Anda di halaman 1dari 10

PERANCANGAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Oleh :
M. Ade Kurnia H, ST, MT
Dosen Univrsitas Simalungun, Pematang Siantar

ABSTRAK
Kekuatan dalam sistem struktur adalah bagian terpenting dalam bangunan. Salah satu
penyebab kerusakan dan kehancuran struktur bangunan adalah terjadinya gempa bumi dengan
kekuatan tertentu yang tidak diperhitungkan sebelumnya oleh perencana. Kerugian tidak saja
berupa material akan tetapi hilangnya jiwa manusia merupakan kerugian yang tidak ternilai.
Sering perencana, perancang atau seorang arsitek mengabaikan akibat-akibat fatal yang dapat
timbul akibat gempa ketika merancang suatu bangunan, apakah yang menyangkut ketentuan
peraturan gemba ataupun prinsip-prinsip dasar teori untuk menghindari kerusakan lebih besar
dari akibat gempa. Dalam tulisan ini akan dijelaskan dasar-dasar pemikiran untuk bangunan
tahan gempa yang diutamakan dan disarankan kepada para perancang pemula atau para arsitek
praktisi yang lebih ditekankan dengan pendekatan arsitektural. Seluruh pemikiran ini
didasarkan atas usaha mencari titik temu atau kompromi antara perancang dengan ahli
struktur sehingga aspek estetika bangunan juga diperhatikan, sehingga antara kekuatan dan
keindahan/estetika tercapai secara optimal dalam rancang bangun.

Kata kunci : perancangan dan bangunan tahan gempa

1. PENDAHULUAN bumi dengan kekuatan besar bangunan


1.1. Latar Belakang tidak boleh roboh, meskipun sudah
Untuk menahan gaya gempa yang mengalami kerusakan yang parah; sehingga
bekerja pada sistem bangunan maka korban jiwa manusia dikurangi meskipun
diperlukan struktur bangunan yang terjadi kerusakan dan kerugian material”.
direncanakan berdasarkan peraturan- Dengan demikian bangunan
peraturan untuk perencanaan tahan gempa. memiliki falsafah perencanaan dengan
Peraturan ini menganut falsafah atau mempunyai ambang kekuatan minimum
prinsip dasar sebagai berikut : “Struktur yang wajar dan ekonomis. Jika bangunan
bangunan tidak boleh mengalami dipersiapkan dengan kekuatan maksimum
kerusakan jika terjadi gempa bumi dengan untuk menahan gaya gempa besar maka
kekuatan ringan, Jika terjadi gempa bumi struktur yang dirancang akan mahal dan
berkekuatan sedang atau menengah tidak ekonomis. Selain dari pada itu
kerusakan struktur boleh terjadi terbatas dimensi struktur akan lebih besar dan
pada kerusakan ringan dan dapat sangat berpengaruh terhadap ekspresi
diperbaiki. Sedangkan jika terjadi gempa estetik bangunan. Filosofis perencanaan ini

1
berlaku untuk bangunan dengan berpengaruh pada konsep dasar
pengembangan arah vertikal ataupun untuk perencanaan bangunan untuk dapat
sisten bangunan rendah. bertahan terhadap gaya gempa yang timbul.
Gaya gempa yang bekerja pada elemen
1.2. Tujuan Penulisan struktur dapat dibedakan menjadi dua,
Penulisan makalah ini bertujuan yaitu :
untuk mengetahui bagaimana perancangan Gaya Vertikal ; berpengaruh
bangunan tahan gempa. terhadap elemen bangunan pendukung
gaya normal, seperti kolom-kolom, jenis
1.3. Metode Penulisan balok kantilever dan dinding-dinding
Penulisan makalah ini pendukung. Terutama pada bagian
menggunakan metode tinjauan literatur kantilever, gaya gempa vertikal ini sangat
(library research). berpengaruh karena akan mengakibatkan
ayunan pada pada kantilever tersebut.
2. URAIAN TEORITIS Akibat ayunan tersebut momen pada
Gempa bumi adalah sebagian dari bagian ujung yang terikat menjadi sangat
proses alam yang membentuk permukaan besar dan selanjutnya akan mengakibatkan
bumi dan terbentuknya gunung , bukit dan pembalikan arah tegangan pada kantilever
lembah-lembah. Gempa bumi yang sering tersebut.
terjadi adalah gempa tektonik yaitu Gaya Horizontal ; bekerja pada
terlepasnya energi pada kerak bumi yang bangunan akibat respons bangunan dan
dilepaskan secara tiba-tiba sehingga sistem pondasinya dan bukan disebabkan
menimbulkan arah gaya yang tidak oleh percepatan gerakan tanah. Muatan
beraturan/acak kesegala arah. Hal ini gempa horizontal dianggap bekerja dalam
disebabkan terlepasnya tegangan akibat arah sumbu-sumbu utama bangunan yang
gesekan-gesekan tanah pada lipatan-lipatan pada bangunan bertingkat tinggi gaya yang
pada kulit bumi tersebut terlepas. Gempa lebih menonjol adalah gaya-gaya dorong
bumi sangat sering terjadi dimuka bumi yang berasal dari tiap lantai. Gaya
akan tetapi sangat sedikit yang dapat horizontal ini bekerja sebagai muatan
dirasakan manusia karena gempa tersebut lateral terpusat pada elemen-elemen
terlalu lemah. pendukung vertikal seperti kolom-kolom
Pada prinsipnya gaya gempa dan dinding geser pada “core” atau
bekerja sebanding dengan berat massa pengkaku lateral lainnya (ikatan silang).
bangunan dan dapat dirumuskan dengan Penyaluran gaya gempa denganarah
hukum Newton ; F = m.a (m = massa horizontal akan menyebabkan terjadinya
bangunan, a = percepatan yang dihasilkan). perubahan bentuk atau “deformasi” yaitu
Sehingga semakin berat massa bangunan karena terjadinya tegangan-tegangan pada
semakin besar gaya gempa yang bekerja seluruh bangunan terutama pada elemen-
pada bangunan tersebut. Hal ini sangat elemen pendukungnya.

2
Ada 4 jenis deformasi yang terjadi bangunan mempunyai reaksi yang berbeda-
pada struktur bangunan akibat gaya beda.
horizontal : 4. Deformasi Guling “Over Turning”
1. Deformasi Lentur
Terjadi pada struktur bangunan Terjadi efek guling akibat bagian
yang mempunyai massa yang terbagi rata. dsar bangunan jauh lebih kaku dari bagian
Misalnya ; bangunan-bagunan dengan diatasnya. Sebagai contoh pada bangunan-
komposisi dinding-dinding masif dan solid bangunan dengan sistem balok-balok
antara lain seperti dinding geser (shear transfer yang kuat dan sangat kaku; pada
wall), dinding pendukung beban vertikal podium-podium yang sangat kokoh,
(bearing wall). Pada dasarnya terjadi pada sementara bagian bangunan yang menjulan
bangunan yang dipenuhi oleh elemen- tinggi tidak menyatu utuh dengan dasarnya
elemen dinding yang struktural seperti atau dudukannya.
pada sistem core, dimana hampir seluruh Pada umumnya dalam suatu
dinding core dibungkus oleh kejadian terdapat hanya satu jenis
dinding/elemen masif. Akibat langsung deformasi saja yang lebih dominan,
adalah adanya bagian sisi bangunan yang walaupun dalam kejadian tersebut terdapat
mengalami gaya tekan dan dibagian sisi lebih dari satu jenis deformasi. Sebaiknya
lainnya mengalami gaya tarik. Bangunan dalam merancang dan mendisain sistem
terlihat “melentur”. struktur khusunya bangunan tinggi,
2. Deformasi Geser kekakuan dan kekuatan pada massa
Terjadi akibat getaran horizontal bangunan harus diusahakan selalu menerus
kolom-kolom bangunan bertingkat banyak dengan utuh atau kontinuitas sistem
disertai dengan sistem plat lantai yang struktur harus terjaga, baik untuk
kaku. Umumnya terjadi pada sistem kontinuitas elemen vertikal ataupun
struktur rangka baja yaitu dimana plat-plat elemen horizontal.
lantai kaku (sebagai diafragma) sedangkan Pengaruh gaya gempa dengan arah
sistem rangka, yaitu pertemuan elemen vertikal pada umumnya sudah diantisipasi
rangka dan sambungan-sambungan rangka oleh kekuatan sistem kolom-kolom pada
kurang kaku. Struktur bangunan terlihat bangunan yang memang diperhitungkan
“doyong”. untuk gaya-gaya normal atau beban
3. Deformasi Torsi gravitasi, sehingga tidak berpengaruh besar
Terjadi akibat “twisting” dari massa terhadap deformasi yang akan terjadi.
bangunan yang mempunyai kekakuan yang
berbeda sebagi satu kesatuan. Misalnya
pada bangunan dengan banyaknya 3. PEMBAHASAN
perbedaan distribusi kekakuan pada 3.1. Masa Bangunan
bagian-bagiannya. Bangunan terpatah- Berat masa bangunan diusahakan
patah pada arah vertikal. Setiap bagian atau harus seringan mungkin ; pemilihan

3
bahan utama struktur, bahan finishing /lantai bangunan masih terletak pada batas
seringan mungkin. Hal ini untuk yang dizinkan.
mengantisipasi kemampuan daya dukung Apabila kekakuan bangunan sangat
tanah selain faktor jumlah lantai dan kecil, maka pada saat tanah bergerak akibat
ketinggian bangunan. Dengan material gempa bangunan praktis tidak mengalami
ringan yang digunakan kemungkinan percepatan atau tidak terbawa untuk
meninggikan bangunan atau menambah bergerak, bangunan lebih terasa mengayun
jumlah lantai lebih menjadi lebih besar. secara fleksibel atau dengan istilah
Sedapat mungkin dihindarkan bangunan lebih elastis. Bangunan yang
adanya massa –massa yang berat dalam demikian dikatakan memiliki respons yang
bangunan terutama dibagian atas kecil terhadap gempa. Apabila kekakuan
bangunan. Jika ada bagian-bagian atau bangunan bangunan sangat besar, maka
benda-benda yang berat sebaiknya massa bangunan akan dipaksa untuk
ditempatkan serendah mungkin, misalnya mengikuti sepenuhnya pergerakan tanah,
perletakan peralatan mekanikal elektrikal, sehingga percepatan yang dialami
reservoir air. bangunan akan praktis sama percepatan
Kurangi penonjolan-penonjolan tanah. Bangunan yang demikian dikata
yang berlebihan atau tidak diperlukan, kan mempunyai respons yang besar
seperti loncatan bidang muka (set-back), terhadap gempa.
kantilever, tonjolan (over-steck) pada masa Optimasi yang ideal adalah
bangunan. Terlebih jika bangunan ini gabungan komposisi kedua prinsip diatas
dirancang untuk massa bangunan tinggi. dalam batas yang diizinkan dengan tidak
Proporsi atau perbandingan ideal terlalu kaku dan tidak terlalu lentur. Dalam
antara ketinggian bangunan terhadap lebar hal ini material struktur, sistem sambungan
massa bangunan kurang lebih 4 (tinggi struktur sangat berpengaruh terhadap
berbanding lebar) sehingga diperoleh pergerakan massa bangunan.
proporsi estetika yang relatif masih baik.
Pada perkembangnan perencanan 3.3. Redaman
bangunan tinggi angka perbandingan ini Sifatnya melawan gaya inersia yaitu
menjadi lebih relatif dan cenderung lebih gaya yang timbul akibat massa bangunan
besar diatas 4 dengan ditemukannya sistem mengalami percepatan F = m.a yang
dan bahan struktur yang lebih canggih. besar kecilnya tergantung dari bahan yang
dipakai, bentuk struktur, sifat tanah dan
3.2. Kekakuan sifat getaran yang dialami.
Bangunan harus diberikan Dalam perkembangan teknologi
kekakuan secukupnya, sehingga gaya struktur bangunan tahan gempa telah
inersia F = m.a yang terjadi tidak besar digunakan peredam mekanis yaitu berupa
dan lendutan atau simpangan peredam dari logam yang cukup lunak atau
(deviasi/sway-drift) antar tingkat banguan sejenis karet yang dipasang pada landasan

