Anda di halaman 1dari 18

PONDASI DANGKAL DENGAN TEKNOLOGI DINDING

PENAHAN (RETAINING WALL)

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas individu matakuliah
Teknologi Konstruksi Bangunan
yang dibina oleh Dr. H. Ahmad Dardiri, M.Pd.

Oleh
Prabu Sakti Wardana
170521626109

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
SI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
MARET 2019
DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN ..............................................................................................
.............................................................................................................................
1.1 Latar Belakang Permasalahan .............................................................
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................
1.3 Tujuan ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................


2.1 Pengertian Pondasi Dangkal dengan Teknologi Dinding Penahan ....
2.2 Macam – macam Dinding Penahan ....................................................
2.3 Proses Pelaksanaan Pemasangan Dinding ...........................................

BAB III PENUTUP ...........................................................................................


3.1 Simpulan ..............................................................................................

DAFTAR RUJUKAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Pondasi merupakan suatu komponen struktur yang sangat penting karena


semua beban yang timbul akan diterima oleh pondasi. Kestabilan berdirinya suatu
bangunan ditentukan atau tergantung pada kekuatan konstruksi pondasinya.
Sebuah bangunan tidak dapat begitu saja didirikan langsung diatas tanah, untuk
itu diperlukan adanya struktur bangunan bawah yang disebut pondasi, jadi
pondasi adalah bangunan sub struktur dibawah tanah yang berfungsi sebagai
pendukung seluruh berat dari bangunan dan meneruskan beban yang didukung
ke tanah dibawahnya sekaligus menstabilkan beban.

Tanah dikatakan stabil apabila tanah tersebut tidak mengalami perubahan


dalam musim kemarau maupun musim penghujan. Maksud tidak mengalami
perubahan ini adalah tidak terjadinya gerakan-gerakan tanah ke atas, ke bawah
dan ke samping. Tanah dikatakan labil atau tidak stabil, bila terjadi perubahan
yang sangat besar atau mencolok antara musim panas dan musim penghujan.

Pondasi dalam merupakan struktur bawah suatu konstruksi yang berfungsi


untuk meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah keras yang berada jauh
dari permukaan tanah. Suatu pondasi dapat dikategorikan sebagai pondasi
dalam apabila perbandingan antara kedalaman dengan lebar pondasi lebih dari
sepuluh (Df/B >10). Material pondasi dalam bisa dari kayu, baja, beton
bertulang, dan beton pratekan.

Dari permasalahan diatas maka dapat digunaan cara Memasang Dinding


Penahan pada daerah yang mengalami tanah yang tidak stabil atau daerah dengan
tanah lembek atau rawa seperti pada pinggiran aliran sungai atau daerah dengan air
yang lebih banyak atau daerah rawa.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai


berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Dinding Penahan ?


2. Bagaimana teknologi pada pemasangan dinding penahan ?
3. Mengapa harus menggunakan dinding penahan ?

1.3 Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui pemahaman tentang dinding penahan.


2. Agar dapat mengetahui seperti apa pemasangan pada dinding penahan .
3. Karena pada kondisi tanah yang tidak stabil ada beberapa cara sementara
dan macam-macam dinding penahannya dalam penerapan dinding
penahannya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dinding Penahan ( Rentaining wall)

Konstruksi dinding penahan merupakan salah satu jenis konstruksi sipil


yang berfungsi untuk menahan gaya tekanan aktif lateral suatu tanah maupun air.
Oleh karena itu suatu konstruksi dinding penahan haruslah direncanakan dan
dirancang agar aman terhadap gaya-gaya yang berpotensi menyebabkan kegagalan
struktur. Pada prinsipnya dinding penahan menerima gaya-gaya berupa momen
guling, gaya berat sendiri, gaya lateral tanah/air aktif -pasif, gaya gelincir/sliding
dan gaya angkat (uplift). Dengan demikian kestabilan suatu konstruksi dinding
penahan harus dirancang agar dapat menahan gaya-gaya tersebut.

Dinding penahan dalam praktik konstruksi sipil memiliki banyak jenis


tergantung dari aplikasi dan kasus yang akan digunakan baik untuk menahan
tekanan tanah pada tebing/slope, timbunan/embankment, konstruksi sub structure
/basement, kolam tampungan retensi/pond, konstruksi pembendung air, penahan
transpor sedimen pada sungai dsb. Pada dasarnya dinding penahan memiliki
beberapa fungsi antara lain: Menahan tekanan lateral tanah aktif (Active Lateral
Force Soil) yang dapat berpotensi menyebabkan terjadinya keruntuhan lateral tanah
misalnya longsor/landslide. Menahan tekanan lateral air (Lateral Force Water) yang
dapat berpotensi menyebabkan terjadinya keruntuhan lateral akibat tekanan air
yang besar. Mencegah terjadinya proses perembesan air/seepage secara lateral
yang diakibatkan oleh kondisi elevasi muka air tanah yang cukup tinggi. Dalam hal
ini juga berfungsi dalam proses dewatering yaitu dengan memotong aliran air (Flow
net) pada tanah (Cut Off).
Gambar 1. Sifat pada tekanan dinding penahan

Gambar 2. Jenis-jenis dinding penahan

2.2 Macam- macam Dinding Penahan

Dinding Penahan Tanah Massa (Gravity Retaining Wall), jenis dinding


penahan tanah ini banyak digunakan untuk menahan tekanan tanah lateral pada
timbunan tanah maupun pada tebing-tebing yang landai sampai terjal. Prinsip kerja
dari dinding penahan ini cukup unik yaitu mengandalkan bobot massa dari badan
konstruksinya dengan demikian kestabilan dari struktur dapat lebih stabil
dikarenakan bobotnya yang berat dalam menahan tekanan tanah lateral. Material
penyusun yang digunakan pada jenis konstruksi ini biasanya berupa material
pasangan batu ataupun beton bertulang (Reinforced Concrete).
Gambar 3. Dinding penahan tanah massa

Dinding penahan Tanah Tipe Jepit (Cantilever Retaining Wall), Jenis


konstruksi dinding penahan tanah tipe ini umumnya digunakan untuk menahan
tekanan tanah pada timbunan maupun pada tebing. Prinsip kerja dari jenis dinding
penahan jenis ini yaitu dengan mengandalkan daya jepit/fixed pada dasar tubuh
strukturnya. Oleh karena itu ciri khas dari dinding penahan jenis kantilever yaitu
berupa model telapak/spread memanjang pada dasar strukturnya yang bersifat jepit
untuk menjaga kestabilan dari struktur penahan. Umumnya konstruksi dinding
penahan tipe jepit dibuat dari pasangan batu maupun dengan konstruksi beton
bertulang.

Gambar 4. Dinding penahan tanah tipe jepit


Dinding Penahan Tipe Turap (Sheet Pile), jenis konstruksi dinding penahan
tipe turap merupakan jenis konstruksi yang banyak digunakan untuk menahan
tekanan tanah aktif lateral tanah pada timbunan maupun untuk membendung air
(coverdam). Jenis konstruksi tipe turap/sheet pile umumnya terbuat dari material
beton pra tegang (Prestrees Concrete) baik berbentuk corrugate-flat maupun dari
material baja. Konstruksi dinding penahan tipe sheet pile berbentuk ramping
dengan mengandalkan tahanan jepit pada kedalaman tancapnya dan dapat pula
dikombinasikan dengan sistem angkur/Anchord yang disesuaikan dengan hasil
perancangan. Dalam pelaksanaannya kedalaman tancap sheet pile dapat mencapai
elevasi sampai tanah keras.

Gambar 5. Dinding penahan tanah tipe turap


2.3 Proses Pelaksanaan Pemasangan Dinding

Turap dari beton yang dicor ditempat, sehingga merupakan tembok di bawah
tanah, adalah suatu cara di mana dinding turap dibuat dari tiang beton yang dicor di
tempat.

Untuk membangun tembok di bawah tanah, ada dua macam cara, yang pertama
adalah dengan membuat tembok menerus, dan yang kedua adalah dengan membuat
dinding dari deretan kolom di bawah tanah. Pada tiang beton yang dicor ditempat,
sehingga merupakan tembok di bawah tanah, turap ini tidak dapat usah dibongkar
setelah pekerjaan selesai, dan dimanfaatkan sebagai bagian dari konstruksi itu
sendiri.

Gambar 6. Pemasangan Dinding penahan dari turap


Dinding Penahan Tanah Type Grafitas

Gambar 7. Dinding penahan type grafitas

Apabila dinding penahan tanah tidak dihitung untuk menahan air maka wajib
dipasang subdrain (pipa PVC Ø 2,5 Inc) agar tidak terjadi gaya horizontal yang
diakibatkan oleh tekanan air. Untuk pemasangan pipa subdrainnya lihat skema
pemasangan pipa dibagian No 5.

A. Metoda Pelaksanaan Diafragma Wall

1. Persiapan

Persiapan diperlukan agar pada pelaksanaan utama diafragma wall dapat


berjalan dengan baik dan lancar sehingga waktu penyelesaian pekerjaan dapat
sesuai jadwal dengan kualitas yang baik.Beberapa hal berikut adalah yang
menyangkut kegiatan persiapan :
1. Melakukan marking area yang akan dikerjakan diafragma wall.

Gambar 8. Marking posisi diafragma wall by surveyor

2. Membuat guide line, yaitu menggali pada area marking dengan kedalaman
sekitar 100 cm dan memberikan perkuatan dengan beton mutu rendah ( K125)
dengan tebal 20 – 30 cm. Guide line ini diperlukan agar alat penggali (yaitu mesin
grab ) dapat mudah mengikuti alur galian yang ditentukan seperti pada gambar
di bawah ini.

Gambar 9. Pembuatan guide wall 2 sisi untuk panduan galian diafragma


wall
3. Menentukan tempat pembuatan tulangan besi (reinforcement steel) jika
diafragma wall dilakukan metoda cor in situ, atau menentukan tempat perletakan
untuk pemakaian precast sistem.

Gambar 10. Pabrikasi tulang besi diafragma wall di lapangan

4. Menentukan kolam tempat pencampuran antara air dan bentonite. Campuran ini
akan dialirkan pada galian diafragma wall untuk menghindari terjadinya keruntuhan
galian.

Gambar 11. Kolam untuk pencampuran air dan bentonite


5.Karena pekerjaan diaframa wall ini biasanya diikuti dengan pondasi yang
memakai bor pile maka harus ditentukan juga urutan kerja antara pekerjaan
diafragma wall dan bor pile agar selalu simultan atau berurutan.

6. Peralatan terkait harus sudah tersedia dilapangan. Alat tersebut seperti : Mobil
Crane minimal 2 buah ( 1 untuk penggalian diafragma wall dan 1 untuk bor pile ),
Mesin Grab, Mesin Bor , Casing bor pile, pompa air untuk sirkulasi campuran
bentonite , ultra sonic sonding dan peralatan lain yang terkait pekerjaan tulangan
besi (reinforcement steel ).

Gambar 12. Alat crane untuk mengangkat mesin grab


B. Pelaksanaan.
Seperti halnya pekerjaan dinding penahan pada umumnya maka pekerjaan pertama
adalah melakukan penggalian.

1. Penggalian dengan menggunakan mesin grab.


Lebar galian adalah setebal dinding diafragma antara 30 – 50 cm sedangkan
panjang galian adalah sekitar 5 meter. Kedalaman galian disesuaikan dengan
kebutuhan kedalaman basement. Misalnya untuk 2 basement maka kedalaman
minimal adalah 10 meter. Bersamaan dengan melakukan penggalian ini harus juga
dialirkan campuran air + bentonite secara continue, agar tidak terjadi keruntuhan.
Sebelum rangkaian tulangan besi (reinforcement steel cage ) dimasukkan ( untuk
cor in situ ) atau panel precast masuk, harus dicek dulu dengan ultrasonic sonding
untuk diketahui adanya keruntuhan atau tidak.
Sistem penggalian dilakukan secara selang-seling. (misalnya galian diberi
nomor 1, 2, 3 dst maka penggalian pertama adalah nomor 1, penggalian kedua
adalah nomor 3 dst ). Hal ini dilakukan untuk meminimalkan terjadinya keruntuhan
pada dinding galian.

Gambar 13. Pekerjaan galian diafragma wall dengan alat grab

2. Pekerjaan rangkaian pembesian( reinforcement steel cage )


Pekerjaan rangkaian pembesian ini harus disiapkan secara simultan dengan
penggalian, sehingga saat galian sudah siap maka rangkaian pembesian juga sudah
siap. ( Karena galian hanya boleh dibiarkan maximal 2 x 24 ). Model rangkaian
tulangan adalah double reinforced ( tulangan rangkap ) yang berfungsi menahan
gaya geser dan momen lentur pada diafragma wall.
Rangkaian pembesian ini pada sisi-sisi tebalnya diberi end plate yang
berfungsi untuk penyambungan antar diafragma wall. Setelah pengecekan
kedalaman galian dengan ultra sonic atau dengan meteran dilakukan dan
menunjukan tidak ada keruntuhan pada dinding galian maka melangkah pada tahap
berikutnya.
Gambar 14. Pengecekan kedalaman galian diafragma wall dengan
meteran
3. Pekerjaan memasukkan rangkaian tulangan besi (reinforcement steel cage).
Rangkaian tulangan besi (reinforcement) pada sisi yang nantinya menjadi dinding
dalam basement dipasang juga terpal supaya tampilan diafragma wallnya bisa
bagus/rata

Gambar 15.Pek penurunan/lowering steel cage ke dalam galian


diafragma wall
4. Pekerjaan pengecoran in situ.
Melakukan pengecoran dengan metode tremi sampai selesai. Metode pengecoran
dengan menggunakan pipa tremi ini agar beton segar tidak bercampur dengan
tanah.

Gambar 16. Pekerjaan pengecoran dinding diafragma wall


BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan isi uarian diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Dalam pemesangan Dinding penahan pertama-tama iyalah mengetahu jenis


tanah tersebut dan mengenali macam-macam dinding penahan berserta jenis-
jenis dan sifat-sifat dinding penahan tersebut.

2. Pengaruh Dinding Penahan sangat berpengaruh pada pembuatan pondasi,


walaupun dinding penahan dibuat secara permanen atau secara sementara
tetapi memiliki hitungan tersendiri pada tiap-tiap jenis dinding penahannya.

3. Dengan itu kita dapat mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan kita dan
seperti apa gambar dan pembuatan mau pun metode pelaksanaan pemasangan
atau pun pembuatan dinding penahan tanah.
DAFTAR RUJUKAN

Budi Setyo G, M, Sc., Ph.D. 2011. Pondasi Dangkal , Andi Yogyakarta,


Yogyakarta.
Tanpa Nama. 2017. Metode pelaksanaan dinding penahan tanah. (online),(
http://duniatekniksipil76.blogspot.com/2017/01/metode-pelaksanaan-
konstruksi-diafragma.html) diakses pada 1 maret 2019

Tanpa Nama. 2012. Penerapan turap sebagai dinding penahan. (online),(


http://autoshare88.blogspot.com/2012/02/penerapan-turap-sebagai-dinding-
penahan.html) diakses pada 1 maret 2019

Tanpa Nama. 2011. Dinding penahan retaining wall. (online),(


http://jamesthoengsal.blogspot.com/p/dindingpenahan-retaining-wall-
kamis.html) diakses pada 1 maret 2019

Tanpa Nama. 2016. Penerapan turap dan perencanaan . (online),( http://civil-


idea.blogspot.com/2011/12/penerapan-turap-dan-perancanaan.html) diakses
pada 1 maret 2019

Anda mungkin juga menyukai