Anda di halaman 1dari 10

ANALISA TITIK

ULANG POKOK
(BEP)
KELOMPOK 8 :
• REZA RANG CHANIAGO 201710340311188
• YONDY ARIE PUTRA SINATRYA 201710340311188
• REZA MAULANA 201710340311194
Pengertian Titik Ulang Pokok (BEP)
Titik ulang pokok atau Break Even Point merupakan suatu keadaan dimana jumlah hasil
penjualan sama dengan jumlah biaya untuk memperoleh hasil tersebut. Kegiatan ini tidak
menimbulkan untung atau rugi. Cara mudahnya, pulang pokok adalah nilai pendapatan sama
besarnya dengan biaya.

Titik ulang pokok atau Break even Point ini juga biasa disebut titik impas adalah suatu tingkat
volume penjualan (produksi) tertentu pada suatu perusahaan tidak mengalami untung maupun
rugi. Perusahaan akan untung jika produksi dan penjualannya melampaui titik impas. Jika
penjualan di bawah titik impas maka perusahaan mengalami kerugian.
Asumsi dan Keterbatasan Analisis Titik
Impas Break Even Point (BEP)
Salah satu kelemahan dari analisis titik pokok pulang (BEP) adalah banyaknya asumsi yang mendasari analisis ini. Asumsi
bertujuan agar dapat mempermudah perhitungan titik impas atau Break Even Point (BEP). Adapun asumsi – asumsi yang
digunakan dalam analisis titik pulang pokok atau Break Even Point (BEP) adalah :
1) Biaya – Biaya yang digunakan dalam analisis titik pulang pokok atau BEP hanya dibagi dalam dua kategori yaitu biaya tetap
dan biaya variabel.
2) Biaya tetap selalu konstan, tidak mengalami perubahan walaupun jumlah volume produksi atau kegiatan berubah.
Hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel tidak bervariasi.
3) Biaya variabel per unit akan selalu tetap sama. Biaya variabel hanya akan berubah secara proposional dalam jumlah
keseluruhan, namun biaya per unit produknya tetap sama.
4) Hasil jual per unit akan tetap sama berapapun jumlah unit produk yang dijual. Pada kenyataannya , sering terjadi adanya
pemberian diskon harga untuk pembelian dalam jumlah yang besar. Dengan demikian, harga jual akan tetap sama, sedikit
atau banyak produk yang dibe;I, harga tetap tidak berubah.
5) Perusahaan memproduksi dan menjual hanya satu jenis produk. Jika menjual lebih dari satu produk, harus dianggap
sebagai satu jenis produk dengan kombinasi yang selalu tetap, atau dengan kata lain bauran penjualannya harus tetap
sama konstan.
6) Ketika mengestimasi besarnya titik pulang pokok (BEP), produk yang di produksi dianggap terjual semua dalam periode
yang diperhitungkan. Artinya tidak ada produk yang tersisa atautidak ada persediaan di akhir periode. Hal ini menunjukkan
selalu ada kesesuaian antara penjualan dengan kapasitas produksi.
Biaya Tetap (Fixed Cost) dan Biaya
Variabel (Variable Cost)
•Biaya Tetap atau Fixed Cost merupakan biaya yang besarnya selalu tetap atau tidak berubah
terhadap besarnya penjualan atau produksi. Biaya tetap biasanya berupa biaya tidak langsung
atau biaya overhead, biaya yang dikeluarkan tidak atas dasar jumlah produksi atau besarnya
volume penjualan. Namun demikian, semakin besar volume penjualan maka semakin kecil biaya
tetap per unitnya. Dengan demikian, biaya tetap secara total tidak berubah namun bila dihitung
terhadap unit produk menjadi bersifat berubah. Contoh biaya tetap adalah gaji, penyusutan
aktiva tetap, bunga, sewa atau biaya kantor dan biaya tetap lainnya.
•Biaya Variabel atau Variable Cost merupakan biaya yang besarnya sampai batas tertentu
berubah – ubah secara proposional. Artinya biaya akan berubah sebanding dengan berubahnya
volume produksi atau penjualan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, upah utuh
langsung, komisi penjualan, dan biaya variabel lainnya.
Rumus Titik Pokok (BEP) Dalam Satuan
Unit Produk
Nilai Break Even Point dalam satuan unit produk dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
berikut :

BEP =

Keterangan :
BEP = Titik Impas / Break even point (satuan unit produk)
FC = Fixed Cost (biaya tetap)
VCU = Variable Cost per Unit (biaya variabel per unit)
P = Harga Jual per Unit Produk
Contoh Soal BEP (satuan unit produk)
Pak Fadil dan Pak Muh memiliki usaha makanan seblak, dan ingin mengetahui jumlah makanan
yang dijualnya agar dapat mencapai break even point (BEP) atau titik impasnya. Biaya Tetap
produksinya adalah Rp. 5.000.000,- sedangkan biaya variabelnya sebesar Rp. 13.000,- . Harga jual
per porsi nya adalah Rp. 15.000,- . Berapa porsi kah yang harus dibuat atau dijual agar dapat
mencapai Break Even Point atau titik impasnya ?
Jawaban:
BEP unit = FC/(P-VCU)
= Rp. 5.000.000 / (Rp. 15.000 – Rp. 13.000)
= Rp. 5.000.000 / Rp. 2.000
= 2.500 porsi
Jadi, usaha mereka berdua harus bisa membuat 2.500 porsi seblak agar bisa mencapai BEP atau
titik impasnya.
Rumus Titik Pokok (BEP) Dalam Satuan
Unit Rupiah
Nilai Break Even Point dalam satuan unit produk dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
berikut :

BEP =

Keterangan :
BEP = Titik Impas / Break even point (satuan unit produk)
FC = Fixed Cost (biaya tetap)
VCU = Variable Cost per Unit (biaya variabel per unit)
P = Harga Jual per Unit Produk
Contoh Soal BEP (satuan unit rupiah)
Bu Karin memiliki usaha baru yaitu usaha pembuatan handuk dengan Fixed Cost sebesar
Rp2.000.000,-. Variable Cost untuk per handuk sebesar Rp.30.000,-/unit, dengan harga jual
Rp.50.000,-/unit. Berapa nilai BEP rupiahnya?
Jawaban:
BEP Rupiah = FC / (1 – (VCU/P))
= Rp.2.000.000 / (1 – (Rp. 30.000/Rp. 50.000)
= Rp.2.000.000 / 0,4
= Rp.5.000.000,-
Jadi, Bu Karin dapat mencapai BEP jika angka penjualan handuk sudah mencapai Rp.
5.000.000,-.
SOAL
Sebuah usaha percetakan milik Pak Saman yang bergerak dalam bidang jasa penyedia fotocopy
memiliki biaya yang dikeluarkan terdiri atas biaya sewa lokasi, biaya renovasi tempat, dan lain
sebagainya adalah sebesar Rp. 10.000.000,- . Harga jual per unit hasil fotocopy sebesar Rp. 150,-
, sedangkan biaya variable per unit kertas, toner/tinta, listrik, dll totalnya adalah Rp. 100,- .
Berapakah BEP dalam satuan Unit dan BEP dalam satuan Rupiah ?
TERIMA KASIH 
PENGUMPULAN TUGAS :
https://drive.google.com/drive/folders/1-5JbSZEF60s0IQYLz
FIhQCFc4lIvvAIF

FORMAT : no absen_nim lengkap_nama (huruf capital)


CONTOH : 25_201710340311187_REZA RANG CHANIAGO

Anda mungkin juga menyukai