4
bangunan dan kolom-kolom serta landasan
balok sebagai bantalan. 3.5. Duktilitas
Bangunan dengan dinding –dinding Duktilitas dapat diartikan
geser dan bagian non-struktur seperti kekenyalan, kelenturan, atau keplastisan
cladding, partisi yang berat akan suatu sistem struktur. Besar kecilnya
memberikan redaman yang lebih besar dari duktilitas didalam struktur bangunan sangat
pada bangunan-bangunan portal terbuka bergantung pada detail-detail unsur-unsur
dengan bagian-bagian non-struktur yang bangunan terutama didalam sambungan-
ringan. Getaran akan lebih besar diredam sambungannya.
oleh bangunan diatas pasir dari pada yang Beberapa hal yang perlu
berdiri diatas tanah liat atau lempung. diperhatikan pada bagian ini adalah :
Pada prinsipnya redaman itu adalah  Sistem sambungan pada elemen
penghapusan energi getaran yang struktur vertikal maupun horizontal
kemudian diserap oleh bahan yang sangat menentukan faktor duktilitas.
diguakan dan diubah menjadi energi  Salah satu syarat mutlak untuk
panas. tercapainya dukyilitas yang tinggi
adalah kolom-kolom harus lebih kuat
3.4. Kekuatan dari pada balok-balok sehingga sendi
Pada prinsipnya struktur diberi plastis selalu akan terjadi dalam balok
kekuatan secukupnya, sehingga akibat dan tidak pada kolom struktur.
gempa berkekuatan sedang struktur  Kemungkinan terjadinya sendi plastis
tersebut tetap elastis tanpa mengalami pada portal-portal terbuka adalah lebih
kerusakan struktur, tetapi kerusakan besar dari pada dinding geser. Hal ini
elemen non-struktural dapat diterima, dimungkinkan sistem portal
misalnya untuk gempa bumi dengan mempunyai duktilitas yang lebih tinggi
periode waktu ulang 20 tahun. dari pada dinding geser.
Akibat gempa kuat struktur Pemecahannya adalah dengan
bangunan secara keseluruhan harus masih mendisain kekuatan kolom struktur lebih
dapat bertahan tanpa runtuh walaupun besar dari kekuatan balok. Jika dalam segi
sudah terjadi kerusakan pada bagian arsitektural balok-balok tinggi dibutuhkan
struktur maupun non-struktur. Misalnya sebaiknya rencanakan sitem balok tersebut
untuk gempa besar dengan waktu ulang dengan pra-cetak. Hal ini dimungkinkan
500 tahun. sambungan pra-cetak tidak terlalu kaku
Sendi-sendi plastis sebaiknya atau “rigid” sehingga dapat berfungsi
terjadi pada balok dan bukan pada kolom sebagai sambungan sendi.
sehingga keruntuhan balok bisa diterima
akan tetapi keruntuhan total struktur
bangunan seperti kolom/pilar dapat
dihindari.

