salah satu jenis struktur
bangunan yang banyak digunakan dalam konstruksi
perumahan, komersial, dan industri. Kolom
merupakan elemen vertikal (tidak selalu vertikal) yang
paling banyak digunakan pada suatu struktur untuk
menahan gaya aksial tekan. Kolom tidak mengalami
lentur secara langsung karena tidak ada beban
langsung yang tegak lurus terhadap sumbunya.
Kolom dapat dikategorikan dalam dua jenis yaitu
kolom pendek dan kolom panjang (Schodek, 1999).
Sistem ini terdiri dari serangkaian kolom vertikal yang
ditempatkan di bawah beban bangunan dan
dirancang untuk menahan beban vertikal seperti
beban dari lantai, dinding, atap, dan badan bangunan
lainnya.
• Sistem struktur Vertikal Outrigger:
Sistem struktur vertikal outrigger merupakan
jenis sistem struktur bangunan yang digunakan
untuk meningkatkan kekuatan dan
stabilitas bangunan tinggi. Sistem ini terdiri dari
serangkaian kolom vertikal yang ditempatkan
di luar bangunan dan dihubungkan dengan balok
horizontal yang disebut outrigger. Outrigger berfungsi
untuk menahan beban lateral seperti beban
angin atau gempa bumi dan memperkuat kekuatan
struktur bangunan. Sistem struktur vertikal outrigger
sering digunakan pada bangunan tinggi seperti
gedung pencakar langit
.
DAFTAR PUSAKA
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JMHMS/article/viewFile/23931/18767
https://www.studocu.com/id/document/institut-teknologi-nasional/architecture/1173-1910-1-sm-
civil/15641780
https://jamesthoengsal.blogspot.com/p/blog-page_343.html
https://ejournal.poltes.ac.id/index.php/PTRKJJ/article/view/88/pdf_18
https://eprints.umm.ac.id/45557/3/jiptummpp-gdl-jaulinohen-45559-3-babii.pdf
https://www.scribd.com/doc/237560804/Sistem-Struktur-Vertikal
https://www.builder.id/jstrukstur-gedung-bertingkat-tinggi/
https://www.scribd.com/document/373034748/Sistem-Struktur-Tube-in-Tube
file:///C:/Users/HP/Downloads/1895-4715-1-PB.pdf
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai