menemukan satu titik (dalam unit dan rupiah) yang menunjukkan biaya
sama dengan pendapatan. Titik itu disebut sebagai titik break even
(BEP-Break Even Point). Dengan mengetahui BEP analis dapat
mengetahui pada volume penjualan berapa perusahaan mencapai titik
impasnya, yaitu tidak rugi tapi juga tidak untung, sehingga apabila
penjualan melebihi titik itu, maka perusahaan mulai mendapatkan
untung.
Dalam melakukan analisis BE diperlukan estimasi mengenai biaya
tetap, biaya variabel, dan pendapatan. Biaya tetap (Fixed Cost)
adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan besar yang tetap,
tidak bergantung pada volume penjualan, sekalipun perusahaan tidak
melakukan penjualan. Misalnya biaya depresiasi, pajak bumi dan
bangunan, bunga kredit, dan gaji pimpinan. Biaya variabel (Variable
Cost) adalah biaya yang besarnya bervariasi sesuai dengan jumlah
unit yang dijual. Komponen utama biaya variabel adalah biaya tenaga
kerja langsung dan material.
Namun, biaya lain (seperti gas,
listrik, atau air) yang pemakaiannya dipengaruhi oleh volume
produksi juga merupakan komponen biaya variabel. Pendapatan
(Revenue) merupakan elemen lain dari analisis BE, yang diasumsikan
berbentuk linier, besarnya bertambah sesuai dengan pertambahan
volume penjualan.
Gambar 1 menunjukkan model dasar analisis BE, di mana garis
pendapatan berpotongan dengan garis biaya pada titik BE (BEP).
Sebelah kiri BEP menunjukkan daerah kerugian, sedangkan sebelah
kanan BEP menunjukkan daerah keuntungan. Model ini memiliki asumsi
dasar bahwa biaya per unit ataupun harga jual per unit dianggap
tetap/konstan, tidak bergantung pada jumlah
unit yang terjual.
Meskipun pada kenyataannya, biaya tetap dan biaya variabel per unit
tidak selamanya konstan. Misalnya dengan semakin bertambahnya volume
produksi, maka perusahaan harus menambah mesin dan ruangan, sehingga
jumlah biaya tetap bertambah. Atau dengan semakin banyaknya jumlah
karyawan terampil yang direkrut dibandingkan dengan karyawan yang
kurang terampil akan mengakibatkan rata-rata upah menjadi lebih
besar, sehingga biaya variabel per unit berubah.
Model dasar analisis BE adalah sebagai berikut:
Rupiah
Garis pendapatan total
laba
BEP
Biaya variabel
Rugi
Biaya tetap
)
(
)(
Contoh :
PT Mundur Tak Gentar mempunyai biaya tetap sebesar Rp1.000.000,00
pada periode ini.
Biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp1.500,00
per unit, dan biaya material sebesar Rp500,00 per unit. Harga jual
produk Rp4.000,00 per unit.
Pertanyaan :
a. Tentukan Titik impas (BEP)
b. Apabila keuntungan ditargetkan sebesar Rp560.000,00, berapa unit
produk yang harus terjual?
c. Apabila dari hasil keuntungan dikenakan pajak sebesar 30%, berapa
unit
yang
harus terjual
agar keuntungan
tetap
sebesar
Rp560.000,00
Jawab :
a. Biaya variabel per unit V = 1.500 + 500 = 2.000
(
( )
unit
b.
c.
Sasaran analisis BE untuk mengetahui pada tingkat volume berapa
perusahaan mencapai titik impas dari kegiatan usahanya. Dalam hal
lain, analisis ini dapat dipakai untuk membantu pemilihan jenis
produk atau proses dengan mengidentifikasi produk atau proses yang
mempunyai biaya total terendah untuk suatu volume yang diharapkan.
Dalam pemilihan lokasi, analisis ini dapat dipakai untuk menentukan
lokasi yang memiliki biaya total terendah, yang berarti juga
memiliki pendapatan total tertinggi untuk kapasitas produksi yang
ditentukan.
Seperti telah disebutkan, biaya variabel per unit dan pendapatan per
unit dapat berubah dengan berubahnya kapasitas produksi atau volume
Pendapatan
D
Biaya
B
A
Volume/tahun
Gambar 2. Model Break Even untuk Fasilitas yang Berbeda
dilakukan bukan untuk per jenis produk, melainkan untuk semua produk
yang dibuat/dijual perusahaan secara keseluruhan.
Rumus BEP untuk produk tunggal tidak dapat langsung digunakan untuk
multiproduk karena biaya variabel dan harga jual setiap jenis produk
berbeda. Oleh karena itu, rumus tersebut harus dimodifikasi dengan
mempertimbangkan kontribusi penjualan dari setiap produk.
Rumus BEP multiproduk :
(
*(
Keterangan:
F = biaya tetap per periode
Vi = biaya variabel per unit
Pi = harga jual per unit
Wi = persentase penjualan produk i terhadap total rupiah penjualan
*(
)
+ = kontribusi tertimbang
Di samping rumus di atas, dapat juga dipergunakan rumus sbb:
(
Keterangan:
TVC = biaya variabel total
TR = pendapatan total
Contoh 2 :
Perusahaan industri makanan ringan memproduksi 6 varians produk yang
masing-masing memiliki data harga jual, biaya variabel dan estimasi
penjualan sebagai berikut:
Jenis
produk
A
B
C
D
E
F
Apabila
BEPnya.
Biaya Variabel
(Rp/unit)
7.000
4.600
4.000
4.500
2.900
2.600
biaya
tetap
per
Harga jual
(Rp/unit)
11.000
7.500
6.000
7.500
5.000
4.000
bulan
sebesar
Estimasi penjualan
(unit/tahun)
4.200
7.000
8.000
4.800
6.000
3.000
Rp5.000.000,00,
tentukan
Biaya
variabel
(ribu
Rp/unit)
Harga jual
(ribu Rp)
Estimasi
penjualan
(unit/th)
Estimasi
penjualan
(ribu
Rp/th)
Proporsi
thd
penjualan
total
Kontribusi
tertimbang
(1)
A
V
(2)
7,00
P
(3)
11,0
V/P
(4)
0,64
1-V/P
(5)
0,36
(6)
4.200
(7)
46.200
W
(8)
0,206
(1-V/P).W
(9)
0,075
4,60
7,50
0,61
0,39
7.000
52.500
0,234
0,090
4,00
6,00
0,67
0,33
8.000
48.000
0,214
0,071
4,50
7,50
0,60
0,40
4.800
36.000
0,160
0,064
2,90
5,00
0,58
0,42
6.000
30.000
0,134
0,056
2,60
4,00
0,65
0,35
3.000
12.000
0,052
0,019
jumlah
224.700
0,375
Rp160.000.000,00