5
Struktur Fleksibel yang memerlukan ruang penerima besar,
Keuntungan : pintu masuk utama gedung dimana disain
 Cocok untuk daerah yang mempu memerlukan ruang luas dan tinggi,
nyai waktu getar pendek dan sehingga terbentuk kolom-kolom struktur
bangunan dengan waktu getar bangunan lebih tinggi. Sedangkan kasus
panjang. kolom pendek dapat terjadi dikarenakan
 Mudah untuk mencapai duktilitas bangunan dibangun diatas tanah miring
yang tinggi. atau bertrap, sehingga ada kolom lebih
 Analisa strukturnya mudah. pendek dan ada yang lebih tinggi pada
Kerugian : bagian dasar bangunan.
 Responsnya besar bila dibangun Permasalahannya adalah kolom-
didaerah yang waktu getarnya kolom pendek umumnya akan mengalami
panjang (long period). kerun tuhan geser yang getas dan bukan
 Kerangka beton bertulang sulit keruntuhan lentur yang daktail.
dalam penulangannya. Pemecahannya adalah dengan memisahkan
 Bagianbagian non-struktur sulit kolom-kolom pendek dari dinding pengisi
penyelesaian detailnya. atau dinding struktur.
Struktur Kaku Dalam kasus kolom pendek pada
Keuntungan : tanah miring dapat dipecahkan dengan
 Cocok untuk daerah yang pan jang cara diberi kannya sambungan yang dapat
waktu getarnya. bergerak sehingga dapat terjadi
keseimbangan pergerakan antara kolom
 Penulangan betonnya mudah
langsing dengan kolom pendek.
(dengan shear wall).
Perlu diketahui bahwa jika
 Bagian non-struktur detailnya
perbandingan panjang dua buah kolom 1 :
mudah.
2 maka beban yang akan diterima pada
Kerugian :
kolom pendek berpangkat tiga dari angka
 Respons tinggi didaerah atau tanah
perbandingan tersebut yaitu 8 kali lebih
dengan waktu getar pendek.
besar dari beban yang sama yang diterima
 Duktilitasnya sulit dihitung.
kolom yang lebih langsing. Atau dengan
 Analisanya tidak begitu mudah. kata lain kekakuan kolom yang lebih
panjang dua kali adalah 1/8 dari kekakuan
3.6. Pengaruh Kolom Pendek kolom pendek. Oleh sebab itu distribusi
Hal ini merupakan variasi dari penerimaan beban dan kekakuan dapat
konfigurasi susunan kolom lemah dan dipengaruhi panjang pendeknya kolom
balok kuat. Kasus kolom pendek atau struktur.
kolom langsing umumnya terjadi pada
disain bangunan dengan konsep atrium
atau konsep bangunan dengan hal penerima

6
3.7. Sifat Liat (Toughness) sebaiknya simetrik dalam hal kekakuan ,
Untuk menghasilakan bangunan kekuatan, dan pembagian komposisi massa.
yang kuat terhadap perilaku gempa, Hindari konfigurasi massa bangunan yang
bangunan itu harus mempunyai kekuatan sulit, hal ini disebabkan gempa akan
dan duktilitas yang kuat. Kombinasi sifat menyerang bagian-bagian dari bangunan
kuat dan duktilitas dari bangunan yang lemah dari segi struktur.
dinamakan sifat liat (toughness) dari Perilaku bangunan secara
bangunan. Semakin tinggi sifat liat dari keseluruhan terhadap gempa akan jauh
bangunan semakin baik perilakunya lebih besar apabila bentuk massa bangunan
terhadap gempa. dan strukturnya rumit jika dibandingkan
Keliatan sangat dipengaruhi oleh dengan bentuk-bentuk yang lebih
bahan dan jenis struktur bangunan yang sederhana dan geometrik sempurna. Selain
dipakai. Untuk bangunan tinggi material dari pada itu pekerjaan detail-detail pada
baja dan beton bertulang yang dicor bangunanyang lebih sederhana jauh lebih
setempat adalah yang paling cocok untuk baik dan mudah jika dibandingkan dengan
bangunan tahan gempa. Sedangkan untuk sistem struktur yang lebih rumit atau
bangunan dengan ketinggian sedang bahan dengan bentuk-bentuk yang tidak beraturan
dan sistem struktur menuurut kecocokan (irregular form).
adalah ; pertama adalah baja, kedua beton Bentuk-bentuk yang tidak simetris
bertulang dengan dicor setempat, ketiga sebaiknya dihindarkan karena
beton pracetak yang direncanakan dan menimbulkan momen-momen puntir
dilaksanakan dengan baik, keempat beton horizontal akibat adanya “eksentrisitas”
pra-tekan, dan kelima tembok (hollow antara titik berat massa dengan titik
blocb) dengan tulangan/reinforced berat/pusat kekakuan.
masonry.
Sistem beton pra-cetak penuh, 3.9. Kompatibilitas
untuk ketahanan terhadap gempa kurang Pada pasal ini sebaiknay bagian-
cocok disebabakan karena dalam sistem bagian bangunan yang berbeda dalam
pra-cetak sulit untuk mendapatkan struktur kekakuan dan massanya harus dipisahkan
yang monolit atau menerus dengan satu terhadap lainnya, karena pada
duktilitas yang tinggi. Dalam sistem pra- perbatasannya sulit diusahakan
cetak sedikit lebih sulit untuk memperoleh kompatibilitas perubahan bentuk/deformasi
sambungan-sambungan yang monolit. yang seragam sehingga untuk menghindari
benturan satu massa bangunan dengan
3.8. Bentuk Geometri dengan bagian lainnnya sistem struktur
Untuk lebih aman dalam merespons harus dipisahkan dengan celah pemisah
gempa pada bangunan, disarankan bentuk- (delatasi)
brntuk gubahan massa bangunan lebih Celah pemisah atau sistem delatasi
sederhana dan simetrik. Bangunan harus cukup untuk menghindari

7
bertubruknya bagian-bagian bangunan
yang berbatasan terhadap waktu getar 3.11. Kontinuitas Struktur dan Soft
gempa. Storey
Hindari bentuk massa bangunan Lantai lemah atau “soft storey”
atau denah yang terlalu panjang sebab pada adalah suatu disain bangunan dimana ada
bangunan panjang kemungkinan adanya beberapa bagian lantai tertentu memiliki
pergerakan yang berbeda secara bersamaan kekuatan dan kekakuan berbeda, sehingga
akibat gerakan tanah lebih besar (lebih sangat berbahaya terhadap beban gempa
berbahaya) jika dibandingkan massa dan bangunan akan terancam runtuh. Kasus
bangunan yang pendek atau ini adalah kasus yang sangat sering ditemui
gempal./kompak. dari runruhan-runtuhan bangunan akibat
gempa yang terjadi dimuka bumi dan
3.10. Kontinuitas dinegara manapun.
Dalam sistem struktur harus Konsep lantai lemah ini adalah
diberikan kesinambungan (kontinuitas) persoalan struktur yang selalu
kekakuan dan kekuatan yang merata pada diperdebatkan antara kepentingan kekuatan
massa bangunan. Hindari tonjolan- struktur dengan estetika dan fungsi ruang
tonjolan, lekukan-lekukan, atau set-back arsitektur. Pada prinsipnya arsitek dalam
pada massa bangunan yang dirancang. merancang bangunan tinggi memerlukan
Pada pasal ini butir pokok yang ruang penerima pada lantai dasar bangunan
dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : yang akan difungsikan sebagai hal
1. Unsur pemikul beban kolom dan dinding penerima, lobby atau tempat pintu masuk
harus tersebar merata, modulair dan utama. Pada bagian ini sering terjadi
beraturan dan seragam. sirkulasi manusia yang lebih padat
2. Semua kolom dan dinding harus sehingga arsitek perlu membuka lantai
menerus (kontinu) dan sentris dari atap dasar lebih lebar untuk memberikan
hingga ke pondasi serta hindari keleluasaan ruang gerak manusia dengan
eksentrisitas dalam pembebanan. membukadinding atau kulit bangunan yang
3. Unsur-unsur atau elemen-elemen pokok lebih transparan Namun akibatnya bagian
struktur tidak brubah penampang secara ini menjadi berkurang kekakuannya .
mendadak. Hal ini dapat menimbulkan Selain itu ada kekeliruan dalam
efek lantai lemah “soft storey”. menerapkan konsep ini yaitu bahwa dahulu
4. Unsur-unsur penahan beban lateral harus dipertimbangkan soft storey ditingkat
diletakkan atau sedekat mungkin pada paling bawah akan menguntungkan karena
batas keliling bangunan. Hal ini untuk dapat berfungsi sebagai isolasi bagi
merespons beban/gaya lateral pada sisi penyebaran pengaruh gerakan tanah akibat
kulit atau perimeter bangunan sehingga gaya gempa untuk menjalar ketingkat yang
komponen struktur yang ada ditengah lebih atas (gaya gempa bergerak dari
massa bangunan tidak terlalu dibebani. struktur bawah ke bagian struktur atas).

8
Dalam kenyataannya akibat gempa yang diperlukan terutama ketika diperlukan
terjadi pada sistem struktur yang memiliki pengambilan keputusan yang
lantai lemah justru runtuh total. Hal ini menyangkut nilai ekonomis ataupun
merobah cara pemecahan struktur kekuatan bangunan.
bangunan dikemudian hari terutama pada 3. Dengan dijelaskannya butir-butir
bagian bawah bangunan (lantai dasar). penuntun untuk merancang bangunan
Efek soft storey dapat diakibatkan tahan gempa sebagai tip untuk arsitek
juga oleh adanya dinding-dinding diharapka perbedaan filosofis antara
struktural, dinding beton pengisi kepentingan estetika dan fungsi bagi
rangka,tembok/masonry yang tidak seorang arsitek dengan ahli struktur
menerus sampai kesistem pondasi (bawah dapat dipersempit atau dicarikan titik
dari bangunan) dengan demikian kekuatan temu.
bangunan pada bagian bawah tidak sekuat 4. Meskipun usulan ahli struktur
bagian diatasnya , terjadilah lantai lemah menginginkan kritria tersebut diatas
pada dasar bangunan. Meskipun pada lantai agar diterapkan oleh arsitek secara
dasar diberikan balok-balok transfer praktis sangat banyak dijumpai
berukuran besar akan tetapi konsep ini bangunan-bangunan tinggi yang
kurang tepat diterapkan didaerah melanggar ketentuan tersebut meskipun
berkekuatan gempa besar. harus dibayar dengan mahalnya biaya
Konsep atrium atau ruang-ruang struktur untuk menutupi kelemahan
lebar dengan membuka lantai bangunan sistem struktur.
pada bagian tengah bangunan, vide, void, 5. Perlu dipahami bahwa masih banyak
dsb. adalah sama dengan memotong dijumpai kerusakan vatal pada
diafragmahorizontal struktur bangunan bangunan akibat gemba dibelahan
sehingga dapat mengurangi kekuatan muka bumi ini seperti, Taiwan, Turki,
struktur bangunan secara keseluruhan. Negara Eropa Timur, Mexico, dan hal
Dengan kata lain jika arsitek ingin ini sangat mungkin terjadi di Indonesia
menerapkan konsep ini harus membayar untuk beberapa daerah tertentu seperti
mahal dalam kekuatan strukturnya. Liwah Lampung, Sukabumi, tarutung
Sumatra Utara, dsb. dimana pusat-pusat
4. PENUTUP sumber gempa sangat dekat dengan
1. Dalam merancang bangunan tinggi atau daerah tersebut.
rendah pengetahuan sistem struktur 6. Diperlukan disiplin tinggi dalam
bagi seorang arsitek sangat diperlukan pengawasan atau kontrol dilapangan
untuk mengurangi kesalahan yang terhadap disain-disain bangunan yang
dapat merugikan manusia baik material kurang memperhatikan peraturan
maupun jiwa manusia. bangunan tahan gempa yang berlaku di
2. Kerja sama yang terorganisir antara Indonesia.
berbagai disiplin ilmu sangat

9
DAFTAR PUSTAKA

Council on Tall Buildings & Urban Habitat


, “Development in Tall Buildings”,
Van Nostrand Reinhold, New York,
1983.
Lagorio, Hendry J., “Earthquakes: An
Architect’s Guide to Nonstructural
Seismic Hazards, John Wiley & Sons
Inc., New York, 1990.
Lin, T.Y., “Structural Concepts and
Systems for Architects and
Engineers, Van Nostrand Reinhold,
New York, 1988.
Naeim, Farzard, “The Seismic Design
Handbook”, Van Nostrand Reinhold,
New York, 1989.
Schodek, Daniel L. “Structure”, Prentice
Hall, New Jersey, 1980.
Schueller, W. “ The Vertical Building
Structure”, Van Nostrand Reinhold,
New York, 1990.
Schueller, W. “High Rise Building
Structure”, John Wiley & Sons Inc.,
New York, 1977.
Schueller, W. “Horizontal-Span Building
Structure”, John Wiley & Sons Inc.,
New York, 1989.

10

Anda mungkin juga menyukai